PSBB Diperpanjang 1 Bulan, Bagaimana Dampaknya terhadap Kinerja JSMR ?


Pemerintah belum lama ini sepakat menerapkan kembali PSBB diperpanjang 1 bulan, sebagai upaya penekanan pandemi covid-19 lebih banyak lagi. Bahkan untuk merespon PSBB tersebut, pemerintah pun turut memberlakukan pelarangan mudik terhadap warganya, baik dari dan ke luar Jabodetabek. Tak pelak, kondisi tersebut menjadi hal yang dinilai berpotensi menekan kinerja JSMR sebagai perusahaan penyedia layanan jalan bebas hambatan. Jika demikian situasinya, maka bagaimana dampaknya terhadap emiten pengelola tol terbesar seperti JSMR ?

 

Sekilas Profil JSMR

JSMR resmi berdiri sejak Maret 1978, dan bergerak dalam bidang pengoperasian jalan tol. Perusahaan ini memiliki 3 lini bisnis utama yang meliputi konstruksi, operasi, dan juga pemeliharaan tol. Selain itu, JSMR juga menjalankan bisnis pendukung lainnya seperti layanan pengoperasian jalan tol, layanan pemeliharaan jalan tol, dan juga properti. JSMR resmi menjadi perusahaan go public, sejak mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007.

Sepanjang kiprahnya JSMR juga berhasil menjadi pemimpin operator tol terbesar di Indonesia. Tercatat hingga per tahun 2019 kemarin, JSMR masih menjadi pemimpin pasar sebesar >60% jalan tol yang telah beroperasi di Indonesia. Selain itu, JSMR juga menguasai >80% volume lalu lintas transaksi. Cukup besar bukan pangsa pasar yang dimiliki oleh JSMR ? Gambarannya seperti berikut..

Pangsa pasar JSMR per tahun 2019. Source : Public Expose JSMR 2019

 

Latar Belakang Masalah

Pandemi covid-19 yang sampai saat ini masih belum teratasi, ternyata semakin berdampak negatif. Seperti yang kita ketahui, pandemi covid-19 ini sudah menghantam hampir seluruh sektor bisnis tanpa terkecuali, termasuk bisnis tol yang juga ikut terganggu saat-saat ini. Adapun salah satu perusahaan yang mengelola bisnis tol adalah emiten JSMR. Pasalnya JSMR mulai merasakan pelemahan pada lini bisnisnya.

 

Source : https://www.alinea.id/nasional/tol-jakarta-cikampek-momok-menakutkan-tiap-mudik-lebaran

 

Bahkan berdasarkan data dari Asosiasi Jalan Tol Indonesia, para pengelola operator tol rata-rata sudah mengalami penurunan traffic kendaraan di ruas tol dalam kota sekitar 30% hingga 50%, sejak PSBB periode pertama berlaku. Demikian halnya dengan tol yang dijalankan oleh JSMR, berdasarkan data dari Pengembangan Usaha JSMR, volume lalu lintas perusahaan sudah turun sebesar 40% sejak PSBB periode pertama atau tepatnya pada Maret – April 2020 ini.

Adapun jika dilihat lebih jauh, sebenarnya penurunan itu adalah imbas dari kebijakan PSBB diperpanjang 1 bulan yang diterapkan kembali oleh Pemprov DKI Jakarta, guna mengatasi pandemi covid-19 lebih cepat. Adapun pada pelaksanaannya, PSBB periode pertama telah dilakukan sejak 10 April – 23 April 2020 kemarin, dengan rentang waktu sekitar 2 minggu. Namun karena situasi masih belum kondusif, pemerintah pun sepakat untuk kembali melaksanakan PSBB periode 2, di mana PSBB ini akan berlangsung dari 24 April – 22 Mei 2020 dengan rentang waktu lebih panjang sekitar 28 hari. Bahkan tak tanggung-tanggung, pemerintah pun turut memberlakukan pelarangan mudik Lebaran yang juga efektif pada 24 April 2020. Pelarangan mudik ini sendiri sudah ada aturannya dari Dirjen Hubungan Darat.

Berkaitan dengan sektor-sektor yang terdampak pandemi covid-19 belakangan ini, Anda juga bisa menyaksikan langsung video Penulis di bawah ini :

[Saksikan Video RK : Sektor yang Bisa Terkena Dampak Virus Corona]

 

 

Seperti Apa Pelaksanaan PSBB Diperpanjang 1 Bulan ?

Penerapan PSBB diperpanjangperiode 2 dan pelarangan mudik ini, secara praktis sudah membuat ruang gerak aktifitas warga sangat terbatas. Apalagi aturan tersebut, berlaku bagi semua jenis transportasi umum dengan masa pemberlakuan yang berbeda-besa untuk setiap jenis transportasi yang akan melintas di wilayah PSBB.

Dalam PSBB periode 2, pemerintah akan melakukan pembatasan/penyekatan arus keluar masuk pemudik dari dan keluar Jabodetabek melalui jalan tol, khususnya bagi pengendara pribadi dan transportasi umum. Sementara untuk transportasi distibusi seperti kebutuhan logistik, BBM, alat kesehatan, dan sejenisnya masih diperbolehkan menggunakan jalan tol. Dengan adanya pembatasan itu, kendaraan yang tidak ada hubungannya dengan kebutuhan distribusi akan diputar balikkan kembali. Sedangkan kendaraan logistik tetap diberikan izin, untuk mempertahankan mata rantai kebutuhan tetap terjaga.

Artinya peraturan yang berlaku dalam PSBB adalah pembatasan/penyekatan terhadap kendaraan yang layak melintas dan tidak layak, bukan penutupan sejumlah ruas jalan tol dan menutup akses bagi seluruh kendaraan.

Hari pertama PSBB periode 2 pada tanggal 24 April 2020, pukul 00:00 WIB. Source : https://bisnis.tempo.co/read/1335020/hari-pertama-pelarangan-mudik-mobil-pribadi-diminta-putar-arah

 

Sementara pada pelarangan mudik, agar lebih optimal lagi. Pemerintah berupaya untuk mengadakan check point di beberapa tempat tertentu di masing-masing daerah. Bahkan dalam pelarangan mudik ini, pemerintah tak segan-segan memberikan sanksi yang dibagi dalam 2 cara. Pertama sanksi pada 24 April – 7 Mei, pemudik yang tertangkap akan diminta putar balik agar tidak melanjutkan perjalanannya. Kedua sanksi pada 8 Mei – 31 Mei selain diminta tidak melanjutkan perjalanan, pemudik akan ditambahkan dengan denda berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

 

Benarkah PSBB Diperpanjang 1 Bulan ini Menekan Kinerja Bisnis Tol JSMR ?

Kembali pada pertanyaan di atas, bagaimana dampaknya terhadap emiten pengelola jalan tol terbesar seperti JSMR ? Meski dari penjelasan di atas kita tahu, bahwa PSBB diperpanjang 1 bulan dan pelarangan mudik ini akan cukup menekan kinerja pengelola jalan tol seperti JSMR. Namun sebelum kita membuat kesimpulan terlalu dini, ada baiknya jika kita meninjau kembali kinerja bisnis tol JSMR…

Untuk kali ini Penulis akan menyoroti, jalan tol mana saja yang paling banyak berkontribusi terhadap kinerja Revenue JSMR. Untuk itu Penulis menyajikan sejumlah sumber Revenue JSMR dari bisnis tol yang dimilikinya. Namun sebagai catatan pada saat artikel ini ditulis, JSMR termasuk emiten yang sampai saat ini belum menerbitkan Laporan Keuangan Kuartal IV-2019 nya. Sehingga Penulis menggunakan Laporan Keuangan JSMR Kuartal III-2019 sebagai gambaran…

 

Catatan Kaki No. 36 Sumber Pendapatan Bisnis Tol JSMR. Source : Laporan Keuangan JSMR Kuartal III-2019.

 

Dari data di atas, ada beberapa tol yang menjadi akses utama penghubung Jabodetabek dengan kota lain disekitarnya, di antaranya : Jalan tol Jakarta – Cikampek dengan nilai sebesar Rp 910.5 miliar per Kuartal III-2019, merupakan kontribusi terbesar bagi Revenue JSMR. Disusul oleh, jalan tol JORR Seksi non S atau tol lingkar luar Jakarta dengan nilai sebesar Rp 770.2 miliar per Kuartal III-2019. Kemudian jalan tol Cikampek – Padalarang dengan nilai sebesar Rp 716.0 miliar per Kuartal III-2019. Dan  jalan tol Jakarta – Bogor – Ciawi dengan nilai sebesar Rp 643.4 miliar per Kuartal III-2019. Ternyata Revenue JSMR dari masing-masing tol sangatlah besar, namun per tanggal 24 April 2020 akses keluar masuk kendaraan pribadi sudah mulai dibatasi.

Belum lagi, dengan JSMR yang juga terlibat langsung dalam menerapkan pengendalian transportasi agar tidak ada yang keluar daerah selama masa mudik. Pengendalian tersebut dilakukan di sejumlah titik jalan tol milik JSMR, di antaranya : Di tol Jakarta – Tangerang yang mengarah ke Banten di wilayah Bitung KM.26. Lalu tol Jakarta – Cikampek untuk arah Cikampek diterapkan pengendalian kendaraan yang melintas di wilayah Cikarang Barat KM. 28. Sedangkan untuk ke arah Jakarta wilayah Karawang Barat KM. 47. Terakhir, tol Solo – Ngawi untuk arah Jawa Timur di wilayah Ngawi KM 579. Dengan demikian, tingkat Revenue di titik-titik tol tersebut akan ikut tertekan

Dari pembatasan/penyekatan di sejumlah ruas tol di atas, sudah tentu ruas-ruas tersebut sudah terdampak langsung akibat pandemi covid-19. Dengan potensi traffic kendaraan yang melalui tol milik JSMR semakin menurun, imbasnya Revenue JSMR Kuartal I-2020 bisa tertekan. Hal itu terjadi karena memang sumber utama pendapatan JSMR berasal dari bisnis tol yang telah dioperasikan. Bahkan pada masa-masa libur, potensi keuntungan yang diraih JSMR melalui tol bisa lebih besar daripada hari biasanya. Karena jalan tol memang satu akses kendaraan yang paling banyak digunakan saat mudik. Namun karena PSBB periode 2 dan pelarangan mudik telah berlaku, maka JSMR berpotensi mengalami penurunan traffic kendaraan yang lebih besar lagi pada masa libur lebaran Idul Fitri tahun ini. Di lain sisi, JSMR juga harus mengalami penundaan konstruksi di sejumlah tempat khusus bagi proyek konstruksi di luar tahun ini.

 

Antisipasi Apa yang Dilakukan oleh JSMR ?

Merespon pemberlakukan PSBB periode 2 dan pelarangan mudik tersebut, JSMR akan lebih dulu melakukan efisiensi pada semua pos anggaran operasional perusahaan guna semakin memperkuat likuiditas perusahaan. Termasuk di dalamnya efisiensi opex dan juga penundaan capex. JSMR juga siap menerapkan pembatasan operasional di sejumlah ruas tol di Jawa, sebagai respon atas pelarangan mudik.

Adapun untuk mengatasi proyek konstruksi yang mengalami penundaan. maka JSMR akan mengerjakan proyek yang targetnya selesai di tahun ini. Mengingat sebagian besar proyek yang dilakukan JSMR adalah melalui skema pembayaran kontak pre financing yang menjamin pembayaran setelah proyek diselesaikan. Misalnya saja sebagai contoh, hingga per April 2020 ini JSMR memiliki beberapa ruas tol yang pembangunannya sudah >90%. Dari beberapa ruas tol tersebut, dua di antaranya adalah ruas tol Cinere – Serpong dan tol Kunciran – Cengkareng yang ditargetkan bisa beroperasi di akhir semester I-2020 nanti. Dengan begitu, setidaknya JSMR bisa mengatasi penurunan traffic dari bisnis tol nnya.

Bahkan proses pengerjaan proyek dari sisi pembebasan lahan juga tetap dijalankan secara normal. Adapun contoh beberapa pembebasan lahan yang masih dilakukan adalah ruas tol Cinere – Serpong, dan Batu Ceper – Cengkareng. Dalam penyelesaian proyeknya, JSMR akan menerapkan physical distancing dan tetap berada dalam arahan Kementerian PUPR.

Sebaliknya dari beberapa antisipasi yang dilakukan JSMR di atas, sebenarnya perusahaan ini bisa lebih maksimal dalam melakukan pemeliharaan jalan tol, dengan memanfaatkan situasi PSBB periode 2. Belum lama ini, JSMR akan melaksanakan pemeliharaan periodik dan rekonstruksi pengerasan di ruas tol Jakarta – Tangerang. Dengan titik lokasi di KM 23 + 865 hingga ke KM 23 + 560 arah Jakarta. JSMR sendiri memprediksi, seluruh rekonstruksi sepanjang 280 meter tersebut, bisa selesai pada akhir April 2020.

 

Pemeliharaan jalan di ruas tol Jakarta – Tangerang. Source : https://ekonomi.bisnis.com/read/20200422/45/1231295/jasa-marga-laksanakan-pemeliharaan-jalan-tol-jakarta-tangerang

 

Kesimpulan

Pandemi covid-19 yang belum teratasi, benar-benar menurunkan tingkat mobilitas seluruh warga. Terlebih, setelah pemerintah sepakat menerapkan kembali PSBB periode 2 dan pelarangan mudik. Peraturan tersebut resmi berlaku lagi sejak 24 April 2020 hingga 22 Mei 2020 nanti. Akibatnya ruang gerak aktifitas warga sangat terbatas menjelang masa libur lebaran yang kian dekat. Warga pun tak lagi mendapatkan akses keluar masuk wilayah Jabodetabek. Pasalnya dalam penerapan peraturan PSBB periode 2 dan pelarangan mudik, pemerintah akan melakukan pembatasan/penyekatan terhadap kendaraan yang layak melintas dan tidak layak.

Sehingga JSMR yang merupakan perusahaan pengelola tol terbesar sangat terdampak oleh berlakunya PSBB periode 2 dan pelarangan mudik ini.  Berdasarkan data dari Pengembangan Usaha JSMR, volume lalu lintas perusahaan sudah turun sebesar 40% sejak PSBB periode pertama atau tepatnya pada Maret – April 2020 ini. Di tambah lagi dengan adanya pembatasan/penyekatan di sejumlah ruas tol milik JSMR, baik di Jabodetabek dan juga beberapa ruas tol di daerah Jawa.

Dari penjelasan di atas, setidaknya kita bisa tarik kesimpulan bahwa dengan adanya PSBB periode 2 dan pelarangan mudik, maka kinerja Revenue JSMR pada kuartal I-2020 mendatang akan jeblok. Mengingat dampak yang dirasakan JSMR ini ditaksir bisa sampai 3 bulan, terhitung mulai dari Maret – April, hingga ke Mei mendatang. Bahkan kita juga belum bisa memastikan kapan pandemi covid-19 ini berakhir..

So, tidak ada salahnya kita sebagai warga masyarakat yang baik, dengan senang hati mau mengikuti dan taat pada imbauan pemerintah yang meminta warga melakukan social distancing, menghindari perjalanan yang tak mendesak, dan tetap #dirumahaja ..

Nah dari pembahasan tentang JSMR di atas, kira-kira apakah ada pendapat lain ?

 

###

Info:

 

 

Tags : PSBB Diperpanjang 1 Bulan | PSBB Diperpanjang 1 Bulan | PSBB Diperpanjang 1 Bulan | PSBB Diperpanjang 1 Bulan | PSBB Diperpanjang 1 Bulan | PSBB Diperpanjang 1 Bulan | PSBB Diperpanjang 1 Bulan | PSBB Diperpanjang 1 Bulan | PSBB Diperpanjang 1 Bulan | PSBB Diperpanjang 1 Bulan

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

2 Comments

  • Ali Akbar
    6 May 2020 at 4:39 PM

    Mungkin seharusnya masih ada celah buat jsmr dpt keuntungan di tol. Krn akses transportasi udh mulai diperbolehkan buat yg ada kebutuhan khusus aja.

    • Rivan
      Rivan Kurniawan
      8 May 2020 at 9:52 AM

      Impact pasti masih ada, tp semoga gk jeblok2 banget yaa dengan akses transportasi mulai diperbolehkan lagi..

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel