Cara Menemukan Saham yang Dianggap Murah dalam Value Investing

Cara Menemukan Saham yang Dianggap Murah dalam Value Investing


Cara menemukan saham yang dianggap murah dalam value investing adalah hal yang banyak dicari oleh teman-teman value investor. Nah dalam artikel ini kita akan bahas beberapa cara sederhana dalam menemukan saham yang murah. Yuk Simak!

 

 

Source: blog.usajrealty.com

 

Cara Menemukan Saham Murah dalam Value Investing

Dalam value investing, saham yang dianggap murah adalah saham yang harganya di bawah nilai intrinsik. Nah yang dimaksud nilai intrinsik ini adalah nilai wajar dari suatu saham yang diperoleh melalui perhitungan tertentu.

 

 

 

 

Ikuti Stockademy by RK Team : Mastering The Sectoral Cycle di sini !

 

 

 

 

Ada beberapa cara untuk menemukan saham yang dianggap murah dalam value investing. Antara lain:

  1. Menggunakan rasio harga-laba (price-to-earnings ratio, P/E ratio).

P/E ratio artinya adalah rasio antara harga saham dengan laba per saham. Saham dengan P/E ratio yang rendah, akan dianggap murah. Dibandingkan dengan saham dengan P/E ratio yang tinggi.

  1. Menggunakan rasio harga-buku (price-to-book ratio, PBV ratio).

PBV ratio adalah rasio antara harga saham dengan nilai buku per saham. Saham dengan PBV ratio yang rendah, akan dianggap murah. Dibandingkan dengan saham dengan PBV ratio yang tinggi.

  1. Menggunakan rasio dividen yield.

Dividen yield ialah rasio yang menghitung dividen per saham dengan harga suatu saham. Saham dengan dividen yield yang tinggi dianggap murah. Dibandingkan dengan saham dengan dividen yield yang rendah.

 

 

 

 

Good Bye Value Investing

[Baca lagi: Good Bye Value Investing?]

 

 

 

 

Selain menggunakan rasio-rasio tersebut, teman-teman investor juga dapat menggunakan analisis fundamental untuk menemukan saham yang dianggap murah. Analisis fundamental ini adalah analisis yang dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Berikut cara menemukan saham yang dianggap murah dalam value investing:

  1. Lakukan riset dan analisis secara menyeluruh. Jangan hanya mengandalkan rasio-rasio tertentu untuk menilai saham.
  2. Pilih perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
  3. Pilih perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang positif. Baik itu dari perusahaan itu sendiri dan juga industri di mana perusahaan bergerak.

Perlu di ingat, bahwa tidak ada jaminan sebuah saham yang dianggap murah akan memberikan keuntungan. Sebab itu, sebagai value investor yang bijak, sebaiknya kita tetap harus melakukan riset dan analisis mendalam. Dari sisi perusahaan, kinerja, prospek dan juga potensi risiko. Dengan begitu, maka kita mampu membuat keputusan investasi yang lebih bijak.

 

 

 

 

EPS-Saham-yang-Ideal-untuk-Value-Investing

[Baca lagi: Berapa EPS Saham yang Ideal untuk Value Investing?]

 

 

 

Keuntungan Menggunakan Metode Value Investing

Metode value investing adalah metode investasi yang berfokus pada pembelian saham dengan harga di bawah nilai intrinsiknya. Nilai intrinsik suatu saham adalah nilai sebenarnya dari emiten saham tersebut, yang ditentukan oleh berbagai faktor. Seperti kinerja keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan, dan faktor-faktor fundamental lainnya.

Seorang value investor yang menjalankan metode value investing ini, umumnya percaya bahwa mereka dapat memperoleh keuntungan yang optimal dalam jangka panjang. Dengan membeli saham yang memiliki valuasi undervalued. Lantaran harga saham suatu perusahaan pada akhirnya akan cenderung mendekati nilai intrinsiknya.

Berikut adalah beberapa keuntungan menggunakan metode value investing:

  1. Potensi keuntungan yang besar

Seorang value investor memiliki potensi besar, ntuk memperoleh keuntungan yang optimal dalam jangka Panjang. Karena pada saat mereka membeli saham, valuasi harga masih di bawah nilai intrinsiknya.

 

 

 

 

Value-Investing-Menjadi-Kaya-Sambil-Tidur

[Baca lagi: Value Investing Menjadi Kaya Sambil Tidur]

 

 

 

 

  1. Risiko yang lebih rendah

Metode value investing ini umumnya memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan metode investasi lainnya. Hal ini karena metode value investing, mengadopsi cara untuk membeli saham dengan harga yang wajar. Sehingga seorang investor yang menerapkan metode value investing, tidak perlu khawatir jika harga saham tersebut mengalami penurunan dalam jangka pendek.

  1. Lebih mudah dipahami

Metode value investing lebih mudah dipahami, jika dibandingkan dengan metode investasi lainnya. Hal ini karena seorang value investor hanya perlu memahami konsep nilai intrinsik suatu saham.

  1. Mendorong investor untuk melakukan riset dan analisis

Metode value investing ini memerlukan riset dan analisis yang mendalam dari sebuah perusahaan, yang sahamnya akan dibeli. Tujuannya jelas untuk menentukan nilai intrinsik suatu saham.

  1. Berfokus pada jangka Panjang

Metode value investing ini berfokus pada investasi jangka panjang. Hal ini dapat membantu investor untuk terhindari dari fluktuasi pasar saham jangka pendek.

  1. Memiliki kinerja yang baik dalam jangka panjang

Metode value investing telah terbukti memiliki kinerja yang baik dalam jangka panjang. Hal ini dapat dilihat dari kinerja portofolio investasi Warren Buffett, salah satu investor value investing yang paling sukses di dunia.

 

 

 

 

Value-Investing-vs-Growth-Investing

[Baca lagi: Value Investing vs Growth Investing]

 

 

 

 

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari oleh Seorang Value Investor

Bukan tanpa salah dan rugi, seorang value investor pun tidak dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan umum dalam pasar saham. Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang sebaiknya, dapat dihindari oleh value investor:

  1. Terburu-buru dalam mengambil keputusan membeli

Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh value investor adalah terburu-buru dalam mengambil keputusan. Seharusnya sebagai value investor, kita dapat memahami nilai intrinsik dari suatu saham. Di mana pemahaman ini dapat diketahui melalui analisis fundamental yang mendalam.

  1. Membeli saham hanya karena melihat harganya murah

Harga saham yang saat itu sedang terlihat murah, tidak selalu berarti bahwa saham tersebut undervalued. Bisa jadi saham murah itu, memang karena saham murahan dan tidak memiliki kinerja yang bagus. Sebab itu, penting bagi seorang value investor untuk memahami kondisi fundamental perusahaan.

Dengan mengetaui fundamental, maka kita dapat mengukur seberapa layak harga saham yang murah untuk dibeli. Jadi perlu kita ingat, bahwa tidak semua saham yang murah itu bagus.

  1. Tidak sabar dalam menunggu keuntungan

Memutuskan diri menjadi seorang value investor, berarti kita harus siap belajar bersabar. Ya sabar di sini, dalam hal menunggu keuntungan tumbuh lebih optimal. Caranya, sangat mudah ialah kita hanya perlu hold saham pegangan kita, dalam jangka waktu yang lama. Bahkan sekalipun, harga sahamnya turun dalam jangka pendek.

  1. Tidak melakukan diversifikasi portofolio

Diversifikasi alias memecahkan diberbagai wadah investasi adalah strategi yang efektif untuk mengurangi risiko investasi. Oleh karena itu, seroang value investor perlu menerapkan strategi diversifikasi portofolio pada berbagai saham dari sektor-sektor industri lainnya.

Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan portofolio. Ketika ada nilai valuasi satu saham yang sedang anjlok. Namun posisi kita masih aman, karena ada saham-saham lain yang masih bertumbuh.

  1. Tidak mengikuti perkembangan perusahaan

Setelah berinvestasi, tugas seorang value investor adalah terus mengikuti perkembangan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan aksi korporasi. Jangan hanya mendiamkan perusahaan, yang sahamnya kita pegang. Di mana hal ini bisa membuat kita terjebak dalam kerugian yang besar. Untuk itu penting, memastikan bahwa perusahaan tersebut memiliki pertumbuhan yang baik.

 

 

 

 

Value Investing

[Baca lagi: Value Investing, Cara Memilih Saham Harga Terdiskon]

 

 

 

 

Kriteria Investor yang Cocok Menjalankan Metode Value Investing

Lalu, metode value investing cocok untuk siapa saja? Berikut adalah beberapa kriteria investor yang cocok untuk menggunakan metode value investing:

  • Investor yang disiplin.
  • Investor yang rasional.
  • Investor yang ingin mengurangi risiko investasi.
  • Investor yang memiliki tujuan keuangan dalam jangka panjang.
  • Investor pemula yang ingin membangun fondasi kuat investasinya.
  • Investor yang memiliki pengetahuan tentang fundamental perusahaan.

 

 

 

Dapatkan seluruh layanan dari RK Team secara lengkap dan harga spesial hanya untuk member RK. Yuk gabung sekarang juga menjadi Platinum Member !

Platinum-Members

Untuk berlangganan Platinum Member RK, teman-teman investor bisa menggunakan

 

 

 

Kesimpulan

Jadi ketika teman-teman investor di sini, bertekad menerapkan metode value investing, pastikan untuk selalu melakukan riset dan analisis fundamental. Kualitas baik dan buruknya kinerja suatu perusahaan, akan tercermin jelas dari fundamentalnya.

Kemudian, jika teman-temen investor merasa ada kesamaan dan related dengan kriteria yang Penulis sebutkan tadi. Besar kemungkinan, teman-teman mampu untuk menjadi seorang value investor, yang menerapkan metode value investing.

Namun, kembali Penulis tekankan, bahwa metode value investing tidak menjamin saham yang nilainya murah adalah saham yang bagus. Bisa jadi, murahnya saham tersebut karena memang saham murahan. Sehingga teman-teman investor perlu melakukan pendekatan analisis fundamental.

Nah, gimana cukup mudah bukan, cara menemukan saham yang dianggap murah dalam value investing? So, tugas teman-teman investor selanjutnya adalah mempraktikkan metode value investing dalam keputusan investasi berikutnya. Selamat berinvestasi!***

 

###

 

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel