Apakah Kinerja DMND Masih Meleleh

Apakah Kinerja DMND Masih Meleleh?


Siapa yang tak kenal dengan produk Diamond Ice Cream, ya, produk tersebut diproduksi oleh PT Diamond Food Indonesia (DMND) yang juga memproduksi sejumlah produk makanan dan minuman. Tak banyak orang tahu, bahwa perusahaan tersebut telah menjadi Perusahaan Tercatat di BEI pada tahun 2020 lalu. Lantas bagaimana sepak terjang DMND dan kinerja fundamentalnya?

AA

DMND dan Model Bisnis

AA

Mulai beroperasi pertama kali pada tahun 1974 sebagai produsen es krim, hingga di tahun 1995, PT Diamond Food Indonesia terus mengembangkan jaringan produksi dan distribusi produk makanan dan minuman melalui anak usaha. Jadi grup bisnis Diamond ini terdiri dari lima anak usaha: 1) PT Diamond Cold Storage, fokus pada operasional manufaktur; 2) PT Sukanda Djaya, sebagai distributor makanan dan minuman, sekaligus pengimpor seluruh produk; 3) PT Indogourmet Sarana Cemerlang sebagai distributor nasional untuk peralatan makanan dan minuman; 4) NHFDI Diamond Indonesia yang memproses perdagangan protein khusus daging olahan; 5) PT Diamondfair Ritel Indonesia (DRI) sebagai konsep baru berupa toko eceran. Melalui anak usaha tersebut, DMND kini memiliki banyak produk seperti produk dairy, confectionery, daging dan makanan laut, buah-buahan, sayuran dan turunannya, bahan makanan sehari-hari (grocery) dan bakery.

DMND memiliki tiga fasilitas produksi yang tersebar di wilayah Cikarang Barat, tepatnya di kawasan industri MM2100 sebanyak dua fasilitas, dan di Cimahi sebanyak satu fasilitas.

Secara holistic, model bisnis yang dijalankan DMND adalah dengan melayani pelanggan secara langsung melalui perantara pasar-pasar modern, pasar tradisional, food services, toko ritel, dan situs milik Grup perusahaan, dan juga melalui platform e-commerce. Model bisnis ini memungkinkan DMND sebagai perusahaan produsen minuman dan makanan bisa lebih mudah dalam menjangkau berbagai saluran penjualan dan melakukan penyesuaian perusahaan terhadap perubahan yang ada.

Berkat model bisnis yang menyeluruh tersebut, sepanjang pandemi Covid19 perusahaan masih dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja operasional, baik untuk produk bermerek (meningkat sebesar 10% YoY) dan produk tidak bermerek (meningkat sebesar 17% YoY)…

AA

Pertumbuhan kinerja operasional DMND didorong oleh upaya perusahaan yang banyak melakukan penetrasi distribusi baik itu melalui platform e-commerce, termasuk juga pada tradisional retail dan modern retail, hingga berekspansi gerai ritel baru Diamondfair, gerai ini berkonsep toko eceran. Bahkan DMND ini juga berekspansi cabang distribusi cold chain baru di Malang, dengan begitu kini DMND memiliki 22 titik distribusi untuk dapat menjangkau lebih banyak pelanggan.

Kendati demikian, perlu digaris bawahi bahwa langkah ekspansi yang ditempuh DMND ini tidak lepas dari penurunan yang terjadi sepanjang pandemi. Di mana sebagian besar konsumen yang dibidik perusahaan seperti hotel, restoran dan kafe (Horeka) cukup terkena dampak pandemi. Sehingga DMND mengambil langkah untuk menggenjot penjualan ke sektor-sektor modern retail dan menambah cabang distribusi cold chain, sehingga titik distribusi penyaluran produk lebih mudah dijangkau pelanggan.

AA

AA

AA

Anda yang ingin atau sedang menyusun investing plan Anda, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah banyaknya informasi yang beredar, Anda bisa menggunakan Monthly Investing Plan edisi Januari 2022 yang telah terbit di sini…

Monthly Investing Rivan Kurniawan

AA

AA

AA

Kinerja DMND

Pendapatan DMND Kuartal III-2020 vs Kuartal III-2021. Source : Pubex DMND 2021

Sampai dengan kuartal III-2021, DMND setidaknya mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 4.93 triliun, dibandingkan kuartal III-2020 yang sebesar Rp 4.44 triliun. Meski pendapatan kuartal III-2021 sempat menghadapi pemberlakukan PPKM akibat tingginya kasus varian delta pada Juli 2021, namun DMND masih sanggup menorehkan kenaikan pendapatan.

Sayangnya, perusahaan tidak cukup kuat menekan Beban Pokok Penjualan yang akhirnya membengkak sebesar Rp 3.87 triliun per kuartal III-2021, dibandingkan Rp 3.58 triliun pada kuartal III-2020. Salah satu sebabnya adalah adanya pos Pembelian barang jadi termasuk biaya impor dan biaya handling yang meningkat dari Rp 2.15 triliun menjadi sebesar Rp 2.45 triliun. Hal itu sejalan dengan langkah perusahaan yang melakukan ekspansi chanel penjualan dan fokus perusahaan pada produk yang dibutuhkan ditengah pandemi.

Sehingga DMND mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk sebesar Rp 207.3 miliar per kuartal III-2021, dibandingkan laba Rp 160.3 miliar pada kuartal III-2020. Adapun jika dibandingkan antara penjualan sebesar Rp Rp 4.93 triliun dan laba bersih Rp 207.3 miliar, maka DMND ini menawarkan NPM sekitar 4% saja.

AA

Neraca Keuangan DMND Kuartal III-2020 vs Kuartal III-2021. Source : Pubex DMND 2021

Sementara dari sisi neraca keuangan, total liabilitas yang dimiliki DMND ini adalah sebesar Rp 976.3 miliar per kuartal III-2021, dengan total ekuitas yang jauh lebih besar di Rp 4.86 triliun, menunjukkan rasio utang terhadap ekuitas perusahaan (DER) hanya sebesar 0.20x. Hal itu sangat mumpuni bagi DMND membayar kewajibannya hanya dengan menggunakan modal yang dimiliki.

Tak hanya itu, dalam jangka pendek, aset lancar yang DMND sebesar Rp 3.61 triliun jauh lebih besar dari liabilitas jangka pendek yang sebesar Rp 766.7 miliar, mencerminkan Liquidity Ratio sebesar 4.7x yang menunjukkan bahwa utang jangka pendek DMND bisa diatasi hanya dengan aset lancarnya.

Dari penjelasan singkat di atas, hal prioritas yang perlu diperhatikan apabila kita memutuskan berinvestasi di perusahaan Es Diamond ini adalah kinerja profitabilitas perusahaan. Mulai dari efisiensi perusahaan yang bisa dikatakan belum maksimal, ditambah dengan risiko ketergantungan DMND terhadap anak-anak usaha dalam menjalankan bisnis. Dan meski titik distribusi telah ditambah, bukan tidak mungkin DMND akan menemui masalah rantai distribusi yang notabene nya sangat bergantung pada infrastruktur yang mungkin cukup terbatas di beberapa wilayah. Tentu hal ini akan sangat mempengaruhi kinerja profitabilitas perusahaan.

Jadi, ada baiknya kita tunggu kembali bagaimana laporan kinerja keuangan DMND pada kuartal IV-2021 nanti…

AA

AA

AA

DISCLAIMER : Tulisan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Tulisan ini bersifat untuk edukasi berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Do Your Own Research sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.

###

Info:

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel