Isu Praktik Dumping

Isu Praktik Dumping Menerpa Emiten Besi dan Baja, Bagaimana Pengaruhnya Pada BTON ?


Terakhir diperbarui Pada 21 February 2019 at 12:19 pm

Isu praktik dumping belakangan ini banyak menerpa emiten yang bergerak di bidang pembuatan baja dan besi, termasuk BTON. Meskipun isu ini cukup memberikan dampak buruk bagi pergerakan saham beberapa emiten lainnya seperti KRAS, GDST, dan BAJA, namun justru berbanding terbalik dengan harga saham BTON yang saat ini menguat diangka 250 – 260an. So pertanyaan nya, bagaimana pengaruh isu praktik dumping ini pada BTON ?

 

Company Profile BTON

                Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut, seperti biasa Penulis ingin mengajak Anda untuk mengenal tentang BTON. PT Betonjaya Manunggal Tbk (BTON) berdiri pada tanggal 27 Februari 1995 dan beroperasi komersial pada Mei 1996. Lokasi kantor pusat dan pabrik induk terletak di Jalan Raya Krikilan No. 434 Km. 28, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik – Jawa Timur.

BTON bergerak dibidang industri besi dan baja serta metal lainnya. Sebagai produsen besi beton di Indonesia, BTON mampu memproduksi besi beton polos berukuran 6mm – 12mm dengan total kapasitas terpasang 30.000 ton beton per tahun. Hasil produksi BTON banyak diaplikasikan untuk konstruksi bangunan, baik gedung bertingkat maupun rumah-rumah sederhana.

Sistem pemasaran BTON ini lebih pada jaringan distributor dan pelayanan langsung kepada pelanggan potensial di dalam negeri. Sampai saat ini, BTON masih memfokuskan target pada segmen pasar domestik terutama di Jawa Timur yang memberi kontribusi utama sebesar 70% penjualan. Kontribusi kedua BTON di Jakarta yang hanya sebesar 15%, sedangkan sisanya tersebar di Jawa Barat, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.

Produk BTON ini sudah diakui kualitasnya pada tingkat nasional dengan memperoleh penghargaan dibidang industri seperti penghargaan dan sertifikasi (SPPT SNI dan Business Indonesia Award 2009). Adapun penghargaan yang telah diterima BTON pada tahun 2015 dan 2016 diantaranya :

  • Piagam Piagam penghargaan atas prestasi dalam melaksanakan Program K3 tanpa kecelakaan kerja.
  • Pembaharuan sertifikat ISO 9001:2008 sampai dengan 1 April 2018.
  • Piagam penghargaan telah menerapkan Sistem Manajemen K3 sampai dengan tahun 2018.
  • Penghargaan Kecelakaan Nihil tertanggal 16 Mei 2016 dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

 

Pada 29 Juni 2001 BTON mendapatkan Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan penawaran umum perdana pada 65.000.000 saham BTON kepada masyarakat. Kemudian, terhitung pada 18 Juli 2001 saham hasil penawaran umum dan saham pendiri sejumlah 180.000.000 saham sudah dicatatkan pada BEI, sehingga BTON resmi melantai di BEI. Pada tahun 2016, BTON melakukan stock split 1 : 4, sehingga saat ini jumlah saham beredar BTON mencapai 720.000.000 lembar saham beredar. Adapun kepemilikan saham BTON terbesar saat ini dimiliki oleh Gwie Gunawan yang juga berperan sebagai pemegang saham utama dan pengendali sebanyak 79.87%, seperti pada screenshot berikut :

 

Source : Website BTON

 

Pengertian Dumping

Terkait dengan isu praktik dumping yang saat ini menghampiri emiten besi beton di Indonesia, mungkin belum semua khalayak tahu apa itu praktik dumping. Berikut ini Penulis coba berikan pengertiannya secara sederhana.

Dumping merupakan politik dagang yang menetapkan harga jual di luar negeri lebih rendah dari harga normal. Tujuan diberlakukannya dumping ini adalah untuk meningkatkan pangsa pasar di luar negeri dengan mematikan persaingan, atau sederhananya untuk menguasai pasar tujuan ekspor. Dumping ini dilakukan dengan cara menjual barang ekspornya lebih murah dibandingkan dengan harga barang yang sama dan dijual dalam negeri. Dampak dari adanya isu praktik dumping ini membuat beberapa emiten di industri terganggu, terlebih bagi emiten yang lebih dari 70% bahan bakunya masih impor.

Berkaitan dengan isu praktik dumping tersebut, saat ini China sudah mulai mengadakan penyelidikan anti-dumping terhadap sejumlah barang impor yang masuk ke Asia Tenggara termasuk salah satunya Indonesia.

Untuk menghadapi aksi dumping tersebut, butuh penanganan langsung dari pemerintah dalam hal mengantisipasi kenaikan bea impor baja dan aluminium. Pemerintah juga perlu menetapkan tarif pajak bagi barang-barang yang masuk ke Indonesia agar tidak menganggu kinerja emiten-emiten baja di Indonesia.

Adapun kasus dumping ini sebelumnya juga pernah terjadi di tahun 2017 terkait dumping impor kertas Australia. Saat itu Indonesia menggugat Australia perkara bea masuk anti dumping kertas. Bea masuk anti dumping yang dikenakan pada tiga eksportir / produsen Indonesia terhitung mulai 20 April 2017 yang masing-masing sebesar 12.6%, 35.4% dan 38.6%, berlaku selama lima tahun ke depan.

Saat itu Australia menuduh Indonesia atas tindakan dumping dan subsidi produk kertas fotocopy ukuran A4, termasuk pengenaan bea masuk anti dumping pada tiga perusahaan asal Indonesia. Hal ini berdampak pada Pemerintah Australia secara resmi mempublikasikan laporan hasil penyelidikan tindakan dumping dan subsidi produk kertas pada 19 April 2017.

 

Apakah Isu Praktik Dumping Mempengaruhi Kinerja BTON ?

Kembali ke pertanyaan awal, apakah kinerja BTON terpengaruh dengan isu praktik dumping ini ? Banyak pelaku pasar mengkhawatirkan bahwa issue dumping ini akan mempengaruhi kinerja BTON ke depannya. Namun kita coba lihat lagi faktanya. Faktanya pertama, hingga saat ini 100% penjualan BTON ditujukan pada pasar domestik.

 

Penjualan BTON berdasarkan geografis, bisa dilihat pada gambar berikut :

Informasi Segmentasi Usaha BTON. Source : Laporan Keuangan BTON Kuartal II 2018

                Berdasarkan pada informasi segmen diatas maka kita bisa memperoleh informasi bahwa Operasional BTON ini terpusat hanya di dalam negeri saja, dan hanya berpusat di Gresik – Jawa Timur. Adapun kota lain yang menjadi segmentasi pasar BTON adalah Jawa Barat, sedangkan untuk diluar pulau Jawa terdapat di Kalimantan Tengah dan Riau.

Dengan beroperasinya BTON yang hanya didalam negeri saja, maka sebenarnya BTON ini relatif tidak terkena dampak dari isu praktik dumping yang menerpa emiten pembuatan besi dan baja lainnya yang melakukan impor produknya keluar negeri. Dengan kata lain, BTON juga relatif tidak terdampak dengan isu praktik dumping yang dilakukan China.

Untuk barang-barang yang masuk list penyelidikan sendiri adalah seperti baja billet tahan karat atau billet stainless steel. Sedangkan, BTON hingga saat ini hanya memproduksi satu jenis produk yakni besi beton saja.

Storing Process / Proses Penyimpanan. Source : Website BTON

 

Kenaikan Harga Saham BTON : Karena Kinerja Fundamental nya ?

Berkaitan dengan menguatnya harga saham BTON di tahun 2018 ini, apakah naiknya harga saham BTON mutlak karena kinerjanya ?

Bila kita melihat pada pencapaian Pendapatan BTON yang meningkat dari sebesar Rp 38.9 miliar per Kuartal II 2017 menjadi Rp 53.9 miliar per Kuartal II 2018. Artinya Pendapatan BTON  meningkat 38.5%. Demikian halnya dengan profitabilitas BTON yang turut mencatatkan peningkatan Laba Bersih. Sebagai gambarannya, Laba Bersih BTON Rp 2 miliar di Kuartal II 2017 naik menjadi Rp 18.7 miliar per Kuartal II 2018, atau mengalami peningkatan sekitar 9x lipat. Naiknya Laba Bersih BTON sebesar Rp 37 miliar (Annualized) per Kuartal II 2018 ini membuat EPS BTON juga naik menjadi Rp 52 per lembar saham.

Meskipun laba bersih BTON terlihat meningkat signifikan, namun jangan lupakan bahwa sebagian dari laba bersih tersebut masih mengandung unsur keuntungan selisih kurs mata uang asing yang sebesar Rp 7.7 miliar (berbanding rugi kurs Rp 1 miliar di Kuartal II 2017) dan Pendapatan Lain-Lain yang sebesar Rp 2.8 miliar (berbanding rugi lain-lain Rp 157 juta di Kuartal II 2017). Dengan demikian, laba bersih BTON dari aktivitas operasional nya sebenarnya tidaklah sebesar yang tercantum di dalam Laporan Keuangannya.

Dari segi kesehatan keuangan, BTON ini termasuk perusahaan yang konsisten mencatatkan kenaikan Ekuitas disetiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 9.5%. Dan dalam satu tahun terakhir ini BTON mencatatkan Ekuitas sebesar Rp 155 miliar di tahun 2017, naik menjadi Rp 173 miliar per Kuartal II 2018 ini atau naik sebesar 12% secara YoY.

Dengan jumlah Ekuitas yang konsisten naik tersebut, BTON ini termasuk perusahaan yang efisien dalam pengelolaannya karena tidak terlalu mengandalkan Liabilitas nya guna melancarkan operasionalnya. Hal ini terlihat pada Liabilitas BTON yang terlihat dengan jumlah rendah. Dari tahun 2011 hingga Kuartal II 2018 yang berkisar dari Rp 20 miliar – Rp 30 miliar atau dengan rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya sebesar 3.3%. Di sisi lain, BTON juga menjaga pertumbuhan ekuitas nya. Meskipun tidak secepat perusahaan lainnya, namun ekuitas BTON masih mampu bertumbuh sekitar 9.5% per tahun.

Namun, bukan berarti BTON tidak terlepas dari kelemahannya sebagai perusahaan, terlebih sistem pengelolaannya yang masih bersifat family business. Hal pertama yang bisa kita lihat adalah dari jumlah DER BTON yang terbilang rendah senilai 19.26%, artinya BTON dalam operasionalnya hanya mengandalkan modal organik saja. Padahal BTON bisa saja mengambil sedikit hutang untuk bisa lebih meleverage aset nya, untuk mencetak laba bersih yang lebih besar dibandingkan kondisi saat ini.

 

Kesimpulan

Kembali pada pertanyaan diatas, bagaimana sebenarnya kinerja BTON terpengaruh dengan adanya isu praktik dumping tersebut ? Jelas isu praktik dumping yang ada tidak berpengaruh pada kinerja BTON karena BTON hanya berfokus pada pasar domestik dalam negeri saja, serta produksi BTON yang hanya memproduksi besi beton saja.

Sekarang pertanyaannya, bagaimana dengan menguatnya harga saham BTON sepanjang tahun 2018 ini ? Naiknya harga saham BTON ini salah satunya karena laba bersihnya yang terlihat meningkat pesat. Namun bagi Anda yang memegang BTON sebaiknya berhati-hati, karena seperti yang Penulis kemukakan di atas, Laba Bersih BTON sedikit banyak dipengaruhi oleh selisih kurs mata uang asing dan penghasilan lain-lainnya, jadi tidak murni dari operasional perusahaan.

Dan hal lain yang perlu diwaspadai adalah, Market Cap BTON ini masih terbilang sangat kecil, yaitu sebesar Rp 187 miliar. Artinya dengan big money yang masuk bisa saja langsung mengangkat harga sahamnya, padahal belum sesuai dengan fundamental perusahaan.

 

###

 

Info:

  • Monthly Investing Plan November 2018 sudah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Cheat Sheet LK Q3 2018 sudah terbit, Anda dapat memperolehnya di sini.
  • E-Book Quarter Outlook LK Q3 2018 akan segera terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Jadwal Workshop :
    • Workshop Value Investing (Jakarta, 17 November 2018) dapat dilihat di sini.
    • Workshop Value Investing (Jogja, 24 November 2018) dapat dilihat di sini.
    • Workshop Value Investing (Bandung, 8 Desember 2018) dapat dilihat di sini.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

2 Comments

  • Anggini
    9 November 2018 at 10:06 AM

    pembahasan bagus pak, bisa jadi rugi ya kalau mereka kena dumping itu?

  • Fardana
    18 February 2019 at 12:00 PM

    jadi saham BTON tidak terlalu recommend untuk dibeli ya? karena peningkatan laba bersihnya tidak pure dari operasionalnya. oke

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel