Rivan Kurniawan

Dividend Trap Bagi Pemegang Saham, Kok Bisa ?

Dividend Trap Bagi Pemegang Saham, Kok Bisa ?


Niat, membeli saham ketika cum date agar mendapatkan dividend. Eh ternyata harga sahamnya justru turun. Nah, apakah Anda pernah mengalami kejadian seperti ini ? Dan bagaimana juga dividend trap bisa terjadi ? Yuk simak..

 

 

Artikel ini dipersembahkan oleh :

 

 

Mengenal Dividend Trap dan Bagaimana Itu Bisa Terjadi

Dividend merupakan bagian dari laba atau pendapatan perusahaan yang ditetapkan oleh direksi (dan disahkan oleh RUPS) untuk dibagikan kepada pemegang saham. Pembayarannya diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku pada jenis saham yang ada.

Lalu kenapa dividend trap ini bisa terjadi ?

Ketika pembagian dividend, biasanya para trader membeli saham karena ingin mendapatkan dividend. Lumayan kan, dengan dividend 200/lembar, beli sahamnya di harga 5000, maka dividend yield yang diterima oleh trader tersebut adalah sekitar 4%.

Tapi, setelah dibeli ternyata harga sahamnya turun setelah bagi dividend (ex-date). Turunnya pun bisa lebih dari 200. Sehingga tidak sebanding dengan dividend yang didapat. Apakah kalian juga pernah mengalami hal seperti ini ? 

Hal ini biasanya disebut dengan dividend trap.

Mengenal Apa itu Dividend Trap Bagi Pemegang Saham 01

 

Anda yang ingin mengetahui saham apa saja yang memiliki fundamental bagus dan harganya masih terdiskon (undervalued). Yuk, dapatkan segera di E-Book Quarter Outlook Kuartal I-2021 yang telah terbit hari ini…

 

 

Sebenarnya harga turun setelah membagi dividend itu merupakan hal yang sangat wajar. Kenapa bisa seperti itu ?

Jadi coba kita analogikan pembagian dividend itu seperti ayam yang sedang bertelur. Ayam yang sudah bertelur pasti berat badannya akan menurun sebanyak telur yang dikeluarkan. Kamu ngerti kan maksudnya?

Sehingga ini sama seperti saham, ketika musim pengumuman dividend, harga saham cenderung akan dibawa naik. Namun setelah menjelang atau di akhir pembagian dividend biasanya harga saham akan cenderung turun.

Sepanjang perusahaan berbisnis dan menguntungkan maka modal dan aset akan menggemuk. Modal dan aset menggemuk ini menjadikan ‘berat badan’ naik. Ini dicerminkan dari harga saham yang cenderung naik.

 

[Baca lagi : The Middle Income Trap in Millenial Era]

Jadi Gimana Caranya Agar Terhindar dari Dividend Trap?

Jangan membeli saham ketika menjelang bagi-bagi dividend. Harga saham yang terbentuk sudah terlanjur optimal dan setelah perusahaan tersebut membagikan dividend nya, harga saham kebanyakan akan cenderung turun. Bukannya untung, malah boncos kan.

Akan beda halnya, jika Anda adalah seorang trader saham yang tidak perlu fokus ke dividend, tapi cukuplah fokus ke capital gain. Beli saham yang memang tren-nya sedang naik dan masih berpotensi naik. Kalau di tengah tren naik ada pembagian dividend, ya anggaplah itu sebagai bonus saja. Toh capital gain biasanya jauh di atas dividend.

Sehingga harus di mengerti nih, khususnya bagi Anda yang berinvestasi saham jangka panjang. Dividend adalah komponen return yang lebih cocok untuk para investor long term yang menyimpan sahamnya untuk jangka waktu yang lama bahkan sampai lifetime mereka. biasanya para investor ini membeli saham layaknya seperti pebisnis.

Dividend sendiri adalah komponen passive income. Kalau Anda mau cari income dari jual beli saham, jangan malah mencari dividend.

Jadi gimana? Apakah kamu seorang investor atau trader?

 

Sumber Referensi:

  • Ari. A. Santosa, S.I.Kom. 15 April 2021. Mengenal Apa itu Dividend Trap Bagi Pemegang Saham. https://www.finansialku.com/mengenal-apa-itu-dividend-trap-bagi-pemegang-saham/amp/.

 

###

 

Info:

 

 

Tags : Dividend Trap Bagi Pemegang Saham | Dividend Trap Bagi Pemegang Saham | Dividend Trap Bagi Pemegang Saham | Dividend Trap Bagi Pemegang Saham | Dividend Trap Bagi Pemegang Saham | Dividend Trap Bagi Pemegang Saham | Dividend Trap Bagi Pemegang Saham

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel