Terakhir diperbarui Pada 26 September 2024 at 5:01 pm
Jenis investasi merupakan hal penting yang perlu dipahami oleh para calon investor sebelum memulai perjalanan di pasar keuangan. Sampai sekarang ini masih cukup banyak pelaku pasar yang keliru terhadap saham dan reksadana. Keduanya merupakan bentuk investasi yang sering menjadi pilihan para investor, namun keduanya memiliki karakteristik berbeda yang dapat dikenali. Nah untuk itu investor harus tahu perbedaan saham dan reksadana…
Daftar Isi
Mengenal Investasi Saham dan Reksadana
Awal Mula Saham:
Asal mula investasi saham dapat ditelusuri kembali ke abad ke-17 di Amsterdam, Belanda. Pada tahun 1602, perusahaan dagang bernama Dutch East India Company (VOC) mengeluarkan saham untuk membiayai ekspedisi dagang mereka ke Asia. Saham-saham ini kemudian diperdagangkan di pasar saham pertama di dunia, yaitu Amsterdam Stock Exchange, yang kemudian menjadi model bagi bursa saham modern.
Stock Exchange Amsterdam. Source: alamy.com
Investasi saham pada masa itu tidak hanya melibatkan investor individu, tetapi juga melibatkan perusahaan dan lembaga keuangan.
Awal mula investasi saham ini menjadi titik balik perkembangan pasar saham di berbagai negara. Sampai dengan kini, saham tetap menjadi salah satu instrumen investasi yang populer dan berpengaruh di pasar keuangan global.
Awal Mula Reksa Dana:
Sedangkan asal mula investasi Reksadana, menurut tulisan James E. McWhinney menyebutkan bahwa para ahli sejarah memiliki pandangan berbeda-beda tentang asal muasal Reksadana.
Namun, jika Penulis urutkan kronologi ditemukannya Reksadana, maka tahun pertama kali Reksadana muncul adalah di tahun 1774. Di mana ada seorang pedagang bernama Adriaan van Ketwich yang merilis “persatuan menciptakan kekuatan” atau Eendragt Maakt Magt. Saat itu, pengeloaan Reksadana belum ada perkembangan signifikan. Di mana Adriaan van Ketwich belum menerapkan jual beli reksadana seperti sekarang ini.
Sampai pada perkembangannya di tahun 1822, Raja William I menerbitkan produk reksadana yang sifatnya tertutup (close end investment company) di Belgia – Belanda. Di masa ini, reksadana mulai diperdagangkan di bursa dengan jumlah uang tertentu.
Di beberapa tahun berikutnya, produk reksadana semakin banyak diperjualbelikan. Seperti halnya di Swiss pada tahun 1849 dan juga di Skotlandia pada tahun 1880, meskipun di saat ini reksadana masih diperjualbelikan secara close end. Di mana pihak penerbita reksadana tidak berkewajiban membeli kembali reksadana yang telah beredar di pasar. Sedangkan pembeli reksadana hanya boleh menjual produk terbitannya ke investor lain.
Kemudian, reksadana juga mulai di kenal di Amerika Serikat pada tahun 1920 an, dan Alexander Fund adalah reksadana pertama yang dikelola secara profesional. Di masa ini, reksadana menjadi instrumen investasi mengumpulkan dana dari berbagai investor individu dan entitas untuk diinvestasikan dalam berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan pasar uang oleh manajer investasi yang profesional. Hingga tahun 1940 dibentuklah Undang-undak Reksadana yang dibuat oleh Amerika Serikat dengan nama Investment Company Act.
Seiring berjalannya waktu, reksadana sekarang ini telah berkembang menjadi salah satu pilihan investasi yang populer dan efisien bagi banyak orang. Reksadana memberikan diversifikasi dan manajemen portofolio yang terkelola dengan baik, bahkan tanpa perlu menguasai pengetahuan mendalam tentang pasar keuangan.
Pertumbuhan Investasi Saham dan Reksadana
Kabar baiknya, pertumbuhan investasi saham dan reksadana di Indonesia saat ini terus menunjukkan perkembangan yang positif. Bahkan jika dilihat pertumbuhannya di sepanjang tahun 2022 yang lalu, jumlah investor di pasar modal terus meningkat, baik itu oleh investor individu maupun institusi. Berikut ini adalah historical pertumbuhan pasar modal dari tahun 2017 – 2022 terakhir…
Source: databoks.katadata.co.id
Bahkan tingkat ketertarikan investor terhadap saham dan reksadana juga terus bertambah setiap periodenya. Sejalan dengan itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri terus kedatangan perusahaan-perusahaan baru untuk listing dan go public terus bertambah. Setidaknya hingga per artikel ini ditulis sudah ada ±800 perusahaan/emiten yang melantai di BEI.
Pertumbuhan tersebut menunjukkan antusiasme yang tinggi dari pelaku pasar terhadap produk investasi seperti saham dan reksadana.
Di sisi lain, reksadana juga menjadi salah satu instrumen investasi yang diminati oleh banyak orang karena kemudahannya dalam berinvestasi serta diversifikasi portofolio yang ditawarkan. Laju pertumbuhan industri reksadana di Indonesia terus meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola keuangan dan keputusan investasi secara bijaksana. Meskipun demikian, seperti halnya investasi di pasar keuangan manapun, tetap saja akan ada risiko yang perlu diperhatikan dan manajemen risiko yang tepat diperlukan agar investor dapat meraih hasil investasi yang optimal dan sesuai dengan tujuan keuangan jangka panjang.
[Baca lagi: Mana Lebih Menguntungkan? Ini Perbedaan Saham & Obligasi]
Perbedaan Investasi Saham dan Reksadana
Sama-sama sebagai produk investasi di pasar modal, namun tetap ada perbedaan saham dan reksadana yang perlu diperhatikan, agar terhindar dari kekeliruan.
PERBEDAAN SAHAM DAN REKSADANA |
|
INVESTASI SAHAM |
INVESTASI REKSADANA |
Bentuk kepemilikan sebagian dari perusahaan | Wadah investasi kolektif yang mengumpulkan dana dari banyak investor |
Investor berhak atas laba perusahaan dan hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) | Investor tidak berhak atas laba perusahaan dan pengelolaan portfolio diambil alih oleh Manajer Investasi |
Potensi keuntungan lebih tinggi, namun risiko juga lebih besar, karena harga saham fluktuatif | Menawarkan diversifikasi aset yang lebih baik, untuk mengurangi risiko |
Keputusan investasi diambil sendiri oleh investor | Dikelola oleh Manajer Investasi yang profesional |
Membutuhkan pengetahuan dan analisis mendalam tentang perusahaan | Lebih mudah dan praktis bagi investor, karena tidak membutuhkan analisis individual |
Jadi sampai di sini, perlu teman-teman investor perbedaan saham dan reksadana terletak pada karakteristik dan tingkat risiko yang berbeda. Itu mengapa, pemahaman mendalam tentang kedua instrumen investasi ini menjadi penting bagi investor, terutama dalam membuat keputusan yang bijaksana sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko investor.
Penerapan Analisis Fundamental Saham dan Reksadana
Penerapan analisis fundamental merupakan pendekatan penting dalam menilai valuasi saham dan prospek ke depannya, baik itu untuk saham maupun reksadana.
Analisis Fundamental Saham:
Dalam analisis fundamental saham, investor akan menganalisis data dan informasi terkait kinerja keuangan, mulai dari pendapatan, laba bersih, laporan laba rugi, neraca, dan aliran kas sebuah perusahaan. Penelitian mendalam dilakukan untuk menilai kinerja fundamental perusahaan dan juga prospek bisnis di masa mendatang.
Selain itu, analisis fundamental juga mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang dapat memengaruhi harga saham. Seperti halnya kondisi ekonomi, politik, dan tren industri yang berkembang.
Dengan pendekatan analisis fundamental, teman-teman investor dapat membuat keputusan investasi berdasarkan kekuatan data dan fakta. Termasuk juga dengan hasil identifikasi saham-saham yang memiliki valuasi dan sesuai dengan kriteria.
Analisis Fundamental Reksadana:
Sementara itu dalam analisis fundamental reksadana, fokus diberikan pada portfolio investasi yang dikelola oleh Manajer Investasi.
Dalam reksadana, seorang Manajer Investasi akan melakukan analisis terhadap saham-saham dan obligasi pilihan yang ada dalam portfolio reksadana. Manajer Investasi juga yang akan mempertimbangkan potensi pertumbuhan dan apa saja risiko-risikonya.
Tidak hanya itu, informasi mengenai profil risiko si investor dan strategi investasi reksadana juga akan di evaluasi. Hal ini bertujuan untuk Manajer Investasi bisa memahami apakah reksadana tersebut, sudah sesuai dengan tujuan dan profil risiko investor atau belum.
Dengan penerapan analisis fundamental reksadana, investor berkesempatan memilih reksadana yang sesuai dengan kebutuhan dan menyesuaikannya dengan portfolio investasi agar lebih efektif untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Penerapan Diversifikasi Portofolio Saham dan Reksadana
Penerapan diversifikasi portofolio saham dan reksadana juga tidak kalah pentingnya, terutama untuk mengurangi risiko investasi.
Seperti kita tahu, diversifikasi berarti membagi investasi ke dalam berbagai instrumen keuangan atau aset berbeda untuk menciptakan portfolio yang terdiversifikasi.
Dalam portofolio saham, investor dapat menyebarkan investasinya pada saham-saham di berbagai sektor industri berpotensi. Sementara pada portofolio reksadana, diversifikasi dilakukan langsung oleh Manajer Investasi yang berperan mengalokasikan dana investor ke dalam berbagai saham dan obligasi.
Tujuan dari diversifikasi, investor bisa menurunkan potensi risiko spesifik. Sehingga dapat meningkatkan peluang profit yang lebih optimal dari investasi, sekaligus menjaga stabilitas portfolio di tengah fluktuasi pasar keuangan.
[Baca lagi: Manfaat Diversifikasi dalam Investasi Saham!]
Kesimpulan
Dari penjelasan mengenai perbedaan saham dan reksadana di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa saham dan reksadana adalah instrumen investasi yang memiliki keuntungan dan risiko yang berbeda.
Di mana untuk saham, mampu memberikan keuntungan lebih tinggi, dengan risiko yang juga lebih besar. Karena memang instrumen investasi saham ini dikenal sebagai high risk high return. Namun pengelolaan investasi saham ini dilakukan secara langsung oleh investor selaku pemilik saham yang sudah dibeli.
Sedangkan untuk reksadana, memberikan keuntungan dalam bentuk diversifikasi portfolio, dengan kemudahan cara berinvestasi karena pengelolaan investasi dilakukan melalui bantuan Manajer Investasi.
Jika dilihat dari skala investor, maka saham cocok untuk para investor ulung yang sudah memiliki jam terbang tinggi dalam mengelola portfolio investasi, terutama dengan time frame jangka panjang. Berbeda dengan reksadana yang bisa dikatakan lebih cocok untuk teman-teman investor pemula, terutama bagi yang memiliki profil risiko rendah.
Nah, kalau dari sisi teman-teman investor kira-kira lebih prefer berinvestasi saham atau reksadana nih? Mengingat perbedaan saham dan reksadana yang juga cukup berbeda jauh dari sisi pengelolaan portfolionya…***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.