Beban Bunga, Perhatikan Sumber-sumbernya Berikut Ini!

Beban Bunga, Perhatikan Sumber-sumbernya Berikut Ini!


Beban bunga adalah biaya yang dikenakan kepada nasabah atau pihak lain, akibat adanya kegiatan penghimpunan dana. Untuk lebih jelasnya, mari kita baca lebih dalam di sini!

 

Ilustrasi pengenaan beban bunga. Source: realsimple.com

 

Pengertian Beban Bunga

Beban bunga merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan atau individu ketika menggunakan pinjaman atau fasilitas kredit dari pihak lain. Beban bunga ini timbul sebagai imbalan atas penggunaan dana yang dipinjamkan oleh pemberi pinjaman, yang biasanya merupakan lembaga keuangan seperti bank atau investor lainnya.

Biaya ini dihitung berdasarkan tingkat suku bunga yang dikenakan pada pinjaman. Baik itu tetap atau berubah tergantung pada jenis pinjaman dan kondisi pasar keuangan saat itu.

Beban bunga dapat berasal dari berbagai sumber pinjaman, termasuk pinjaman bank, obligasi, atau pinjaman lainnya.

Dalam laporan keuangan perusahaan, beban bunga biasanya dicatat sebagai salah satu komponen dari biaya operasional atau biaya keuangan. Tergantung pada jenis pinjaman dan struktur organisasi perusahaan.

Pada tingkat individu, beban bunga sering kali terjadi dalam konteks pinjaman hipotek, pinjaman pendidikan, atau pinjaman konsumen lainnya. Di mana individu harus membayar tambahan atas jumlah yang dipinjam sebagai imbalan atas penggunaan dana tersebut.

 

Dapatkan seluruh layanan dari RK Team secara lengkap dan harga spesial hanya untuk member RK. Yuk gabung sekarang juga menjadi Platinum Member !

Platinum-Members

Untuk berlangganan Platinum Member RK, teman-teman investor bisa menggunakan

 

Rumus dan Perhitungan Beban Bunga

Rumus dan perhitungan beban bunga bisa kita simak berikut ini:

  • Rumus dasar untuk menghitung beban bunga adalah:

Beban Bunga = Pokok Pinjaman × Tingkat Suku Bunga

  • Contoh sederhana perhitungan beban bunga:

Ketika suatu perusahaan mengambil pinjaman sebesar Rp100 juta, dengan tingkat suku bunga 10% per tahun. Maka beban bunga yang harus dibayarkan setiap tahunnya adalah Rp100 juta × 10% = Rp10 juta.

  • Untuk pinjaman dengan suku bunga tetap, perhitungan beban bunga akan tetap konstan setiap periode pembayaran. Sementara untuk pinjaman dengan suku bunga mengambang, perhitungan beban bunga akan berubah sesuai dengan perubahan tingkat suku bunga pasar.
  • Selain itu, ada beberapa metode lain yang digunakan untuk menghitung beban bunga, tergantung pada jenis pinjaman dan struktur pembayaran yang disepakati antara pemberi pinjaman dan peminjam.

Misalnya, untuk obligasi dengan tingkat suku bunga tetap, beban bunga dapat dihitung berdasarkan nilai nominal obligasi dan tingkat kupon yang dinyatakan dalam persen dari nilai nominal.

Jadi, bukan sekadar angka absolut saja, rasio beban bunga terhadap pendapatan (Debt-to-Income Ratio) dapat menjadi pertimbangan. Untuk beban bunga di bawah 30% pendapatan umumnya masih dianggap aman. Namun perusahaan dengan proyeksi pendapatan tinggi bisa “menerima” rasio lebih tinggi, guna investasi masa depan. Kuncinya, wajib melakukan analisa kemampuan perusahaan untuk membayar bunga.

Penting juga untuk diingat, bahwa perhitungan beban bunga haruslah akurat dan teliti. Karena ini merupakan bagian penting dalam perencanaan keuangan perusahaan atau individu yang memiliki pinjaman.

Kesalahan dalam menghitung beban bunga dapat menyebabkan ketidakseimbangan, dalam anggaran keuangan dan memberi dampak kerugian secara finansial. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik tentang rumus dan perhitungan beban bunga.

 

Ilustrasi kenaikan beban bunga. Source: realsimple.com

 

Sumber-sumber Beban Bunga

Lalu apa saja sumber-sumber dari beban bunga?

  • Salah satu sumber utama beban bunga adalah pinjaman yang diperoleh dari lembaga keuangan, seperti bank atau lembaga keuangan non-bank lainnya. Pinjaman ini dapat diperoleh untuk berbagai keperluan. Misalnya sebagai modal kerja, investasi dalam aset produktif, atau pembiayaan proyek tertentu.
  • Obligasi korporasi juga merupakan sumber beban bunga yang signifikan bagi perusahaan. Dalam hal ini, biasanya perusahaan dapat menerbitkan obligasi untuk mendapatkan dana. Dengan cara memberikan imbalan berupa pembayaran bunga kepada para pemegang obligasi.
  • Sumber beban bunga lainnya dapat berasal dari kredit atau utang dagang dengan pemasok atau kreditur lainnya. Situasi ini terjadi ketika perusahaan membeli barang atau jasa dengan menggunakan kredit dari pemasok. Dalam kasus ini, biasanya dapat dikenakan bunga atau biaya tambahan atas keterlambatan pembayaran.
  • Selain itu, beban bunga juga dapat timbul dari pembiayaan melalui sumber-sumber alternatif, seperti pinjaman dari investor atau modal ventura. Meskipun biaya bunga dari sumber-sumber ini mungkin lebih fleksibel. Namun juga bisa menjadi lebih mahal dibandingkan dengan pinjaman dari lembaga keuangan konvensional.
  • Adanya beban bunga dapat mempengaruhi kesehatan keuangan suatu entitas. Hal ini terjadi karena beban bunga harus dibayarkan secara berkala. Terlepas dari kondisi keuangan perusahaan.

Oleh karena itu, manajemen perusahaan harus memperhatikan dengan cermat sumber-sumber beban bunga. Termasuk dengan mempertimbangkan strategi yang tepat untuk mengelola pinjaman dan kewajiban finansial secara efisien.

 

Ilustrasi kenaikan beban bunga. Source: id.pinterest.com

 

Cara Mencari Beban Bunga di laporan Keuangan

Mencari beban bunga dalam Laporan Keuangan Perusahaan

Untuk mendapatkan informasi mengenai Beban Bunga, cukup mudah. Di mana kita hanya perlu melihat kinerja laporan keuangan. Dalam hal ini, Penulis akan ambil contoh dari saham INDF seperti berikut:

  • Langkah pertama yang kita dapat lakukan, kita bisa mengunjungi website resmi idx.co.id
  • Pada laman pertama, pilih “Perusahaan Tercatat”.
  • Pilih lagi “Laporan Keuangan dan Tahunan”, sampai muncul laman berikut:

Laman Laporan Keuangan dan Tahunan. Source: idx.co.id

Kita hanya perlu mengisi beberapa pilihan, mulai dari:

* Jenis Laporan: “Laporan Keuangan”

* Jenis Efek: “Saham”

* Tahun: “2023”

* Periode: “Triwulan 3”

Kemudian klik “Terapkan”, hingga muncul laman berikut…

Laman Laporan Keuangan dan Tahunan. Source: idx.co.id

  • Pada laman ini, kita pilihan sumber yang berisikan Laporan Keuangan
  • Setelah masuk pada Laporan Keuangan, maka kita bisa langsung cari Pos Laporan Laba Rugi

Beban Keuangan INDF. Source: Laporan Keuangan INDF Kuartal III-2023

Dari data di atas, kita sudah mendapatkan berapa besar beban bunga INDF pada kuartal III-2023 yang senilai Rp779.4 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan beban keuangan di kuartal III-2022 mencapai Rp1.04 triliun.

Dan untuk memastikan komponen apa saja yang membuat beban bunga INDF menurun di kuartal III-2023. Kita dapat melakukan analisa lanjutan pada pos Catatan atas laporan keuangan, seperti berikut…

Catatan atas Beban Keuangan. Source: Laporan Keuangan INDF Kuartal III-2023

Dari Catatan atas laporan keuangan di atas, kita dapat mengetahui bahwa penyebab turunnya Beban Keuangan INDF di kuartal III-2023, karena tidak adanya pencatatan Rugi neto atas selisih nilai tukar mata uang asing dari aktivitas pendanaan. Sementara di periode kuartal III-2022, INDF masih mencatatkan Rugi neto selisih nilai tukar mata uang asing sebesar Rp273.7 miliar. Hal ini menjadi hal yang positif bagi turunnya beban bunga INDF.

Oya untuk sumber Laporan Keuangan perusahaan, selain dari website resmi IDX. Kita juga bisa mengunjungi secara langsung website resmi milik perusahaan dan masuk pada pilihan “Hubungan Investor”. Yang berisikan mengenai berbagai sumber informasi perusahaan berdasarkan data keuangan.

 

Ikuti Stockademy by RK Team : Mastering The Sectoral Cycle di sini !

 

Cara Lain Mencari Beban Bunga:

Terlepas dari cara-cara di atas, juga ada beberapa cara lain seperti di bawah:

  • Mencari pos yang terkait dengan pembayaran bunga. Biasanya, beban bunga tercatat sebagai bagian dari biaya bunga atau biaya keuangan di laporan laba rugi.
  • Bisa juga denan melihat bagian neraca yang berkaitan dengan utang atau kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Dalam pos ini, beban bunga seringkali terkait dengan jumlah utang yang dimiliki perusahaan. Biasanya tercatat sebagai bagian dari pembayaran bunga atau bunga yang belum dibayar di neraca.
  • Untuk perusahaan yang menerbitkan obligasi atau memiliki pinjaman jangka panjang lainnya. Beban bunga dapat ditemukan dalam catatan kaki atau catatan atas laporan keuangan. Informasi tambahan ini biasanya memberikan detail tentang pembayaran bunga tahunan atau periode tertentu.
  • Analisis laporan keuangan dengan membandingkan jumlah beban bunga dari tahun ke tahun. Atau dengan total pendapatan atau aset perusahaan. Maka kita dapat menemukan seberapa besar pengaruh beban bunga terhadap kinerja finansial perusahaan.
  • Selain itu, jika sebuah perusahaan memiliki transaksi keuangan yang kompleks atau struktur modal yang rumit. Biasanya, auditor atau analis keuangan juga dapat memberikan wawasan tambahan tentang bagaimana beban bunga dihitung. Dan dilaporkan dalam laporan keuangan.

 

Kesimpulan

Dari pembahasan kita kali ini, dapat kita tarik kesimpulan bahwa beban bunga adalah sebuah faktor penting untuk diperhatikan para investor. Terutamanya ketika kita sebagai investor akan mempelajari kinerja keuangan perusahaan.

Dengan mengetahui pengelolaan beban bunga, maka investor mampu menilai akan kemampuan perusahaan dalam hal pengelolaan keuangan. Termasuk dengan memperhitungkan berapa besar tingkat keuntungan net yang akan didapatkan perusahaan.

Dan untuk bisa tahu informasi mengenai beban bunga, maka kita dapat mencarinya dalam laporan keuangan yang dirilis secara berkala. Di mana beban bunga ini berada dalam laporan laba rugi. Namun dalam beberapa penyebutan laporan keuangan bisa saja berbeda. Misalnya: Beban Bunga, atau bisa juga Biaya Keuangan, atau ada juga yang disebut Beban Keuangan.

Nah, jadi gimana pemahaman teman-teman investor mengenai beban bunga dalam laporan keuangan perusahaan?***

 

###

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel