Harga Nikel Sempat Disuspend, Bagaimana Prospek Saham ANTM?


Semenjak meletusnya perang Rusia-Ukraina, beberapa harga komoditas dunia terus mengalami kenaikan. Tak terkecuali komoditas nikel yang harganya naik signifikan dan bahkan sampai harus di suspen sementara. Per 21 April 2022, harga nikel sudah mencapai harga 33.464 USD per Ton atau setara dengan 469 Juta per Ton, Wooww. Harga nikel sendiri secara year to date (ytd) sudah naik sebesar 60%. Angka ini mungkin saja akan terus meningkat mengingat rencana Eropa dan US yang akan melarang impor produk dari Rusia.

Tentunya ini akan menjadi opportunity yang menarik untuk emiten produsen nikel dalam negeri. Salah satu emiten BUMN yang bergerak dalam pertambangan Nikel, yaitu ANTM akan sangat diuntungkan. Kontribusi penjualan Nikel sendiri sudah mulai membesar karena meningkatnya permintaan terhadap Nikel. Lalu, bagaimana kinerja ANTM selama tahun 2021? Mari kita bahas.

Bisnis Model

ANTM merupakan perusahaan BUMN yang termasuk kedalam holding industri pertambangan dibawah Inalum. Saham ANTM dimiliki oleh Inalum sebanyak 65%. ANTM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal. Sehingga, ANTM juga mengolah produk hulu nya dengan smelter dan lalu menjualnya dalam bentuk produk hilir.

ANTM yang kita tahu adalah perusahaan penjual emas. Namun, ANTM ternyata memiliki berbagai jenis komoditas pertambangan yang dihasilkan selain emas, seperti nikel, bauksit, alumina, perak, batu bara dan logam mulia lainnya. Disamping itu, ANTM juga menyediakan jasa pengolahan dan pemurnian logam mulia.

Revenue Breakdown

ANTM sendiri sangat diuntungkan di situasi pandemic ini. Di tahun 2021, ANTM meraih pendapatan sebesar Rp 38,4 Triliun, naik 40% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 27,4 Triliun. Kontributor terbesar pendapatan ANTM datang dari produk emas sebesar 67% dari total pendapatan ANTM. Kemudian disusul dari komoditas nikel yang berkontribusi sebesar 28%. Dan sisanya penghasilan lainnya.

Secara geografis penjualan, ANTM juga lebih banyak menjual produknya kedalam negeri. Kontribusi penjualan dalam negeri sendiri berkontribusi sebesar 78%. Sedangkan penjualan ke luar negeri/ekspor berkontribusi sebesar 22%.

Anda kesulitan mengatur waktu untuk analisa laporan keuangan? Anda bisa menggunakan E-Book Quarter Outlook Q4 2021. Dengan E-Book ini, Anda akan mendapatkan hasil analisa saham-saham potensial dari RK Team. Anda bisa mendapatkannya di sini.

Nikel: Growth Driver Pendapatan ANTM?

Dari data diatas, kita bisa melihat kontribusi dari nikel terus meningkat dari sebelumnya di 2020 sebesar 24% dan di 2021 sebesar 28%. Penjualan nikel ini telah bertumbuh 65% secara YoY.

Tentunya kedepan nikel akan menjadi growth driver dari ANTM yang mana permintaannya saat ini sedang tinggi-tingginya. Permintaan tinggi terutama datang dari produsen baterai untuk kendaraan listrik. Belum lagi larangan impor komoditas dari Rusia, tentunya sangat akan menguntungkan ANTM. Karena beberapa pemain industri yang membutuhkan nikel akan lari ke Indonesia.

Harga nikel yang sedang berada di level tinggi turut membuat kontribusi dari nikel ANTM terus meningkat. Average Selling Price (ASP) dari produk feronikel ANTM dari QoQ terus mengalami kenaikan. Tentunya, dengan terus meningkatnya harga komoditas nikel dunia, kinerja ANTM masih berpotensi terus meningkat.

Bagaimana, apakah tertarik untuk membeli saham ANTM? Atau Anda saat ini sedang hold saham ANTM? Apakah saham ini layak masuk ke bagian portofolio kita? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar.

DISCLAIMER : Tulisan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Tulisan ini bersifat untuk edukasi berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Do Your Own Research sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.

Info:

  • Cheat Sheet LK Q4 2021 telah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.https://bit.ly/CheatSheetRK
1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel