Mempelajari Kesuksesan Berinvestasi Saham dari Pelari Marathon

Mempelajari Kesuksesan Berinvestasi Saham dari Pelari Marathon


Terakhir diperbarui Pada 12 March 2024 at 10:46 am

Investasi saham itu sama seperti pertandingan lari marathon, dibandingkan dengan pertandingan sprint. Di mana stamina lebih penting dibandingkan kecepatan itu sendiri. Tapi jika anda memiliki stamina yang baik dan kecepatan yang baik, tentu itu jauh lebih baik lagi. Pertanyaannya kini, mengapa berinvestasi saham bisa dipelajari dari seorang pelari Marathon ? Makna apa yang bisa kita peroleh ?

 

Mempelajari Kesuksesan Berinvestasi Saham dari Pelari Marathon

Apakah Anda pernah melihat pertandingan lari marathon? Jika Anda perhatikan, teknik yang dipakai oleh para pelari marathon berbeda dengan teknik yang biasa dipakai oleh sprinter (pelari jarak pendek). Bagi pelari jarak pendek, momentum dan speed menjadi faktor yang terpenting, mengingat durasi perlombaan yang hanya beberapa detik saja.

Oleh karena itu, seluruh bagian dari start sampai dengan finishing harus dilatih secara sempurna. Namun berbeda hal nya bagi pelari marathon, di mana waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lomba bisa mencapai beberapa jam, maka speed bukan lah menjadi hal yang terpenting. Daya tahan (endurance) dan konsistensi lah yang menjadi salah satu faktor terpenting bagi pelari marathon.

Ternyata, dalam perjalanan investasi pun demikian. Dari pengalaman saya berinvestasi di pasar saham sejauh ini, prinsip-prinsip yang digunakan oleh pelari marathon ternyata lebih cocok untuk diterapkan ketimbang prinsip yang digunakan oleh pelari jangka pendek. Dalam artikel kali ini, saya ingin mengilustrasikan bahwa perjalanan berinvestasi di pasar saham sama seperti hal nya pelari marathon.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat kita pelajari dari para pelari marathon untuk membantu kita agar bisa lebih sukses dalam dunia investasi di pasar saham.

  • Start from Small Steps

Lomba lari marathon sering dipandang sebagai lomba lari yang paling bergengsi, sedangkan lomba lari 5K (5 Kilometer) seringkali dianggap lomba lari yang sepele. Namun, faktanya tidak ada pelari marathon profesional yang langsung terjun ke perlombaan marathon untuk pertama kalinya.

Melainkan mereka konsisten meningkatkan jarak lari nya dari 5K, 10K, 21K (Half Marathon), baru lah mengikuti lomba lari marathon. Selain itu para pelari marathon biasanya justru mengikuti lomba lari 5K untuk menjaga stamina, dan para pelatih lari marathon di seluruh dunia justru menganjurkan perlunya berlomba 5K di antara latihan marathon.

Demikian pula dalam berinvestasi, investor yang berpengalaman tahu bahwa kita tidak bisa langsung mengelola dana miliaran rupiah, apabila tidak dilatih dari mengelola dana jutaan rupiah terlebih dahulu. Apabila dana kelolaan kita hari ini baru beberapa juta rupiah, hal itu karena beban sebesar itulah yang mampu kita pikul hari ini. Jika kita sudah bisa memikul dana kelolaan beberapa juta rupiah, kita bisa kemudian menambah dana kelolaan menjadi puluhan juta rupiah.

Demikian pula apabila kita sudah bisa memikul dana kelolaan puluhan juta rupiah, kita bisa menambah dana kelolaan menjadi ratusan juta rupiah, miliaran rupiah, sampai seterusnya. Seperti halnya pelari yang kapabilitas fisiknya masih di lomba lari 5K, pelari tersebut kemungkinan besar akan mengalami cedera atau tidak mampu menyelesaikan lomba apabila langsung memaksakan diri mengikuti lomba lari marathon. Demikian pula, akan sangat berisiko apabila Anda memaksakan diri untuk mengelola dana yang melebihi kapasitas Anda untuk menanggung risiko nya.

 

  • Consistency is The Key

Para pelari professional biasanya menjaga tempo dalam berlari. Mereka tidak boleh berlari terlalu cepat di awal. Apabila mereka berlari terlalu cepat di awal, mereka justru akan kesulitan mengatur tempo dan akan membuat mereka merasa kelelahan di tengah jalan. Kecepatan tetap menjadi salah satu faktor penting bagi pelari marathon, namun mereka harus mengatur kecepatan tersebut secara konsisten dan tidak membuat mereka kehabisan nafas di tengah jalan.

Demikian pula dalam berinvestasi, kita tidak perlu terburu-buru untuk mencari saham-saham yang akan “terbang” dalam waktu singkat. Percayalah, Anda akan lebih banyak kecewa nya dibandingkan dengan merasakan manfaatnya. Jika Anda menghabiskan seluruh energi Anda hanya untuk mencari saham-saham yang berpotensi terbang, Anda akan kelelahan di tengah jalan.

Sebaiknya, Anda mencari saham-saham dengan fundamental bagus, pada harga undervalued, dan Margin of Safety yang besar. Dengan mencari saham-saham seperti itulah Anda akan bisa mengatur mental Anda, mengatur mood Anda, mengatur spirit Anda sehingga bisa senantiasa profit dengan konsisten di pasar saham.

 

  • Practice Makes Perfect

Tahukah Anda bahwa pelari marathon professional rata-rata berlatih lari menempuh jarak 50 kilometer per hari? Dengan kata lain, lari maraton sejauh 42 kilometer ibarat sudah menjadi makanan sehari-hari mereka. Tidak ada hal lain yang dilakukan pelari Kenya, kecuali berlatih dan berlatih. Mereka bangun pagi, lalu latihan lari. Pukul 10.00, mereka berlatih lagi. Sore latihan lari. Tiga kali sehari. Begitu seterusnya setiap hari, setiap hari, hingga mereka menjadi pelari-pelari tangguh.

Demikian pula dengan kita para investor saham. Berlatih membaca laporan keuangan, buku-buku mengenai prinsip berinvestasi, dilakukan secara konsisten untuk melatih ketajaman analisa kita. Dengan kemajuan teknologi, sumber informasi untuk mempelajari tentang berinvestasi saham lebih mudah didapat. Begitu banyak buku dan sumber lainnya yang bisa kita pelajari untuk menjadi seorang investor saham yang handal.

 

  • Recover for Real

Ada hari-hari di mana pelari marathon membutuhkan waktu untuk beristirahat dan tidak memaksakan diri untuk berlatih keras untuk memperbaiki otot-otot mereka. Apabila mereka berlatih terlalu keras sampai tidak menyempatkan diri untuk beristirahat, justru akan membuat otot kaki menjadi terlalu tegang dan tidak dapat berkinerja dengan maksimal. Pada program latihan yang dicanangkan oleh pelatih pun biasanya tidak selalu pada level intens, melainkan ada kalanya beberapa latihan hanya dilakukan pada level santai.

Demikian halnya dalam berinvestasi, dibutuhkan pikiran yang jernih untuk dapat menganalisa sebuah saham dengan baik, dan pikiran jernih tersebut itu tidak bisa kita dapatkan kalau kita terlalu keras memaksakan diri untuk berpikir. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan tidak terlalu memaksakan diri untuk mengetahui semua informasi yang tersedia, yang mungkin saja justru akan membuat Anda kebingungan sendiri untuk mengambil kesimpulan. Satu hal yang cukup mengejutkan, mengetahui seluruh informasi tidak membuat hasil investasi Anda menjadi lebih baik.

Berkaitan dengan hal ini, Penulis pernah menyampaikannya dalam artikel sebelumnya…

Racun Informasi Pasar Modal

[Baca lagi : Racun Informasi Pasar Modal dan Cara Mengatasinya]

Dalam recover fo real ini Ada kalanya pula, kita perlu beristirahat saat pikiran sedang tidak jernih. Sesekali Anda juga perlu untuk menjauhkan diri dari segala hingar-bingar informasi, termasuk menjauhkan diri dari layar trading. Investor itu juga manusia, bukan seperti robot yang bisa dikendalikan oleh mesin. Sebagai gambarannya, Penulis juga sering menjumpai banyak investor yang seperti merasa “berdosa” apabila sehari saja tidak melihat layar trading. Seriously, jika Anda telah melakukan pekerjaan Anda sebagai investor (baca : analisa), maka selanjutnya biarkan harga saham tersebut bergerak sesuai dengan kinerja fundamental nya.

 

Kesimpulan

Kira-kira itulah beberapa prinsip dari para pelari marathon yang bisa kita terapkan dan aplikasikan dalam keseharian kita berinvestasi di pasar saham. Untuk diingat bahwa dalam pasar saham, kita tidak sedang berlomba lari jarak pendek di mana speed dan momentum menjadi faktor yang terpenting. Jadi, kita tidak perlu mencari saham-saham yang diisukan bakal “terbang” dan memberikan keuntungan puluhan persen dalam waktu singkat. Hal tersebut justru bisa membuat Anda tergelincir di pasar saham dan justru mengalami kerugian.

Jadi, kalau misalkan Anda pernah ketinggalan kereta di sebuah saham, bukan berarti peluang Anda lantas habis, nyatanya masih banyak kereta-kereta lain yang lebih aman dan menanti giliran untuk berangkat. Sebaliknya, lihat lah bahwa berinvestasi di pasar saham sama halnya seperti lari marathon, oleh karena itu daya tahan (endurance) serta konsistensi lah yang menjadi hal penting untuk dijaga. Semoga dengan memahami hal ini, Anda bisa selangkah lebih bijak dalam menjadi seorang investor saham.

 

 

###

 

Info:

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

1 Comment

  • Abiwara
    15 December 2020 at 8:58 AM

    iya ini analogi yang tepat untu menggambarka psikologis kita ketika memulai investasi. kadang banyak orang yang padahal baru mulai tp sudah bernafsu meraup keuntungan besar. sama seperti berlari marathon tanpa ilmu, di awal lari sudah sangat kencang tp dipertengahan mulai kelelahan dan daya laripun semakin menurun. wah thanks ya Ko Rivan analogi ini bnr2 membuka pemikiran saya

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel