Startup Unicorn akan IPO

Startup Unicorn akan IPO, Benar Gak Sih Rumornya ?


Terakhir diperbarui Pada 16 January 2023 at 4:24 pm

Pasar Modal Indonesia dalam beberapa waktu ke depan akan kedatangan sejumlah perusahaan startup unicorn yang kini tengah bersiap masuk melalui penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO). Rumor startup unicorn akan IPO ini pun menyedot perhatian banyak pelaku pasar, tak terkecuali para investor newbie yang menjagokan perusahaan startup unicorn tersebut. Menariknya, dalam melancarkan aksi IPO startup unicorn ini, BEI pun mengambil beberapa langkah baru seperti pertimbangan hasil benchmarking ke bursa-bursa global. Jadi benarkah rumor starup unicorn yang akan melantai di Bursa ? Dan seperti apa ulasan singkat startup unicorn tersebut ?

 

Rumor Startup Unicorn akan IPO

Rencana perusahaan startup unicorn akan IPO belakangan semakin berhembus kencang, apalagi saat ini BEI sedang melakukan komunikasi secara intensif terhadap perusahaan startup unicorn terkait peluang pendanaan melalui Pasar Modal. Di mana saat ini perusahaan startup unicorn yang digadang-gadang akan IPO, sedang mempersiapkan internal perusahaan dalam memenuhi seluruh persyaratan IPO, beserta dengan perlengkapan dokumen yang akan diajukan ke BEI. Kesiapan starup unicorn tersebutlah, yang akan menentukan waktu kapan mereka akan resmi IPO di BEI.

Di saat yang sama, BEI pun yang mewadahi penggalangan dana perusahaan terbuka di pasar modal juga tak tinggal diam. Pasalnya BEI secara masif mengupayakan langkah baru terhadap kebutuhan pasar dan beberapa alternatif persyaratan pencatatan yang antara lain adalah :

Pertama, BEI telah melakukan pertimbangan hasil benchmarking ke bursa-bursa global. Misalnya dengan melakukan penyesuaian Peraturan I-A yang masih dalam tahap rule making rule. Dengan ini BEI sudah selangkah lebih maju dalam memfasilitasi berbagai karakteristik perusahaan yang akan IPO ke BEI, bahkan tidak berbatas pada perusahaan-perusahaan startup unicorn lainnya di Indonesia.

Kedua, BEI juga telah mengimplementasikan sektoral baru khusus untuk Perusahaan Tercatat melalui indeks barunya, IDX-IC yang diluncurkan pada 25 Januari 2021 lalu. Seperti yang kita tahu, indeks IDX-IC ini cenderung mencerminkan sektoral dari Perusahaan-Perusahaan Tercatat, sehingga investor jadi lebih mudah dalam melakukan perbandingan dan penilaian dengan Perusahaan Tercatat lainnya…

BEI Resmi Meluncurkan Indeks IDX-IC

[Baca lagi : BEI Resmi Meluncurkan Indeks IDX-IC, Bagaimana Penerapan Klasifikasi IDX-IC?]

 

Ketiga, BEI juga sudah melakukan kajian hukum dan berdiskusi dengan otoritas dan stakeholders terkait potensi penerapan Dual Class Shares dengan skema Multiple Voting Shares di Indonesia. Sedikit informasi tambahan mengenai Dual Class Shares, yang berbeda dengan Dual Listing dan juga Special Purpose Acquisition Company (SPAC) yang belakangan banyak disebut media terkait dengan rencana startup unicorn akan IPO.

Berdasarkan pengertian, Dual Listing merupakan praktik di mana perusahaan dapat memperjual-belikan sahamnya tidak hanya di satu bursa, contohnya seperti PT Telkom Indonesia (TLKM) yang sahamnya tercatat di BEI dan juga di New York Stock Exchange. Dan untuk Special Purpose Acquisition Company (SPAC) ialah sebuah perusahaan yang didirikan secara khusus untuk menggalang ana melalui IPO, dengan tujuan melakukan merger/akuisisi/pembelian saham perusahaan terhadap satu atau lebih perusahaan. Setelah merger/akuisisi selesai, maka perusahaan ditarget menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa tempat SPAC tercatat. Saat ini praktik SPAC sendiri sudah umum dilaksanakan di beberapa bursa utama dunia, salah satunya Amerika Serikat.

Sedangkan, Dual Class Shares merupakan struktur permodalan saham kelas ganda yang melibatkan paling sedikit dua klasifikasi saham berbeda. Adapun untuk skema Multiple Voting Shares sendiri adalah suatu jenis saham yang memiliki lebih dari satu hak suara untuk setiap lembar sahamnya. Di mana untuk bursa global, penerapan Dual Class Shares dengan skema Multiple Voting Shares hanya akan dipegang oleh para founder yang bertindak, sekaligus menjadi manajemen perusahaan yang bisa memastikan kelangsungan visi/inovasi perusahaan dalam jangka panjang. Dan belakangan ini skema Multiple Voting Shares ini banyak digunakan oleh perusahaan yang bergerak di sektor teknologi berbasis inovasi. Hal inilah yang juga akan dilakukan oleh BEI dalam memuluskan jalan startup unicorn IPO, sekaligus untuk menarik minat banyak perusahaan di Indonesia termasuk unicorn guna memanfaatkan pendanaan di pasar modal.

 

Definisi Perusahaan Unicorn

Sebelum masuk pada pembahasan berikutnya, ada baiknya jika kita mengenal lebih seksama apa itu perusahaan unicorn ?

Istilah unicorn dalam bahasa inggris, ialah perusahaan rintisan milik swasta yang nilai kapitalisasinya tumbuh lebih dari $ 1 miliar (atau setara Rp 140 triliun). Asal mula istilah unicorn diciptakan pada tahun 2013 oleh Aileen Lee, yang merupakan seorang pemodal usaha asal Amerika Serikat. Unicorn ini sendiri bergerak di banyak bidang bisnis yang bervariasi seperti jasa keuangan, pemasaran, pelayanan, ritel, hingga games. Keberadaannya di era digital seperti sekarang juga tidak bisa lagi dipandang sebelah mata, lantaran posisi unicorn ini telah berhasil mengimbangi kesuksesan perusahaan-perusahaan besar lain yang lebih dulu ada..

 

 

Ikuti Stock Market Mastery (Februari – Maret 2021) dapat dilihat di sini.

 

 

Startup Unicorn yang akan IPO

Jadi perusahaan startup unicorn mana saja yang akan melakukan IPO dalam waktu dekat?

Sampai dengan saat ini startup unicorn di Indonesia yang ramai diberitakan akan IPO di tahun ini hanya ada lima (5) unicorn yakni : PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek), PT Bukalapak.com (Bukalapak), PT Visionet Internasional (OVO), PT Trinusa Travelindo (Traveloka.com), dan PT Tokopedia (Tokopedia). Keberadaan lima unicorn ini pun, sudah mulai dilirik oleh para investor asing. Berikut ulasannya :

  • Pertama, Gojek merupakan perusahaan startup yang resmi berstatus sebagai unicorn pertama di Indonesia dengan valuasi sebesar US$ 1.3 miliar (atau setara Rp 17 triliun). Gojek yang berdiri pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim, dikenal sebagai perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani jasa angkutan transportasi berbasis roda dua maupun roda empat. Gojek juga memiliki layanan pembayaran digital yang bernama Gopay. Seiring perkembangannya, layanan Gojek kini juga tersedia di Thailand, Vietnam, Singapura, dan Filipina.

 

  • Kedua, Bukalapak merupakan salah satu perusahaan e-commerce di Indonesia yang didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid pada tahun 2010. Berawal sebagai toko online memungkinkan para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk merambah ke internet. Bukalapak pun telah berekspansi ke berbagai lini bisnis lain, termasuk membantu meningkatkan penjualan para warung tradisional lewat layanan Mitra Bukalapak. Dan pada tahun 2017, Bukalapak menjadi salah satu perusahaan startup unicorn asal Indonesia. Pertumbuhan bisnis Bukalapak terbilang cepat, per tahun 2019, Bukalapak memiliki > 4.5 juta pedagang online, ±70 juta pengguna aktif bulanan, ±1.9 juta mitra warung, dan rata-rata dua juta transaksi per hari.

 

  • Ketiga, OVO merupakan layanan keuangan digital asal Indonesia yang mempermudah pengguna untuk bertransaksi di merchant yang berdiri sejak tahun 2006 dan dibentuk oleh PT Multipolar Tbk, untuk memenuhi kebutuhan EDC Lippo Bank. OVO menawarkan variasi produk dan servis dari sekadar layanan terkelola IT hingga aplikasi dan hardware untuk kebutuhan IT bisnis. Dalam perkembangannya, PT Visionet Internasional mengalami pengalihan ke perusahaan baru yaitu menjadi PT Visionet Data Internasional pada tahun 2016. Kemudian menawarkan aplikasi pembayaran, poin loyalitas, dan layanan keuangan yang didukung oleh lengan digital Lippo Group. OVO mengantongi izin operasi sebagai perusahaan fintech pada September 2017, hingga berekspansi dengan mengakuisisi perusahaan pinjaman peer-to-peer lokal Taralite pada awal 2019. OVO masuk ke dalam starup unicorn dengan nilai sebesar US$ 2.9 miliar per Oktober 2019.

 

  • Keempat, Traveloka  perusahaan yang menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara online dengan fokus perjalanan domestik. Didirikan pada tahun 2012 oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert Zhang. Traveloka menjadi salah satu perusahaan startup berstatus unicorn asal Indonesia yang mengembangkan layanan pada pemesanan tiket kereta api, bus, penyewaan mobil, hingga aktivitas wisata. Per tahun 2015, Traveloka berekspansi ke sejumlah negara di Asia Tenggara seperti halnya Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina.

 

  • Kelima, Tokopedia merupakan perusahaan online dengan marketplace yang banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia. Didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada Februari 2009 dan telah bertransformasi menjadi sebuah unicorn yang berpengaruh, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara. Tokopedia juga mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan perorangan, dalam mengembangkan usaha dengan memasarkan produk secara online. Tahun 2016, Tokopedia menghadirkan produk teknologi finansial (fintech) yang terdiri dari dompet digital, investasi terjangkau, kredit modal bisnis, kartu kredit virtual, produk proteksi, skoring kredit berdasarkan data untuk produk pinjaman, investasi, serta layanan keuangan lain. Per tahun 2017, Tokopedia juga meluncurkan produk Deals untuk membantu masyarakat mendapatkan penawaran terbaik dari delapan kategori, termasuk Travel dan Activity. Hingga di tahun 2019, Tokopedia juga meluncurkan jaringan Gudang Pintar bernama TokoCabang di tiga kota yakni Jakarta, Bandung, dan Surabaya, guna membantu para penjual di marketplace tersebut dalam memenuhi pesanan.

 

 

Kesimpulan

Rumor startup unicorn akan IPO dalam waktu dekat di BEI mengundang beragam reaksi pelaku pasar di Indonesia, mengingat startup unicorn ini akan menjadi perusahaan teknologi pertama yang akan melantai di BEI. Kabar baiknya, jika Gojek, Bukalapak, OVO, Traveloka, dan Tokopedia benar akan melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) hingga terealisasikan sebagai bagian Perusahaan Tercatat di BEI. Sudah barang tentu, mereka harus memenuhi komitmen dan mematuhi peraturan yang diterapkan BEI, mulai dari transparansi baik kinerja keuangan maupun manajemen perusahaan, lalu arah perkembangan bisnis perusahaan, termasuk pengelolaannya. Sehingga concern perusahaan-perusahaan startup unicorn ini tidak hanya lagi mengutamakan iklim inovasi-inovasi terbaru.

So, menarikkah untuk diinvestasikan ? Seperti dari yang sudah seringkali kita tegaskan, kita sebagai investor saham, akan lebih baik jika kita memperlajari lebih dulu fundamental dan valuasi perusahaan yang akan kita investasikan. Supaya kita tahu pertimbangan untung dan rugi, serta layak untuk dibeli atau tidak saham perusahaan tersebut. Apalagi rata-rata perusahaan kategori unicorn ini merupakan perusahaan yang masih dirintis, walaupun sudah memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar. Ditambah lagi dengan berbagai langkah BEI yang baru dan masih digodok hingga kini..

Dan terlepas dari benar atau tidaknya, kita lihat dalam beberapa waktu ke depan saja, semoga langkah BEI menjadi gebrakan yang positif bagi pertumbuhan pasar modal Indonesia…

 

 

Anda yang memiliki keterbatasan waktu untuk bisa mengumpulkan informasi mengenai kinerja terbaru perusahaan, kini Anda bisa memanfaatkan Cheat Sheet sebagai alternatif yang dapat membantu menghemat waktu Anda untuk mengecek kinerja perusahaan yang saham nya Anda pegang. Yuk, dapatkan segera Cheat Sheet Q3 2020 di sini…

 

###

 

Info:

 

 

Tags : Startup Unicorn akan IPO | Startup Unicorn akan IPO | Startup Unicorn akan IPO | Startup Unicorn akan IPO | Startup Unicorn akan IPO | Startup Unicorn akan IPO | Startup Unicorn akan IPO | Startup Unicorn akan IPO | Startup Unicorn akan IPO | Startup Unicorn akan IPO | Startup Unicorn akan IPO | Startup Unicorn akan IPO | Startup Unicorn akan IPO

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel