Online Trading

Online Trading = Profit Lebih Besar?


Terakhir diperbarui Pada 31 May 2019 at 2:38 pm

Online Trading

Beberapa waktu lalu, saya berbincang dengan beberapa praktisi saham. Kami membahas mengenai peranan kemajuan teknologi terhadap perkembangan dunia saham. Dahulu investor mengenal yang namanya floor trading. Pedagang di bursa secara manual ini pada mulanya dapat berjalan lancar karena jurnlah efek yang tercatat di bursa, maupun pialang yang terlibat di lantai bursa masih terbatas. Namun, dalam perkembangan bursa, terutama sejak terjadi boom pasar modal pada akhir tahun 1989, jumlah efek yang tercatat dan pialang yang terlibat meningkat dengan pesat. Penambahan jumlah emiten dan jumlah anggota bursa menyebabkan jumlah pialang di lantai bursa cukup padat. Floor trading membuat perkembangan di bursa menjadi terbatas dan dampak lebih lanjut adalah likuiditas pasar terbatas. Hal ini disebabkan kapasitas manual hanya sanggup menangani transaksi perhari maksimum 3.800 transaksi.

 

Seiring berjalannya waktu, kita mulai mengenal yang namanya remote trading. Remote Trading adalah perdagangan jarak jauh yang dapat dilakukan oleh anggota bursa dari kantor anggota bursa masing-masing. Sistem perdagangan ini merupakan pengembangan lebih jauh dari sistem JATS. Dengan sistem ini, setiap order anggota bursa akan dikirirn ke sistem perdagangan Bursa Efek Jakarta (JATS) tanpa perlu memasukkan order rmelalui lantai bursa. Proses memasukan order hanya dapat dilakukan melalui komputer yang ada di kantor anggota bursa.

 

Dewasa ini, muncullah teknologi yang sekarang kita kenal dengan online trading. Online trading adalah sistem perdagangan jarak jauh yang memungkinkan investor untuk memasukkan order (buy atau sell) via keyboard dengan eksekusi real time  langsung dari fasilitas teknologi yang tersedia seperti Internet, telepon ponsel, dll. Dengan adanya online trading, transaksi menjadi lebih efisien, investor bisa kapan pun melakukan transaksi jual dan beli.

 

Kemajuan teknologi memang memberikan kemudahan akses untuk kita sebagai investor, baik akses untuk mendapatkan ilmu tentang saham, akses untuk membuka account rekening efek, akses untuk mendapatkan laporan keuangan, serta akses untuk mendapatkan informasi dan berita secara jauh lebih cepat.

 

Kemajuan teknologi ini dengan kata lain sebenarnya memberikan kita OPPORTUNITY dalam berinvestasi di pasar modal. Dengan kemudahan akses mendapatkan informasi, kita menjadi lebih cepat mengetahui sektor apa yang sedang berkembang, sentimen apa yang terjadi seputar emiten. Begitu pula dengan kemudahan mendapatkan laporan keuangan, kita sebagai investor dapat lebih mudah memantau perkembangan perusahaan. Dengan kata lain, kita dapat menggunakan kemudahan akses ini untuk menghasilkan profit di pasar saham lebih cepat dibandingkan sebelumnya.

 

Prinsip long term investing itu pun mulai mengalami pergeseran. Jika pada zaman Warren Buffett, long term didefinisikan di atas 5 tahun. Maka di zaman sekarang ini, prinsip long term investing bisa didefinisikan sebagai 1 tahun saja. Seperti yang kita tahu bersama, sebuah saham akan naik jika ada “cerita” atau “alasan” bagi saham tersebut untuk bisa naik. “Cerita” atau “alasan” ini lah yang sekarang ini jauh lebih mudah untuk dicari informasi nya ketimbang satu dekade yang lalu.

 

Misalkan saja di tahun 2014, sektor properti mengalami pertumbuhan terbesar 55.76%, di mana di tahun politik (setelah Pemilu). Investor melihat infrastruktur merupakan sektor yang digenjot pemerintah. Demikian pula di tahun 2016. Sektor mining yang menjadi penopang indeks dengan return terbesar 70.73%. Di mana investor melihat mulai normalnya harga minyak hingga melonjaknya harga batu bara menjadi sentimen penting yang mempengaruhi IHSG. Disadari atau tidak, kita sebagai investor lebih mudah mengetahui informasi-informasi ini secara lebih cepat dengan kemajuan teknologi, sehingga kita dapat invest di sektor yang lebih tepat.

 

Oleh karena itu, sebagai seorang investor yang handal, alangkah baiknya jika kita bisa memanfaatkan teknologi ini dengan baik dalam hal investasi saham. Jika kita dapat menangkap ke mana arah pasar akan bergerak, maka kita juga akan mendulang profit dengan lebih maksimal. Namun, yang perlu diwaspadai juga adalah kedewasaan kita dalam memilah mana informasi yang benar dan mana informasi yang tidak benar.

 

###

 

Info:

  • Monthly Investing Plan Juli 2019 akan segera terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Cheat Sheet LK Q1 2019 sudah terbit, Anda dapat memperolehnya di sini.
  • E-Book Quarter Outlook LK Q1 2019 akan segera terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Jadwal Workshop :
    • Stockademy Value Investing bersama TICMI (Jakarta, 22 Juni 2019) dapat dilihat di sini.

    • Workshop & Advance Value Investing (Jogja, 6 – 7 Juli 2019) dapat dilihat di sini.
    • Workshop & Advance Value Investing (Surabaya, 20 – 21 Juli 2019) dapat dilihat di sini.
    • Workshop & Advance Value Investing (Jakarta, 3 – 4 Agustus 2019) dapat dilihat di sini.

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel