Investasi Saham vs Reksa Dana

Terakhir diperbarui Pada 5 Juni 2024 at 2:55 pm

Investasi saham vs investasi reksa dana, hingga kini masih banyak investor yang dibuat bimbang untuk lebih memilih mana yang lebih menguntungkan di antara keduanya. Padahal dalam dunia investasi ada dua hal yakni, “High Risk High Return” dan “No Risk No Return”. Nah, jadi mana yang harus kita pilih kalau begitu ? Saham atau reksa dana ?

 

 

Artikel ini dipersembahkan oleh :

 

 

 

Ada “High Risk High Return” dan “No Risk No Return”

Dalam dunia investasi sudah pasti kita akan dihadapkan pada dua pilihan yakni “High Risk High Return” dan “No Risk No Return”. Keduanya ini berlaku di semua instrumen investasi, dalam konteks kali ini termasuk pada investasi saham dan investasi reksa dana.

Jika dipahami lebih dalam, sebenarnya maksud “High Risk High Return” dan “No Risk No Return” merujuk pada keharusan kita untuk mempelajari lebih dulu tentang investasi, sebelum memutuskan terjun langsung. Karena dengan belajar, kita bisa mengetahui bahwa menabung tidak akan membuat kita kaya, karena bunga yang dihasilkan tidak sepadan dengan laju inflasi. Sedangkan, dengan berinvestasi kita sudah membuat uang kita bekerja untuk kita, dengan pertumbuhan yang melebihi angka inflasi.

Investasi Saham vs Reksa Dana, Lebih Cuan Mana ?

Investasi Saham

Kita yang sudah terjun ke dalam dunia investasi pasti sudah sangat familiar dengan Warren Buffet – sang Wizard of Omaha (Penyihir dari Omaha) atau Oracle of Omaha (Peramal dari Omaha) yang memiliki kekayaan bersih sejumlah US$ 77.2 miliar, merupakan contoh seorang investor yang tidak serakah. Meskipun jumlah kekayaannya fantastis, Buffet memiliki filosofi sendiri dalam berinvestasi, dengan memilih-memilih perusahaan tempatnya berinvestasi. Beberapa di antaranya adalah perusahaan-perusahaan yang tidak mudah terguncang di masa sulit karena Buffet sudah berpikir hingga satu dekade ke depan tentang tren industri yang akan terjadi, contohnya Coca Cola, IBM, dan American Express.

Hingga kini Buffett masih memegang teguh strategi investasi, “takut ketika orang lain serakah, dan serakah ketika orang lain takut.” Ia juga dikenal, sebagai investor yang justru bersemangat berinvestasi ketika pasar sedang remuk dan ia terbukti menyelamatkan beberapa perusahaan yang terkena resesi. Selain itu, Buffet tidak mau asal memborong saham. Ia tahu kapan harus membeli saham secara perlahan dan teratur dari waktu ke waktu dan dilakukannya secara konsisten. Psikologi investasi ala Warren Buffet adalah

“Jangan terlalu sering membeli saham. Orang sabarlah yang akan berhasil. Sabar menunggu waktu yang tepat untuk membeli saham, yaitu ketika terjadi penurunan harga saham besar-besar.”

Berikut adalah beberapa keuntungan investasi saham :

  1. Capital gain. Merupakan keuntungan dari selisih harga yang kita dapatkan, yaitu ketika menjual saham dengan harga jual yang lebih tinggi dari harga beli. Sebagai contoh jika Anda membeli saham perusahaan X dengan harga Rp 1.000 lembar, kemudian menjualnya dengan harga Rp 1.500 per lembar, artinya Anda mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 per lembar saham.
  1. Dividen. Merupakan laba perusahaan yang dibagikan kepada setiap pemegang saham. Dividen yang dibagikan dapat berupa dividen tunai atau dividen saham. Dividen dibagikan sesuai dengan keputusan yang dihasilkan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
  1. Terhindar dari pengaruh inflasi. Inflasi adalah penurunan nilai uang karena meningkatnya harga dimulai dari harga barang produksi hingga konsumsi.
  1. Mudah dan dapat dilakukan di mana saja. Teknologi yang semakin maju mempermudah kita bertransaksi saham, karena saat ini tersedia fasilitas online trading, sehingga kita dapat memantau keadaan pasar serta melakukan order beli atau jual tanpa harus pergi atau pun menelepon ke kantor sekuritas.
  1. Tidak memerlukan modal besar. Sekarang untuk memulai investasi saham, sudah bisa dari modal terkecil di Rp 100.000, jadi jauhkan pemikiran bahwa berinvestasi saham memerlukan modal yang besar. Di mulai dari
  1. Aman dan dilindungi negara. Investasi saham di Indonesia diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lembaga negara yang menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan terintegrasi terhadap seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan nasional.
  1. Saham adalah investasi yang likuid. Saham adalah produk investasi yang aktif diperdagangkan, yang memiliki arti bahwa kita dapat membeli dan menjual saham kapan pun kita mau selama waktu perdagangan saham di BEI masih buka.

[Baca juga: Perbedaan Saham dan Reksadana, Ketahui Karakteristik dan Keuntungannya]

 

 

Ikuti Stock Market Mastery (Februari – Maret 2021) dapat dilihat di sini.

 

 

Investasi Reksa Dana

Reksa dana adalah pilihan atau alternatif cara berinvestasi. Investor bisa berinvestasi langsung ke instrumen investasi seperti disebutkan di atas, atau secara tidak langsung, melalui reksa dana yang dikelola bersama oleh Manajer Investasi (MI) dan bank kustodian.

Investor perlu alternatif pilihan cara berinvestasi? Tak semua investor memiliki kemampuan mengatasi kendala berinvestasi secara langsung.

Sebagian besar sulit berinvestasi langsung karena kendala seperti pengetahuan dan kemampuan menganalisis perusahaan dan menganalisis kondisi pasar, perlu dedikasi waktu terus menerus melakukan analisis pasar dan memonitor kondisi dan pergerakan harga yang terjadi, perlu proses pengambilan keputusan untuk pemilihan perusahaan serta keputusan transaksi (beli, jual, tahan), administrasi dan pencatatan akuntansi portofolio investasi yang bisa merepotkan. Jika butuh dan ingin berinvestasi ke pasar uang dan pasar modal, seperti obligasi, saham dan instrumen lain, sementara kita tidak sanggup melakukan sendiri, maka reksa dana solusinya.

Tak perlu repot berinvestasi, jika bisa berinvestasi dengan santai melalui reksa dana, memanfaatkan jasa MI dan bank kustodian, sepanjang kita memahami faktor risiko dan memilih reksa dana yang tepat sesuai tujuan investasi dan profil risiko.

Setiap jenis reksa dana memiliki potensi imbal hasil dan risiko berbeda-beda. Reksa dana saham memiliki tingkat risiko maupun potensi imbal hasil paling tinggi, sedangkan reksa dana pasar uang paling rendah.

Dengan kata lain, reksa dana saham memiliki tingkat potensi keuntungan maupun kerugian cukup tinggi. Jadi, siap-siap saja, suatu saat mungkin kita dapat menikmati keuntungan cukup tinggi, tetapi di waktu berikutnya bisa saja menderita kerugian cukup besar. Sebaliknya, reksa dana pasar uang memiliki tingkat potensi keuntungan dan kerugian cukup rendah. Mirip-mirip dengan depositolah.

Nah, karena tingkat risiko masing-masing reksa dana tak sama, pemodal harus tahu profil risiko yang dihadapi, ada pemodal yang senang dengan jenis investasi berisiko tinggi, tetapi ada pula yang hanya bisa menerima risiko rendah. Hal ini harus diketahui sebelum memutuskan menanam uang di reksa dana. Tentu saja, selain ada risikonya, berinvestasi di reksa dana juga banyak untungnya yaitu:

  1. Investasi jenis ini ditangani oleh ahlinya. Setiap reksa dana yang diterbitkan pasti ditangani oleh ahli dalam bidang investasi masing-masing. Misalnya, ahli yang berpengalaman dalam bidang saham, ahli yang mahir di bidang obligasi, dan lainnya. Anda hanya perlu memilih manajer investasi yang tepat untuk memaksimalkan keuntungan pada instrumen investasi reksa dana.
  1. Tidak memerlukan wawasan yang mendalam tentang pasar modal. Dalam investasi reksa dana, Anda tidak perlu memerlukan wawasan yang mendalam tentang pasar modal. Berbeda dengan investasi di saham, keputusan jual beli ada di tangan Anda sendiri, bahkan Anda juga dituntut untuk dapat menganalisis laporan keuangan dan kondisi perusahaan sebelum investasi dilakukan.
  1. Berisi bermacam-macam jenis instrumen investasi yang dapat disesuaikan dengan jenis investor berdasarkan profil risikonya. Misalnya, reksadana saham meskipun sebagian besar berisi instrumen saham, ada instrumen lain seperti obligasi, sertifikat deposito, sertifikat Bank Indonesia, atau jenis instrumen investasi lainnya. Dengan demikian, tingkat risiko dari masing-masing jenis produk reksadana dapat dijaga pada tingkat risiko tertentu.
  1. Dengan dana terbatas, pemodal dapat berinvestasi pada instrumen yang bernominal pembelian tinggi. Minimal investasi (biaya pembelian unit reksadana) di beberapa jenis produk reksadana ada yang sebesar Rp 100.000 atau ada juga yang hanya Rp 50.000. Jadi, berinvestasi di reksadana relatif terjangkau. Dengan dana terbatas, kita dapat berinvestasi di beberapa jenis instrumen investasi.
  1. Pergerakan hasil investasi bisa selalu dipantau. Beberapa media cetak bahkan menampilkan pergerakan hasil investasi reksadana setiap hari. Hasil investasi itu bisa positif, dapat juga negatif. Pergerakan yang disebarluaskan itu sekaligus menunjukkan betapa transparannya pergerakan investasi reksadana setiap harinya. Jika pemodal merasa sudah saatnya menjual unit reksa dananya, ya jual. Begitu sebaliknya.
  1. Dana yang ada cukup likuid. Biasanya, dana yang diinvestasikan pada reksadana bisa ditarik dua atau tiga hari setelah mengajukan penarikan dana.
  1. Perpajakan. Keuntungan lainnya, meski bersifat sementara, adalah posisinya dalam perpajakan. Saat ini reksadana jenis tertentu tidak dikenai pajak. Keuntungan ini, seperti sudah disebut, bersifat sementara, karena mungkin saja berubah seiring perjalanan waktu dan perubahan kebijakan pemerintah.

 

Dari penjelasan di atas, hal penting yang perlu kita ketahui adalah baik investasi di saham maupun investasi reksa dana, tentu masing-masing instrumen memiliki kekurangan dan risikonya. Oleh karena itu Anda juga perlu bijak memilih instrumen yang tepat untuk Anda.

David S. Rose, seorang pengusaha kaya berasal dari New York dan penulis buku Angel Investing: The Gust Guide to Making Money and Having Fun In Startupmengatakan bahwa seorang investor kaya biasanya menghasilkan 20 hingga 50 kali lipat dari investasi awal mereka pada satu atau dua perusahaan yang sukses. Rose sendiri kerap menanamkan uang sejumlah US$ 50.000 hingga US$ 100.000 dalam satu perusahaan dan bisa meraih jutaan dolar dari beberapa investasi yang dilakukannya.

Dengan demikian, ketika Anda memutuskan untuk berinvestasi, tentu nantinya akan berhadapan dengan uang, instrumen investasi, dan waktu. Dari sanalah, Anda harus mampu memutuskan berapa jumlah uang yang akan diinvestasikan, atau bahkan instrumen investasi apa yang akan Anda beli, dan berapa lama Anda akan berinvestasi. Pasalnya, mau kita berinvestasi di saham ataupun reksa dana, keduanya memiliki nilai cuan yang berbeda dan time frame yang berbeda pula.

 

Jadi, instrumen investasi mana yang akan menjadi pilihan Anda ? 

 

 

Sumber Referensi:

  • Eunike Oktavia Tejosusilo, SE., M.Ak., Ak., CA. 24 Agustus 2020. Investasi Reksa Dana Vs Investasi Saham, Mana yang Lebih Cuan?. https://www.finansialku.com/investasi-reksa-dana-vs-investasi-saham/

 

 

Nah, bagi Anda yang memiliki keterbatasan waktu untuk bisa mengumpulkan informasi mengenai kinerja terbaru perusahaan, kini Anda bisa memanfaatkan Cheat Sheet sebagai alternatif yang dapat membantu menghemat waktu Anda untuk mengecek kinerja perusahaan yang saham nya Anda pegang. Yuk, dapatkan segera Cheat Sheet Q3 2020 di sini…

 

###

 

Info:

 

 

 

Tags : Investasi Saham vs Reksa Dana | Investasi Saham vs Reksa Dana | Investasi Saham vs Reksa Dana | Investasi Saham vs Reksa Dana | Investasi Saham vs Reksa Dana | Investasi Saham vs Reksa Dana | Investasi Saham vs Reksa Dana | Investasi Saham vs Reksa Dana | Investasi Saham vs Reksa Dana

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *