Terakhir diperbarui Pada 27 Mei 2024 at 12:03 pm
Daftar Isi
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
GOTO dan TikTok berkongsi, pasca ByteDance Ltd., induk perusahaan TikTok yang juga menaungi TikTok shop resmi menjalin kesepakatan dengan GOTO (PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk). Melalui kongsi yang terbentuk, GOTO dan TikTok akan mengandalkan kombinasi layanan belanja Tokopedia. Lalu apakah kombinasi layanan akan menjadi prospek menarik bagi GOTO?
Perjalanan Singkat TikTok Shop
Sebelum masuk pada pembahasan inti kita mengenai prospek GOTO, dalam menjalankan skema kombinasi layanan pada fitur belanjanya. Maka sebagai langkah awal, kita mulai dari perjalanan singkat TikTok Shop terlebih dulu ya teman-teman investor…
Perjalanan TikTok Shop di Indonesia
Perjalanan platform social commerce asal Tiongkok, bisa dikatakan tidaklah mulus. Walaupun sempat sukses, sejak pertama kali masuk ke Indonesia tahun 2021. Namun nyatanya, pemerintah Indonesia justru resmi menghentikan izin operasional TikTok Shop pada 4 Oktober 2023 kemarin.
Source: Google Search
TikTok Shop memang berbeda dengan kebanyakan platform e-commerce. Di mana, TikTok menawarkan konsep baru dalam hal pengalaman berbelanja online, yakni social commerce. Melalui social commerce tersebut, TikTok Shop menawarkan pengalaman belanja online yang menggabungkan e-commerce dan social media.
Tidak heran pada kuartal II-2022, total transaksi belanja di TikTok Shop mencapai angka USD4.4 miliar. Dengan jumlah transaksi sebesar itu, TikTok Shop menargetkan bisnisnya akan tumbuh US$20 miliar di tahun 2023. Didukung pula dengan sokongan pasar dari Asia Tenggara dan perusahaan terus memperluas bisnis di wilayah Amerika dan Eropa.
Hasilnya, tercatat TikTok merupakan platform social media dengan time spent user access on phones paling lama di antara platform lainnya…
Source: Bloomberg
Selama beroperasi di Indonesia, dari 2021 hingga Oktober 2024 tercatat TikTok Shop mampu memperoleh GMV sebesar USD2.5 miliar. Di mana untuk USD1 miliar dicapai TikTok Shop hanya dalam tiga bulan pertama 2023.
TikTok Shop Tuai Protes
Cukup disayangkan, di tengah pencapaiannya – TikTok Shop justru menuai protes. Lantaran TikTok Shop dinilai menawarkan harga terlampau murah.
Selain itu, juga muncul dugaan bahwa TikTok Shop tengah menjalankan aksi predatory pricing, atau menghadirkan harga atas sebuah produk yang murahnya tidak masuk akal.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Perdagangan Indonesia menerbitkan Permendag No. 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. Permendag tersebut dirilis pada 26 September 2023.
Terbitnya Permendag No. 31 Tahun 2023 juga berimbas pada tata kelola baru industri e-commerce dan social commerce. Salah satunya adalah pelarangan menjual barang impor dengan harga di bawah US$100 atau sekitar Rp1.5 juta. Sebagai dampak buruknya, TikTok Shop merespon hal itu dengan menutup layanannya di Indonesia pada Oktober 2023.
GOTO dan TikTok Berkongsi
Pasca ±2 bulan menarik diri, akhirnya pada 12 Desember 2023 TikTok Shop mulai kembali eksis. Rupanya dalam beberapa waktu terakhir, TikTok berupaya memenuhi peraturan dan tata hukum yang ada di Indonesia melalui Permendag No. 31 Tahun 2023 tadi.
Upaya TikTok tersebut sekaligus menjawab saran Menteri Koperasi dan UKM -Teten Masduki…
Source: bisnis.tempo.co
Dengan itu, maka TikTok menggandeng salah satu mitra e-commerce di Indonesia, yaitu GOTO. Ya, TikTok menginvestasikan dana senilai USD1.5 miliar atau setara Rp23.4 triliun ke PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.
Akibat masuknya dana investasi tersebut, maka TikTok resmi jadi pengendali atas GOTO. Di mana pelaksanaannya, fitur layanan belanja pada aplikasi TikTok Shop operasionalnya dikelola oleh Tokopedia. Sehingga tercipta yang namanya skema kombinasi layanan, yang diklaim mampu mendorong bertumbuhnya ekonomi digital, lewat pemberdayaan UMKM.
Respon Market terhadap Saham GOTO?
Nah, sekarang kita mulai masuk imbasnya pada saham GOTO, gimana nih?
Sejak bergulirnya rumor antara TikTok dan GOTO pada awal November 2023 – hingga awal Desember 2023, saham GOTO sudah mengalami kenaikan sekitar 44%…
Pergerakan saham GOTO sejak 3 Nov – 5 Dec 2023. Source: Refinitiv Workspace
Market sudah merespon saham GOTO dengan sangat baik dalam satu bulan terakhir. Terjadinya GOTO dan TikTok berkongsi, nampaknya juga sejalan dengan misi CEO GOTO -Patrick Walujo, yang menargetkan akan membawa GOTO mencapai profitabilitas. Hal ini mempertimbangkan pengembangan e-commerce di Indonesia yang memiliki potensi jangka panjang.
Namun cukup ironis, ketika press release mengenai kemitraan strategis antara GOTO dan TikTok dikonfirmasi. Saham GOTO justru mengalami penurunan yang tajam. Dalam press release GOTO diungkap, bagaimana TikTok nantinya akan memegang 75% saham Tokopedia dan kepemilikan GOTO berkurang menjadi 25%.
Pergerakan saham GOTO sejak 13 Nov – 11 Dec 2023. Source: Refinitiv Workspace
Potensi Pertumbuhan E-Commerce jadi Katalis Positif GOTO dan TikTok Berkongsi
Disamping itu, terjadinya GOTO dan TikTok berkongsi juga terdorong oleh potensi pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Ya, bisnis e-commerce diprediksikan masih akan terus meningkat selama beberapa tahun kedepan. Hal ini sejalan dengan pemulihan ekonomi akibat pandemic Covid19 dan tren gaya hidup yang beralih ke transaksi online.
Belum lagi dengan masifnya transformasi digital yang terjadi dan upaya pemerintah yang meratakan pembangunan ekosistem pendukungnya.
Source: Bloomberg
Prediksi yang serupa juga diungkapkan oleh Google, bahwa potensi e-commerce Indonesia masih akan menguat hingga tahun 2025 mendatang.
Source: databoks.katadata.co.id
Google menyebutkan pertumbuhan bisnis e-commerce nilai ekonominya telah melewati level pra pandemic Covid19. Tercatat nilai ekonomi bisnis e-commerce tahun 2019 hanya sebesar USD25 miliar.
Lalu di tahun 2022 tumbuh menjadi sebesar USD59 miliar atau setara 76.62% dari seluruh nilai ekonomi digital Indonesia sebesar USD77 miliar.
Sebab itu, Google bersama Temasek dan juga Bain & Company memprediksikan perhitungan yang sama. Bahwa e-commerce Indonesia akan tumbuh hingga USD95 miliar di tahun 2025.
Lalu Berapa Valuasi Tokopedia di Pandangan TikTok?
Jika kita asumsikan investasi senilai USD1.5 miliar, maka valuasi kepemilikan GOTO bisa jadi bernilai USD0.5 miliar dan berarti nilai total perusahaan Tokopedia sekitar USD2 miliar.
Perlu diperhatikan, pada saat GOTO akan melakukan IPO merger Tokopedia dan Gojek dihargai dengan valuasi USD18 miliar. Dengan valuasi Tokopedia sebesar USD8.2 miliar. Maka dampak dari pembelian TikTok, membuat valuasi Tokopedia berkurang sebesar USD6.2 miliar.
Stock Market Mastery adalah program belajar saham komprehensif yang didesain oleh RK Team, membantu Anda mendapatkan profit secara konsisten di pasar saham. Segera daftarkan diri Anda di sini!
Manfaatkan Voucher 200K untuk Pendaftar Tercepat SMM RK di bawah ini!
Review Singkat Kinerja GOTO hingga Kuartal III-2023
Bahkan ketika terjadinya, pelemahan harga saham secara teknikal yang bertepatan dengan press release, sebenarnya adalah hal yang wajar. Namun dalam hal ini, tentu yang ingin kita sorot adalah bagaimana GOTO mampu memperoleh laba, setelah mendivestasi bisnis Tokopedia sebesar 75% kepada TikTok.
Hingga saat ini saja, tercatat bahwa GOTO masih belum dapat membukukan net profit sejak IPO di bursa pada April 2022…
Historical Net Profit GOTO. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2023 by RK Team
Bahkan jika dilihat berdasarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dengan modal ekuitas yang diinvestasikan para investor. GOTO masih belum mampu mencapai profitabilitas dan efisiensi yang diharapkan, untuk bisa mendapatkan laba. Hal ini tercermin dari an level ROE di -11% per kuartal III-2023…
Historical ROE GOTO. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2023 by RK Team
Lantas Bagaimana Efek Akuisisi Tokopedia oleh TikTok ?
Masuknya TikTok Shop sebagai bagian dari Tokopedia akan meningkatkan pangsa pasar Tokopedia menjadi 40% di market Indonesia. Sebelumnya Shopee menguasai 36% pangsa pasar di Indonesia, sedangkan Tokopedia hanya menguasai 35%. Dengan tambahan 5% pangsa pasar TikTok Shop, maka Tokopedia bisa menjadi market leader.
Secara laporan keuangan, tentu akan terlihat penurunan pendapatan di laporan keuangan GOTO karena adanya dekonsolidasi laporan Tokopedia. Tetapi sisi baiknya adalah rugi usaha GOTO akan berkurang, karena Tokopedia sendiri masih menyumbangkan kerugian usaha yang besar. Dengan potensi TikTok Shop yang masih besar dengan pengguna aktif sekitar 125 juta user di Indonesia. Diharapkan Tokopedia nantinya bisa menyumbangkan laba bagi GOTO kedepannya.
Adapun strategi yang diterapkan adalah Tokopedia dan TikTok Shop akan mengkombinasikan layanan di bawah Tokopedia. Hal ini memungkinkan seluruh operasi fitur layanan belanja di aplikasi TikTok Shop dipegang oleh Tokopedia.
Jadi layanan e-commerce milik TikTok Shop akan dilayani melalui Tokopedia. Di mana hanya Tokopedia yang akan berjualan dan bertransaksi. Sementara TikTok hanya mengiklankan produk. Dan produk yang akan digenjot penjualannya ialah produk lokal milik UMKM.
[Lihat lagi: Bottomline Masih Minus, Apakah GOTO Sudah Berada di Jalur yang Tepat untuk Profit?]
Kesimpulan
Dari pembahasan kita mengenai GOTO dan TikTok berkongsi, bisa dikatakan bahwa keduanya berupaya untuk dapat menangkap peluang dari potensi pertumbuhan bisnis e-commerce di Indonesia yang masih terpampang besar.
Namun dalam realisasinya, GOTO dan TikTok perlu siap bersaing dengan para kompetitor yang sama dalam bisnis e-commerce. Ditambah dengan tantangan untuk mendorong peningkatan dan pemahaman UMKM terhadap pemanfaatan e-commerce.
Belum lagi tantangan dari sisi teknologi yang membutuhkan masa uji coba dalam penerapannya. Hal ini memungkinkan Tokopedia dan TikTok Shop mengalami trial and error.
Singkat kata, GOTO dari sisi valuasi, saat ini belum bisa dikategorikan menarik. Meskipun memiliki PBV murah di 1.1x, namun dari PER juga masih tidak menarik karena di level -10.2x.
Nah, bagaimana dengan pandangan teman-teman investor sendiri mengenai GOTO dan TikTok berkongsi ini?***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.