Pengaruh Priming Effect Terhadap Harga Saham


Tidak sedikit investor yang telah mencairkan instrumen investasi yang dimilikinya, karena kekhawatiran virus corona. Meski sebenarnya situasi seperti sekarang ini, tidak selalu menimbulkan kerugian – sebaliknya bisa menjadi peluang bagi investor. Selama investor bisa membedakan mana informasi fakta atau hanya opini, karena ini akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Sayangnya, dalam informasi tersebut ada efek yang seringkali ditimbulkan oleh media, yakni Priming Effect. Kira-kira apa itu priming effect? Dan apa pengaruhnya terhadap harga saham ?

 

Definisi Priming Effect

Definisi Priming Effect menurut Wikipedia adalah suatu keadaan di mana sebuah stimulus atau kejadian tertentu mempengaruhi persepsi kita terhadap stimulus atau kejadian kita berikutnya. (Source : https://en.wikipedia.org/wiki/Priming_(psychology)).

Misalnya saja : ketika kita baru selesai menonton film hantu, tiba-tiba saja membuat kita jadi takut ke kamar mandi sendirian (karena stimulus yang dihasilkan dari film hantu tersebut). Padahal, sebelumnya kita berani-berani saja kalau ke kamar mandi sendirian. Atau, ketika kita membaca koran tentang seseorang yang dirampok dan kemudian dibunuh saat mengambil uang di ATM, membuat kita menjadi lebih waspada ketika mengambil uang di ATM.

Dalam dunia bisnis, pengaruh Priming Effect banyak dimanfaatkan oleh pihak pengiklan agar pesan yang ingin disampaikan dalam iklan dapat efektif masuk ke alam bawah sadar konsumen, yaitu dengan cara mengasosiasikan produk nya dengan suatu karakter. Misalnya : Apakah Anda memperhatikan bahwa iklan produk makanan ringan banyak beredar di sela-sela acara kartun di TV? Dan banyak iklan produk makanan ringan menggunakan karakter kartun favorit untuk menstimulasi anak-anak membeli produk makanan ringan tersebut.

Secara tidak disadari, pengaruh Priming Effect ini juga banyak kita jumpai dalam keseharian kita melakukan investasi atau trading. Informasi yang sama dan terus-menerus membuat kita secara tidak sadar menjadi terpengaruh dan cenderung berpikir bahwa informasi tersebut adalah benar (padahal belum tentu demikian). Misalkan : Teman kita bercerita bahwa toko nya sedang sepi, kemudian ketika baca koran diberitakan saham regional berguguran. Demikian pula ketika mendengarkan radio Anda mendengar ekonomi sedang lesu dibayangi melemahnya daya beli masyarakat, dan akhirnya secara tidak langsung, rangkaian stimulus negatif tersebut membuat kita menjadi berpikir dan percaya bahwa harga-harga saham akan turun.

 

Pengaruh Priming Effect terhadap Harga Saham

Dewasa ini ada pula beberapa berita yang sengaja dipublish untuk mempengaruhi perilaku pasar, atau istilah yang sering kita dengar adalah menggoreng berita. Di mana berita buruk dipublish agar publik ramai-ramai menjual saham tersebut, atau sebaliknya berita baik dipublish agar publik ramai-ramai membeli saham tersebut. Actually, kalau anda amati, banyak pemberitaan yang menggunakan teknik seperti ini, dan alhasil cara media mengemas suatu berita pun dapat mempengaruhi opini yang berkembang di masyarakat terkait sebuah saham, yang menyebabkan harga saham nya naik atau pun turun.

Contohnya, pada November 2016 Donald Trump memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat. Muncul berita yang “mengingatkan” masyarakat bahwa Donald Trump pernah memiliki hubungan bisnis dengan pengusaha tanah air Hary Tanoe. Alhasil saham MNC Investama (BHIT), yang merupakan perusahaan investasi milik Hary Tanoe, langsung terbang saat itu. Namun, tak lama setelah beritanya mulai dilupakan, maka saham tersebut akan kembali lagi ke posisi harganya semula. Jadi, yang ingin saya coba sampaikan di sini adalah jangan membeli saham hanya karena Anda terbuai dengan berita.

 

Strategi Mengatasi Priming Effect

Lalu, bagaimana cara untuk mengurangi pengaruh priming effect ini dalam berinvestasi atau trading ?

  1. Kurangi memasukkan berita yang bersifat RUMOR atau OPINI, atau berita lainnya yang kurang relevan kepada otak Anda.
  2. Melakukan investasi secara mandiri, tanpa terlalu dipengaruhi oleh noise yang tidak perlu.
  3. Jadikan laporan keuangan yang resmi dirilis oleh perusahaan sebagai sumber informasi utama bagi pengambilan keputusan jual dan beli saham.
  4. Pilihlah saham-saham yang fundamental nya bagus. Jika penurunan karena berita itu terjadi, kita tahu bahwa penurunan saham itu adalah opportunity, sehingga kita tidak perlu ikutan panik.

Sekarang, Anda tahu bahwa pengaruh Priming Effect ini bisa membuat kualitas investasi Anda menjadi kurang baik. Dan sekarang Anda juga sudah tahu bagaimana mengantisipasinya. Buatlah sistem investasi Anda sendiri, dan konsisten untuk menjalankan nya, tanpa harus terpengaruh oleh noise di sekitar Anda.

Apalagi dalam beberapa waktu ini, sejumlah emiten sudah ada yang merilis laporan keuangan tahunan 2019 kemarin. Laporan keuangan yang sudah terbit ini, lebih akurat untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan investasi. Daripada hanya bergantung pada berbagai jenis informasi yang disebarluaskan oleh media. 

 

###

 

Info:

  • Monthly Investing Plan April 2020 telah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Cheat Sheet LK Q4 2019 telah terbit, Anda dapat memperolehnya di sini.
  • E-Book Quarter Outlook LK Q4 2019 akan segera terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.

 

 

Tags : Pengaruh Priming Effect | Pengaruh Priming Effect | Pengaruh Priming Effect | Pengaruh Priming Effect | Pengaruh Priming Effect | Pengaruh Priming Effect | Pengaruh Priming Effect | Pengaruh Priming Effect | Pengaruh Priming Effect | Pengaruh Priming Effect | Pengaruh Priming Effect

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

1 Comment

  • Upi
    13 April 2020 at 4:53 PM

    Nah ini artikel yang tadi di bahas di feed.. memang sih kita harus pandai2 bedain mana fakta dan mana rumor ..

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel