Harga Minyak Mentah Dunia Turun

Prospek Emiten Sektor Migas, Menghadapi Turunnya Minyak Mentah Dunia.


Terakhir diperbarui Pada 15 September 2022 at 3:56 pm

Harga minyak mentah dunia turun sejak bulan Oktober 2018 turun dari sebesar USD 75 per barel menjadi USD 50 – 52 per barel. Meskipun Indonesia berpotensi mengurangi jumlah impor minyak, tren harga minyak mentah dunia turun tersebut ternyata memberikan dampak bagi kinerja emiten-emiten di sektor migas dan energi. Dengan harga minyak mentah dunia turun tersebut, bagaimanakah prospeknya terhadap emiten di sektor migas dan energi ?

Tren Penurunan Harga Minyak Mentah Dunia

Dalam beberapa bulan belakangan ini harga minyak mentah dunia turun, di mana penurunan harga minyak mentah dunia ini sudah dimulai sejak Oktober 2018 kemarin. Saat artikel ini ditulis, harga minyak mentah dunia turun dari sebelumnya sebesar USD 75 per barel saat ini menjadi sekitar USD 50 – 52 per barel. Adapun sebagai gambaran nya bisa dilihat pada screenshot dibawah ini :

Penurunan Harga Minyak Mentah Dunia Dalam Setahun. Source : tradingeconomics.com

Namun jika kita lihat pada pergerakan harga minyak mentah dunia dalam kurun waktu ± 5 tahun ke belakang, trend harga minyak mentah dunia turun saat ini bukan yang pertama kali terjadi. Jika kita lihat ke belakang, harga minyak mentah dunia turun ke harga terendahnya sekitar USD 29 per barel pada Februari 2016, jauh lebih rendah dibandingkan dengan penurunan di November 2018 kemarin. Sebagai gambarannya bisa dilihat pada screenshot dibawah ini :

Harga Minyak Mentah Dunia Turun Dalam 5 tahun terakhir. Source : tradingeconomics.com

Selain itu jika dillihat berdasarkan Harga Acuan Minyak Bumi yang mayoritas digunakan di seluruh dunia adalah West Texas Intermediate (WTI) dan Brent Crude. Selama bulan November 2018 kemarin, Harga Acuan Minyak Bumi tersebut juga menunjukkan tren penurunan yang secara bersama-sama turun sekitar 22% lebih dari point to point. Adapun sebagai gambaran lebih jelasnya bisa dilihat pada screenshot berikut ini :

Harga Acuan Minyak Mentah. Source : CNBC Indonesia

Lantas pertanyaan nya sekarang, apa saja yang menyebabkan harga minyak mentah dunia turun ke USD 50 – 52 per barel pada November 2018 kemarin ? Harga minyak mentah dunia turun dipicu sejumlah hal. Antara lain seperti berikut :

Faktor oversupply menjadi penyebab utamanya. Sejumlah negara produsen minyak terbesar dunia meningkatkan jumlah produksi secara besar-besaran di bulan Oktober – November 2018. Sebagai contoh AS meningkatkan jumlah produksi dari 10.8 juta barrel/hari menjadi 11.6 juta barrel/hari. Ternyata peningkatan jumlah produksi minyak tidak hanya dilakukan oleh AS saja, melainkan juga dari negara-negara penghasil minyak terbesar lainnya seperti Arab Saudi dan Rusia. Arab Saudi meningkatkan jumlah produksi dari 10.0 juta barrel/hari menjadi 10.7 juta barrel/hari, dan Rusia meningkatkan jumlah produksi dari 11.0 juta barrel/hari menjadi 11.4 juta barrel/hari.

Dari ketiga negara produsen minyak terbesar ini saja, terdapat kenaikan sekitar 1.7 juta barrel/hari. Peningkatan produksi ini membuat terjadinya oversupply di pasar minyak, karena tidak diiringi dengan peningkatan permintaan. Berdasarkan data laporan OPEC per November 2018, potensi oversupply diprediksi mencapai 1.36 juta barrel/hari, dengan jumlah permintaan minyak dunia menjadi 31.54 juta barel/hari. Sementara jumlah produksi sebesar 32.90 juta barel/hari.

Adapun faktor lainnya adalah dari adanya perang dagang AS dan China, yang juga turut menjadi penyebab turunnya harga minyak dunia. Berlanjutnya Perang Dagang antara AS dan China menyebabkan perlambatan ekonomi global sehingga mengganggu pertumbuhan ekonomi. Selain itu perang dagang tersebut juga mengandung risiko downside, yaitu di saat ekonomi global melambat maka akan mengurangi jumlah permintaan energi. Seperti dikemukakan sebelumnya, AS melancarkan aksi untuk terus menggenjot produksi minyak mentah yang berdampak pada jumlah pasokan minyak berlebih di pasar. Hal inilah yang membuat pasokan minyak mentah di pasar semakin berlimpah hingga mengalami oversupply.

Dengan kondisi jumlah permintaan energi yang semakin berkurang akibat ekonomi global, justru kondisi tersebut malah diiringi dengan pasokan minyak mentah yang mengalami oversupply di pasar minyak. Maka tidak heran jika pada November 2018 kemarin, harga minyak mentah dunia turun karena kondisi tersebut. Hal ini sejalan dengan hukum ekonomi dasar, di saat supply meningkat dan permintaan cenderung menurun, maka harga akan ikut menurun.

Emiten Yang Terimbas Trend Harga Minyak Mentah Dunia Turun

Volatilitas harga minyak mentah dunia yang terjadi saat ini membuat sejumlah emiten harus menghadapi ketidakpastian, tak pelak beberapa industri harus merasakan dampak nya baik positif maupun negatif. Bagi beberapa industri, minyak mentah dunia turun akan menimbulkan dampak negatif. Namun di sisi lain,  minyak mentah dunia turun justru memberikan dampak positif.

Adapun dampak negatif yang paling dominan dari penurunan harga minyak mentah dunia  dirasakan oleh emiten di sektor migas maupun energi, seperti MEDC, ELSA, dan AKRA. Hal ini disebabkan kinerja emiten sektor migas dan energi tersebut sangat bergantung pada harga komoditas minyak, karena harus melakukan kegiatan ekspor migas nya. Demikian pula, turunnya harga minyak dunia juga bisa menghambat proses investasi sektor migas maupun energi, terlebih jika emiten migas maupun energi akan melakukan kegiatan eksplorasi. Dan juga biasanya emiten-emiten di sektor migas ataupun energi akan semakin meningkatkan efisiensi untuk bisa bertahan saat harga minyak mentah dunia turun. Permasalahannya adalah efisiensi yang dilakukan secara berlebih justru akan memperlambat perputaran ekonomi secara keseluruhan.

Sementara untuk dampak positifnya dari harga minyak mentah dunia turun dirasakan oleh sektor industri yang menjadikan bahan bakar minyak sebagai bahan bakunya, seperti manufaktur, otomotif, penerbangan dan perkapalan. Hal ini dikarenakan dengan turunnya harga minyak dunia maka akan mengakibatkan semakin murahnya harga bahan bakar, khususnya di Indonesia. Dengan harga minyak mentah dunia turun, secara tidak langsung juga membuat biaya transportasi dan energi juga lebih murah. Tidak hanya itu, seharusnya harga minyak mentah dunia turun juga bisa mempengaruhi penurunan tarif listrik. Namun yang perlu dicatat di sini, benefit yang dirasakan tidaklah instan, melainkan butuh waktu untuk menghabiskan stok minyak yang dibeli pada USD 75 terlebih dahulu.

 

Prospek Emiten Dengan Trend Harga Minyak Mentah Dunia Turun

Dengan dampak yang ditimbulkan akibat harga minyak mentah dunia turun, penting bagi kita untuk mengetahui prospek emiten disektor migas dan energi, sebagai langkah antisipasi dalam reaksinya menyikapi harga minyak mentah dunia turun. Adapun emiten di sektor migas dan energi  khususnya MEDC dan ELSA, sudah melakukan langkah antisipasi terhadap dampak yang ditimbulkan akibat harga minyak mentah dunia turun.

               

Adapun langkah antisipasi yang diakukan oleh PT Medco Energi Internasional (MEDC) untuk menyiasati tren penurunan harga minyak mentah dunia, adalah melalui peningkatan produktivitas dan mengelola cost control nya. MEDC juga banyak melakukan negosiasi dengan penyedia servis. Dengan MEDC komitmen melakukan upaya-upaya tersebut, membuat MEDC selamat dari pemangkasan tenaga kerja meskipun harga minyak mentah dunia terus menurun.

Demikian pula hal yang sama dengan ELSA, juga berupaya agar tetap bertahan di tengah lemahnya harga minyak mentah dunia. ELSA berhasil bertahan melalui upaya diversifikasi usaha dalam bentuk kontrak jasa. Di mana kontrak jasa yang ditargetkan oleh ELSA adalah jasa perawatan lapangan migas dan jasa perawatan operasional.

Melalui langkah antisipasi tersebut menjadikan MEDC dan ELSA bisa tetap survive tanpa harus melakukan pengurangan tenaga kerjanya, dan mampu membuat MEDC dan ELSA tetap mampu bertahan di tengah turunnya harga minyak mentah dunia.

 

Melihat Potensi Minyak Mentah Dunia Ke Depan

Setelah kita mengetahui dampak dari penurunan harga minyak mentah dunia, lantas bagaimanakah prospek harga minyak mentah dunia itu sendiri ke depannya? Penulis melihat pergerakan harganya ditahun 2019 mendatang akan sangat ditentukan oleh hasil dari pertemuan G20 dan pertemuan tahunan OPEC.

Pertemuan G20 berlangsung di Buenos Aires pada 30 November 2018 sampai 1 Desember 2018, di mana salah satu agenda Pertemuan G20 tersebut membahas konflik dagang yang terjadi di antara AS dan China, termasuk dampaknya bagi penurunan harga minyak mentah dunia.

Demikian pula, pertemuan tahunan OPEC berlangsung di Austria pada 6 Desember 2018 membahas mengenai kebijakan produksi minyak mentah bersama dengan mitra produsen non-OPEC, yang termasuk di dalamnya negara Rusia sebagai negara non-OPEC yang menjadi salah produsen minyak terbesar di dunia. Rencananya OPEC akan mengurangi produksi minyak mentah dalam kisaran 1 – 1.4 juta barrel/hari. Rencana tersebut lantaran OPEC yang melihat pasokan minyak mentah berlebih, sehingga OPEC menilai penting untuk melakukan intervensi guna menstabilkan kondisi pasar, dengan estimasi akan kembali menaikkan harga minyak mentah dunia.

Dengan asumsi hasil pertemuan G20 dan pertemuan tahunan OPEC tersebut positif, di mana negara-negara besar penghasil minyak bumi sepakat untuk sama-sama membatasi produksi minyak, maka supply minyak berpeluang untuk normal kembali yang berujung pada kembali meningkatnya harga minyak mentah dunia.

Sebaliknya jika estimasi hasilnya negatif, dikarenakan kondisi pasar minyak hingga saat ini masih terbebani oleh perang dagang antara AS dan China, serta statement dari Trump yang dengan tegas menolak kenaikan harga minyak. Maka dengan begitu, peluang harga minyak untuk terus ke harga yang lebih rendah semakin besar.

So, kita lihat saja keputusan dari petinggi-petinggi dunia tersebut, melalui konferensi pertemuan G20 dan pertemuan tahunan OPEC.

Kesimpulan

Melihat pergerakan harga minyak mentah dunia yang tengah menurun, dan pengaruhnya terhadap emiten-emiten di sektor migas dan energi. Alangkah baik nya jika saat ini investor memilih untuk wait and see lebih dulu, menunggu hingga kondisi mulai membaik. Meskipun penurunan harga minyak mentah dunia ini, tidak serta merta mempengaruhi harga saham emiten sektor migas dan energi, namun jika ingin berinvestasi di saham tersebut Anda perlu melihat kinerjanya berdasarkan fundamentalnya.

###

Info:

  • Monthly Investing Plan Januari 2019 sudah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Cheat Sheet LK Q3 2018 sudah terbit, Anda dapat memperolehnya di sini.
  • E-Book Quarter Outlook LK Q3 2018 sudah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
  • Jadwal Workshop :
    • Workshop Ultimate Value Investing (Jakarta, 26 – 27 Januari 2019) dapat dilihat di sini.
    • Workshop Ultimate Value Investing (Surabaya, 9 – 10 Februari 2019) dapat dilihat di sini.
    • Workshop Ultimate Value Investing (Medan, 23 – 24 Februari 2019) dapat dilihat di sini.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

3 Comments

  • W lian
    13 February 2019 at 2:14 PM

    info dan saran yang bagus,, saya akan menunggu dan melihat apa yang akan terjadi nantinya sebelum masuk lagi heheh

  • azhar n.
    13 May 2019 at 8:40 AM

    izin untuk dijadikan acuan di penulisan skripsi pa.

    • Rivan
      Rivan Kurniawan
      16 May 2019 at 10:53 AM

      silakan.. jangan lupa diberi credit dan bisa cantumkan juga sumbernya ya…

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel