Rencana Penerapan Free Float IDX, Bagaimana Dampaknya Pada Saham Indeks LQ45 dan IDX30 ?

Rencana Penerapan Free Float IDX, Bagaimana Dampaknya Pada Saham Indeks LQ45 dan IDX30 ?


Terakhir diperbarui Pada 22 December 2023 at 12:08 pm

Baru-baru ini kita mendengar berita yang membahas bahwa dalam waktu dekat ini, BEI mengeluarkan aturan mengenai batas minimum jumlah saham yang beredar di publik, atau yang disebut dengan Free Float. Rencana nya penerapan Free Float IDX ini akan ditambahkan pada pembobotan indeks. Penerapan Free Float mulai diimplementasikan pada Februari 2019 mendatang. Nantinya Free Float ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan indeks, selain dari kapitalisasi maupun aktivitas transaksi. Bagaimana dampak Penerapan Free Float ini terhadap emiten-emiten dalam indeks LQ45 dan IDX30 ?

 

 

Apa itu Penerapan Free Float dan Apa Tujuan Penerapan Kebijakan Free Float ?

Sebelum kita membahas lebih jauh, kita perlu mengenal definisi Free Float terlebih dahulu. Pengertian Free float sendiri adalah total saham scripless yang dimiliki oleh investor dengan kepemilikan kurang dari 5%. Dan rasio Free Float dihitung dari perbandingan jumlah saham Free Float relatif terhadap total saham tercatat.

Nah Free Float ini nantinya akan menjadi faktor tambahan yang diperhitungkan oleh BEI dalam menyusut bobot masing-masing emiten terhadap Indeks LQ45 dan Indeks IDX30. Adapun contoh emiten Big Caps yang terkena dampak dari penerapan Free Float adalah HMSP dan UNVR, di mana dengan adanya Penerapan Free Float IDX, kedua emiten ini mengalami penurunan bobot pada indeks LQ45 mulai Februari 2019 nanti. Misalkan, UNVR mengalami penurunan bobot dari 8.45% saat ini menjadi 3.43%. Sementara HMSP malahan lebih signifikan lagi, di mana HMSP mengalami penurunan bobot pada indeks LQ45 dari saat ini sebesar 11.12% hingga menjadi 2.36% pasca Penerapan Free Float IDX berlaku nanti.

Latar belakang yang mendorong adanya rencana penerapan Free Float IDX ini adalah lantaran BEI melihat total Market Cap BEI yang saat ini sudah mencapai Rp 6,507 triliun, namun tidak sebanding dengan Free Float yang beredar di Publik yang hanya sebesar Rp 2.124 triliun atau hanya sekitar sepertiganya saja.

Tidak heran, karena beberapa sektor malahan memiliki jumlah Free Float di bawah 30%. Bidang usaha yang memiliki Free Float terendah (berkisar dari 22% hingga 25%) adalah Miscellaneous industry / Aneka Industri, Basic Industry & Chemicals / Industri Dasar dan Bahan Kimia, Consumer Goods Industry / Industri Barang Konsumsi, serta Finance.

Penerapan kebijakan Free Float IDX ini sebenarnya bukanlah hal yang baru. Sejumlah Index Providers di dunia seperti MSCI dan S&P juga menjadikan faktor Free Float sebagai faktor pembobotan. Demikian pula, indeks-indeks bursa saham dunia seperti SGX Singapore, SET Thailand, Bursa Malaysia, Shanghai Stock Exchange, NYSE, dan Nasdaq juga menggunakan Free Float sebagai salah satu faktor dalam pembobotan.

 

 

Kriteria Penghitungan Pada Indeks LQ45 dan IDX30

Setelah kita mengetahui definisi mengenai Free Float IDX diatas. Hal lain yang perlu juga kita ketahui adalah kriteria penilaian nya terhadap saham-saham dalam indeks LQ45 dan IDX30. Jika sebelum nya Anda hanya mengetahui bobot penilaian dalam indeks LQ45 dan IDX30 hanya berdasarkan faktor dari Market Cap dan Total Nilai Transaksi saja. Kini BEI akan menjadikan Free Float sebagai faktor baru pada bobot penilaian terhadap indeks LQ45 dan IDX30.

Dalam melakukan penghitungan nantinya, saham-saham yang masuk dalam kategori indeks LQ45 dan indeks IDX30 akan melakukan penghitungan ulang (rebalancing). Penghitungan dilakukan berdasarkan jumlah saham beredar nya, dan dari sisi likuiditas serta fundamental emiten tersebut. Adapun kriteria pemilihan nya sebagai berikut :

Indeks LQ45

Jika sebelumnya kriteria pemilihan emiten yang masuk dalam LQ45 adalah : saham-saham berkapitalisasi besar yang sudah tercatat lebih dari enam bulan serta memiliki nilai transaksi yang besar saja, maka selanjutnya BEI juga akan memperhitungkan faktor Free Float dalam penghitungan pembobotan LQ45.

Saham-saham ini akan dipilih dalam fase pertama yang sebanyak 60 emiten, berdasarkan total nilai transaksi di pasar reguler selama 12 bulan terakhir. Kemudian akan masuk pada fase kedua, di mana 60 emiten tersebut akan dikerucutkan sebanyak 45 emiten besar yang masuk dalam kategori indeks LQ45.

Faktor yang menjadi bahan pertimbangan Indeks LQ45 nanti adalah berdasarkan :

  • Perhitungan Likuiditas meliputi nilai transaksi, frekuensi transaksi, jumlah hari transaksi dipasar reguler dan kapitalisasi pasar saham yang sudah Free Float.
  • Perhitungan Fundamental meliputi kinerja keuangan, kepatuhan perusahaan, dan lain-lain.

 

Indeks IDX30

Indeks IDX30 sebenarnya hampir mirip dengan LQ45. Hanya saja, beberapa fund manager merasa jumlah 45 saham tersebut terlalu besar. Hal yang sama pun dalam kriteria memilih saham IDX30, sebanyak 45 saham yang memiliki nilai tertinggi dan masuk sebagai indeks LQ45 tadi, kemudian akan dikerucutkan lagi menjadi 30 saham. Jadi, sumbernya tetap berasal dari saham-saham pada indeks LQ45. Dari total sebanyak 45 saham pada LQ45 akan dipilih hanya 30 saham, dengan nilai tertinggi sebagai indeks IDX30.

Faktor yang menjadi bahan pembobotan juga sama dengan LQ45 tadi, yaitu dihitung berdasarkan :

  • Perhitungan Likuiditas meliputi nilai transaksi, frekuensi transaksi, jumlah hari transaksi dipasar reguler dan kapitalisasi pasar saham yang sudah Free Float.
  • Perhitungan Fundamental meliputi kinerja keuangan, kepatuhan perusahaan, dan lain-lain.

 

 

Apa Dampak dari Penerapan Free Float IDX?

Setelah kita mengetahui apa latar belakang kebijakan Free Float IDX, dan bagaimana penghitungan pembobotan LQ 45 dan IDX 30, maka selanjutnya kita perlu mengetahui apakah dampak dari penerapan Free Float IDX ini ke depannya?

Dengan adanya rencana penerapan Free Float IDX, maka akan terjadi adjustment dalam pembobotan khususnya bagi saham-saham yang berada dalam indeks LQ45 dan IDX30. Tujuan dari adjustment saat ini sebagai gambaran riil nilai saham yang bisa diperoleh para investor, dengan mengecualikan nilai saham yang dimiliki pemegang saham pengendali.

Selain itu dengan adanya Free Float IDX ke depannya, diproyeksikan akan meningkatkan efisiensi portofolio dengan berkurangnya bobot saham yang Free Float yang rendah. Dengan kondisi tersebut, maka akan mendorong emiten-emiten untuk lebih meningkatkan jumlah saham Free Float nya.

Hal tersebut yang akan menjadi adjustment ke sejumlah saham dalam indeks LQ45 dan IDX30. Adapun berikut ini sejumlah saham yang akan mengalami penurunan bobot dalam kedua indeks tersebut :

No.

Kode EmitenPorsi

Free Float

Bobot Awal

(sebelum Free Float)

Bobot Akhir

(setelah Free Float)

1.UNVR14.22%8.45%

3.43%

2.

HMSP7.43%11.12%2.36%

3.

GGRM17.16%3.56%1.75%
4.ICBP20.00%2.67%

1.52%

5.PTBA25.22%1.25%

0.90%

6.

BRPT26.87%0.88%0.68%

7.

JSMR29.99%0.77%

0.66%

8.WSKT33.96%0.50%

0.49%

9.

ANTM34.76%0.42%0.42%
10.WSBP33.00%0.21%

0.20%

Tabel. Jumlah Free Float dan Pembobotan LQ45 – IDX30 sebelum dan sesudah Free Float.

 

Pertanyaan berikutnya, “Loh Pak tadi katanya penerapan Free Float IDX baru akan berlangsung Februari 2019, tapi kok dampaknya sudah terasa dari sekarang?” Betul bahwa meskipun penerapan pembobotan LQ45 dan IDX30 dengan mempertimbangkan Free Float IDX ini baru akan diterapkan per Februari 2019 mendatang. Namun sekali lagi Welcome To Stock Market, dimana market langsung bereaksi bahkan jauh sebelum peraturan tersebut diimplementasikan.

Efek instan yang terjadi di market belakangan ini dikarenakan penerapan Free Float menimbulkan kekhawatiran bagi beberapa pelaku Manajer Investasi atau yang kita kenal sebagai Hedge Fund, di mana para Manajer Investasi di Indonesia akan cenderung bersikap melepas emiten yang memiliki Free Float IDX yang rendah. Hal ini tidak mengherankan karena para Fund Manager memang menjadikan LQ45 dan IDX30 menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam menyusun portfolio.

That’s why sejak muncul nya kabar mengenai penerapan free float IDX, langsung memberikan dampak pada sejumlah emiten di antaranya, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, HMSP yang merupakan emiten Big Cap yang tadinya memiliki bobot sekitar 11% terhadap IHSG. Dengan adanya penerapan Free Float ini akan membuat bobotnya terhadap LQ45 berkurang lantaran Free Float nya yang kecil yaitu hanya 7.5% dimiliki oleh publik, sementara sebagian besar nya 92.5% dimiliki PT Philips Morris Indonesia. Hal yang sama juga terjadi pada emiten UNVR, yang hanya dimiliki 15% kepemilikan publik. Sedangkan sekitar 85% nya dimiliki oleh Unilever Indonesia Holding. Kedua emiten HMSP dan UNVR bobotnya akan sama-sama berkurang terhadap indeks LQ45 dan IDX30.

Kondisi diatas berbanding terbalik misalkan dengan emiten TLKM dan BBRI yang kondisinya memang sudah memiliki Free Float dalam jumlah besar. Saham TLKM yang dimiliki publik mencapai 48% dan BBRI kepemilikan publik nya juga sebesar 43% yang justru semakin diuntungkan dengan adanya penerapan Free Float, hal ini karena bobot nya akan semakin meningkat terhadap indeks LQ45 dan IDX30. Anda bisa lihat lagi pembobotan before dan after penerapan Free Float ini dalam tabel di atas.

 

 

Kesimpulan

Berdasarkan uraian mengenai Free Float diatas, Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dengan adanya penerapan Free Float IDX sebagai faktor baru pada bobot penilaian terhadap indeks LQ45 dan indeks IDX30 akan memberikan pengaruh namun hanya dalam jangka pendek saja. Terlebih jika emiten memiliki kinerja yang baik dan sehat.

Namun sebagai investor yang bijak, Anda tidak perlu ikut-ikutan panik dalam menyikapi berita penerapan Free Float ini. Karena sentiment Free Float IDX ini hanyalah satu dari sekian banyak sentiment yang akan mewarnai perjalanan investasi Anda ke depannya. Tetaplah fokus pada kinerja fundamental perusahaan, manajemen yang baik dan transparan, serta memberikan Anda Margin of Safety yang cukup.

 

###

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

4 Comments

  • Dwicaksono
    22 November 2018 at 9:56 AM

    emang paling beda pnjelasan bapak ini, salut..

  • Imriani
    23 December 2018 at 2:06 PM

    Pak rivan saya sangat tertarik dengan artikel yang bapak tulis di atas. Minta tolong info nya pak sejauh mana free float ini akan mempengaruhi likuiditas saham

  • arie
    15 February 2019 at 3:14 PM

    tapi apakah lq45 dan idx30 terjamin untuk pengguna metode value investing?

    • Rivan
      Rivan Kurniawan
      14 March 2019 at 5:21 AM

      Tidak selalu.. ada juga saham di LQ45 dan IDX30 yang overvalued.. bahkan ada juga yang fundamentalnya kurang baik..

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel