Perang Iran Israel dan 5 Dampaknya Pada Investasi Saham

Perang Iran Israel dan 5 Dampaknya Pada Investasi Saham


Terakhir diperbarui Pada 25 April 2024 at 3:25 pm

Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team 

Perang Iran Israel yang di mulai pada Sabtu malam di 13 April 2024 kemarin, sebagai bentuk serangan balasan terhadap Israel yang menyerang kompleks kedutaan besar Iran di Suriah. Kian memperbesar ancaman perang secara terbuka di wilayah Timur Tengah, hingga memicu kepanikan negara-negara lain. Lantas bagaimana dampaknya pada investasi saham?

 

Source: fokus.kontan.co.id

 

Dampak Perang Iran Israel Pada Investasi Saham

Memanasnya perang Iran Israel bukan hanya memicu kepanikan global. Namun juga menimbulkan ketidakstabilan ekonomi bagi negara-negara yang memiliki hubungan kerja sama perdagangan dengan Iran maupun Israel.

Bukan itu saja, sebagai dampak perang Iran Israel yang lebih luas, pasar saham juga terimbas. Hal itu terlihat ketika hari pertama pembukaan pasar di 16 April 2024, IHSG di buka anjlok ke level terendah di kisaran 7.110an.

Adapun jika dirunut ada sejumlah dampak yang timbul akibat perang Iran Israel, khususnya pada investasi saham. Antara lain:

  • Pergerakan IHSG cenderung berfluktuasi

Dengan terjadinya perang Iran Israel, investasi saham sebagai instrument yang ada dalam pasar modal juga ikut terdampak. Bukan tidak mungkin dalam jangka pendek ke depan, pergerakan IHSG akan cenderung fluktuasi.

 

  • Investor mencari asset investasi yang aman

Dengan IHSG yang fluktuatif, maka akan semakin memperbesar potensi investor untuk menarik dana investasi dari asset berisiko tinggi seperti halnya saham. Kemudian mengalihkannya pada asset yang dirasa lebih aman (asset safe haven), salah satu contoh asset safe haven ialah emas dan dolar AS.

Sayangnya hal ini justru memicu pelemahan mata uang negara lain, termasuk Rupiah yang sempat melemah ke Rp16.200an yang juga terpuruk akibat kenaikan inflasi AS bulan Maret di level 3.5% YoY. Beda hal dengan dolar AS (DXY) yang justru menguat menjadi 106, dari sebelumnya di kisaran 104.

 

Inflasi-AS-3_5-Persen

[Baca lagi: Inflasi AS 3.5% YoY di Maret 2024, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?]

 

  • Outflow yang berpotensi meningkat

Jika perang Iran Israel masih berlanjut dan menguatkan ketidakpastian global, sehingga melemahkan pergerakan pasar saham. Maka berpotensi memicu outflow yang lebih besar dari pasar saham, khususnya di negara-negara yang berkembang seperti Indonesia.

Berdasarkan perhitungan dalam kurun waktu satu minggu terakhir, hingga per artikel ini ditulis 19 April 2024 total keseluruhan Net Foreign Sell Market ialah sebesar -7.91 triliun…

Data Net Foreign Sell Market per 19 April 2024. Source: RTI Business

 

  • Timbul panic selling

Dengan semakin tingginya outflow dari pasar saham Indonesia, maka akan memicu panic selling di kalangan investor sehingga terjadi aksi jual yang tajam. Hal itu terjadi lantaran investor berupaya untuk menghindari kerugian yang lebih besar, akibat ketidakpastian pasar dan situasi ekonomi. Yang pada akhirnya, hal ini akan membuat pasar saham anjlok.

 

  • Pasar saham cenderung pesimis

Ketidakpastian yang ditimbulkan perang Iran Israel setidaknya akan mempengaruhi pergerakan pasar saham menjadi cenderung pesimis. Di mana para investor akan menjadi lebih hati-hati dalam mengambil keputusan terhadap investasi saham yang merupakan asset berisiko.

Tidak hanya itu saja, investor juga akan bersikap wait and see atas perkembangan situasi yang ada.

 

 Ilustrasi perang Iran Israel. Source: shutterstock

 

Sektor Saham yang Naik saat Perang

Meski menimbulkan dampak yang cukup mengkhawatirkan, namun faktanya pasar saham Indonesia masih mampu bertahan. Hal ini tercermin dari masih adanya sektor saham yang justru ketiban untung dari perang Iran Israel.

Beberapa sektor saham yang justru naik imbas perang Iran Israel:

  • Sektor Energi

Memanasnya perang Iran Israel, telah mendorong kenaikan harga minyak dan juga harga komoditas lainnya ikut tinggi. Ini terjadi, karena Iran merupakan negara produsen minyak yang juga cukup besar, sekaligus anggota OPEC.

Source: Data US Energy Information

 

Oleh karena itu, saham sektor energi menjadi yang diuntungkan dari adanya perang Iran Israel, mengingat core bisnisnya pada produksi minyak. Berikut beberapa contoh saham sektor energi yang mengalami kenaikan serempak ketika pasar pertama kali dibuka:

    1. PT Medco Energi Internasional Tbk atau MEDC
    2. PT Elnusa Tbk atau ELSA
    3. PT AKR Corporindo Tbk atau AKRA
    4. PT Adaro Energy Indonesia Tbk atau ADRO
    5. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk atau ADMR
    6. PT Barito Renewable Energy Tbk atau BREN
    7. PT Rukun Raharja Tbk atau RAJA
    8. PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGAS
    9. Dan beberapa emiten saham lainnya

Source: RTI Business

  • Sektor Tambang

Seperti yang disebutkan tadi, bahwa komoditas lain juga mengalami kenaikan harga, seperti emas dan batubara. Berikut contoh saham sektor tambang yang juga naik ketika pasar pertama kali dibuka:

    1. PT Aneka Tambang Tbk atau ANTM
    2. PT Merdeka Copper Gold Tbk atau MDKA
    3. PT Bumi Resources Minerals Tbk atau BRMS
    4. PT Archi Indonesia Tbk atau ARCI
    5. Dan beberapa emiten saham lainnya.

Source: RTI Business


Pilihan Investasi Saat Perang

Ketika terjadi situasi perang seperti misalnya dengan Rusia dan Ukraina. Lalu yang terjadi baru-baru ini perang Iran Israel, sudah tentu akan menimbulkan dampak yang cukup luas pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dengan dunia investasi.

Meskipun secara umum perang seringkali dipandang akan merugikan banyak pihak. Namun juga tidak dapat dipungkiri bahwa ada sebagian kelompok industri bisnis maupun investasi yang akan diuntungkan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian kembali atas portofolio investasi yang dimiliki. Berkenan dengan situasi yang tidak pasti seperti sekarang, setidaknya ada beberapa instrument investasi yang masih layak dipertimbangkan. Antara lain:

  1. Investasi Saham

Kendati instrumen investasi saham dinilai sebagai asset berisiko tinggi, lantaran potensi anjloknya harga saham sangat besar. Namun sebenarnya investasi saham masih dapat menjadi investasi yang layak dipertimbangkan, ketika iklim perekonomian terdampak perang.

Bukan tidak mungkin bagi saham yang bergerak di sektor yang diuntungkan perang dapat mengalami peningkatan profitabilitas bisnis. Di mana hal ini akan mendorong performa kinerja saham.

Terlebih lagi, jika investasi saham yang dilakukan pada saham yang memiliki kinerja fundamental sehat dan untuk tujuan longterm investment..

Hal lain yang perlu diperhatikan ketika memilih investasi saham ketika masa perang masih berlanjut, ialah menerapkan strategi diversifikasi saham. Diversifikasi ini dapat dilakukan pada sektor saham yang berbeda, atau bahkan ke dalam instrument investasi lainnya selain saham. Seperti kita tahu, diversifikasi ini akan membantu kita dalam menurunkan potensi kerugian dan dapat membantu mengatasi volatilitas pasar yang tajam selama perang terjadi.

 

 

  1. Investasi Emas

Instrument investasi lainnya yang dapat dijadikan pilihan adalah emas. Ya, emas ini menjadi salah satu pilihan yang layak dipertimbangkan, karena emas bisa menjadi salah satu wadah perlindungan asset. Bahkan dari kacamata Sejarah dunia, disebutkan bahwa serentetan perang yang pernah terjadi justru menimbulkan lonjakan harga emas yang relatif tinggi.

Gambaran saja, ketika perang Dunia I harga emas menyentuh level US$536.69/troy ons di April 1915. Namun saat perang usai, harga emas turun sampai ke level rendah di US$275.2/troy ons.

Kemudian di akhir tahun 1970, harga emas kembali naik 290%. Sempat mencapai puncak harga di US$999.67/troy ons akibat konflik Timur Tengah yang terjadi di 1973.

Berikutnya di decade 2000an, konflik AS Irak juga melambungkan harga emas sampai 50% dalam waktu setahun. Dan sampai dengan sekarang ini harga emas masih terus melonjak bahkan signifikan ke level US$2.400an/tray ons sebagai dampak perang Iran Israel yang pecah di 13 April 2024 kemarin.

Historical harga emas hingga April 2024. Source: tradingeconomics.com

Lonjakan harga emas ini menunjukkan aksi pelaku pasar yang berbondong-bondong menyerbu asset safe haven seperti emas ini. Hal ini menjadi wajar, karena emas mampu menawarkan Tingkat perlindungan yang mumpuni bagi investor dari ketidakpastian ekonomi.

 

  1. Surat Berharga Negara (SBN/Obligasi)

Investasi obligasi juga menawarkan beragam keuntungan, lantaran obligasi merupakan instrument investasi yang dapat memberi pemasukan tetap dan bebas risiko dari kemungkinan gagal bayar. Lalu kita juga dapat menjual obligasi untuk mendapatkan keuntungan atas capital gain, apabila ada kenaikan harga.

Investasi SBN ini sendiri terdiri dari beberapa jenis:

    • Jenis Surat Utang Negara

SBR / Savings Bond Ritel

ORI / Obligasi Negara Ritel

    • Jenis Surat Berharga Syariah Negara

ST / Suku Tabungan

SR / Sukuk Ritel

 

  1. Reksa Dana

Investasi Reksa Dana juga menjadi salah satu instrument yang layak dipetimbangkan. Salah satu contohnya ketika pandemi Covid19 kemarin, investasi Reksa Dana menjadi satu-satunya investasi yang relatif tahan banting terhadap kerugian.

Berdasarkan jenisnya investasi reksa dana ini terbagi menjadi:

    • Reksa Dana Pasar Uang
    • Reksa Dana Pendapatan Tetap
    • Reksa Dana Saham
    • Reksa Dana Campuran

 

 

Kesimpulan

Bagaimana pun situasinya, dampak perang Iran Israel secara keseluruhan akan mengakibatkan ketidakpastian yang memang tidak disukai oleh para investor. Baik dari sisi ekonomi yang terdampak dan juga pergerakan pasar yang cenderung tertahan, akibat sikap wait and see investor. Terlebih lagi dalam beberapa hari terakhir nilai tukar Rupiah masih ada dalam tren melemah di kisaran Rp16.000an per dolar AS. Ditambah dengan tindakan Israel yang membalas serangan Iran, sehingga berimbas pada pelemahan Rupiah yang berlanjut…

Pelemahan nilai tukar Rupiah. Source: www.xe.com/currencycharts

Kendati demikian, pasar saham masih bisa menjadi pilihan untuk berinvestasi. Mengingat adanya perang masih dapat memberikan keuntungan pada beberapa sektor saham, seperti halnya minyak dan gas, maupun pertambangan khususnya emas yang mengalami kenaikan harga ketika perang Iran Israel pecah.

Terlepas dari investasi saham, di masa perang Iran Israel ini kita juga masih memiliki pilihan lain untuk berinvestasi seperti pada emas, SBN hingga Reksa Dana. Tentunya dalam hal ini, kita perlu mengenali dan juga mencari tahu mana jenis investasi yang memiliki kecocokan dengan profil investasi dan tujuan kita.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel