Prospek Saham PBID

Terakhir diperbarui Pada 21 Februari 2019 at 11:44 am

Sejak PBID melakukan IPO di akhir tahun 2017, PBID semakin agresif berekspansi. Termasuk di tahun 2018 ini, PBID mengakuisisi Pabrik di Johor Bahru, Malaysia yang akan direnovasi menjadi Gudang dan pabrik guna mendukung kegiatan ekspor ke Malaysia. Demikian pula, PBID menambah Gudang baru di Solo untuk memperkuat jalur distribusi di Pulau Jawa. Bagaimana prospek saham PBID ke depannya?

 

Company Milestone PBID

Panca Budi Idaman atau Panca Budi Grup didirikan oleh Djonny Taslim ditahun 1979. Tepat pada tahun 1990, Djonny Taslim mendirikan PBID untuk bisa memproduksi dan mendistribusikan produknya yang berupa kantong plastik. PBID beroperasi secara komersial dengan memproduksi kantongan plastik di tahun 1991. Kemudian ditahun 2003, PBID menerima sertifikat ISO 9001 untuk manajemen proses produksinya.

PBID bergerak pada bidang usaha produksi dan pendistribusian barang plastik kemasan. Kegiatan usahanya mencakup perdagangan biji plastik, produksi plastik kemasan dan distribusi plastik kemasan untuk dalam negeri maupun untuk kebutuhan ekspor.

Merek pertama yang dipasarkan adalah Pluit, dan muncul merek lainnya seperti : Tomat, Bangkuang, Jeruk, Cabe, 222, Wayang, Gapura, Sparta, Liberty, Dayana, PB dan lainnya. Produk plastik PBID juga memperoleh Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia, dan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia ditahun yang sama yakni 2013.

Merk yang Diproduksi dan Didistribusikan Oleh PBID

Pasar pertama PBID adalah Jabodetabek, dan saat ini menjangkau seluruh Indonesia. Sedangkan pendistribusian terbagi menjadi :

  1. Distribusi ke pedagang eceran pasar tradisional,
  2. Pedagang semi grosir ke pedagang eceran dipasar tradisional, dan
  3. Distribusi ke pedagang grosir ke pedagang semi grosir ke pedagang eceran dipasar tradisional.
  4. Ekspor produk kantongan plastiknya di tahun 2006.

 

Ekspansi Yang Dilakukan PBID

PBID menjelang akhir tahun 2018 semakin gencar berekspansi memperluas pasar dengan menambah jaringan distribusi melalui pembangunan gudang. Tidak tanggung-tanggung dalam memperluas pasarnya PBID mengerjakan dua proyek sekaligus.

Lokasi pendistribusian diperluas ke beberapa wilayah termasuk di Jawa Tengah, tepatnya di kota Pemalang. Total dana investasi yang dikeluarkan PBID untuk membangun Gudang ini sekitar Rp 200 miliar – Rp 215 miliar. Pembangunan ini diperkirakan akan berlangsung selama 6 hingga 12 bulan ke depan. Sementara untuk tahun depan, pabrik di Pemalang tersebut akan menambahkan kapasitas terpasang menjadi 37.000 ton/tahun. PBID pun menargetkan operasional dengan kapasitas penuh mencapai waktu sekitar 1 hingga 2 tahun, di lahan tambahan seluas 10 – 15 ha yang mencapai Rp 75 miliar.

Adapun proyek kedua di Johor Bahru – Malaysia dengan nilai investasi untuk line 1 sebesar Rp 120 miliar, termasuk pembelian mesin senilai EUR 1.3 juta. Pabrik ini akan menambah volume produksi produk heavy duty sack atau kantong resin yang digunakan pada biji besi. PBID sendiri baru-baru ini sudah merealisasikan akuisisi pabrik tersebut dengan nilai sebesar RM 5.5 juta dan RM 1.5 juta untuk uang muka pembelian mesin. Selain itu PBID juga sudah mengeluarkan modal sekitar Rp 40 miliar – 50 miliar, untuk menambahkan mesin dan peralatan.

 

Kantong Plastik Heavy Duty Sack PBID

 

Terkait agresifnya ekspansi yang dilakukan PBID, memang tidak lepas dari target pertumbuhan bisnis yang sebesar 12% sampai akhir tahun 2018 ini. PBID membuat target yang sudah diperhitungkan dari utilitas kedua produksi akan full dan kapasitas produksi yang mencapai 7.000 ton. Lantaran PBID sendiri sudah lebih dulu menetapkan target produksi sekitar 90.000 ton di tahun 2018 ini, dari operasi kedua pabrik tersebut. Demikian pula untuk pabrik di Johor Bahru – Malaysia, PBID sudah menargetkan penjualan terhadap ekspor yang diatas 5% dari total penjualan.

Dengan ekspansinya ini, PBID diharapkan tidak hanya bertumbuh dari existing market melainkan juga mampu mengembangkan pasar baru termasuk pasar ekspor. Secara histori dari tahun 2016 pendapatan PBID terus konsisten dengan CAGR 15.5%. Termasuk di tahun 2018 ini, Pendapatan PBID mencapai Rp 4.2 triliun (2018 Annualized) atau meningkat sekitar 21% YoY bila dibandingkan dengan total Pendapatan PBID di tahun 2017 yang hanya Rp 3.5 triliun.

Nah dengan ekspansinya tersebut, setidaknya ada empat sasaran yang ingin dicapai oleh PBID :

  1. Meningkatkan market share dan jangkauan distribusi (termasuk mengembangkan ekspor),
  2. Menaikkan brand value,
  3. Menambah kapasitas produksi,
  4. Peningkatan efisiensi dan operational excellence.

 

Darimana Sumber Pendanaan Ekspansi PBID ?

Setelah kita memahami ekspansi dan tujuan yang ingin dicapai PBID melalui ekspansinya ini, selanjutnya Anda perlu memahami darimana sumber pendanaan ekspansi tersebut? Karena ada tipikal perusahaan yang mendanai ekspansi dengan hutang, dan ada tipikal perusahaan yang mendanai ekspansi dengan internal kas nya.

Ternyata PBID menggunakan sumber dana untuk melancarkan ekspansinya dari Kas Internal PBID dan dari sisa dana IPO nya yang masih tersisa. Dari hasil melakukan IPO di tahun 2017 sebesar Rp 850 per saham, membuat PBID menerima sejumlah dana segar sebesar Rp 318.75 miliar. Adapun dana segar yang telah diterima PBID, digunakan untuk keperluan ekspansi usahanya. Masing-masing porsi ekspansi sudah ditetapkan sebanyak 70% untuk penambahan pabrik, fasilitas distribusi, dan mesin. Sedangkan 30% sisanya untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku.

Dengan memperoleh dana segar dari hasil IPO nya di tahun 2017, menunjukkan PBID ternyata mampu mengoperasikan usahanya agar tetap efisien. Sehingga untuk ekspansi nya PBID tidak memilih berhutang sebagai pilihan. Hal ini terbukti dengan jumlah Liabilitas nya yang hanya tetap sebesar Rp 500 – Rp 600 miliar selama tiga tahun terakhir dari tahun 2016 sampai Kuartal III-2018. Dan dengan ekuitas PBID yang saat ini sebesar Rp 1.3 triliun, membuat DER PBID saat ini hanya 0.42x. Sebagai perbandingan bisa kita Neraca PBID berikut ini :

Perbandingan Liabilitas dengan Aset dan Ekuitas PBID. Source : Public Expose PBID 2018

 

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat kita buat kesimpulan, bahwa PBID ini merupakan salah satu perusahaan yang berhasil melakukan efisiensi terhadap kinerja finansialnya. Karena dalam hal ekspansi terbukti PBID tidak mengandalkan pinjaman hutang dari pihak lain. Melainkan menggunakan dana dari Kas internalnya yang sebesar Rp 334 miliar, ditambah lagi dengan dana segar sebesar Rp 318.75 miliar yang PBID peroleh melalui IPO nya. Kondisi ini bisa terjadi karena operasional PBID masih dikelola secara konvensional.

Peluang bagi PBID untuk berkembang melalui ekspansinya juga besar, karena pendistribusian produk kantong plastik lebih tertuju ada pangsa pasar tradisional. Meskipun PBID saat ini sedang berekspansi, dari segi Valuasi PER 7.2x dan PBV 1.4x membuat PBID menjadi perusahaan yang dihargai murah saat ini atau undervalue.

 

###

 

Info:

  • Monthly Investing Plan November 2018 sudah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Cheat Sheet LK Q3 2018 sudah terbit, Anda dapat memperolehnya di sini.
  • E-Book Quarter Outlook LK Q3 2018 sudah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Jadwal Workshop :
    • Workshop Value Investing (Jakarta, 17 November 2018) dapat dilihat di sini.
    • Workshop Value Investing (Jogja, 24 November 2018) dapat dilihat di sini.
    • Workshop Value Investing (Bandung, 8 Desember 2018) dapat dilihat di sini.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

4 comments on “Gencar Melakukan Ekspansi, Bagaimana Prospek Saham PBID Ke Depan nya ?

    1. Sepertinya bukan larangan pemakaian plastik tapi lebih kearah penarikan cukai utk produk plastik karena sulit untuk menghilangkan kebiasaan penggunaan plastik ditengah masyarakat. Selain itu, barang substitusi untuk plastik yang saat ini digunakan adalah bahan yang terbuat dari kertas. Kertas sendiri bahan bakunya dari pepohonan dan bisa digoogling seberapa lambat pertumbuhan hutan dibandingkan dengan pembalakannya.
      Sama halnya dengan perusahaan rokok, pemerintah tidak bisa melarang masyarakat untuk merokok tapi pemerintah menerapkan penarikan cukai rokok.. dan bisa dilihat sampai saat ini, apakah penarikan cukai rokok menyebabkan produsen rokok gagal untuk berkembang? silahakn dinilai masing-masing..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *