Investasi Saham atau Obligasi, Bagaimana Perbandingannya?

Investasi Saham atau Obligasi, Bagaimana Perbandingannya?


Terakhir diperbarui Pada 12 March 2024 at 4:25 pm

Investasi saham atau obligasi? Apakah kedua investasi tersebut dapat dilakukan secara bersamaan? Bagaimana pula perbandingannya?

 

Ilustrasi investasi yang dilakukan tanpa memandang gender. Source: phys.org

 

Pilih Investasi Saham atau Obligasi?

Ketika akan mempertimbangkan lebih baik investasi saham atau obligasi, tentu ada beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan oleh Anda sebagai investor. Antara lain:

  • Potensi keuntungan dan risiko

Dalam hal ini, kita perlu mengetahui pasti bahwa investasi saham lebih memiliki risiko tinggi, dibandingkan investasi obligasi. Risiko investasi saham terutamanya dipengaruhi oleh nilai saham yang sifatnya fluktuatif. Di mana hal itu sangat tergantung atas kinerja  perusahaan dan bagaimana situasi pasar saham saat itu. Kendati berisiko tinggi, namun investasi saham mampu memberi keuntungan yang juga lebih tinggi. Terlebih lagi jika investasi saham dilakukan dalam jangka panjang.

Beda hal dengan investasi obligasi yang cenderung stabil. Lantaran membayarkan bunga tetap, dengan tanggal jatuh tempo yang sudah diketahui. Hal ini membuat investasi obligasi lebih cocok bagi para investor yang ingin mendapatkan pendapatan tetap setiap bulannya. Serta mendapatkan kepastian atas keamanan modal investasi yang digunakan.

  • Tujuan investasi dan profil risiko para investor

Tujuan investasi, melatarbelakangi pemilihan instrument investasi yang akan dijalankan. Tentunya tujuan investasi ini, sebaiknya dapat disesuaikan dengan profil risiko yang dimiliki investor.

Contohnya saja, bagi seorang investor konservatif, yang lebih mengutamakan adanya pendapatan tetap, maka bisa memilih investasi obligasi sebagai pilihan alternatif.

  • Situasi pasar saham dan iklim ekonomi

Perlu kita ketahui bahwa apa yang terjadi di pasar saham, tidak lepas dari adanya pengaruh iklim ekonomi. Oleh sebab itu penting untuk diperhatikan, mulai dari tingkat pertumbuhan inflasi, suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, hingga stabilitas politik yang berpotensi merubah arah pasar. Hal-hal demikian dapat mempengaruhi pergerakan pasar, termasuk mungkin saham-saham yang memiliki hubungan erat didalamnya juga akan terpengaruhi.

  • Lakukan strategi diversifikasi portofolio

Dari sekian banyak strategi investasi yang dapat dilakukan, sebaiknya terapkan diversifikasi portofolio secara terukur. Diversifikasi ini akan menjadi kunci dalam mengelola risiko. Hal ini memungkinkan investasi juga dapat dilakukan pada saham maupun obligasi, sebagai langkah bijak dalam menurunkan potensi kerugian.

 

Ilustrasi pertimbangan risiko dan keamanan. Source: keetonsonline.wordpress.com

 

Perbandingan Investasi Saham dan Obligasi

Saham

Obligasi

Keuntungan:Imbal hasil saham lebih tinggi, terlebih lagi dilakukan dalam jangka panjang.Pembayaran bunga tetap dan

jelas, memberikan pendapatan yang stabil

Partisipasi dalam pertumbuhan perusahaan dan ekonomiLebih aman dan stabil, dibandingkan investasi saham
Likuiditas yang relatif tinggi, mudah diperjualbelikanJatuh tempo yang jelas, memberikan prediktabilitas
Risiko:Nilai saham bersifat fluktuatif yang dipengaruhi oleh kondisi perusahaan dan juga kinerja pasar.Keuntungan lebih rendah dibandingkan investasi saham
Rentan terhadap volatilitas pasar dan gejolak ekonomiRentan terhadap risiko kredit dan inflasi
Tidak menjamin pembayaran dividen atau pengembalian pokokKurangnya partisipasi dalam pertumbuhan perusahaan atau ekonomi

Dari perbandingan antara investasi saham dan obligasi, terlihat bahwa memang investasi saham lebih mampu menawarkan potensi keuntungan besar. Terlebih lagi jika investasi saham dilakukan dalam jangka waktu panjang. Namun perlu diingat bahwa potensi kerugiannya juga realtif tinggi lantaran pasar yang bersifat fluktutatif sehingga hampir tidak dapat ditebak.

Sementara investasi obligasi memiliki keuntungan yang lebih rendah, sebanding dengan potensi kerugiannya yang juga tidak terlalu tinggi.

Akan tetapi keputusannya mana lebih baik antara investasi saham atau obligasi, sebaiknya kembali lagi pada profil risiko dan juga tujuan investasi yang diinginkan. Namun, tidak juga dipungkiri bahwa ada sebagian investor yang menerapkan diversifikasi portofolio. Sehingga dapat menggabungkan investasi saham dan obligasi, sebagai pilihan investasinya.

 

Dapatkan seluruh layanan dari RK Team secara lengkap dan harga spesial hanya untuk member RK. Yuk gabung sekarang juga menjadi Platinum Member !

Platinum-Members

Untuk berlangganan Platinum Member RK, teman-teman investor bisa menggunakan

 

Simulasi Perbedaan Saham dan Obligasi

Contohnya:

Pak Yos memutuskan berinvestasi saham ABCD, dengan harga beli senilai Rp10 juta. harapannya Pak Yos bisa mendapat keuntungan berupa dividen maupun capital gain. Namun dengan potensi risiko, harga saham anjlok atau mungkin perusahaan tidak dapat mencetak laba. Sehingga Pak Yos tidak mendapatkan dividen, hal ini dapat mengurangi nilai investasi yang sudah dilakukan.

Sementara Ibu Dita memilih berinvestasi di Obligasi dengan nilai yang sama yakni Rp10 juta. Maka Ibu Dita berpotensi menerima pembayaran bunga secara berkala dengan nilai yang sudah ditetapkan sampai jatuh tempo tiba.

Dalam simulasi di atas, terlihat perbedaan yang ada pada potensi keuntungan dan juga risiko mungkin akan dihadapi Pak Yos dan juga Ibu Dita.

 

Ilustrasi pemilihan investasi yang tepat. Source: vecteezy.com

 

Investor Pemula Pilih Investasi Saham atau Obligasi

Dalam memutuskan investasi mana yang sebaiknya diambil, antara investasi saham atau obligasi. Sebaiknya dengan memahami karakteristik instrument itu sendiri. Beberapa karakteristiknya antara lain:

Saham

  1. Potensi keuntungan tinggi:

Saham memiliki pergerakan harga yang fluktuatif, bisa naik dan juga turun secara signifikan. Bahkan memiliki peluang mengungguli inflasi, sehingga mampu memberi keuntungan yang lebih tinggi.

  1. Risiko fluktuasi tinggi:

Harga saham yang bergerak secara fluktuatif, membuat investor sangat berisiko terhadap anjloknya harga saham. Terutama jika investasi dilakukan dalam jangka pendek.

  1. Membutuhkan pendekatan fundamental:

Jika investasi saham yang dipilih, maka lakukan analisis fundamental terhadap kinerja perusahaan. Langkah ini efektif untuk menilai bagaimana kemampuan perusahaan dalam mencetak pendapatan dan mendapatkan laba.

  1. Relevan bagi investor dengan profil risiko agresif:

Investasi saham umumnya lebih relevan bagi investor dengan profil risiko yang agresif, terhadap berbagai kemungkinan risiko yang tinggi.

 

Anda yang ingin atau sedang menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah banyaknya informasi yang beredar, Anda bisa menggunakan Monthly Investing Plan edisi Maret 2024 yang telah terbit…

 

Obligasi

  1. Pendapatan stabil:

Investor yang membeli obligasi, berhak mendapatkan kupon bunga secara berkala sampai waktu jatuh tempo. Obligasi mampu memberikan keuntungan relatif stabil, walaupun lebih rendah dibandingkan saham.

  1. Risiko lebih rendah:

Nilai obligasi lebih stabil dari saham. Misalnya saja, obligasi pemerintah dengan risiko gagal bayar yang minimal.

  1. Keterlibatan pasif:

Obligasi membutuhkan pemantauan pasar yang lebih minim.

  1. Cocok untuk profil risiko konservatif:

Obligasi dapat menjadi pilihan bagi investor dengan profil konservatif, yang lebih mengutamakan kepastian perolehan pendapatan.

Keputusan Investasi Sesuai dengan Preferensi Investor

Keputusan ideal atas pemilihan antara investasi saham atau obligasi, terletak pada profil risiko dan apa tujuan investasi:

  • Anda yang mencari keuntungan dalam jangka panjang dan lebih toleran atas risiko, maka investasi saham dapat diperhitungkan.
  • Anda yang lebih mencari keamanan berinvestasi, namun dengan pendapatan stabil. Maka investasi obligasi bisa menjadi pilihan.
  • Lakukan diversifikasi portofolio sesuai dengan profil risiko, sebagai strategi investasi yang bijak dalam mengelola risiko.

Kendati demikian, ada hal-hal yang sebaiknya diperhatikan, antara lain:

  1. Tentukan tujuan dan profil risiko:

Langkah pertama adalah menentukan tujuan investasi Anda. Dengan mengetahui apa yang menjadi tujuan investasi, maka akan lebih mudah mengenali profil risiko pada diri sendiri. Jika ternyata Anda lebih mampu toleran atas potensi kerugian yang besar, maka tidak ada salahnya memilih investasi saham.

Namun, jika keamanan investasi menjadi prioritas, maka obligasi bisa menjadi pilihan investasi.

  1. Lakukan riset dan analisis:

Apapun jenis instrument yang dipilih, tetap lakukan riset dan analisis secara mendalam. Untuk menentukan strategi investasi, mengenali situasi pasar yang ada, dan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi.

  1. Diversifikasi portofolio:

Jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang. Diversifikasi portofolio baik pada saham maupun obligasi, akan menjaga diri Anda dari kerugian besar.

  1. Manajemen risiko:

Manajemen risiko adalah hal yang penting dalam berinvestasi. Penggunaan stop loss dan juga take profit dapat dilakukan, dalam hal membatasi kerugian. Sekaligus mengamankan potensi keuntungan yang akan diterima.

 

Investasi Saham dan Obligasi

[Baca lagi: Investasi Saham dan Obligasi, Apa Perbedaan Antara Keduanya?]

 

Tips Alokasi Porsi Dana pada Investasi Saham atau Obligasi

Berikut adalah porsi dalam mengalokasikan dana pada investasi saham dan obligasi:

  • Investor yang memiliki profil risiko tinggi, dapat menggunakan porsi 60%-70% modal ke saham. Sedangkan sebesar 30%-40% untuk obligasi.
  • Investor dengan profil risiko yang lebih moderat, dapat menggunakan porsi 40%-50% modal untuk ke saham. Lalu sebesar 50%-60% untuk ke obligasi.
  • Investor dengan profil risiko konservatif bisa mengalokasikan 20-30% dana ke saham dan 70-80% ke obligasi.

 

Kesimpulan

Investasi saham atau obligasi adalah contoh instrument investasi dengan potensi keuntungan dan juga risiko yang berbeda.

Investasi saham mampu memberi keuntungan lebih tinggi. Akan tetapi juga memiliki risiko kerugian yang tinggi. Hal itu berbeda dari investasi obligasi, karena keuntungan yang diberikan obligasi lebih rendah. Namun sebanding dengan potensi kerugian yang juga rendah.

Meski begitu, dalam hal keputusan investasi saham atau obligasi akan memiliki preferensinya masing-masing sesuai dengan profil investasi yang dimiliki.

Adapun jika ragu dalam menentukan mana yang lebih cocok, segera cara financial advisor. Agar bisa mendapatkan rekomendasi lebih spesifik antara investasi saham atau obligasi. Yang mana pertimbangannya akan berdasarkan pada situasi keuangan dan tujuan investasi yang dimiliki.

Berkenaan dengan itu, jangan ketinggal event-event yang akan diadakan Rivan Kurniawan setiap bulannya!***

 

###

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel