Strategi-Cut-Loss-Saham

Terakhir diperbarui Pada 15 Desember 2023 at 11:15 am

Dalam berinvestasi saham tidak lepas dari risiko pasar, yang berpotensi menimbulkan kerugian besar. Di saat ini, seorang investor harus mampu mengambil keputusan. Apakah akan tetap hold atau cut loss secara bertahap. Nah kali ini, kita akan bahas mengenai strategi cut loss saham dengan tepat!

 

 

Pengertian Cut Loss

Cut loss berasal dari dua kata, yang pertama cut adalah memotong, dan yang kedua loss adalah kerugian. Maka cut loss memiliki arti sebagai upaya memotong kerugian yang lebih besar.

Biasanya cut loss dilakukan ketika kita menemukan bahwa investasi tidak berjalan dengan baik. Di mana saat investasi tersebut ditahan, tentu akan menimbulkan kerugian yang lebih besar.

Cut loss ini dapat dilakukan baik oleh investor maupun trader. Bahkan tidak peduli sebagai seroang investor aktif maupun investor pasif.

Cut loss adalah bentuk dari manajemen risiko, karena bukan tidak mungkin jika kita tidak menerapkan manajemen risiko yang baik. Maka portfolio akan semakin “terbakar” dan investasi justru merugi.

 

 

 

 

Dapatkan seluruh layanan dari RK Team secara lengkap dan harga spesial hanya untuk member RK. Yuk gabung sekarang juga menjadi Platinum Member !

Platinum-Members

 

 

 

 

Strategi Cut Loss Dalam Investasi Saham

Lalu bagaimanakah kita menentukan strategi cut loss dengan tepat? Pertanyaan ini memang subjektif dan implementasinya akan berbeda-beda pada setiap orang. Berikut ini beberapa strategi cut loss versi RK team yang dapat menjadi pilihan untuk diimplementasikan. Terlebih lagi jika teman-teman investor adalah seorang investor jangka menengah dan panjang.

  1. Tetapkan batasan kerugian sebelum ambil posisi / stop loss

Menetapkan batas kerugian sebelum mengambil posisi dalam saham. Langkah ini sangat tepat sebelum melakukan pembelian terhadap saham tersebut, karena secara tidak langsung kita sudah mendapatkan gambaran seberapa besar cut loss yang dapat diambil.

Terdapat berbagai macam standar nilai untuk kita dapat melakukan cut loss. Umumnya investor korporasi atau institusi menetapkan nilai cutloss adalah pada kisaran 20%-30% dari nilai tersebut. Lantaran dianggap ideal dan menjadi patokan pasar, jika saham akan bergerak berbalik arah.

Namun, bagi beberapa investor konservatif disarankan bahwa nilai cut loss sebaiknya pada rentang 5%-10 %.

 

  1. Tarik garis support beberapa periode

Langkah selanjutnya, ialah menentukan titik cut loss dengan menarik garis support dalam beberapa periode. Dalam hal ini, kita dapat melihat garis support pada jangka waktu 1 minggu, 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun dan 5 tahun.

Hal tersebut akan dapat menentukan kapan waktu tepat untuk melakukan cut loss,  berdasarkan jangka waktu investasi saham yang telah ditetapkan sebelumnya. Berkenaan dengan itu, kita juga dapat menentukan titik-titik support tersebut sebagai titik stop loss.

 

  1. Rekomendasi Analis

Selanjutnya, adalah menggunakan rekomendasi analis sebagai cara untuk menentukan kapan harus melakukan cut loss. Para analis dengan jam terbang cukup tinggi di bursa saham, biasanya telah melakukan analisa yang komprehensif. Sehingga kita dapat menggunakan patokan data dari hasil analisis mereka untuk menentukan titik cut loss. Namun ingat, beberapa analis juga dapat melakukan kesalahan.

Oleh karena itu, sebaiknya kita mengkombinasikan rekomendasi analis dengan hasil Analisa kita sendiri. Bagaimana pun hasil Analisa sendiri jauh lebih meyakinkan, sekaligus mengukur seberapa tinggi toleransi kerugian yang dapat kita tanggung.

 

 

 

 

IHSG Bisa Turun

[Lihat lagi: IHSG Bisa Turun Karena Ini..]

 

 

 

 

Kondisi-Kondisi yang Menyebabkan Cut Loss Saham

Terdapat beberapa kondisi yang memicu pergerakan saham akan mengalami bearish dalam tempo yang cukup lama. Nah di sini Penulis juga sudah merangkum kondisi-kondisi pasar yang dapat mendorong seorang pelaku pasar melakukan strategi cut loss saham:

  1. Harga saham terus menurun, disertai tekanan jual yang tinggi

Ketika terjadi penurunan harga saham selama beberapa hari secara berturut-turut, maka kita dapat menggunakan jumlah harinya sesuai dengan profile risiko. Terlebih jika penurunan tersebut disertai ARB, yang memicu kita untuk dapat melakukan cut loss terhadap saham tersebut.

Pertanyaanya, bagaimana cara melihat tinggi atau tidaknya tekanan jual yang terjadi? Caranya mudah, kita hanya perlu memantau volume aktifitas trading. Di sini volume seringkali menjadi titik konfirmasi, apakah penurunan diikuti dengan tekanan jual yang tinggi atau tidak.

 

  1. Ada perubahan kondisi fundamental

Apakah teman-teman investor pernah melihat saham jawara di awal tahun, namun seolah-olah ditinggalkan oleh para pemegang saham? Nah ini bisa terjadi, karena ada perubahan kondisi fundamental.

Contohnya ketika ada perusahaan yang rutin membagikan dividen. Akan tetapi mendadak tidak membagikan dividen, karena perusahaan tidak menghasilkan laba. Hal ini bisa menyebabkan harga saham jatuh, yang di mana ini menjadi tepat untuk strategi cut loss saham.

 

  1. Terjadi “goncangan” terhadap IHSG

Ketika ada faktor eksternal seperti melemahnya faktor makro ekonomi di dalam negeri. Atau bahkan berita hawkish dari The FED AS. Di mana, hal-hal itu akan membuat investor asing menjual sahamnya di Indonesia untuk bisa berinvestasi di negara asalnya. Akibatnya akan membuat IHSG mengalami penurunan kinerja yang signifikan.

Jika hal itu terjadi, maka ada baiknya untuk kita menerapkan strategi cut loss saham. Mengingat masih adanya kemungkinan penurunan IHSG yang lebih dalam, khususnya bagi saham-saham yang memiliki korelasi erat dengan pergerakan IHSG. Atau juga yang memiliki beta saham mendekati 1.

 

  1. Harga saham turun namun tidak likuid

Beberapa saham dapat menjadi tidak likuid, karena adanya aksi korporasi tertentu. Namun jika terjadi perubahan volume transaksi yang tidak likuid, disertai penurunan harga saham yang cukup signifikan. Maka layak untuk menjadi “alert” akan adanya potensi bearish yang cukup lama.

 

  1. Saham mendapatkan kode dari bei atau mendapatkan suspensi

BEI sebagai regulator yang mengatur emiten-emiten listing, tentu memiliki kewenangan untuk memberikan kode pada emiten yang tidak mematuhi ketentuan BEI. Tidak hanya itu, BEI juga berhak memberikan suspensi kepada saham-saham yang memiliki pergerakan tidak normal. Jika hal tersebut berlangsung dalam tempo yang lama, bukan tidak mungkin akan mendorong pergerakan saham menjadi bearish. Di saat itu strategi cut loss saham dapat dilakukan.

 

 

Manfaat Memiliki Cut Loss Dalam Investasi Saham

Sesuai dengan pengertiannya, strategi cut loss dalam investasi saham ialah untuk mencegah kerugian lebih besar. Terutamanya ketika harga saham bergerak turun secara tiba-tiba, bahkan dengan potensi tidak membaik sama sekali.

Maka cut loss saham sangat dapat dimanfaatkan, dengan cara menjual saham pada harga lebih rendah dibandingkan saat membeli.

Dengan harapan, cut loss dapat memaksimalkan keuntungan saham dan mempertahankan portfolio investasi tetap seimbang. Karena cut loss dapat membantu kita menjaga modal yang masih ada, dari hasil jual rugi saham. Dengan begitu, kita masih bisa mendapatkan kembali modal, untuk diinvestasikan kembali pada saham potensial lain.

 

 

 

Cut-Loss-Resep-Jitu-Hilang-Uang

[Baca lagi: Cut Loss – Resep Jitu Hilang Uang]

 

 

 

Cara menentukan cut loss

Pertanyaanya sekarang bagaimana menerapkan strategi cut loss saham secara tepat? Dalam hal ini, Penulis mencoba memberikan beberapa cara yang dapat membantu untuk bisa cut loss saham sesuai porsi yang diinginkan…

  1. Cut loss dengan menentukan titik support

Harga saham yang sudah rendah tetap bisa dijual dengan cara menentukan titik support. Jika titik support sudah ditentukan, ketika harga saham terus bergerak turun sampai tembus di bawah titik support. Maka segeralah untuk menjual saham.

Demikian pula, ketika harga saham sudah melebihi batas atas titik support. Maka kita dapat mempertimbangkan untuk hold sementara waktu.

 

  1. Cut loss sesuai harga beli

Hal lain untuk bisa menerapkan strategi cut loss saham ialah mengacu pada harga beli awal. Caranya ialah menetapkan batasan rugi sesuai kesanggupan, misalnya 4% dari harga pembelian. Jadi saat kerugian sudah mencapai batasnya, strategi cut loss saham bisa dilakukan dengan menjual sahamnya.

Hanya saja, cut loss sesuai harga beli seringkali dianggap tidak menguntungkan. Lantaran dilakukan dengan mengabaikan prospek pertumbuhan harga saham dalam jangka panjang.

 

  1. Cut loss atas rekomendasi para Analis

     Cut loss saham juga bisa dilakukan berdasarkan dan/atau mengikuti rekomendasi para Analis.    Biasanya rekomendasi yang berikan adalah hasil analisis harian yang dikirimkan oleh Sekuritas pada investor. Namun beberapa hasil analis juga tersedia langsung dalam website Sekuritas

Umumnya rekomendasi yang diberikan bertuliskan “Cut loss if” atau “Stop Loss”. Dengan makna yang sama. Namun penerapannya berbeda, cut loss dilakukan dengan manual. Sementara, stop loss dilakukan lewat aplikasi trading.

 

 

Contoh Dan Studi Kasus Penerapan Cut Loss

Contoh dalam strategi cut loss saham:

Ibu Ratna berinvestasi di saham ABCD dengan harga beli di Rp10.000 per lembar saham. Namun beberapa waktu kemudian, harga saham ABCD terus mengalami penurunan mendekati Rp3.000 per lembar. Bahkan setelah penurunan tajamnya, saham ABCD masih belum menunjukkan pergerakan naik kembali.

Tentu secara angka, Ibu Ratna sudah mengalami banyak kerugian. Untuk menghindari kerugian lebih besar yang akan menguras modal yang sudah masuk. Maka Ibu Ratna bisa menerapkan strategi cut loss saham.

Dengan begitu, Ibu Ratna masih berpeluang mendapatkan sisa modal yang sudah terlanjur masuk pada saham ABCD. Dari sisa modal yang kembali, Ibu Ratna bisa menginvestasikan kembali modal tersebut pada saham potensial lain.

 

 

 

Ada lebih dari 800 emiten yang terdaftar di BEI. Maka untuk mempermudah pemantauan kinerja laporan keuangan dan rasio-rasionya, bisa memanfaatkan Cheat Sheet Kuartal III-2023.

Kesimpulan

Jadi strategi cut loss saham adalah upaya memotong kerugian yang lebih besar. Akibat adanya potensi suatu saham atau asset tertentu, tidak lagi menunjukkan pertumbuhan. Di mana yang ada hanya penurunan secara berkelanjutan, sehingga tidak memberikan keuntungan bagi investor.

Untuk itulah cut loss perlu dilakukan, sebagai cara yang membatasi kerugian agar tidak lebih besar lagi. Meskipun cut loss saham harus dilakukan pada harga rendahnya. Namun strategi cut loss ini terbilang efektif untuk mempertahankan modal yang masih ada dan bisa kembali melalui jual rugi saham. Nantinya modal yang sudah kembali, tentu dapat direinvestasikan pada saham-saham potensial lainnya.

Kendati cut loss perlu dilakukan ketika saham maupun asset tidak lagi memberi keuntungan. Perlu diingat bahwa belum pernah ada strategi yang berjalan sempurna. Di mana setiap strategi sangat perlu dipertimbangkan ulang secara seksama dan penuh kehati-hatian, dengan situasi pasar yang ada. Termasuk dengan bagaimana profil risiko yang kita miliki.

Jadi, cut loss adalah sesuatu yang bersifat subjektif dan setiap investor memiliki profil risiko yang berbeda. Membuatnya tidak dapat diaplikasikan dengan cara yang sama kepada setiap orang.***

 

###

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *