Menghitung Harga Wajar Saham dengan Menggunakan Benjamin Graham Formula

Menghitung Harga Wajar Saham dengan Menggunakan Benjamin Graham Formula


Terakhir diperbarui Pada 2 April 2024 at 3:38 pm

Dalam memvaluasi harga wajar sebuah perusahaan, ada banyak metode yang digunakan untuk menghitung harga wajar sebuah Perusahaan. Ada metode yang cukup kompleks digunakan, ada pula metode yang cukup sederhana. Nah pada artikel kali ini, Penulis akan membagikan salah satu metode valuasi yang cukup umum untuk digunakan yakni Benjamin Graham Formula, yuk kita bahas…

 

Definisi Harga Wajar Saham

Nilai wajar atau nilai intrinsik merupakan harga wajar suatu perusahaan. Di mana, ketika harga saham di atas nilai wajar artinya saham tersebut mahal dan jika dijual di bawah nilai wajar, maka saham tersebut murah. Adapun salah satu investor yang mempopulerkan tentang nilai wajar adalah Benjamin Graham, yang merupakan seorang investor kawakan dan menjadi figur penting bagi Warren Buffet.

Selama berjalannya waktu, Benjamin Graham Formula ini menjadi metode valuasi yang cukup umum digunakan oleh banyak investor. Sesuai dengan namanya, formula ini diperkenalkan oleh Benjamin Graham (The Father of Value Investing) dalam bukunya The Intelligent Investor

 

Anda sedang ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Maka sekarang bisa menggunakan Monthly Investing Plan yang telah terbit!

BANNER-ARTIKEL-MIP-2024

Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…

 

Original Benjamin Graham Formula

Formula awal dari Benjamin Graham Formula adalah sebagai berikut :

 

Nilai Intrinsik = (EPS x (8.5+2g)

 

Dengan penjelasan komponen di atas adalah sebagai berikut :

  • EPS (Earnings per Share) adalah laba bersih per lembar saham.
  • 5 adalah asumsi yang digunakan Graham untuk perusahaan yang tidak bertumbuh (CAGR = 0%)
  • g adalah growth rate atau tingkat pertumbuhan

 

Seiring berjalannya waktu, Graham turut memperbaharui formula ini menjadi sebagai berikut :

 

Nilai Intrinsik = (EPS x (8.5+2g) x 4.4) / Y

 

Formula yang baru ini menambahkan 2 komponen, yaitu :

  • 4.4 adalah tingkat risk free rate (investasi bebas risiko) sewaktu tahun 1962
  • Y adalah yield obligasi perusahaan dengan rating AAA

 

Beberapa Penyesuaian Penting Dalam Benjamin Graham Formula

Sebelum kita melangkah lebih jauh, Penulis ingin mengingatkan bahwa Benjamin Graham Formula di atas diciptakan dengan menggunakan asumsi sebagai berikut :

  1. Formula di atas adalah formula yang diciptakan oleh Graham sekitar tahun 1962, yang berarti akan ada perbedaan untuk tahun 2018.
  2. Formula di atas menggunakan asumsi makro seperti risk free rate dan corporate bond yield untuk pasar Amerika, yang berarti juga akan ada perbedaan untuk pasar Indonesia.

 

Oleh karena itu, kita akan melakukan beberapa penyesuaian penting dalam Benjamin Graham Formula ini :

  • EPS (Earnings per Share). Seperti yang telah diketahui, EPS didapatkan dengan membagi Net Profit dengan jumlah saham beredar. Terkadang EPS sebuah perusahaan memiliki fluktuasi yang cukup tinggi. Oleh karena itu EPS yang digunakan di sini adalah Normalized EPS.
  • Konstanta 8.5. Dalam beberapa kasus angka 8.5 ini akan memunculkan angka yang terlalu optimistis ketika menghitung nilai intrinsik, khususnya untuk pasar negara berkembang seperti Indonesia. Untuk menjaga tingkat konservatif, beberapa literasi menggunakan konstanta 7 ketimbang 8.5. Oleh karena itu, kita akan mengganti konstanta 8.5 ini dengan kontanta 7.0.
  • 2g (Growth rate). Sama hal nya dengan konstanta 8.5 di atas, dalam beberapa kasus “2 x G” akan memunculkan angka yang terlalu optimistis ketika menghitung nilai intrinsik untuk pasar Indonesia. Oleh karena itu, kita juga akan mengganti multiplier 2g menjadi 1g. Dan growth rate dibatasi di 15%.
  • Konstanta 4.4. Konstanta 4.4 adalah risk free rate (investasi bebas risiko) yang digunakan oleh Graham pada tahun 1962 untuk pasar Amerika. Oleh karena itu, kita perlu menyesuaikan dengan kondisi pada saat ini (2018) untuk pasar Indonesia. Oleh karena itu, kita akan mengganti konstanta 4.4 dengan yield obligasi pemerintah 10 tahun (Government Bond 10Y). Per artikel ini ditulis (Agustus 2018), Government Bond 10Y adalah sebesar 7.8%. Untuk mendapatkan data Government Bond 10Y, Anda dapat menemukannya di : https://tradingeconomics.com/indonesia/indicators.
  • Y (Yield). Untuk yield obligasi perusahaan, kita juga akan menyesuaikannya dengan yield obligasi perusahaan dengan rating AAA di Indonesia. Per artikel ini ditulis (Agustus 2018), yield obligasi korporasi dengan rating AAA saat ini adalah sekitar 11.4%. Untuk mendapatkan data yield obligasi perusahaan rating AAA, Anda dapat menemukannya di : http://www.ibpa.co.id/

 

Dengan beberapa penyesuaian di atas, maka kita akan dapatkan Benjamin Graham Formula yang kita gunakan untuk pasar Indonesia adalah :

Formula Benjamin Graham (Original) :

Nilai Intrinsik = (EPS x (8.5+2g) x 4.4) / Y

Formula Benjamin Graham (Adjusted) :

Nilai Intrinsik = (EPS x (7+1g) x 7.8) / Y

 

Contoh Kasus Perhitungan Benjamin Graham Formula

Sebagai contoh kasus, kita akan mencoba untuk menghitung harga wajar dari beberapa saham berikut dengan menggunakan Formula Benjamin Graham (Original) dan Formula Benjamin Graham (Adjusted), pada penghitungan ini kita akan menggunakan Laporan Keuangan Kuartal I-2018 :

PTBA (Data Laporan Keuangan LK Q1 2018)
  • EPS (Annualized) : 503.8
  • g : 9.4%
  • Y : 11.4%

 

Nilai Intrinsik PTBA berdasarkan Benjamin Graham Formula (Adjusted) :

= (503.8 X (7 + 9.4) X 7.8) / 11.4

= 5.653

 

BBNI (Data Laporan Keuangan LK Q1 2018)
  • EPS (Annualized) : 789.9
  • g : 14.0%
  • Y : 11.4%

Nilai Intrinsik BBNI berdasarkan Benjamin Graham Formula (Adjusted) :

= (789.9 X (7 + 14.0) X 7.8) / 11.4

= 11,350

 

Ada lebih dari 800 emiten yang terdaftar di BEI, untuk mempermudah memantau kinerja laporan keuangan dan rasio-rasionya, maka bisa memanfaatkan Cheat Sheet yang telah terbit!

BANNER-ARTIKEL-CHEATSHEET-2024

     Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…

 

 

Kesimpulan

Benjamin Graham Formula menawarkan formula yang cukup sederhana untuk menghitung harga wajar sebuah saham. Formula ini bisa diapplikasikan untuk berbagai sektor dan industry, namun kita perlu untuk terus menyesuaikan beberapa komponen seperti yield obligasi perusahaan dengan rating AAA, tingkat risk free rate berjalan, dsb.

Perlu dipahami juga bahwa jika hanya menggunakan satu metode tidak menjamin keakuratan dalam menentukan harga wajar sebuah perusahaan. Metode ini dapat dikombinasikan dengan metode valuasi lain untuk memberikan konfirmasi bahwa hasil perhitungan cukup akurat, atau setidaknya tidak meleset jauh.

Silakan untuk dipraktekkan dengan menggunakan contoh kasus lainnya… Semoga bermanfaat…

Dan next time Penulis akan mencoba share metode valuasi lainnya…

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

20 Comments

  • Nahrul
    31 July 2018 at 2:15 PM

    Angka yang terbaik semakin besar atau samain kecil? Atau kah ada angka tertentu? Terimakasih

    • Rivan
      Rivan Kurniawan
      31 July 2018 at 3:51 PM

      Semakin besar selisih harga saham dengan nilai intrinsiknya semakin baik.. Artinya harga saham nya saat ini jauh di bawah nilai intrinsik.. Perbedaan antara harga saham dan nilai intrinsik dinyatakan dengan Margin of Safety.. Jika Margin of Safety > 50%, maka risiko investasi relatif kecil..

  • Ari
    4 August 2018 at 9:27 AM

    Saya masih bingung untuk y sebesar 11.4 persen itu darimana sedang kapan penjelasan diatas sebesar 4 persen, dan angka 7.8 itu juga darimana pak, makasih

    • Rivan
      Rivan Kurniawan
      5 August 2018 at 6:08 AM

      Angka 11.4% adalah yield obligasi korporasi dengan rating AAA di Indonesia saat ini, sedangkan 4.4% adalah untuk case di US, jadi angka 4.4% kita sesuaikan menjadi 11.4% …. Sementara untuk konstanta 8.5 juga digunakan untuk US Stock Market, sementara di Indonesia dirasa terlalu optimis, sehingga konstanta tersebut perlu didjust menjadi 7.8

      • ilham Bahtiar
        13 August 2018 at 6:53 AM

        saya liat dari link yang bapak beri itu yiled obligasi 155.16 spread (bps) utk tenor 5 thun.. nah 11,4 dpt darimana ya Pak?

        • Rivan
          Rivan Kurniawan
          14 August 2018 at 3:09 PM

          Di link yang sama, bisa dilihat pada bagian indikator obligasi di sebelah kanan, terdapat yield curve untuk company dengan rating AAA maturity 10 tahun.. maka akan didapatkan angka 11.4% per artikel ini ditulis..

  • wibowo
    10 August 2018 at 1:50 PM

    Hi Mas Rivan,

    Ingin tanya untuk angka g=9,4% ( PTBA ) dan 14,01% ( BNI ) di dapatkan darimana yah ?

    Terima Kasih

    • Rivan
      Rivan Kurniawan
      14 August 2018 at 3:07 PM

      Halo Pak.. Angka growth tersebut didapatkan dari rata-rata pertumbuhan PTBA dan BBNI.. Yang saya gunakan adalah rata-rata pertumbuhan laba bersih dari tahun 2011 – 2018 dengan menggunakan formula CAGR…

      • Arnold Ardianto
        14 September 2018 at 2:56 PM

        Halo Mas Rivan, terimakasih atas sharing nya, sangat bermanfaat. Untuk mengetahui CAGR Formula dari PTBA dan BBNI ini caranya bagaimana ya mas? Di bagian mananya di LK perusahaan? Trims

        • Rivan
          Rivan Kurniawan
          19 September 2018 at 9:20 AM

          Halo Mas Arnold.. Terima kasih atas apresiasinya… Untuk mengetahui CAGR ini tidak bisa langsung didapatkan dari laporan keuangan… Namun kita perlu mencari informasi laba bersih dari tahun ke tahun.. Misalkan dalam hal ini saya menggunakan laba bersih selama 8 tahun terakhir (2011 – 2018).. Jadi kita perlu buka juga laporan keuangan 2011 – 2018… dari situ, kita hitung rata-rata pertumbuhannya.. Semoga bisa membantu menjelaskan..

          • muhammad ikrar
            7 October 2019 at 5:01 PM

            kalau 5 tahun bagaimana kak ? harus 8 tahun ?

  • Ferdinan
    18 March 2019 at 2:41 PM

    thanks pak rivan, formula yg di sesuaikan dengan kondisi pasar modal indonesia sangat membantu

  • dora
    26 July 2019 at 11:07 AM

    Pak numpang tanya, normalized eps cukup liat ke RTI atau sebangsanya ya? ini pakai eps tahunan kan ya?
    kalau hitung sendiri dari eps quarter gimana? apa yang pakai cara: EPS q1 x 4, EPS q2 x 2 atau EPS q3 x 4/3?

    • Rivan
      Rivan Kurniawan
      27 July 2019 at 5:40 AM

      Halo, normalized EPS bisa lihat di RTI, atau sebenarnya tinggal dihitung saja Net Profit (Annualized) / Jumlah Saham Beredar… Kalau Q1 X 4, kalau Q2 X 2, Kalau Q3 / 3 X 4

  • Eddy
    10 September 2019 at 7:36 PM

    Makasi ilmunya pak Rivan ??

  • aditya
    11 September 2019 at 4:11 PM

    selamat siang pak rivan nilai kontanta 8.5 di US dan Indonesia 7, itu didapat dari mana ya?

  • Swanti
    13 September 2019 at 4:18 PM

    Siang pak?mau tanya growth rate nya maksudnya growth rate dr npm y?thx

  • alex
    22 January 2021 at 12:56 PM

    mencari CAGR gimana pak Rivan

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel