Bisnis Farmasi Masih Cerah, Angin Segar bagi IGAR?

Bisnis Farmasi Masih Cerah, Angin Segar bagi IGAR?


Di tengah pandemic Covid-19 seperti sekarang, nilai dari kesehatan menjadi tak ternilai. Dari business standpoint, salah satu sektor yang terdampak tentu sektor farmasi yang termasuk ke dalam industri kesehatan. PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) merupakan salah satu pemain di sektor farmasi, mari kita kulik apakah bisnis farmasi masih memberikan dampak positif bagi IGAR.

 

Sepak Terjang IGAR

IGAR berdiri pada tahun 1975 dengan nama PT Igar Jaya dan memulai operasional bisnisnya (dilakukan melalui PT Avesta Continental Pack & PT Indogravure) pada tahun 1976. Perlu Anda ketahui, IGAR telah IPO di Indonesia sejak tahun 1990, dan sejak saat itu telah banyak melalui aksi korporasi seperti Merger dengan PT Kageo, diambil alih oleh PT Kalbe Farma dan terakhir diambil alih oleh PT Kingsford Holdings.

Bisnis IGAR secara umum berkutat di industri kemasan. Namun, mayoritas pendapatan IGAR diperoleh dari industry farmasi, di mana per 1Q21 saja industry farmasi berkontribusi 85% terhadap total pendapatan, sedangkan non-farmasi sebesar 15% saja.

Source: LK IGAR, diolah

 

 

Anda yang ingin atau sedang menyusun investing plan Anda, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah banyaknya informasi yang beredar, Anda bisa menggunakan Monthly Investing Plan edisi Agustus 2021 yang telah terbit di sini…

 

 

 

Market-wise, IGAR mengklaim bahwa mereka memiliki beberapa segment pasar di luar farmasi, yakni:

  • Consumer goods
  • Bidang pertanian
  • Bidang konstruksi
  • Dan lain-lain

Packaging yang dihasilkan IGAR. Source: Website IGAR

 

Dari sini, mungkin Anda familiar dengan beberapa produk yang ternyata packagingnya dibuat oleh IGAR.  Di tahun 2021, IGAR menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10%, serta akan meningkatkan efisiensi serta mempertahankan dan menambah pangsa pasar pada industri farmasi maupun non-farmasi. Melihat bisnis dari IGAR, bagaimana kinerja IGAR selama beberapa tahun terakhir?

 

Sekilas Kinerja IGAR

Kinerja pendapatan IGAR bisa terbilang cukup stagnant, albeit stagnant di saat pandemic merupakan pencapaian yang cukup luar biasa. Pendapatan IGAR berkisar dari sekitar Rp 140 miliar – Rp 210 miliar, di mana per 1Q21 kemarin IGAR mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 206 miliar atau +9% YoY.

 

 

 

 

 

Meskipun stagnant dari sisi pendapatan, namun laba bersih IGAR justru mampu meningkat +138% YoY dari Rp 8 miliar pada 1Q20 menjadi sebesar Rp 19 miliiar pada 1Q21. Pencapaian ini dapat terjadi karena IGAR melakukan efisiensi bisnis yang membuat margin keuntungan perusahaan meningkat (NPM) IGAR meningkat dari 4% pada 1Q20 menjadi 9% pada 1Q21).

 

 

 

 

Salah satu aspek yang menarik dari IGAR adalah porsi cash perusahaan yang terus meningkat – bahkan meningkat lebih dari 2x lipat apabila dibandingkan dengan rata-rata posisi kas perusahaan pada tahun 2020.

 

Per 1Q21, IGAR mencatatkan posisi kas sebesar Rp 278 miliar – angka ini meningkat Rp 38 miliar apabila dibandingkan dengan Rp 240 miliar pada 4Q20.

 

 

 

Kami melihat ada beberapa alasan dibalik peningkatan kas perusahaan:

  • Efisiensi bisnis – IGAR terus melakukan efisiensi bisnis dalam kinerja operasionalnya, sehingga kas operasional yang biasanya diperlukan pun dapat berkurang.

 

  • Zero-debt company – tidak secara harafiah- karena perusahaan masih memiliki utang usaha. Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah IGAR tidak memiliki utang berbunga, sehingga gearing perusahaan adalah 0x. Dengan tidak memiliki utang berbunga, IGAR tidak perlu membayar beban bunga di setiap periodenya.

 

Jadi IGAR gimana nih prospeknya, Pak?

Dari sisi valuasi, sekilas mungkin terlihat memang IGAR ditransaksikan di valuasi yang murah, Secara manajemen, IGAR juga memiliki manajemen yang bagus pula. Hingga saat ini IGAR memiliki kinerja yang bagus disebabkan oleh pendapatan kontrak yang cukup tinggi saat ini.

Namun bila pandemi ini dapat padam dalam 1 – 2 tahun kedua, kemudian bila pendapatan kontrak kembali menurun maka kinerja IGAR dapat kembali turun. Ini adalah salah satu risiko dan tantangan yang harus dihadapi perusahaan.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan, dan bertumbuhnya industry farmasi Indonesia, apakah dapat menjadi angin segar bagi pertumbuhan bisnis IGAR ke depannya? You decide..

 

DISCLAIMER : Tulisan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Tulisan ini bersifat untuk edukasi berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Do Your Own Research sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.

 

###

 

Info:

 

Tags : Bisnis Farmasi IGAR | Bisnis Farmasi IGAR | Bisnis Farmasi IGAR | Bisnis Farmasi IGAR | Bisnis Farmasi IGAR | Bisnis Farmasi IGAR | Bisnis Farmasi IGAR | Bisnis Farmasi IGAR | Bisnis Farmasi IGAR

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel