Investasi Saham dengan Pendekatan Value Investing, Begini Strateginya!

Investasi Saham dengan Pendekatan Value Investing, Begini Strateginya!


Terakhir diperbarui Pada 14 September 2023 at 7:36 pm

Investasi saham dengan pendekatan value investing, merupakan pendekatan menarik untuk memaksimalkan keuntungan dalam jangka panjang. Pendekatan value investing tidak hanya sekadar membeli dan menjual saham, tetapi juga melakukan penilaian mendalam terhadap valuasi perusahaan. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang pendekatan value investing ini…

 

Mengenal Value Investing dalam Investasi Saham

Value Investing adalah strategi investasi saham yang memilih saham dengan harga di bawah nilai intrinsiknya, atau undervalued dan/atau sedang terdiskon. Namun harga dari saham ini masih berpotensi kuat untuk naik atau bullish.

Metode value investing ini diperkenalkan oleh Benjamin Graham. Dan untuk mengetahui nilai intrinsik saham suatu perusahaan dapat diketahui dari hasil analisis fundamental perusahaan, mulai dari kinerja laporan keuangan, model bisnis, manajemen (GCG), prospek dan risiko, hingga situasi persaingan.

Metode value investing didasari oleh situasi pasar saham, yang tidak selalu benar dalam menilai suatu perusahaan. Akibatnya, harga saham yang diperdagangkan tidak mencerminkan potensi sebenarnya.

Namun dengan mengalisis fundamental perusahaan, teman-teman investor dapat mengidentifikasi saham-saham yang diperdagangkan di bawah nilai wajar (intrinsik).

Dengan kata lain, metode value investing bukan sekadar mencari saham murah, tetapi juga melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap kondisi intern maupun ekstern dari perusahaan. Dan ketika nilai intrinsik perusahaan lebih tinggi dari nilai pasar yang ada, maka saham perusahaan itu bisa dianggap undervalued dan layak beli.

Metode value investing menjadi praktik hemat bagi para value investor, karena berkesempatan membeli perusahaan berprospek bagus dan cerah, namun dengan harga saham yang murah.

Membeli mobil Mercedes Benz, seharga Innova…

Menariknya, dalam menjalankan metode value investing ini juga dibutuhkan kesabaran yang besar untuk menunggu keuntungan jangka panjang yang lebih besar dan maksimal.

 

Prinsip dan Metrik dalam Pendekatan Value Investing

Prinsip dalam value investing:

  1. Riset dan penilaian mendalam: Dibutuhkan analisis menyeluruh terhadap laporan keuangan, kinerja bisnis, dan prospek jangka panjang suatu perusahaan untuk memahami nilai intrinsik yang dimiliki.
  2. Investasi di bawah nilai wajar (intrinsik): Metode ini mengajak para value investor untuk mencari saham yang diperdagangkan di bawah nilai sebenarnya, sehingga bisa menciptakan peluang keuntungan yang besar.
  3. Fokus pada fundamental: Pemilihan saham didasarkan pada perusahaan yang memiliki fundamental kuat, seperti pendapatan stabil dan cenderung bertumbuh, pertumbuhan laba konsisten meningkat, manajemen kompeten, hingga efektivitas operasional perusahaan.
  4. Membutuhkan rasa sabar yang besar: ketika memutuskan menjalani metode value investing, itu artinya teman-teman investor harus siap menahan saham dalam jangka waktu lebih lama. Tidak mudah terpengaruh isu pasar untuk dengan cepat menjual dan taking profit.
  5. Menghindari tren spekulatif: Para pelaku pasar umumnya akan mudah berspekulasi terhadap berbagai isu yang berkembang. Tren spekulasi ini akan sangat dipengaruhi oleh emosi, nafsu dan ketidaksabaran dalam berinvestasi.
  6. Manajemen risiko yang terkelola dengan baik: Penting untuk mengidentifikasi bahwa perusahaan memiliki sistem pengelolaan risiko yang sehat. Termasuk dalam mengatasi risiko kerugian akibat perubahan kondisi industri maupun ekonomi.

 

Metrik dalam value investing:

  1. Price to Book Value (PBV)

Adalah rasio yang membandingkan harga saham dengan nilai buku perusahaan. Dengan acuan, PBV yang lebih kecil dari angka 1, mencerminkan bahwa harga saham perusahaan murah, lantaran lebih rendah dari nilai bukunya.

Adapun rumus menghitung PBV adalah

Price to Book Value = Harga Pasar Saham / Book Value per Share

 

  1. Price to Earning Rasio (PER)

Rasio yang membandingkan harga saham dengan nilai laba bersih per lembar saham. Dengan acuan, jika PER nya tinggi, maka saham perusahaan dianggap tinggi. Sedangkan, PER yang rendah menandakan perusahaan mengalami rugi.

Adapun rumus menghitung PER adalah:

Harga Saham : Pendapatan per Saham (EPS)

 

Keuntungan Value Investing

Keuntungan investasi saham dengan pendekatan Value Investing, antara lain:

  1. Tidak butuh modal besar: Investasi saham dengan pendekatan value investing, dapat dijalankan dengan cara yang hemat, di mana tidak membutuhkan modal besar. Jadi untuk membeli saham perusahaan yang berprospek bagus, tidak harus mahal dan bermodal besar. Karena bisa beli ketika harganya tidak diapresiasi pasar, alias membeli saham di bawah harga wajarnya.
  2. Potensi keuntungan yang besar: Pendekatan value investing ini memperbesar peluang para value investor untuk mendapatkan keuntungan besar dalam jangka panjang. Karena telah membeli saham yang bagus ketika hargnya ada di bawah nilai wajar, sehingga bisa memaksimalkan pertumbuhan portfolio yang
  3. Reduksi resiko overvalued: Value Investing membantu menghindari pembelian saham dengan harga terlalu tinggi, yang dapat menyebabkan kerugian Mengingat fluktuasi harga saham yang hampir tidak pernah bisa ditebak
  4. Pendekatan rasional dan objektif: Value investing mengajarkan investor untuk fokus pada data dan fakta konkret. Hal ini dapat mengurangi pengaruh emosi atau tren spekulatif dalam pengambilan keputusan
  5. Penghasilan dividen yang konsisten: Dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi investor selama saham masih dipegang.
  6. Peningkatan kemampuan analisis: Dengan value investing, investor dapat mengembangkan kemampuan analisis yang lebih baik, karena mampu mengenali peluang-peluang investasi.
  7. Perlindungan saat harga saham bergerak turun: Naik dan turun harga saham, hampir tidak pernah bisa ditebak dengan tepat. Maka pendekatan value investing ini bisa menjadi perlindungan yang sehat bagi investor ketika harga saham menurun. Sehingga psikologisnya tetap tenang, lantaran investor sudah tahu berapa harga wajar saham perusahaan, bahkan dengan potensi kenaikan di masa mendatang.
  8. Tidak mengikuti tren pasar: Dengan pendekatan value investing, investor tidak perlu cemas dan khawatir berlebih atas berbagai tren yang terjadi di pasar. Karena memang fokusnya adalah pada investasi jangka panjang, yang mengacu pada hasil analisis fundamental perusahaan. Seburuk apapun pasar menjatuhkan harganya, jika fundamental perusahaan bagus dan sehat, maka nantinya harga saham akan kembali terapresiasi.

 

Kekurangan Value Investing

Kekurangan Value Investing yang perlu diperhatikan:

Waktu tunggu investasi panjang.

Ketidakpastian pasar.

-Tidak dipungkiri, penilaian investor terhadap nilai wajar perusahaan bisa saja meleset. Akibatnya pembelian  saham jadi tidak terlalu menguntungkan.

 

Pengelolaan Portfolio dalam Value Investing

Berinvestasi saham dengan pendekatan value investing, membutuhkan pengelolaan portfolio yang berbeda dari investasi pada umumnya.

  1. Hanya memilih perusahaan dengan fundamental baik dan sehat. Jika kinerja perusahaan secara keseluruhan memiliki historis yang baik dan mampu konsisten bertumbuh. Maka perusahaan tersebut sanggup bertahan dalam jangka panjang, bahkan mungkin ketika krisis terjadi.
  2. Beli saham perusahaan, hanya ketika nilainya menurun. Perusahaan dengan fundamental yang baik dan sehat sekalipun, tetap berpeluang mengalami penurunan harga saham. Salah satu sebab yang paling sering adalah adanya isu negatif yang menyeret kinerja maupun GCG perusahaan, sehingga pasar meresponnya dengan penurunan nilai.

Meski begitu, jika perusahaan tetap beroperasi seperti biasa bahkan mampu mencetak keuntungan pada laba bersihnya. Tentu perusahaan ini layak untuk dipertimbangkan kembali.

  1. Jual saham perusahaan, ketika nilainya sudah naik. Dengan mengenal pendekatan value investing, maka kita sebagai investor dapat mengetahui di harga berapa kita akan menjual saham. Dalam hal ini biasanya perusahaan akan berusaha menciptakan sentimen positif yang mampu menggerakan naik harga saham. Saat harga sahamnya naik ini lah, kita dapat menjual saham yang dimiliki atau taking profit.

 

Strategi Berinvestasi Saham dengan Pendekatan Value Investing

Strategi berinvestasi dengan pendekatan Value Investing melibatkan sejumlah langkah yang berfokus pada identifikasi dan pemilihan saham dengan potensi nilai lebih tinggi daripada harga pasar saat ini.

  1. Lakukan analisis mendalam terhadap fundamental perusahaan, mulai dari laporan kinerja keuangan, hingga kondisi GCG perusahaan, dan lain sebagainya.
  2. Carilah saham yang diperdagangkan di bawah nilai wajar.
  3. Pertimbangkan kembali pengambilan keputusan, karena dalam pendekatan value investing ini bukan berpikir mendapatkan profit besar dalam waktu yang singkat. Melainkan mencari saham perusahaan yang memiliki risiko rendah, namun menawarkan keuntungan yang konsisten bertumbuh setiap tahunnya.
  4. Lakukan diversifikasi investasi saham. Diversifikasi portfolio menjadi hal yang perlu dilakukan dalam value investing, guna menurunkan potensi kerugian yang mungkin terjadi.

 

Dan apabila, teman-teman investor di sini tertarik untuk menerapkan pendekatan value investing. Tetapi masih ragu untuk memilih saham mana saja yang potensial untuk investasi jangka panjang. Maka teman-teman investor bisa berlangganan E-Book Quarter Outlook

ADS-ARTIKEL-EQO

 

Perbandingan Value Investing dengan Pendekatan Investasi Lainnya

Value investing, memiliki perbedaan dengan pendekatan investasi lain pada umumnya, mulai dari:

  1. Value Investing lebih menekankan analisis fundamental secara mendalam dan memilih saham berdasarkan nilai intrinsik perusahaan. Berbeda dari pendekatan investasi pada umumnya, yang lebih mengandalkan tren pasar dan juga faktor emosional.
  2. Value Investing menawarkan pendekatan yang lebih rasional dan terencana, dengan tujuan utama mencapai pertumbuhan portofolio jangka panjang yang berkelanjutan berdasarkan analisis menyeluruh dan nilai sebenarnya Sedangkan pendekatan invetasi lain pada umumnya, fokus pada pergerakan harga dan tren jangka pendek, sehingga bisa mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat.
  3. Secara psikologis, investor yang melakukan pendekatan value investing jauh lebih tenang, tidak cemas, dan tidak mudah khawatir, serta terhindar dari spekulasi pasar yang menggiring berbagai opini. Sedangkan investor jangka pendek, cenderung tidak tenang karena harus memantau pergerakan pasar, memperkirakan pergerakannya dalam jangka pendek, memperhatikan berbagai macam sentimen yang terjadi dalam satu waktu tersebut.

 

Contoh dan Studi Kasus Value Investing

Sebagai contoh investasi saham dengan pendekatan value investing:

Pendekatan value investing umumnya dilakukan dalam time frame yang panjang. Untuk itu kita akan melihat kinerja PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dalam kurun waktu 13 tahun terakhir.

Dengan pertimbangan investasi, laporan keuangan BBCA yang konsisten bertumbuh, dan memiliki manajemen yang kompeten.

Harga Saham BBCA 13 tahun terakhir. Source: Yahoo Finance

Pada awal tahun 2010, harga saham BBCA tercatat di kisaran Rp965an per saham. Namun ketika per artikel ini ditulis, harga saham BBCA telah mencapai Rp9.125an (September 2023). Artinya, investor tersebut telah memegang saham BBCA sekitar 13 tahun dan telah memperhitungkan pertumbuhan saham BBCA, berdasarkan kinerjanya. Dan hal itu menunjukkan pertumbuhan saham BBCA yang signifikan, sesuai dengan nilai sebenarnya, sehingga mampu menghasilkan keuntungan jangka panjang yang memuaskan.

 

Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai investasi saham dengan pendekatan value investing, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa seorang value investor yang menerapkan value investing akan lebih berorientasi pada investasi saham jangka panjang.

Value investor umumnya tidak akan berekspektasi tinggi untuk bisa mendapatkan keuntungan besar dalam jangka pendek. Sebaliknya value investor ini akan memprioritaskan keuntungan yang besarnya konsisten bertumbuh dalam jangka panjang.

Untuk time frame investasi dengan pendekatan value investing, umumnya akan dilakukan dalam waktu jangka panjang  di atas 5 tahun atau bahkan bisa mencapai 10 tahun.

Pendekatan value investing bukan hanya menawarkan keuntungan yang maksimal, namun juga menawarkan ketenangan dalam menjalankan investasi. Tanpa harus risau dengan berbagai sentimen yang terjadi di kalangan pelaku pasar. Itulah kelebihan menjalankan investasi saham dengan pendekatan value investing.***

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel