Analisa Fundamental Saham RALS

Terakhir diperbarui Pada 26 Maret 2019 at 10:13 am

Siapa yang tak kenal dengan Ramayana Department Store (RALS) ? Di masanya RALS merupakan tempat belanja umum yang menyediakan berbagai macam barang. Produk yang ditawarkan oleh RALS pada saat itu banyak digandrungi oleh masyarakat. Seiring dengan berjalannya waktu, kini nama RALS sudah tidak begitu eksis, karena banyaknya pemain baru di bisnis retail. Namun demikian, faktanya RALS hingga saat ini masih mampu berdiri di tengah ketatnya persaingan bisnis retail, meskipun sebagian besar pelanggannya sudah berpindah haluan dalam hal belanja kebutuhan sandang. Jadi langkah apa saja yang ditetapkan oleh RALS, sehingga masih tetap bisa survive hingga kini dalam bisnis retail ? Simak Analisa Fundamental Saham RALS dalam artikel berikut ini…

 

 

Sekilas Tentang RALS

Tahun 1978 RALS membuka gerai pertamanya, yang terletak di Jalan Sabang – Jakarta Pusat. Kemudian di tahun 1983, RALS resmi menjadi Perusahaan Terbuka dengan nama PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Selama hampir 40 tahun lebih, RALS berkecimpung dalam bisnis retail Indonesia. RALS menyediakan kebutuhan keluarga mulai dari pakaian, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik. Perjalanan yang cukup panjang menghantarkan RALS menjadi operator department store terbesar di Indonesia, dengan segmentasi pasar menengah ke bawah dan segmentasi bawah.

Hingga per tahun 2018, total gerai RALS sudah mencapai 119 gerai offline yang tersebar lebih dari 63 kota di Indonesia. Tidak hanya itu, RALS juga sudah memiliki 3 gerai online. Per 2018 kemarin, RALS sudah mencapai perluasan penjualan di Indonesia, dengan porsi penyebaran sebagai berikut :

Kontribusi Penjualan RALS

 

Satu hal yang mungkin belum Anda ketahui dari RALS ini... Jika selama ini kita hanya mengetahui bahwa RALS ini hanya menjual pakaian dan aksesoris saja, ternyata sejak 2014 RALS sudah bekerja sama dengan SPAR Internasional dari Belanda sebagai mitra strategis dalam lini bisnis supermarket.

Terhitung sejak tahun 2014, SPAR mulai memasuki usaha supermarket RALS. Masuknya SPAR pada saat itu adalah dalam bentuk jasa manajerial, dan marketing supermarket. Demikian halnya dengan RALS yang juga memiliki kewenangan dalam menggunakan merk SPAR Supermarket, jasa, maupun sistemnya.

 

Joint Venture RALS dengan SPAR

 

Kerja sama tersebut diwujudkan oleh RALS dengan menjadi anggota SPAR dan RALS akan membayar membership fee. Sebagai realisasi kerjasama di tahun pertama, RALS membangun 30 gerai supermarket. Untuk berefisiensi maka RALS tidak selalu membangun gerai baru, akan tetapi RALS juga bisa menggunakan gerai lama Robinson yang diubah nama menjadi SPAR.

Kerja sama tersebut bersifat mutual benefit, yakni SPAR tetap menerapkan fokus strategi international dalam menjaring pasar regional dan internasional. Sebaliknya RALS akan terbantu dalam pertumbuhan bisnis retail makanannya, melalui strategi multi-format dan fokus berkesinambungan dalam bisnis makanan segar. Di tahun 2016 RALS masih terus berupaya untuk menghubungkan seluruh gerainya dengan SPAR, dalam menawarkan makanan segar dan makanan beku (pilihan produk yang lebih beragam).

 

 

Perkembangan Bisnis Retail RALS

RALS tetap fokus pada selera belanja keluarga, dan di masanya RALS pernah eksis sebagai sumber garmen, hingga produk-produk lain yang berkualitas. Akan tetapi posisi RALS beberapa tahun ini cukup digoyahkan dengan merebaknya perdagangan online, membuat bisnis retail RALS terkena dampak dari menurunnya daya minat masyarakat untuk membeli produknya.

RALS yang sejak awal hanya fokus membidik target pasar dengan kebutuhan keluarga saja, saat ini RALS terus berupaya menyesuaikan pasar dengan mengubah target pasarnya untuk fokus membidik target yang lebih massal. Hal ini dilakukan untuk memperluas cakupan target pasarnya, dengan memasukkan konsumen yang lebih muda. Sehingga saat ini target pasar RALS sangat terbentuk dari segi kalangan (anak-anak, remaja, dewasa, keluarga, muslim hijab dan segmen menengah atas). Di samping itu, RALS juga terus menyelaraskan diri terhadap perkembangan tren mode dan fashion yang dinamis. Sehingga kini RALS juga sudah menambahkan mode pakaian muslim modern ke dalam list produknya, karena RALS melihat adanya peningkatan minat masyarakat terhadap busana muslim.

Sentuhan transformasi RALS sudah dimulai sejak awal tahun 2016, hingga saat ini RALS terus bertransformasi di masing-masing gerainya. Dengan mengusung konsep ‘gaya hidup’ atau lifestyle mall yang lebih mengedepankan hiburan, RALS juga akan memfokuskan produk-produk fashionnya pada merk-merk ternama dan mementingkan kualitasnya.

Sejak tahun 2015 RALS sudah berpacu dengan tantangan yang muncul dari dalam negeri, hal itu berdampak besar bagi kinerja RALS. Seperti semakin ketatnya persaingan dalam industri retail yang ditandai dengan menjamurnya minimarket hampir di setiap sisi jalan, belum lagi kini minimarket semakin dekat dengan perumahan. Hal ini juga yang mempengaruhi kinerja RALS dari lini bisnis supermarketnya, di mana RALS hadir menyajikan ragam pilihan bahan makanan.

Adanya pemberian fasilitas yang ditawarkan seperti kredit murah, mulai dari sepeda motor dan keperluan rumah tangga, handphone dan aksesoriesnya membuat pengaruh yang ditimbulkan cukup besar. Pasalnya masyarakat jadi cenderung mengandalkan minimarket untuk memenuhi kebutuhannya dengan jarak tempuh yang lebih dekat.

Kemudian fenomena perdagangan online berbasis internet, mampu mendorong masyarakat lebih gemar bertransaksi pembelian secara online. Tidak hanya itu, portal belanja online yang semakin banyak dengan ragam penawaran barang, kian hari semakin berkembang pesat. Di mana pelaku usaha menarik pelanggannya dengan memotong harga dan memberikan penawaran promosi khusus disetiap pembelian produknya. Fenomena ini sempat meruntuhkan bisnis retail mall dan menjadi potensi ancaman terhadap tutupnya sejumlah gerai perbelanjaan. Oleh sebab itu, RALS mengantisipasinya dengan melakukan kerja sama dengan situs-situs web retail online besar.

Tentunya sejumlah hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi RALS dalam upayanya bertahan di bisnis retail Indonesia. Apalagi pada Agustus 2017 kemarin, RALS dengan resmi menginformasikan telah menutup 8 gerai supermarketnya di sejumlah kota di Indonesia dari mulai Gresik, Banjarmasin, Bulukumba, Bogor, Pontianak, Sabang, dan dua gerai di Surabaya.

Penutupan sejumlah gerai RALS tersebut karena adanya perubahan prospek bisnis supermarket, lantaran seperti yang sudah disebutkan oleh Penulis di atas saat ini minimarket sudah semakin banyak. Hal inilah yang mendorong RALS menghentikan penjualan di sejumlah gerainya di unit supermarket dan mengalihkan sepenuhnya ke department store bersamaan dengan transformasi yang dilakukan RALS. Pembahasan ini akan dijelaskan pada uraian selanjutnya….

 

Prospek RALS ke Depan ?

RALS berhasil survive berkat historical bisnisnya yang kuat, dengan profitabilitasnya yang stabil. Namun rupanya 2017 menjadi tahun yang sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, lantaran RALS sudah merencanakan ekspansinya dari awal tahun 2017 sekaligus melakukan transformasi yang baru pada gerainya, serta menjadi implementasi strategi jangka panjang bagi RALS ke depannya. Transformasi tersebut diwujudkan dengan mendirikan proyek ‘eksperimen andalan’ yang saat ini dikenal dengan brand ‘Ramayana Prime’. Proyek tersebut dibuat bertujuan agar RALS bisa menjaring segmen pasar di kelas menengah atas, setelah hampir kurang lebih 40 tahun bermain di segmen menengah bawah.

Melalui ‘Ramayana Prime’ RALS tidak hanya sekedar menjual kebutuhan sandang saja, tetapi juga hadir sebagai pusat hiburan yang menyediakan arena bermain, bioskop, dan tempat makan. Bertambahnya fasilitas hiburan tersebut lantaran saat ini sudah terjadi peralihan kebiasaan masyarakat, kalau dulu masyarakat ke mall hanya dengan tujuan belanja saja. Saat ini mengunjungi mall juga dijadikan sebagai momentum yang tepat untuk berkumpul dan hiburan bersama teman maupun keluarga. Konsep baru tersebut yang dihadirkan oleh RALS saat ini, tentu akan berbeda ya dengan Ramayana jaman old ? Yang seringkali Anda kunjungi semasa kecil…

 

Proyek Baru Gerai Ramayana Prime. Source : Annual Report RALS 2017

 

RALS akhirnya resmi membuka ‘Ramayana Prime’ untuk pertama kalinya pada Desember 2017. Berlokasi di City Plaza Jatinegara – Jakarta Timur, gerai Ramayana Prime ini merupakan cabang ke 114. Dan untuk menjawab implementasi strategi jangka panjangnya, RALS secara resmi kembali membuka gerai Ramayana Prime yang kedua pada April 2018 RALS. Gerai kedua ‘Ramayana Prime’ ini menjadi cabang ke 117, dan berlokasi di Plaza Cibubur – Jakarta Timur. Hingga per 2018 kemarin secara keseluruhan RALS sudah memiliki total gerai sebanyak 119 gerai offline. Ke depannya RALS akan mengembangkan lagi sayap bisnisnya dengan konsep-konsep yang baru untuk setiap gerainya.

 

Gerai Ramayana Prime – City Plaza Jatinegara

 

Sementara transformasi RALS di era digital ini juga diwujudkan dengan merambah ke dunia E-Commerce, di mana semua kegiatan dilakukan dengan basis Online. Maka RALS turut mengembangkan bisnis retailnya melalui kerja sama dengan beberapa portal belanja online. Hal tersebut ditempuh RALS guna menghadapi maraknya Online Shop belakangan ini, serta memperluas jangkauan akses pasar secara online meskipun awalnya RALS tetap konsisten akan menjalani bisnisnya secara offline.

RALS pun menjalin kerja sama dengan Tokopedia, Lazada, dan Shopee. Melalui kerja sama itu RALS membuka gerai digital pada ketiga market place tersebut, yang merupakan situs E-Commerce ternama di Indonesia. Meskipun RALS sudah mengembangkan bisnisnya melalui bekerja sama dengan ketiga market place tersebut, namun RALS hanya menjual merchandise nya saja.

Dan pada September 2016, menjadi momentum pertama kalinya bagi RALS masuk ke dunia E-Commerce dan secara resmi RALS akan bekerja sama dengan Tokopedia. Kemudian di tahun 2017, kembali RALS resmi membuka toko online di Lazada dengan mengusung tagar #RamayanadiLazada. Selain itu, RALS juga menggandeng Shopee pada April 2018 yang bertepatan dengan menyambut hari raya Lebaran 2018.

RALS bersama Lazada juga melakukan pendekatan ke masyarakat melalui gerai barunya, yang mengadopsi konsep Experience Store. Sebagai toko fisik yang menyajikan produk yan dijual dari layanan E-Commerce, dan juga untuk pertama kalinya di store ini akan difokuskan ke produk-produk elektronik. Tujuan sederhana dari RALS ini adalah memfasilitasi pelanggan yang merasa kurang yakin dengan bentuk maupun harga barang yang ditawarkan melalui online store RALS di Lazada.

RALS juga masih menjawab tantangan era digital saat ini, dengan berimprovisasi meluncurkan Ramayana Member Card App. Hal itu menjadi langkah besar yang diambil oleh RALS, yang merilis Ramayana Member Card App sejak April 2018. Dimasa yang sudah serba online,  Aplikasi RALS ini disinyalir bisa meningkatkan daya beli masyarakat, lantaran akan semakin mempermudah pelanggan dalam bertransaksi belanja tanpa uang cash. Ramayana Member Card App ini juga bisa menjadi media bagi pelanggannya mencari tahu produk-produk terbaru di RALS.

 

RALS Member Card. Source : Public Expose RALS 2018

 

Sementara transformasi RALS lainnya adalah dengan menjalankan program modernisasi secara besar, yang diwujudkan dengan menyediakan ruangan pertunjukkan di mall-mall yang menjadi tempat gerainya berlokasi. Ruangan yang disediakan RALS tersebut akan digunakan untuk melaksanakan event-event, dengan menghadirkan talent artis yang menampilkan pakaian milik RALS.  Hal tersebut disinyalir akan menarik perhatian pelanggan, selain itu RALS juga menampilkan iklan-iklan sebagai promosinya yang terkini.

 

Pencapaian Kinerja RALS

Bagaimana dengan pertumbuhan RALS hingga per Kuartal III-2018 kemarin ? Jika dilihat berdasarkan Laporan Keuangan Kuartal III-2018. Akan terlihat total Pendapatan RALS sebesar Rp 4.5 triliun per Kuartal III-2018, naik 2.2% jika dibandingkan dengan total Pendapatan RALS yang sebesar Rp 4.4 triliun di Kuartal III-2017. RALS mencatatkan penjualan beli putus di Rp 3.74 triliun per Kuartal III-2018, atau turun sekitar 0.5% dari Kuartal III-2017. Sedangkan penjualan Konsinyasi justru mencatatkan pertumbuhan sebesar Rp 778 miliar per kuartal III-2018 (naik sekitar 18.0%).

Pertumbuhan RALS selanjutnya juga ditunjukkan dari pencapaian Laba Bersih RALS yang sebesar Rp 527 miliar per Kuartal III-2018 (naik sekitar 43.5%) jika dibandingkan dengan pencapaian Laba Bersih RALS yang sebesar Rp 367 miliar di kuartal III-2017. Demikian pula dengan pencapaian Laba Usaha RALS yang juga meningkat hingga Rp 573 miliar per kuartal III-2018, naik sekitar 56.5% jika dibandingkan dengan Laba Usaha yang hanya Rp 366 miliar di kuartal III-2017.

Dengan peningkatan yang terlihat dari total Pendapatan, Penjualan Konsinyasi, Laba Bersih dan Laba Usaha RALS tersebut merupakan cerminan nyata dari hasil transformasi yang telah dilakukan oleh RALS. Sebaliknya, penjualan Beli Putus (barang RALS sendiri) mencatatkan penurunan, lantaran adanya perubahan minat dari pembelian barang RALS yang cenderung berpindah ke penjualan Konsinyasi.

Kemudian bagaimana jika kinerja RALS, kita bandingkan dengan kinerja emiten lain yang sama-sama bergerak di industri retail, salah satunya seperti LPPF (PT Matahari Department Store Tbk) dan juga dengan RIMO (PT Rimo international Lestari Tbk) ?  Sebagai perbandingannya, berikut ini ada jumlah total kepemilikan gerai di tahun 2010 dan 2018 kemarin, sebagai berikut :

 

Jumlah Gerai di 2010Jumlah Gerai di 2018Platform E-Commerce

RALS

95 gerai Ramayana119 gerai Ramayana

LPPF

95 gerai Matahari155 gerai Mataharimataharimall.com

RIMO

3 gerai Rimo

Perbandingan Kepemilikan Gerai Emiten Industri Retail. Source : Public Expose dan Annual Report.

 

Dari tabel diatas terlihat kepemilikan gerai di tahun 2010, antara RALS dan LPPF tidak berbeda. Meskipun per 2018 kemarin LPPF lebih unggul dari jumlah gerainya, dan sudah didukung oleh platform belanja online. Namun hal tersebut tidak serta merta membuat RALS tertinggal. Terbukti hingga saat ini RALS mampu bertahan dan survive ditengah merebaknya platform E-Commerce. RALS pun berhasil melakukan transformasi unit Department Store nya, yang saat ini hadir dengan brand baru yakni ‘Ramayana Prime’.

Beda halnya dengan RIMO (PT Rimo International Lestari Tbk) yang sejak November 2017 sudah mengalihkan lini bisnis retailnya ke bisnis properti. RIMO juga tidak melakukan transformasi bisnis retailnya ke platform E-Commerce seperti yang dilakukan oleh RALS. Dalam mendukung peralihan bisnisnya, RIMO menerbitkan right issue guna mendanai akuisisi PT Hokindo Properti Investama. Hal tersebut dapat terlihat dari modal yang diperoleh RIMO sebesar Rp 4.2 triliun di tahun 2016.

 

Kesimpulan

RALS mampu survive ditengah maraknya perdagangan online saat ini, dengan melakukan transformasi bisnis pada tiga platform E-Commerce terkemuka di Indonesia. Sehingga RALS tetap hadir melayani konsumen online di samping tetap berjalannya pelayanan dari gerai offline. Sementara gerai offline RALS juga bertransformasi dengan adanya brand ‘Ramayana Prime’. Dengan begitu, RALS sudah mampu bertahan dan jauh dari kata collapse. Meskipun sebelumnya sudah ada penutupan sejumlah gerai RALS, akan tetapi penutupan tersebut sebagai transisi unit bisnis RALS dari supermarket ke department Store nya.

Namun sayangnya, RALS ini sudah termasuk overvalue dengan harga sahamnya yang saat ini berada dikisaran 1500,-an. Sehingga bagi Anda yang ingin berinvestasi di RALS, ada baiknya jangan terburu-buru untuk masuk ke dalamnya.

 

###

 

Info:

  • Monthly Investing Plan Februari 2019 akan segera terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Cheat Sheet LK Q3 2018 sudah terbit, Anda dapat memperolehnya di sini.
  • E-Book Quarter Outlook LK Q3 2018 sudah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Jadwal Workshop :
    • Workshop Ultimate Value Investing (Jakarta, 26 – 27 Januari 2019) dapat dilihat di sini.
    • Workshop Ultimate Value Investing (Surabaya, 9 – 10 Februari 2019) dapat dilihat di sini.
    • Workshop Ultimate Value Investing (Medan, 23 – 24 Februari 2019) dapat dilihat di sini.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

2 comments on “RALS Tetap Survive Hingga Kini, Langkah Apa Saja Yang Dilakukannya ?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *