Kenapa Indonesia Terkenal Sebagai Negara Konsumtif?

Kenapa Indonesia Terkenal Sebagai Negara Konsumtif?


Terakhir diperbarui Pada 26 January 2024 at 10:32 am

Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan alam dan potensi sumber daya manusia yang besar. Sering kali diidentifikasi sebagai negara konsumtif, daripada produktif. Fenomena ini tidak hanya terjadi di tingkat konsumen biasa. Tetapi juga menciptakan dampak yang signifikan di dunia investasi. Pertanyaannya, benarkah pernyataan tersebut? Bagaimana pula penjelasannya?…

 

 

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

 

Indonesia Terkenal Sebagai Negara Konsumtif?

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan mengapa Indonesia sering diidentifikasi sebagai negara konsumtif. Dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi pandangan dari perspektif investasi.

  1. Kultur Konsumtif

Salah satu faktor utama yang menyebabkan Indonesia dianggap sebagai negara konsumtif, adalah kultur konsumtif yang berkembang di masyarakat. Budaya konsumtif tercermin dalam kecenderungan masyarakat, Untuk lebih memprioritaskan pengeluaran untuk barang-barang konsumsi. Daripada menginvestasikan uang mereka, untuk meningkatkan produktivitas atau menciptakan nilai tambah jangka panjang.

Jadi, memang perlu diakui, bahwa pembelian barang-barang mewah, peralatan elektronik terbaru, dan gaya hidup konsumtif lainnya. Telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia.

 

  1. Rendahnya Kesadaran Investasi

Kesadaran mengenai investasi di kalangan masyarakat Indonesia masih relatif rendah. Tidak heran, jika masih banyak orang lebih memilih untuk menyimpan uangnya di bank. Atau bahkan menggunakannya untuk konsumsi sehari-hari, daripada mencari peluang investasi jangka panjang.

Meskipun sudah mulai banyak, tentang edukasi keuangan dan investasi. Namun masih kurang tersebar secara merata, di seluruh lapisan masyarakat. Hal itu yang kemudian, menjadi salah satu alasan utama mengapa Indonesia cenderung lebih fokus pada konsumsi, daripada produktivitas.

Di era keterbukaan informasi seperti sekarang ini, seharusnya masyarakat lebih mudah dalam mempelajari ilmu-ilmu terkait investasi.

 

  1. Keterbatasan Akses Keuangan

Meskipun sejumlah besar penduduk Indonesia belum memiliki akses ke lembaga keuangan formal. Namun kabar baiknya, untuk akses ke sektor informal tetap mendominasi. Bagi banyak individu dan bisnis kecil, keterbatasan akses ke layanan keuangan seperti pinjaman, reksadana, atau instrumen investasi lainnya,, dapat menjadi penghambat produktivitas. Yang di mana, pada akhirnya akan mempengaruhipertumbuhan ekonomi.

Apalagi, tidak bisa dipungkiri saat ini memang masih terjadi kesenjangan pendapatan. Hal itu bisa dilihat dari perbedaan yang signifikan antara UMR di kota-kota besar dengan yang di daerah.

 

 

 

 

Anda yang ingin atau sedang menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah banyaknya informasi yang beredar, Anda bisa menggunakan Monthly Investing Plan edisi Januari 2024 yang telah terbit…

 

 

 

 

 

  1. Infrastruktur yang Tidak Memadai

Infrastruktur yang belum memadai, juga merupakan salah satu faktor yang membatasi produktivitas di Indonesia. Ketidakmampuan untuk mengangkut barang secara efisien, dan kurangnya konektivitas antarwilayah. Hingga ketidakpastian dalam hal energi, merupakan beberapa tantangan infrastruktur. Yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan produktivitas.

 

 

Perspektif Dunia Investasi

Dari sudut pandang dunia investasi, identifikasi Indonesia sebagai negara konsumtif membawa konsekuensi dan peluang tersendiri. Dalam menyikapinya, investor akan cenderung lebih berhati-hati. Terutama, ketika menilai potensi investasi di negara yang cenderung fokus pada konsumsi, dibandingkan produktivitas. Namun, hal ini juga dapat membuka peluang bagi investor, yang dapat mengidentifikasi sektor-sektor tertentu yang berkembang dalam ekonomi konsumtif.

Beberapa sektor yang mungkin menarik minat investor adalah industri retail, teknologi finansial (fintech), dan sektor konsumen lainnya. Meskipun tantangan mungkin ada. Faktanya, pertumbuhan konsumsi yang terus meningkat dapat menciptakan peluang investasi yang menarik, bagi mereka yang dapat mengelola risiko dengan bijak.

 

 

 

 

Dapatkan seluruh layanan dari RK Team secara lengkap dan harga spesial hanya untuk member RK. Yuk gabung sekarang juga menjadi Platinum Member!

Platinum-Members

 

 

 

Pentingnya Perubahan Paradigma

Untuk mengubah citra Indonesia sebagai negara konsumtif, perlu dilakukan perubahan paradigma secara kolektif. Peningkatan kesadaran investasi, pengembangan infrastruktur, dan dukungan terhadap sektor-sektor produktif dapat menjadi langkah awal dalam merubah arah ekonomi menuju keberlanjutan dan produktivitas yang lebih tinggi.

Melalui upaya bersama pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia dapat mengembangkan potensinya sebagai negara produktif yang mampu bersaing di pasar global. Ini bukan hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga membuat Indonesia menjadi destinasi investasi yang lebih menarik bagi investor domestik dan internasional.***

 

###

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel