Terakhir diperbarui Pada 11 Mei 2022 at 1:38 pm
Pandemi sangat memukul industri restaurant dalam negeri. Salah satunya adalah PT Sari Melati Kencana Tbk. (Kode saham: PZZA) sebagai pemegang waralaba Pizza Hut Indonesia. Kinerja PZZA cukup tertekan selama pandemic kemarin. Hingga kemarin sempat viral Pizza Hut jualan di pinggir jalan supaya perusahaan bisa tetap bertahan. Lalu, bagaimana kinerja keuangan PZZA selama tahun 2021? Apakah kinerjanya sudah membaik atau justru makin memburuk? Let’s discuss.
Daftar Isi
Ekspansif Menambah Gerai Sebelum Pandemi
Pandemi Covid-19 memaksa pemerintah untuk membatasi kegiatan masyarakat diluar rumah, salah satunya melalui kebijakan PPKM. Kebijakan ini tentunya sangat berdampak kepada kinerja PZZA. Kunjungan ke restaurant dan makan ditempat (dine in) mereka jadi lebih sedikit, sehingga pendapatan menjadi menurun. Bagusnya, PZZA sendiri sudah mengembangkan layanan penjualan secara delivery sebelum datangnya pandemi. Sehingga, PZZA bisa dikatakan cukup siap menghadapi pandemic.
Sebelum datangnya Pandemi, PZZA bisa dikatakan cukup ekspansif dalam menambah gerai baru. Di tahun 2017, gerai yang dimiliki PZZA adalah sebesar 382. Dan di tahun 2019 adalah sebesar 516 gerai atau bertumbuh 16% secara CAGR. Meskipun di masa pandemic pun, PZZA masih mampu menambah gerai baru. Hingga sekarang, gerai PZZA sudah mencapai 521 gerai.
Gerai PZZA sendiri lebih banyak terkonsentrasi di pulau Jawa & Bali dengan total 383 gerai. Kemudian, disusul dengan 76 gerai di Sumatera, 28 gerai Kalimantan, 27 gerai Sulawesi dan 7 gerai Indonesia Timur. Selama tahun 2021, PZZA mengurangi 7 gerai mereka di pulau Jawa & Bali dan menambah gerai-gerai di wilayah lain.
Anda kesulitan mengatur waktu untuk analisa laporan keuangan? Anda bisa menggunakan E-Book Quarter Outlook Q4 2021. Dengan E-Book ini, Anda akan mendapatkan hasil analisa saham-saham potensial dari RK Team. Anda bisa mendapatkannya di sini.
Kinerja keuangan
Penjualan PZZA cukup baik sebelum datangnya pandemic. Pendapatan bertumbuh 15% secara CAGR pada periode 2017 – 2019. Kemudian di tahun 2020, pendapatan turun 13% dibandingkan tahun 2019. Dan di tahun 2021, pendapatan PZZA masih turun tipis 1.1%.
Menariknya laba bersih PZZA berhasil meningkat. Dari sebelumnya di tahun 2020 PZZA mengalami kerugian sebesar Rp 94 Miliar, di tahun 2021 PZZA berhasil berbalik positif sebesar Rp 61 Miliar. PZZA sendiri berhasil melakukan efisiensi pada beban-bebannya. Efisiensi paling besar ada pada beban penjualan, yang mana terdapat penurunan besar di akun gaji dan kesejahteraan.
Dengan terus membaiknya perekonomian Indonesia, ini akan menjadi peluang bagi PZZA untuk terus bertumbuh dan memperbaiki kinerjanya. Ditambah, jumlah gerai PZZA juga cukup bertumbuh pesat. Apalagi pemerintah sudah menyatakan bahwa kita akan mulai beradaptasi untuk hidup berdampingan dengan virus. Sehingga, potensi untuk diberlakukan PPKM cukup kecil.
Bagaimana? Apakah tertarik untuk masuk ke saham PZZA? Apakah PZZA layak masuk ke portofolio kita? Sampaikan pendapatmu dikolom komentar.
DISCLAIMER : Tulisan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Tulisan ini bersifat untuk edukasi berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Do Your Own Research sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.
Info:
- Cheat Sheet LK Q4 2021 telah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
Laba 2021 naik karena beban penjualan dikurangi. Kalau ditelusuri lagi, beban penjualannya berkurang mostly karena beban gaji karyawannya berkurang. Sekedar menambahkan info aja gan.
Thank you Ko Rivan atas pencerahannya
Isi Pesan
Isi Pesan
Isi Pesan
Isi Pesan