Saham Blue Chip


« Back to Glossary Index

Mengenal Istilah Blue Chip

Istilah Blue Chip bermula dari sebuah keping koin atau chip dalam permainan poker. Chip tersebut berwarna biru dengan nilai tertinggi, dibandingkan dengan warna merah dan putih.

Hingga kemudian Oliver Gingold memperkenalkan istilah Blue Chip kepada dunia luas. Namun di waktu yang sama, Gingold juga melihat tren harga saham yang tinggi di kisaran USD 200 – USD 250 berhasil menarik minat investor.

Setelah kembali ke kantor, Gingold meminta temannya untuk menuliskan istilah Blue Chip Stocks alias saham kepingan biru. Sejak itu, istilah Blue Chip terus menggaung dan digunakan oleh para investor saham untuk menyebutkan saham-saham unggulan di pasar modal.

.

Definisi Saham Blue Chip di Pasar Modal

Berdasarkan New York Stock Exchange, saham Blue Chip didefinisikan sebagai saham dari perusahaan besar dengan reputasi nasional yang baik. Bahkan dari sisi kualitas dan kehandalan, perusahaan mampu bertahan di tengah gejolak ekonomi yang buruk. Secara mayoritas, perusahaan juga memiliki catatan kinerja yang stabil.

Tidak hanya itu, saham Blue Chip juga bisa diartikan sebagai saham papan atas dari sebuah perusahaan  yang bergerak di bidang industri. Hal ini membuat perusahaan memiliki kapitalisasi pasar yang besar, bahkan ramai diperdagangkan pasar.

Dari definisi tersebut, tidak heran bila kemudian perusahaan besar di industri disebut sebagai saham Blue Chip. Kelebihan, saham Blue Chip ini sangat mudah diperjualbelikan di pasar lantaran sudah diterima secara luas dan banyak yang sudah familiar. Secara karakteristik saham Blue Chip merupakan jenis saham yang paling aman. Banyak direkomendasikan sebagai investasi jangka panjang (long term investment).

.

Kriteria Saham Perusahaan Blue Chip

Untuk bisa dikatakan sebagai saham Blue Chip, maka perusahaan setidaknya harus memenuhi beberapa kriteria berikut:

  • Pertama, market leader di sektornya. Ciri paling dominan dari saham Blue Chip ini ialah perusahaan besar yang merupakan pemain lama di sektornya. Sepak terjang bisnis di sektornya sudah tidak diragukan lagi, bahkan perusahaan dapat berkembang dengan pesat. Di lain sisi, perusahaan juga memiliki produk yang telah dikenal luas baik dilingkup nasional maupun internasional.
  • Kedua, nilai kapitalisasi pasar yang besar. Ciri khas lainnya, mayoritas saham Blue Chip hampir seluruhnya memiliki nilai kapitalisasi pasar dengan jumlah yang fantastis, di mana nilai nya dapat lebih dari Rp10 triliun. Dengan, kapitalisasi pasar yang besar tersebut membuat investor kesulitasn dalam memanipulasi harganya.

Berdasarkan penggolongan :

    • Kapitalisasi senilai lebih dari Rp10 triliun, disebut saham Blue Chip atau first liner.
    • Kapitalisasi medium di kisaran Rp500 miliar – Rp10 triliun, disebut saham lapis dua atau second liner.
    • Kapitalisasi di bawah Rp500 miliar, disebut saham lapis tiga atau third liner.
  • Ketiga, kinerja perusahaan solid dan cenderung naik. Tanda paling umum yang mudah dikenali dari saham Blue Chip ini adalah kinerja perusahaan yang solid. Seperti halnya laba perusahaan yang konsisten tumbuh dan kinerja yang cenderung naik. Dengan kinerjanya tersebut, perusahaan juga mampu bertahan di tengah gejolak ekonomi.
  • Keempat, dividen dibagikan secara konsisten. Ciri khas lain yang juga dominan dari saham Blue Chip ialah perusahaan konsistem dalam membagikan dividen. Tidak pernah absen dalam membagi dividen membuat saham perusahaan Blue Chip banyak direkomendasikan untuk menjadi portfolio investasi para pelaku pasar. Pemberian dividen merupakan wujud apresiasi terhadap para pemegang saham dan ini biasanya dilakukan konsisten setiap tahun oleh perusahaan Blue Chip.
  • Kelima, harga saham cenderung mahal alias premium. Hampir seluruh saham Blue Chip harganya mahal. Selain itu harga saham Blue Chip cenderung stabil dan juga tidak berfluktuasi secara tajam, karena dukungan kinerjanya yang baik.

 .

Contoh Saham Blue Chip

Berikut ini adalah beberapa saham Blue Chip yang dikenal rutin membagikan dividen :

  1. PT Astra International Tbk (ASII)
  2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
  3. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
  4. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
  5. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
  6. PT United Tractors Tbk (UNTR)
  7. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
  8. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
  9. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)
  10. PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS)
« Back to Glossary Index
1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel