Investor Pasar Modal Berdasarkan Pekerjaan, Ini Jumlahnya!

Investor Pasar Modal Berdasarkan Pekerjaan, Ini Jumlahnya!


Terakhir diperbarui Pada 7 May 2024 at 2:16 pm

Mungkin teman-teman investor penasaran seperti apa data investor pasar modal yang berdasarkan pekerjaannya per akhir tahun 2023 kemarin? Jika iya, maka artikel ini akan membantu menjawabnya!

Ilustrasi investor pasar modal. Source: market.bisnis.com

 

Jumlah Investor Pasar Modal Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pasar modal Indonesia kian semarak, tak hanya dari sisi jumlah investor yang terus bertumbuh, tapi juga dari profesi para investornya. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), ternyata komposisi investor didominasi wajah-wajah tak terduga. Yuk, kita lihat sekilas:

Jumlah Investor pasat modal berdasarkan pekerjaan. Data Statistik Pasar Modal Indonesia oleh KSEI

  • Pegawai dan Guru:

Kelompok pegawai dan guru menjadi juara teratas! Pegawai negeri sipil, swasta, dan guru rupanya menduduki peringkat pertama dengan persentase mencapai 33.03% di akhir Desember 2023. Ini menunjukkan semakin meningkatnya literasi keuangan dan kesadaran berinvestasi jangka panjang di kalangan pekerja.

  • Pelajar:

Generasi muda tak mau ketinggalan! Pelajar dengan semangat dan idealisme yang cukup tinggi berhasil menempati posisi kedua dengan persentase 26.35%.  Kelompok ini benar-benar memanfaatkan kemudahan teknologi finansial untuk berinvestasi sejak dini. Sebagai bentuk upaya mempersiapkan masa depan yang lebih matang dan mapan.

  • Pengusaha:

Para pebisnis juga jeli melihat peluang. Kelompok pengusaha juga menjadi kelompok yang tidak ketinggalan dan berhasil menempati posisi ketiga dengan persentase 15.52%.  Mereka tak hanya fokus pada usaha yang dijalankan, tapi juga piawai dalam mengalokasikan dana untuk investasi. Sehingga ada banyak kelompok pengusaha yang kini sudah bisa meraih keuntungan finansial dalam jangka panjang.

  • Ibu Rumah Tangga:

Saat ini sudah mulai banyak kelompok Ibu Rumah Tangga (IRT) yang melek finansial. Hal ini kian membuktikan bahwa aktivitas investasi bukan hanya urusan pria. Ibu rumah tangga dengan perhitungan cermat dan kemampuan mengatur keuangan, berhasil menempati posisi keempat dengan persentase 6.66%. Kelompok ini telah memanfaatkan investasi untuk menambah penghasilan keluarga dan mencapai tujuan finansial bersama.

  • Profesi Lainnya:

Dunia investasi di pasar modal sangat terbuka luas. Hal ini memungkinkan bagi kelompok dengan profesi lainnya seperti dokter, pengacara, seniman, dan lain-lainnya dapat ikut terjun berinvestasi. dengan total persentase 18.44%.  Keragaman profesi ini menunjukkan inklusivitas pasar modal yang bisa diikuti oleh siapa saja yang memiliki kemauan belajar dan berinvestasi.

 

Pengalaman-3-Dekade-Joeliardi-Sunendar

[Lihat lagi: Pengalaman 3 Dekade di Pasar Modal – Joeliardi Sunendar]

 

Pertumbuhan yang terjadi pada investor pasar modal berdasarkan pekerjaan telah menunjukkan bahwa saat ini sudah semakin banyak pihak yang terjun berinvestasi. Bahkan dari sisi nilai aset yang dimiliki investor terus mengalami peningkatan, baik itu yang terjadi pada platform investasi C-BEST maupun S-INVEST.

Di mana untuk C-BEST ini merupakan platform elektronik yang mendukung proses penyelesaian transaksi saham dan surat berharga lainnya. Sedangkan untuk S-INVEST ini merupakan platform elektronik yang menjalankan proses administrasi polaporan dan juga penyelesaian transaksi reksa dana.

Dan jika dilihat jumlah nilai aset yang dimiliki para investor pasar modal berdasarkan pekerjaan dalam satu tahun terakhir rata-rata cenderung meningkat. Berikut ini rinciannya:

Jumlah Investor pasat modal berdasarkan pekerjaan. Data Statistik Pasar Modal Indonesia oleh KSEI

Notes: Untuk angka berwarna orange adalah nilai aset investasi C-BEST. Dan untuk angka biru adalah nilai aset investasi S-INVEST.

 

Tujuan Investor di Pasar Modal

Pasar modal Indonesia bak arena laga yang diramaikan oleh para investor dengan motivasi dan tujuan beragam. Tak hanya didorong oleh keinginan kaya raya, para investor yang terjun ke dunia investasi saham, obligasi, dan reksa dana memiliki harapan target finansial yang bervariasi. Mari kita intip beberapa motif utama yang menggerakkan para investor:

  • Mengejar Keuntungan Jangka Panjang:

Ini adalah motif klasik nan realistis. Pada umumnya para investor berharap imbal hasil (return) dari investasi yang dilakukan dapat melampaui deposito atau tabungan biasa. Dengan pemilihan instrumen yang tepat dan strategi investasi yang jitu, pasar modal menawarkan potensi pertumbuhan modal yang menjanjikan di masa depan.

  • Mempersiapkan Masa Depan:

Investor di pasar modal, khususnya para profesional muda saat ini telah banyak memanfaatkan investasi untuk mempersiapkan dana pensiun atau biaya pendidikan anak. Investasi dini dengan pendekatan jangka panjang, berpotensi mengalahkan inflasi dan mengamankan kesejahteraan finansial di masa mendatang.

  • Membangun Kebebasan Finansial (Financial Freedom):

Tak sedikit investor yang bermimpi mencapai kebebasan finansial, yakni kondisi dimana pendapatan pasif dari investasi sudah cukup memenuhi kebutuhan hidup. Pasar modal, dengan instrumen yang menawarkan dividen atau kupon secara rutin, bisa menjadi jembatan untuk meraih mimpi tersebut.

  • Diversifikasi Aset:

Investor cerdas memahami pentingnya diversifikasi aset untuk meminimalisir risiko. Pasar modal menawarkan beragam instrumen dengan karakteristik risiko dan imbal hasil yang berbeda. Dengan berinvestasi di saham, obligasi, atau reksa dana, investor dapat menyebar modalnya dan mengurangi ketergantungan pada satu jenis aset saja.

  • Mengejar Mimpi dan Tujuan Khusus:

Beberapa investor memiliki mimpi dan tujuan khusus yang ingin dicapai melalui investasi. Ini bisa berupa rencana membeli rumah, traveling keliling dunia, atau biaya untuk membuka usaha sendiri. Disiplin berinvestasi di pasar modal dapat membantu mewujudkan mimpi dan rencana finansial tersebut.

Ilustrasi transaksi perdagangan di pasar modal. Source: ekbis.sindonews.com

Selain motif-motif di atas, ada juga investor yang terjun ke pasar modal karena dorongan tren atau rekomendasi teman. Namun, perlu diingat bahwa investasi adalah keputusan finansial yang harus didasari pemahaman dan riset yang mendalam. Oleh karena itu, sebaiknya jangan mudah terbawa tren atau ikut-ikutan orang lain tanpa memahami risiko dan tujuan investasi Anda sendiri.

Dengan memahami motif dan tujuan para investor, kita bisa melihat betapa dinamisnya lanskap pasar modal Indonesia. Para investor, dengan berbagai latar belakang finansial dan mimpi yang beragam, saling bahu-membahu mewarnai arena investasi di Indonesia. Tentunya, penting untuk selalu diingat bahwa investasi yang bijak adalah investasi yang dilakukan dengan pengetahuan dan perencanaan yang matang.

 

Valuation Class : Intrinsic Value For Multibagger Profit (Mei 2024)

Valuation Class adalah Workshop yang diperuntukkan secara khusus untuk mempelajari cara menghitung Valuasi suatu saham. RK Valuation Class ini akan fokus membahas cara menghitung valuasi saham dan nilai intrinsik. Diadakan secara Hybrid (Offline & Online) selama 2 hari! Yuk daftar Valuation Class sekarang juga! 

 

Kelemahan Investor di Pasar Modal

Pasar modal Indonesia kian semarak, namun di balik potensi cuan yang menggiurkan, terdapat berbagai  tantangan dan kelemahan yang kerap dihadapi investor lokal. Yuk, kita kupas beberapa hal yang perlu menjadi perhatian agar investasi di pasar modal bisa berjalan optimal:

  • Kurang Literasi Finansial:

Tak bisa dipungkiri, literasi finansial masyarakat Indonesia masih perlu ditingkatkan.  Banyak investor yang terjun ke pasar modal tanpa memahami instrumen, risiko, dan strategi investasi yang tepat. Ini bisa menyebabkan keputusan impulsif, mudah terbawa tren, dan berujung pada kerugian.

  • FOMO (Fear of Missing Out):

Godaan FOMO, atau takut ketinggalan tren, kerap menghantui investor.  Melihat saham tertentu naik pesat, investor berkarakter FOMO ini akan langsung ikut membeli tanpa riset dan analisis fundamental. Padahal, investasi yang baik harus didasari perencanaan dan pertimbangan yang matang.

  • Overconfidence (Terlalu Percaya Diri):

Meraih untung di awal investasi bisa membuat investor terlalu percaya diri. Biasanya investor dengan karakter overcinfidence ini seringkali menganggap remeh risiko. Sehingga cenderung mengabaikan strategi investasi yang disiplin.  Akibatnya, saat pasar berbalik arah, investor yang overconfidence dapat mengalami kerugian yang signifikan.

  • Chasing Return (Mengejar Keuntungan Semata):

Tergiur iming-iming imbal hasil tinggi, investor terkadang lupa pentingnya pengelolaan risiko. Tidak heran jika kemudian banyak investor yang terjebak dalam investasi spekulatif atau instrumen yang tidak sesuai dengan profil risiko mereka. Untuk itu perlu diiIngat, bahwa investasi yang baik akan lebih mengedepankan pertumbuhan modal jangka panjang, bukan mengejar untung instan.

  • Emosional Trading:

Keputusan investasi yang didasari emosi, seperti panik saat harga turun atau euforia saat harga naik, bisa merugikan.  Investor yang memiliki emosional tinggi, akan cenderung melakukan aksi jual-beli secara impulsif dan keluar dari rencana investasi yang telah ditetapkan.

  • Tidak Melakukan Diversifikasi:

Menaruh semua telur dalam satu keranjang berisiko tinggi. Investor yang hanya fokus pada satu jenis saham atau instrumen, berisiko mengalami kerugian besar jika instrumen tersebut mengalami penurunan harga. Itu mengapa diversifikasi menjadi hal penting dalam mengelola manajemen risiko. Sehingga dapat membangun portofolio investasi yang lebih stabil dan sehat, serta terhindar dari kerugian besar.

 

Anda sedang ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Maka sekarang bisa menggunakan Monthly Investing Plan yang telah terbit!

BANNER-ARTIKEL-MIP-2024

Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…

 

Kesimpulan

Dari pembahasan artikel kali ini, setidaknya kita sudah mendapatkan gambaran bahwa jumlah investor pasar model berdasarkan pekerjaan terus mengalami peningkatan dalam satu tahun terakhir.

Dengan kelompok pekerjaan investor yang paling banyak ialah dari Pegawai Negeri, Swasta dan juga Guru dengan persentase sebesar 33.03%. Hal ini tentunya tidak lepas dari faktor pendukung seperti pendapatan bulanan yang setiap tahunnya terus meningkat. Ditambah dengan banyaknya perusahaan yang mulai memberikan edukasi finansial, sehingga angka melek investasi juga semakin meningkat. Demikian pula yang juga terjadi pada kelompok investor dari kalangan Pengusaha dengan persentase sebesar 26.35%, menjadi kelompok terbesar kedua di pasar modal.

Kendati pasar modal yang semakin ramai, bukan tidak mungkin teman-teman investor harus belajar kembali. Baik itu dari sisi edukasi finansial, edukasi investasi di pasar modal, pengelolaan portifolio investasi, hingga memanajemen risiko yang mungkin terjadi.

Dan untuk menjadi investor yang berhasil, maka sebagai seorang investor Anda perlu membuat strategi dan rencana investasi yang matang untuk diterapkan ke dalam portofolio. Anda juga harus belajar terus-menerus dengan mengikuti sebuah kelas investasi saham, atau bahkan sebuah komunitas.

Tidak hanya itu, Anda juga harus mampu mengendalikan emosi dan menerapkan strategi diversifikasi. Sebagai bentuk upaya menurunkan potensi kerugian akibat keserakahan diri sendiri terhadap keuntungan yang ditawarkan pasar.

Ingat, investasi bukanlah jalan pintas menuju kekayaan, melainkan proses jangka panjang yang membutuhkan pengetahuan, disiplin, dan pengelolaan risiko yang baik. Itu lah investasi saham yang benar.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel