Underrated Value Investor : Whitney Tilson

Underrated Value Investor : Whitney Tilson


Whitney Tilson adalah salah satu nama value investor kawakan asal Amerika Serikat. Namanya kian harum, seiring dengan berdirinya Hedge Fund yang ia pelopori yakni Kase Capital. Perjalanan investasi Whitney Tilson pun tak kalah menarik, dari sekian banyak value investor Amerika Serikat lainnya. Whitney Tilson juga dikenal sebagai pemberi nasihat investasi melalui berbagai prediksinya terhadap dunia investasi. Jadi, seperti apa perjalanan investasi seorang Whitney Tilson ?

 

Profil Singkat Whitney Tilson

Whitney Tilson lahir pada tahun 1966 di New Haven – Connecticut, dan menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Tanzania dan Nikaragua. Orang tuanya merupakan seorang guru, dan menjalankan masa pensiun di Kenya. Kepiawaian seorang Whitney Tilson, nampaknya menurun dari kakek buyutnya yang bernama John Q. Tilson, seorang perwakilan Partai Republik dari Connecticut yang menjabat sebagai Pemimpin Mayoritas DPR selama enam tahun.

Whitney Tilson merupakan lulusan Magna Cum Laude dari Harvard College dengan gelar sarjana di bidang Pemerintahan pada tahun 1989. Kemudian ia bekerja di The Boston Consulting Group selama dua tahun, di sana ia membantu pendirian organisasi nirlaba Teach for America. Setelah itu, Whitney Tilson pun kembali ke Harvard pada tahun 1994, dan berhasil memperoleh gelar MBA dengan High Distinction, di mana ia terpilih sebagai Sarjana Baker (5% teratas dikelasnya).

 

Perjalanan Karir dan Investasi

Karir Whitney Tilson berhasil menghantarkannya menjadi salah seorang value investor kawakan Amerika Serikat. Di mulai pada tahun 1999, Whitney Tilson ini menghabiskan sekitar lima tahun masa kerja bersama dengan Profesor Michael E. Porter dari Harvard Business School, yang mendirikan Initiative for a Competitive Inner City, di mana Whitney Tilson menjabat sebagai Direktur Eksekutif dari tahun 1994 – 1998. Selama bekerja dengan Profesor Michael E. Porter, Whitney Tilson ini banyak mempelajari daya saing di dalam kota dan perusahaan yang berbasis di dalam kota secara nasional. Selain itu, Whitney Tilson juga memimpin penciptaan ICV Partners, yang merupakan dana ekuitas swasta nirlaba nasional yang berfokus pada bisnis yang dimiliki minoritas dan dalam kota. ICV Partners ini tercatat telah mengumpulkan hampir $ 500 juta.

Memasuki sekitar tahun 1999, Whitney Tilson mulai mendirikan dan mengelola perusahaan Hedge Fund bernama T2 Partners Management LP, dengan mitra Glenn Tongue. Saat itu ia, berhasil mengembalikan dana kumulatif sejak awal sekitar 177%, dibandingkan dengan 36.4% indeks 500 S&P. Selang beberapa waktu, hedge fund tersebut berubah nama menjadi Kase Capital Management yang mengelola tiga hedge fund berorientasi nilai yakni : T2 Accredited Fund, Tilson Offshore Fund, dan T2 Qualified Fund. T2 Accredited Fund ini bertujuan untuk membeli dan menyimpan portofolio sekuritas yang terkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang, guna mencapai apresiasi modal jangka panjang dan meminimalkan risiko. Sedangkan, Tilson Offshore Fund, dan T2 Qualified Fund bertujuan untuk mencapai apresiasi modal setelah pajak jangka panjang yang sepadan dengan risiko sedang, terutama dengan berinvestasi dengan perspektif jangka panjang dalam portofolio terkonsentrasi saham AS.

 

Tak hanya itu, Whitney Tilson juga mengelola dua reksa dana berbasis nilai yakni Tilson Focus Fund (TILFX) dan Tilson Dividend Fund (TILDX).

Di sela-sela mengelola Hedge Fund, pada tahun 2004 Whitney Tilson bersama dengan John Schwartz, menciptakan Kongres Investasi Nilai yang sejak saat itu sukses menjadi sebuah konferensi investasi dua tahunan di New York City dan Los Angeles.

Sayangnya pada tahun 2017, perusahaan Hedge Fund tersebut harus ditutup setelah mencatatkan kinerja buruk di pasar selama beberapa tahun (Berdasarkan The Wall Street Journal). Hedge Fund Whitney Tilson ini mengalami penurunan 8% di tahun 2017, setelah sebelumnya Hedge Fund ini juga menanggung rugi sekitar 7.3% di tahun 2015. Kondisi itu, membuat dana kelola Whitney Tilson turun dari puncaknya sebesar $ 180 juta per tahun 2010, menjadi sekitar $ 50 juta per tahun 2017. Penyebabnya adalah harga-harga saham di Amerika Serikat saat itu, telah berada pada posisi yang cukup tinggi dan secara umum telah berada pada posisi overvalue, sehingga market tidak memberikan peluang investasi yang cukup menarik dalam jangka waktu tertentu. Bahkan, ia juga harus menggunakan uang tabungannya untuk tetap bertahan.

Setelah Hedge Fund Kase Capital Management ditutup, kemudian Whitney Tilson mendirikan Kase Learning, merupakan sebuah usaha yang dirancang untuk mendidik generasi manajer aktif berikutnya. Salah satu nama yang terlibat dalam pendirian Kase Learning adalah Kevin Harris dari SumZero. Melalui Kase Learning, Whitney Tilson berharap bisa menjangkau audiens yang lebih besar dari hingga sekitar 500 ribu pelanggan. Selang beberapa tahun kemudian, Whitney Tilson mendirikan Empire Financial Research, sekaligus menjadi CEO di sana. Melalui Empire Financial Research ini, ia memberikan tenaganya untuk membantu banyak orang menjadi investor yang lebih baik dalam bentuk saran, komentar, penelitan hingga analisis mendalam…

Source : https://empirefinancialresearch.com/

 

Salah satu produk buletin yang dihasilkan oleh Empire Financial Research ini adalah Empire Stock Investor yang bertujuan untuk mendukung mereka yang mencari aset berisiko kecil. Biasanya ini adalah perusahaan yang lebih besar dan dikenal stabil. Dan biasanya, sebagian besar pilihan mereka berkisar pada saham pertumbuhan dengan saham-saham pilihan dan berkualitas tinggi yang diperdagangkan pada kisaran harga 50 sen dolar.

Adapun dari sekian banyak prediksi yang sering diberikan oleh Whitney Tilson adalah prediksi tengan kehancuran dot-com, kehancuran perumahan, dan penurunan saham pada tahun 2009.

 

 

Ikuti Stock Market Mastery (Februari – Maret 2021) dapat dilihat di sini.

 

 

 

Karya-Karya Whitney Tilson

Tak hanya dikenal sebagai Manajer Hedge Fund, Whitney Tilson juga dikenal sebagai seorang penulis yang berbagi wawasan dan saran investasi melalui tulisan-tulisannya. Beberapa karya tulis Whitney Tilson antara lain : “Art of Value Investing: Bagaimana Investor Terbaik di Dunia Mengalahkan Pasar” yang ditulis pada tahun 2013; “More Mortgage Meltdown: 6 Cara untuk Mendapatkan Keuntungan di Masa Buruk ini” ditulis pada tahun 2009; Termasuk dengan buku “Poor Charlie’s Almanack.” Dan beragam karya tulis menarik lainnya…

Bersamaan dengan itu, Whitney Tilson pun menjadi seorang editor sekaligus penerbit buletin investasi “Value Investor Insight”. Salah satu tema artikel yang pernah ditulis ialah mengenai Financial Times, Kiplinger, Forbes, The Motley Fool  dan sumber berita keuangan lainnya. Bahan Whitney Tilson juga terus memberikan wawancara reguler ke berbagai outlet dan merupakan komentator fitur di CNBC. Tak heran, jika Whitney Tilson ini kerap muncul puluhan kali dalam berbagai tayangan CNBC, bahkan termasuk di Bloomberg TV, dan Fox Business Network. Bahkan ia menjadi salah seorang yang berhasil diprofilkan oleh Wall Street Journal dan Washington Post.

 

Di samping itu, Whitney Tilson juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan amal yang berfokus pada reformasi pendidikan dan Afrika. Bahkan karena pengabdiannya pada filantropis tersebut, ia pun menerima Penghargaan Kewirausahaan Sosial John C. Whitehead 2008 dari Klub Sekolah Bisnis Harvard di Greater – New York.

 

Pelajaran Penting dari Whitney Tilson

Dalam karir investasi, Whitney Tilson ini merupakan seorang investor nilai cetakan Ben Graham dan Warren Buffett. Karena dalam praktiknya, Whitney Tilson lebih suka membeli saham yang di waktu tertentu tidak disukai oleh kalangan analis dan investor lain, yang mungkin telah mengalami penurunan harga. Sehingga investor lebih memilih perubahan haluan. Kutipan investasi Whitney Tilson, yang memotivasi :

  • “Jika Anda mampu mengatasi masalah jangka pendek, Anda memiliki keuntungan dari banyak investor profesional.” Kutipan investasi ini merefleksikan strategi investasi nilai yang dilakukan Whitney Tilson, di mana ia bersedia melihat dan berinvestasi pada saham yang berkinerja buruk. Namun saham tersebut memiliki potensi keuntungan besar di masa depan.

 

  • “Mereka yang berhenti belajar bisa lewat.” Dari kutipan ini, tercermina karakter Whitney Tilson yang tumbuh di keluarga dengan dua orang tua pendidik dan menempuh karir pendidikan yang substansial. Pekerjaannya saat ini dengan organisasi reformasi pendidikan dan pendidikan lebih jauh menekankan keyakinan Whitney Tilson, akan manfaat dan kebutuhan pendidikan yang berkelanjutan.

 

Kesimpulan

Dari perjalanan investasi Whitney Tilson, setidaknya kita bisa mengambil sebuah pelajaran penting dalam menjalankan investasi. Akan ada saat-saat di mana pasar saham menjadi tidak menarik karena harga-harga saham yang telah tinggi, sehingga tidak lagi menawarkan peluang investasi yang menarik. Pada kondisi pasar seperti ini, sebagai value investor kita tidak harus mengambil posisi full di saham.

Dengan kata lain ada saatnya kita lebih baik memegang jumlah cash yang cukup, sampai market menawarkan opportunity yang lebih menarik. Sebaliknya, ketika market telah menawarkan opportunity yang menarik, kita sebagai value Investor bisa sangat agresif untuk masuk kembali dan membeli saham-saham pilihan pada harga yang sangat murah..

 

 

Sebentar lagi, E-Book Quarter Outlook Q4 2020 akan segera terbit, dengan E-Book Quarter Outlook ini Anda bisa mengetahui saham apa saja yang memiliki fundamental bagus dan harganya masih terdisko (undervalued). Yuk, dapatkan segera di E-Book Quarter Outlookhttps://member.rivankurniawan.com/ebook-quarter-outlook

###

 

Info:

Tags : Whitney Tilson | Whitney Tilson | Whitney Tilson | Whitney Tilson | Whitney Tilson | Whitney Tilson
1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel