Rivan Kurniawan

AS - China Mencapai Kesepakatan

AS – China Mencapai Kesepakatan Dagang Fase Satu, Tanda Recovery Ekonomi?


Setelah “perang dagang” berkepanjangan antara Amerika Serikat – China yang telah menghiasi headline berita dan menjadi pembicaraan di seluruh dunia, akhirnya dikabarkan bahwa Amerika Serikat – China mencapai suatu kesepakatan dalam perang dagang fase pertama. Meskipun baru kesepakatan fase pertama, hal ini menjadi katalis positif setelah banyak usaha mencapai kesepakatan yang dilakukan kedua belah pihak tetapi tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Setelah terjadinya kesepakatan dagang ini, apakah artinya perekonomian global akan mengarah ke yang lebih baik ke depannya?

 

Berita Tercapainya Kesepakatan AS – China

Terjadinya penandatanganan kesepakatan dagang antara AS – China semakin dekat. Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mcnuchin mengatakan Amerika Serikat dan China akan menandatangani pakta perdagangan fase satu pada awal Januari. Penandatanganan kesepakatan ini rencananya akan diadakan pada tanggal 15 Januari 2020 di Gedung Putih, Amerika Serikat.

China akan diwakili oleh Liu He – Wakil Perdana Menteri China – di mana Liu akan mengunjungi Amerika Serikat dari tanggal 13 Januari – 15 Januari 2020. Amerika Sendiri akan diwakili oleh Presiden Donald Trump, di mana setelah penandatanganan kesepakatan ini Trump mengatakan akan berangkat ke China dan membahas kesepakatan perang dagang fase 2.

Diperkirakan, kesepakatan fase satu akan meningkatkan ekspor Amerika Serikat  ke China sebesar dua kali lipat dalam dua tahun ke depan. Kesepakatan fase satu itu akan menundakan tarif impor barang China senilai US$ 160 miliar yang seharusnya berlaku pada Minggu 15 Desember 2019 lalu. Amerika Serikat juga sepakat menurunkan tarif impor dari 15% menjadi 7,5% terhadap produk China senilai US$ 120 miliar.

Kesepakatan dagang fase satu adalah langkah pertama menuju perjanjian perdagangan yang lebih komprehensif antara kedua negara. AS-China melahirkan kesepakatan itu pada Oktober lalu setelah melakukan perundingan di Washington. Kesepakatan itu diharapkan dapat menghentikan perang dagang mereka yang sudah berlangsung selama dua tahun terakhir. Oh ya, Penulis sempat menulis artikel tentang perang dagang, Anda dapat membacanya ulang melalui link ini :

Perang Dagang AS China

[Baca lagi : Perang Dagang AS – China Memasuki Babak Baru, Bagaimana Investor Harus Menyikapinya ?]

 

Memang, dalam proses terjadinya pencapaian kesepakatan bersama kedua belah pihak antara Amerika Serikat – China terjadi banyak sekali ketidak cocokan keinginan. Misalnya, keinginan China adalah penghapusan tarif. Akan tetapi, yang terjadi justru penundaan pengenaan tarif dan pemotongan tarif. Amerika Serikat juga masih mempertahankan retribusi 25% untuk barang-barang senilai US$ 250 miliar.

 

Poin-poin Kesepakatan Damai Dagang Amerika Serikat – China

Proses yang sangat panjang telah dilalui Amerika Serikat dan China dalam menyelesaikan permasalahan mereka terkait perang dagang. Di saat yang bersamaan, banyak hal yang dialami oleh negara-negara lain di dunia sebagai dampak dari terjadinya perang dagang antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini.

Mencapai kesepakatan fase satu juga berarti ada poin-poin yang secara spesifik diajukan oleh kedua belah pihak yang harus ditaati oleh pihak lawan dalam menghormati kesepakatan bersama. Berikut penulis sajikan poin-poin damai dagang antara Amerika Serikat – China :

 

  1. China akan membeli produk Amerika Serikat sebesar USD 200 mirlia

Pada bulan Desember 2019 lalu, China telah setuju untuk membeli produk-produk dari Amerika Serikat sebesar USD 200 miliar untuk dua tahun ke depan. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sendiri telah menggebor-geborkan prospek bahwa China akan membeli produk Amerika Serikat, di mana salah satu yang cukup ditonjolkan saat itu adalah produk agrikultur.

Wakil Menteri Perdagangan Wang Shouwen dan Komisi Nasional Reformasi dan Pengembangan Ning Jizhe balas menyatakan akan mengimpor lebih banyak gandum, jagung, dan beras dari AS setelah kesepakatan. Namun, detailnya belum dijelaskan dan akan diumumkan segera mengingat dokumen perjanjian masih dalam kajian kedua pihak.

Selama ini, Negeri Tirai Bambu bukanlah pembeli utama ketiga produk pertanian AS tersebut. China masih menjadi pembeli terbesar kelima untuk jagung AS pada medio 2011-2014, tetapi sejak itu sudah tidak lagi.

Akan tetapi angka tersebut sebenarnya di bawah keinginan Trump yang menginginkan China melakukan pembelian sebanyak US$ 50 miliar produk pertanian dari AS.

Yang menjadi masalah adalah China belum mengkonfirmasi komitmen pembelian tersebut dan Negeri Tirai Bambu dalam sejarahnya tidak pernah membeli lebih dari US$ 26 miliar barang pertanian dari AS dalam satu tahun, dilansir dari Reuters.

 

  1. Amerika Serikat akan Mengurangi Tarif Produk China

Dalam kesepakatan dagang fase I, Presiden Trump mengatakan bahwa bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar nantinya akan dipangkas menjadi 7,5% saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu.

AS setuju untuk mengurangi tarif pada produk-produk China, meskipun diperkirakan akan mempertahankan tarif sekitar US$ 380 miliar dalam bentuk barang.

AS pertama kali menerapkan tarif atas barang-barang China pada 2018 lalu. Saat itu Trump menyebut China pantas mendapat tarif sebagai hukuman atas praktik dagangnya yang tidak adil, seperti pencurian kekayaan intelektual, transfer teknologi paksa, serangan cyber, pembuangan produk, mensubsidi perusahaan milik negara dan subsidi lainnya, menjual fentanyl ke AS dan melakukan manipulasi mata uang.

 

  1. Teks Hasil Kesepakatan akan Diposting Secara Online

Sumber perdagangan AS mengatakan kepada FOX Business bahwa teks perdagangan fase satu akan diposting online di situs web Perwakilan Dagang AS saat “momen” perjanjian ditandatangani pada hari Rabu, 15 Januari 2020.

 

Setelah kesepakatan fase satu selesai, lalu apa lagi?

Donald Trump selaku orang nomor satu di Amerika Serikat pernah mengatakan sebelumnya bahwa kedua negara dapat menandatangani kesepakatan dagang yang lengkap atau penuh, di mana kedua negara masih harus berkutat lagi pada kesepakatan dagang fase dua dan ataupun sampai fase ke-tiga.

Trump sendiri menjelaskan bahwa kesepakatan dagang fase dua kemungkinan besar akan dilanjutkan setelah selesainya pemilu Amerika Serikat dilaksanakan, yang di mana hal ini berarti kesepakatan dagang fase dua mungkin saja baru dapat dilaksanakan di tahun depan (2021).

Setelah selesainya kesepakatan dagang fase satu, kedua negara rencananya akan melakukan perundingan enam bulanan rutin terkait masalah ekonomi dan perdagangan yang pada tahun 2017 lalu diberhentikan oleh Presiden Trump. Tidak menutup kemungkinan juga perundingan yang dilakukan ini juga akan membahas kesepakatan dagang fase dua.

Trump dalam cuitannya di Twitter pada hari Rabu (13/12/2019) malam mengatakan bahwa pihaknya telah membuat kesepakatan besar seiring dengan tercapai perjanjian dagang fase pertama dengan China.

Presiden AS tersebut melanjutkan dengan mengatakan bahwa tarif impor 25% yang sudah berlaku akan tetap diberlakukan, akan tetapi tarif penalti yang dijadwalkan berlaku pada 15 Desember tidak akan diberlakukan karena kesepakatan sudah terjadi.

 

Kesimpulan

Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China merupakan salah satu kejadian yang menyita perhatian semua kalangan dalam beberapa waktu belakangan ini. Tak tanggung-tanggung, efek domino yang disebabkan kejadian ini sampai memperlambat pertumbuhan perekonomian, tidak terbatas hanya kepada dua negara ini saja, tetapi juga memperburuk pertumbuhan ekonomi negara-negara lain dan bahkan sampai ke pertumbuhan ekonomi dunia.

Wajar saja, karena Amerika Serikat dan China merupakan dua negara dengan perekonomian terkuat di dunia.

Setelah melalui “drama” dan “tarik ulur” yang panjang dalam mencapai kata sepakat untuk kedua negara ini, akhirnya tanggal 15 Januari 2020 ditetapkan sebagai hari di penandatanganan kesepakatan fase pertama dalam menyelesaikan masalah perang dagang yang terjadi antara kedua negara.

Beberapa poin-poin yang dibahas dalam penandatanganan kesepakatan tersebut antara lain :

  1. China akan membeli produk Amerika Serikat sebesar USD 200 miliar untuk dua tahun ke depan
  2. Amerika Serikat akan Mengurangi Tarif Produk China
  3. Teks Hasil Kesepakatan akan Diposting Secara Online

Melihat perkembangan tersebut sepertinya perang dagang belum sepenuhnya akan berakhir karena Trump masih belum puas, memang ini merupakan fase awal dan tidak menutup kemungkinan akan ada kejutan-kejutan yang membuat pasar naik dan turun.

Ketika perang dagang AS-China tidak lagi tereskalasi, laju pertumbuhan ekonomi global diharapkan akan lebih terakselerasi. Dalam kondisi tersebut sentimen pelaku pasar akan membuncah, dan masuk ke aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi.

 

###

 

Info:

  • Monthly Investing Plan Januari 2020 telah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Cheat Sheet LK Q3 2019 telah terbit, Anda dapat memperolehnya di sini.
  • E-Book Quarter Outlook LK Q3 2019 telah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Jadwal Workshop
    • RK Investment Day (Jakarta, 18 Januari 2020) dapat dilihat di sini.
Tags : AS – China Mencapai Kesepakatan | AS – China Mencapai Kesepakatan | AS – China Mencapai Kesepakatan | AS – China Mencapai Kesepakatan | AS – China Mencapai Kesepakatan | AS – China Mencapai Kesepakatan | AS – China Mencapai Kesepakatan | AS – China Mencapai Kesepakatan | AS – China Mencapai Kesepakatan |
1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel