Analisa Saham RIGS

PER 3.1x dan PBV 0.3x, Apakah RIGS Layak Dianggap Undervalue?


Terakhir diperbarui Pada 22 February 2019 at 4:47 pm

Dalam 1 – 2 bulan terakhir, harga saham RIGS meningkat cukup signifikan dari 160-an hingga mencapai titik tertinggi di 470-an. Sebelum terkoreksi kembali menjadi 340-an ketika artikel Analisa Saham RIGS ini ditulis.

Dalam Laporan Keuangan Kuartal II 2018 RIGS juga mencatatkan laba bersih sebesar US 1.2 juta, berbanding dengan rugi bersih USD 2.8 juta yang dicatatkan perusahaan pada Kuartal II 2017. Secara valuasi, RIGS ini saat ini dihargai pada PER 3.1x dan PBV 0.3x. Pertanyaannya, apakah kenaikan harga saham RIGS ini disertai dengan perbaikan fundamental nya?. Setelah 5 tahun berturut-turut mencatatkan rugi bersih?. Oke kita langsung bahas dalam artikel kali ini…

Sekilas Mengenai RIGS

RIGS (PT Rig Tenders Indonesia Tbk) adalah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan jasa logistik kelautan untuk industri minyak dan batubara. Terbagi dalam dua kategori yaitu batubara dan lepas pantai. Kategori pertama, jasa pengangkutan batubara yang berprioritas pada layanan penyewaan kapal tarik dan tongkang pada perusahaan tambang seperti mengangkut batubara dan agregat lain. Sedangkan kategori kedua, jasa penunjang lepas pantai. Berprioritas pada penyewaan kapal persediaan dan tongkang akomodasi di perusahaan industri hulu untuk mendukung kegiatan lepas pantai.

Jenis armada yang dimiliki dan dioperasikan oleh RIGS diantaranya. : anchor handling supply tug, tug boats, accommodations/work over barges, flat top barges dan self-discharging barges. Dengan jumlah total armada yang dimiliki per 2017 adalah yaitu 76 kapal dengan rincian : 2 Accomodation Work Barges, 1 Anchor Handling Tug Supply Vessel, 7 Supply Discharging Barges, 22 Barges, dan 44 Tugs Boats.

 

RIGS telah beroperasi selama 43 tahun dalam bidang perkapalan Indonesia. Berdiri sebagai perusahaan Joint Venture (JV) pada tahun 1974. RIGS pertama kali mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1990. Pasca IPO, RIGS mendirikan 2 anak perusahaan. Rig Tenders Marine Pte Ltd dan Rig Tenders Offshore Pte Ltd di Singapura pada tahun 2010. Kemudian mengakuisisi 100% saham di tiga perusahaan berbasis di Singapura, yaitu CH Logistics Pte Ltd, CH Ship Management Ltd, dan Grundtvig Marine Pte Ltd.

 

Analisa Saham RIGS

Kinerja Fundamental RIGS

Bagaimanakah kondisi finansial RIGS sejauh ini?. Apakah kenaikan harga sahamnya dipengaruhi oleh kinerja fundamental nya?. Jika kita hanya menaruh perhatian pada laba bersih, di atas tadi Penulis sudah menyebutkan bahwa setelah RIGS mengalami rugi bersih selama 5 tahun berturut-turut (2013 – 2017). RIGS mencatatkan laba bersih sebesar USD 1.2 juta di Kuartal II 2018 ini. Kalau begitu bagus donk pak? Nanti dulu. Penulis telah beberapa kali menuliskan pada artikel sebelumnya bahwa laba bersih tidak selalu mencerminkan baik tidaknya fundamental sebuah perusahaan secara keseluruhan. Artikelnya bisa Anda baca lagi di bawah ini.

[Baca Lagi : Laba Bersih Tidak Menjamin Perusahaan Pasti Bagus, Ini Alasannya..]

 

Lebih lanjut, jika kita melihat Pendapatan RIGS secara Year on Year, Anda juga akan menemukan bahwa Pendapatan RIGS meningkat dari USD 4.23 juta menjadi USD 6.68 juta, atau mengalami peningkatan 58%. Menarik? Well, jika Anda melihatnya secara Year on Year, peningkatan pendapatan 58% tentu menarik. Namun jika Anda tarik lagi secara historical data pendapatan RIGS selama beberapa tahun ke belakang. Misalkan dari Kuartal II 2013, Pendapatan RIGS adalah sebesar USD 27.2 juta. Artinya pendapatan RIGS di Kuartal II 2018 ini, hanya sekitar seperempat atau 25% dari Pendapatannya di Kuartal II 2013 tadi. Jika dirata-rata, Pendapatan RIGS justru turun sebesar 24.3% setiap tahun nya.

Pendapatan RIGS 2011 – 2018 (Telah dikonversi dalam Rupiah)

Dengan kata lain dari penjelasan di atas, kita bisa melihat bahwa Pendapatan RIGS justru dalam trend menurun. Meskipun secara Year on Year sampai dengan Kuartal II 2018 ini Pendapatannya meningkat.

Dalam sebuah bisnis, adalah hal yang normal jika meningkatnya omset atau pendapatan disertai dengan peningkatan beban pokok pendapatan atau COGS nya. Namun jika Anda bandingkan kenaikan pendapatan RIGS secara YoY ini dengan Beban Pokok Pendapatan, Anda justru akan menemukan bahwa Beban Pokok Pendapatan RIGS justru mengalami penurunan dari USD 6.05 juta di Kuartal II 2017 menjadi USD 5.4 juta di Kuartal II 2018. Loh Pak, berarti bagus donk kalau Pendapatan naik serta Beban Pokok Pendapatan turun?. Oke kita lanjut dulu ya.

Jika kita lanjutkan pencarian kita pada Catatan Kaki 19 : Beban Pokok Pendapatan, kita dapat melihat faktor apa yang menyebabkan Beban Pokok Pendapatan tersebut turun. Ternyata, faktor penyusutan kapal mengalami penurunan dari USD 2.79 juta di Kuartal II 2017 menjadi USD 1.69 juta di Kuartal II 2018. Artinya penyusutan kapal di Kuartal II 2018 ini berkurang 39% dibandingkan periode sebelumnya. Penyusutan Kapal yang turun ini menandakan bahwa RIGS menjual sebagian aset kapal nya, sehingga beban penyusutan kapal tadi menjadi turun.

Catatan Kaki 19 : Beban Pokok Pendapatan. Perhatikan Penurunan Pada Penyusutan Kapal. 

 

Seperti yang kita ketahui, aset terbesar dari RIGS ini adalah Kapal nya. Dan jika Anda melanjutkan lagi pencarian Anda pada Catatan Kaki 11 : Aset Tetap. Anda juga dapat menemukan bahwa penurunan Penyusutan Kapal tadi adalah karena nilai buku Aset Tetap RIGS berupa Kapal berkurang cukup signifikan. Dari USD 74.1 juta di Kuartal II 2017 menjadi USD 39.2 juta di Kuartal II 2018 (berkurang 47%). Penurunan / Penjualan aset tetap ini lah yang membuat biaya pokok pendapatan yang telah kita bahas pada bagian sebelumnya menjadi berkurang dari USD 2.79 juta menjadi USD 1.69 juta.

Hal yang ingin Penulis tekankan di sini adalah berkurangnya beban pokok pendapatan tadi bukan disebabkan oleh pengelolaan cost yang lebih efisien, namun karena Perusahaan menjual sebagian aset tetapnya berupa kapal. Secara gamblang, yang mudah kita pahami adalah “jumlah kapal berkurang, maka membuat jumlah aset pun berkurang”. Atau, saat terjadi kenaikan Laba Bersih itu bukan dikarenakan kinerja perusahaan, melainkan lebih kepada penjualan Aset.

 

Catatan Kaki 11 : Alokasi Beban Penyusutan RIGS

 

Neraca Keuangan RIGS

Selain kita telah mengetahui bahwa Aset Tetap RIGS mengalami penurunan karena penjualan kapal yang dilakukan perusahaan, kita juga dapat menganalisa lebih lanjut mengenai kondisi keuangan RIGS. Jika kita lihat berdasarkan laporan keuangan RIGS yang terbaru saat ini perusahaan masih memiliki Total Liabilitas sebesar USD 26.5 juta. Di mana USD 25.6 juta di antaranya (sekitar 96% dari total liabilitas) merupakan Liabilitas Lancar atau hutang jangka pendek. Apabila kita bandingkan dengan Aset Lancar perusahaan yang sebesar USD 37.8 juta, maka sekilas kita dapat melihat perusahaan mampu membayar Liabilitas Lancar nya tadi dengan Aset Lancar yang dimiliki.

Akan tetapi, jika Anda lebih teliti lagi memeriksa Laporan Keuangan RIGS. Anda dapat melihat bahwa dari USD 37.8 juta Aset Lancar yang dimiliki RIGS. USD 22.6 juta diantaranya adalah berbentuk Aset Tersedia untuk Dijual. Penulis tidak tahu apakah penurunan biaya penyusutan di atas terjadi setelah Aset Kapal nya sudah terjual, atau masih memperhitungkan Aset Tersedia untuk Dijual. Namun yang jelas dari hal ini, kita dapat melihat bahwa perusahaan RIGS harus terpaksa menjual kapal-kapalnya tadi untuk menutupi Liabilitas Lancarnya. Dengan asumsi RIGS tidak menjual kapal-kapalnya tersebut. Maka Aset Lancar RIGS sejatinya “hanya” sebesar USD 15.2 juta (Aset Lancar USD 37.8 juta – Aset Tersedia Untuk Dijual USD 22.6 juta) yang artinya kemampuan Perusahaan untuk melunasi Liabilitas Lancarnya tidak begitu baik (Liquidity Ratio = 0.59x). Dengan fakta ini, kita juga dapat mengatakan bahwa secara fundamental kondisi keuangan RIGS ini kurang sehat.

 

Catatan Kaki 10 : Aset Tersedia Untuk Dijual

 

Apakah Analisa Saham RIGS Valuasi RIGS Bisa Dikatakan Undervalued?

Pada bagian awal artikel, Penulis menyebutkan bahwa dengan RIGS mencatatkan laba bersih sebesar US 1.2 juta pada Kuartal II 2018. Secara valuasi RIGS saat ini dihargai pada PER 3.1x dan PBV 0.3x. Bukankah valuasi ini terbilang murah, bahkan sangat murah?

Dengan catatan apabila RIGS memperoleh laba bersih dari peningkatan kinerjanya, maka bisa jadi Penulis setuju bahwa valuasi RIGS saat ini murah. Namun karena laba bersih RIGS ini lebih banyak diperoleh dari penjualan aset kapal nya tadi. Penulis tidak melihat bahwa PER 3.1x dan PBV 0.3x itu bisa disebut real.

Dengan asumsi RIGS tidak menjual kapal tersebut. Maka seharusnya Beban Pokok Pendapatan RIGS di Kuartal II 2018 yang berjumlah USD 5.4 juta seharusnya kita tambahkan dengan USD 1.1 juta (selisih antara penyusutan kapal di tahun 2018 dengan di tahun sebelumnya). Sehingga Beban Pokok Pendapatan ini seharusnya menjadi USD 6.5 juta. Dengan demikian, Laba Bruto RIGS yang saat ini adalah sebesar USD 1.28 juta seharusnya hanya sebesar USD 200 ribu saja jika Perusahaan tidak melakukan Penjualan Aset Kapal nya. Dan, dengan kondisi perusahaan yang masih mempunyai beban umum dan administrasi senilai USD 711 ribu dan Beban Keuangan USD 297 ribu. Maka sejatinya perusahaan masih dalam kondisi rugi.

Terkait hal ini, untuk membedakan apakah harga saham bisa disebut murah (atau malah murahan), Anda juga dapat kembali membaca aritikel di bawah ini:

[Baca Lagi : Cara Membedakan Saham Murah Dengan Murahan]

Kesimpulan

Berdasarkan Analisa Saham RIGS, Penulis melihat bahwa kenaikan harga saham RIGS yang terjadi dalam 1- 2 bulan belakangan ini tidak didukung pada kinerja fundamentalnya. Melainkan lebih banyak disebabkan karena Penjualan Aset Tetap nya berupa Kapal. Dengan penjualan aset tetap berupa kapal, maka ada Beban Pokok Pendapatan RIGS terlihat seolah-olah mengalami penurunan. Dari USD 6.05 juta di Kuartal II 2017 menjadi USD 5.4 juta di Kuartal II 2018. Meningkatnya Pendapatan dan berkurangnya Beban Pokok Pendapatan ini yang membuat Laba Kotor RIGS meningkat. Dari Negatif USD 1.8 juta menjadi Positive USD 1.28 juta, dan membuat Laba bersih RIGS meningkat dari Negatif USD 2.8 juta menjadi Positive 1.2 juta.

Sehingga, meskipun saat ini perusahaan diperdagangkan pada valuasi PER 3.1x dan PBV 0.3x, Penulis tidak meilhat perusahaan ini berpotensi diinvestasikan dalam jangka panjang. Setidaknya untuk saat ini karena secara fundamental RIGS ini belum dapat dikatakan memiliki fundamental yang baik. Ditambah dengan fakta bahwa RIGS sendiri saat ini memiliki Market Cap “hanya” Rp 195 Miliar. Pergerakan harga sahamnya cukup mudah digerakan oleh Big Money atau bandar.

 

###

 

Info:

  • Cheat Sheet LK Q2 2018 telah terbit, Anda dapat memperolehnya di sini
  • E-Book Quarter Outlook LK Q2 2018 telah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Jadwal Workshop :
    • Workshop Value Investing (Bali, 22 September 2018) dan (Medan. 6 Oktober 2018) dapat dilihat di sini.
    • Advance Value Investing (Jakarta, 20 Oktober 2018) dapat dilihat di sini.

 

 

Tags : Analisa Saham RIGS | Analisa Saham RIGS | Analisa Saham RIGS | Analisa Saham RIGS | Analisa Saham RIGS

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

6 Comments

  • Ari
    23 September 2018 at 6:39 AM

    Bagaimana bila kita memandang rigs sebagai momentum turnaround saja pak

    • Rivan
      Rivan Kurniawan
      4 October 2018 at 6:21 AM

      Yup palingan hanya untuk momentum investing saja.. Namun secara fundamental keuntungannya saat ini belum dapat dikatakan baik karena profit yang diperoleh lebih karena penjualan aset nya tersebut..

  • Umay
    4 October 2018 at 10:56 AM

    nice info pak, btw kalau mau tau dia jual asset atau tidak dimana ya pak? di berita kayanya gaada deh

    • Rivan
      Rivan Kurniawan
      15 October 2018 at 6:28 AM

      Thank you Pak.. Bisa lihat di laporan keuangan nya di catatan kaki bagian aset tetap pak…

  • Ahmad Fatriadi
    1 March 2019 at 4:40 PM

    Saya mau analisa sendiri pak, tapi cari berita dan laporan keuangannya dimana ya?

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel