Mumpung Saham Ini Kena Sentimen Negatif!

Mumpung Saham Ini Kena Sentimen Negatif!


Kali ini kami akan mereview salah satu saham yang sedang kita pantau. Saham ini bergerak di sektor transportasi dan pariwisata yaitu Bayu Buana Travel services dengan kode saham BAYU. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1972 di Jakarta. Dan menjadi badan usaha travel agen berskala besar pertama yang terdaftar sebagai perusahaan publik di bursa sejak bulan Oktober 1989.

 

 

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

 

 

 

Pergerakan Harga Saham BAYU

Jika kita lihat secara histori dari data di atas, maka dalam jangka panjang harga saham BAYU pernah mencapai puncaknya di level harga 2800 pada tahun 2018. Sehingga menjadikan level harga tertinggi sejak tahun 2013 lalu.

Namun, seperti banyak saham lainnya, BAYU mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2020 karena dampak dari pandemi COVID-19. Pada saat penulisan artikel ini, harga saham BAYU berada di kisaran 1365 an, yang masih di bawah angka psikologis 1400. Menurut analisis kami, posisi harga saat ini masih tergolong menarik untuk dipertimbangkan.

 

 

Bisnis dan Anak Usaha BAYU

BAYU memiliki beberapa anak usaha yang termasuk dalam Grup Bayu buana TBK. Yang mana ketika berbicara mengenai segmen usaha dari BAYU, pasti ada divisi atau perusahaan yang di bawah payung BAYU.

Seperti PT Babussalam Buana Mitra, PT Dharma Buana Experindo, PT Hula Travel Indonesia, PT Buana Gelar Pariwicara, PT Duta Buana Express, PT Bayu Buana Transport dan PT Alfaz Tour.

 

 

 

Ikuti Stockademy by RK Team : Mastering The Sectoral Cycle di sini !

 

 

 

Lingkup Pelayanan BAYU

Bicara mengenai bisnis travel agen ini pastinya memiliki kerja sama dengan travel agen lainnya. Disisi lain, BAYU beraliansi dengan travel skala dunia yaitu BCD Travel. Di mana BCD travel ini menjadi salah satu travel agen terbesar di dunia.

 

 

Data Kunjungan Wisatawan

Sementara dari sisi bisnis wisata, kita juga melihat prospek dari Tingkat kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia atau sebaliknya, ke luar negeri. Data yang di ambil di atas bisa dijadikan acuan kondisi wisatawan di Indonesia.

Tercatat dari data November tahun 2023, kunjungan wisata di pertengahan tahun mengalami kenaikan signifikan yang berasal dari mancanegara. Situasi ini terjadi karena adanya momentum liburan hingga akhirnya pada bulan November 2023 mengalami penurunan.

Namun, biasanya di Bulan Desember akan terjadi kembali kenaikan jumlah wisatawan di Indonesia.

Kemudian dari data di atas, terlihat bahwa secara tahunan jumlah wisatawan mengalami kenaikan cukup signifikan. Berdasarkan total Jumlah Kunjungan bulanan November 2022 sebesar 704.783, mengalami kenaikan sekitar 30.17% di bulan November 2023 menjadi sebesar 917.407.

Kenaikan juga semakin terlihat jelas, berdasarkan total Jumlah Kunjungan Kumulatif. Pada periode Januari – November 2022 sebesar 4.936, mengalami kenaikan sekitar 110.86% YoY menjadi sebesar 10.409 di periode Januari – November 2023.

 

 

Kepemilikan Saham BAYU

Sebelum masuk kinerja dari saham BAYU, kita perlu perhatikan shareholder dari saham ini. Yang perlu menjadi perhatian kita yaitu kepemilikan oleh masyarakat. Posisi akhir tahun 2022 masyarakat memiliki 45.75%. Namun posisi akhir September 2023 kepemilikan masyarakat bertambah besar menjadi 56.90%. Salah satu alasannya karena adanya penjualan dari PT Asuransi Bina Dana Artha TBK dan ada yang dijual ke masyarakat.

Dalam perjalanannya terdapat perubahan kepemilikan dari Bank Of Singapore memiliki kepemilikan kurang lebih 7%. Kemudian pada bulan Januari kepemilikan dari Bank Of Singapore menjadi 0% atau sudah dijual. Sedangkan Union Bancaire akhirnya memiliki kepemilikan sebesar 7.66%.

Meski begitu, yang terpenting adalah BAYU tidak kehilangan pengendalinya yaitu Graha Sentosa yang memiliki sebesar 28.08%. Selanjutnya kita akan mereview kinerjanya.

 

 

Laporan Laba Rugi BAYU

Apabila kita lihat kinerja BAYU per September tahun 2023. Kinerja pendapatan BAYU bagus, di mana pendapatan naik 42%YoY dari Rp1.17 triliun menjadi Rp1.66 Triliun. Sehingga laba kotornya juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 80%YoY dari Rp65.5 miliar menjadi Rp118.2 miliar. Sehingga laba bersih BAYU naik signifikan sebesar 170%YoY dari Rp21.3 miliar menjadi Rp57.5 miliar.

Pendapatan tertinggi dari BAYU disumbangkan oleh pendapatan dari Tiket non-keagenan yaitu sebesar Rp1.1 triliun. Disusul oleh pendapatan Tur sebesar Rp266 miliar, yang diikuti oleh pendapatan dari Hotel sebesar Rp181 miliar dan Dokumen sebesar Rp18 miliar.

Selanjutnya kita masuk pada kinerja jangka Panjang. Di mana pendapatan BAYU tahun 2023 kami proyeksikan mencapai Rp2.2 triliun dengan Laba bersih kami proyeksikan berkisar Rp75 miliar.

Hal yang menarik dari kinerja laba yaitu saat covid-19 tahun 2020 lalu, lantaran BAYU mampu mencetak laba sebesar Rp1.6 miliar. Lalu di tahun 2021 mencetak laba Rp514 miliar, dan di kuartal ketiga tahun 2023 ini naik 170%. Sehingga kami proyeksikan laba full year tahun 2023 ini juga mengalami kenaikan hingga mencapai Rp75 miliar.

Jika proyeksi ini tercapai maka laba tahun 2023 akan menjadi laba tertinggi bahkan melebihi tahun 2018. Untuk diketahui pada tahun 2018 harga saham BAYU sempat mencapai All Time Highnya di level harga 2800.

Secara valuasi PBV di harga 1400 menunjukan level PBV 1.19x. Jika proyeksi laba tahun 2023 yang sebesar Rp75 miliar tercapai. Maka di tahun 2023 menjadi tahun dengan kinerja tertinggi sepanjang masa dari BAYU dengan mencetak ROE 18%. Dengan ROE mencapai All Time High dan PBV 1.19x, menurut kami ini masih tergolong undervalue. Lantaran ROE yang All Time High, maka PBV-nya harusnya juga sudah naik menembus All Time High.

Tidak hanya itu, valuasi PE Ratio di harga 1400 juga menunjukan PE Ratio sebesar 6x, di mana ini juga menjadi PE Ratio terendah sepanjang historinya.

 

 

 

Dapatkan seluruh layanan dari RK Team secara lengkap dan harga spesial hanya untuk member RK. Yuk gabung sekarang juga menjadi Platinum Member !

Platinum-Members

Untuk berlangganan Platinum Member RK, teman-teman investor bisa menggunakan

 

 

 

 

Selain itu, kita juga perlu menyoroti dividen, yang mana dalam 4 tahun terakhir BAYU konsisten bagi dividen dengan rata-rata perlembar saham mendapatkan Rp25. Sedangkan di tahun 2023 lalu sebesar Rp50. Pertanyaannya, kenapa BAYU bisa konsisten membagikan dividen? Bahkan di tahun 2020 dan 2021 lalu saat labanya turun?

Jawabannya yaitu karena kas dari BAYU yang besar di mana 60% total asset dari BAYU adalah kas. Misalkan dividen payout ratio di tahun 2023 nanti sebesar 100% dengan proyeksi laba bersih sebesar 75%. Maka di harga 1400 masih dapat dividen yield 15%. Apabila kita hitung dengan dividen hanya Rp50, maka itupun masih ada potensi dividen yield 3%-4%.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel