Alfamart Luncurkan Alfa X

Terakhir diperbarui Pada 22 Juli 2024 at 9:19 am

Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team

Salah satu toko jaringan ritel terbesar di Indonesia – Alfamart, di bawah korporasi PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk membuat gebrakan baru dengan meluncurkan Alfa X. Alfa X adalah sebuah co-working space, tempat hiburan atau juga bisa sebagai tempat nongkrong saja. Dikenal sebagai toko jaringan ritel yang menjual daily essentials. Tentu saja peluncuran Alfa X ini membuat heboh masyarakat di media sosial. Lantas, apakah aksi korporasi Alfa X ini akan menjadi katalis positif bagi kinerja perusahaan ke depannya?

 

Konsep Alfa X

 

Source : twitter.com/alfamart

 

Alfa X by Alfamart adalah salah satu gebrakan inovasi yang dicetuskan oleh AMRT yang sebenarnya telah dibuat sejak akhir tahun 2019 kemarin, menggunakan konsep stylish ala milenial. Masalah atau pemikiran yang mungkin masih ada di benak kita adalah tentang kebangkrutan salah satu toko jaringan ritel besar di Indonesia, yakni Seven Eleven (Sevel) yang sekarang tidak beroperasi lagi. Kala itu, orang lebih menjadikan Sevel sebagai “tempat nongkrong” saja sembari membeli minuman sekedarnya, lalu nongkrong berjam-jam.

Berbekal dari pengalaman pahit yang dirasakan oleh Sevel, Alfa X menghadirkan konsep co-working space yang berbayar. Tarifnya sendiri dimulai dari Rp 500.000,- untuk lima (5) orang dan sudah termasuk makan dan minum. Oh ya, makanan dan minuman yang dijual di Alfa X berbeda dengan yang dijual di Alfamart. Jadi, tidak ada beras, tidak ada minyak makan. Makanan dan minuman yang ada di Alfa X adalah yang langsung ready to eat dan ready to drink.

Untuk luas ukurannya sendiri, satu Alfa X dibangun seluas 400 meter persegi dengan beberapa ruang coworking space dengan kapasitas 5 sampai 10 orang per ruangan. Sayangnya pada tahun 2020 ini terjadi wabah pandemic Covid-19 yang menyebar ke seluruh Indonesia, sehingga Alfa X sendiri terpaksa harus menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dengan hanya memperbolehkan pelanggan mengakses 50% dari total kapasitas Alfa X. Pihak Alfa X sendiri mengatakan bahwa mereka masih optimis Alfa X akan dapat diterima masyarakat karena menawarkan solusi sebagai tempat berkumpul, mengerjakan tugas kuliah, sekaligus utuk menikmati hiburan semata.

 

Source : twitter.com/alfamart

 

Oh ya, sebagai informasi, konsep Alfa X ini tidak untuk franchise menurut AMRT. Pihak AMRT sendiri masih akan terus berinvestasi dan melakukan evaluasi secara berkala untuk bisnis barunya ini. Sebagai informasi tambahan pula, biaya investasi Alfa X masih lebih besar dibandingkan dengan membuka toko Alfamart biasa. Tidak hanya untuk kaum milenial yang berusia di atas 30 tahun, sementara ini Alfa X baru dibuka di 3 lokasi dengan menyasar mahasiswa. Alfa X sementara ini terdapat di; Alfa X S Parman Grogol (dekat Universitas Tarumanegara), Alfa X Arjuna Kebon Jeruk (dekat Universitas BInus), dan Alfa X Akses UI Depok (dekat Universitas Indonesia).

 

Kesehatan Finansial AMRT

Mengingat ide bisnis ini masih tergolong baru, dalam melakukan ekspansi bisnis Alfa X. Lantas apakah AMRT memiliki kesehatan finansial dan kemampuan finansial yang mumpuni ?

Sebagai gambaran awal, Alfamart adalah salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia dengan jumlah gerai Alfamart per akhir 2019 kemarin adalah sebanyak 14.310 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan, AMRT menargetkan adanya penambahan 1000 gerai di tahun 2020 yang apabila tercapai setidaknya akan menjadikan total gerai AMRT sejumlah 15.310 gerai.

Oh ya, perlu Anda ketahui bahwa AMRT menawarkan Alfamart menjadi sebuah franchise. Di mana masyarakat yang ingin bermitra dengan Alfamart harus menyiapkan dana sekitar Rp 300 – 500 juta, masih di luar lokasi yang akan ditempati. Jadi secara total, apabila Anda ingin bermitra dengan Alfamart, mungkin Anda harus merogoh kocek Anda mencapai sekitar Rp 1 miliar. Adapun AMRT mendapatkan keuntungan dari franchise ini dalam bentuk royalti, di mana besaran royaltinya juga bervariasi seperti berikut:

Pendapatan Per Bulan

Besaran Royalti (%)

< Rp 150 juta

0%

Rp 150 juta – 175 juta

1%

Rp 175 – 200 juta

2%

Rp 200 – 250 juta

3%

> Rp 250 juta

4%

Jadi, selain pemasukan gerai AMRT sendiri (sekitar 74% dari total gerai), AMRT juga mendapatkan pemasukan dari royalty yang dibayarkan oleh mitra Alfamart (sekitar 26% dari total gerai AMRT). Dengan bisnis model seperti ini, tidak heran apabila seiring meningkatnya jumlah gerai Alfamart, meningkat pula pendapatan perusahaan setiap tahunnya. Oh ya, jangan lupa ada banyak juga jaringan ritel AMRT lainnya seperti Alfamidi, Alfaexpress, Lawson, dan Dan+Dan.

 

Historikal Pendapatan AMRT. Source : Cheat Sheet Kuartal I-2020

 

Baik, kembali ke pertanyaan awalnya. Dengan kinerja AMRT seperti sekarang, apakah kesehatan finansial AMRT ini cukup baik?

Bila Anda memperhatikan solvency ratio dari AMRT, mungkin Anda akan mendapatkan angka seperti berikut: liquidity ratio 1x, cash ratio 0,4x dan DER 3,3x.

Dari segi utang jangka pendek, mungkin AMRT masih terlihat baik dari Liquidity Ratio (LR) yang sebesar 1x, yang menandakan utang lancar perusahaan setara dengan aset lancarnya – dan kas perusahaan saja sudah dapat mengcover sekitar 40% dari total utang jangka pendeknya. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah utang jangka panjangnya, karena DER-nya mencapai 3,3x.

Nah, yang perlu Anda perhatikan di sini adalah utang berbunga AMRT juga mencapai Rp 6,9 triliun, dan jika dibandingkan dengan ekuitas yang saat ini sebesar Rp 7.29 triliun, maka Net Gearing Ratio (NGR) AMRT mencapai 94.5% alias sangat tinggi. Jadi bisa dikatakan sebenarnya AMRT ini berisiko cukup tinggi dilihat dari kesehatan finansialnya karena banyak berekspansi dengan menggunakan hutang.

Baik, setelah mengetahui kesehatan finansial AMRT, apakah membuat bisnis model baru Alfa X dapat menjadi pendorong peningkatan kinerja perusahaan, atau sebaliknya akan menjadi beban penekan kinerja perusahaan ke depannya?

 

Prospek Alfa X ke Depannya

Konsep Alfa X sebenarnya menarik. Dibuat dengan pertimbangan mengikuti pertimbangan zaman dan kebutuhan milenial akan tempat nongkrong maupun bagi kaum milenial yang sedang mencari bentuk suasana baru. Secara keseluruhan, benar, konsep ini sebenarnya menarik.

Tetapi, jika dilihat dari sisi feasibility-nya, sebenarnya banyak juga risiko yang dihadapi oleh Alfa X ke depannya. Beberapa risiko tersebut di antaranya:

  1. Perubahan behavior masyarakat pasca Covid-19

Tidak diragukan lagi, kejadian pandemic Covid-19 merubah banyak hal. Merubah banyak susunan maupun struktur behavior masyarakat. Meskipun pada awalnya Covid-19 dimulai dari isu kesehatan saja, tetapi wabah penyakit ini telah menyebar ke hampir seluruh elemen kehidupan. Bahkan sampai ke skala terkecil seperti bersosialisasi satu sama lain.

Meskipun pandemi Covid-19 akan pulih dengan sendirinya dalam beberapa waktu ke depan, namun besar kemungkinan penerapan protokol social distancing masih akan tetap dilakukan ke semua masyarakat untuk mencegah penularan yang tidak diinginkan. Hal ini tentu saja akan berdampak buruk terhadap bisnis model yang justu mendorong terjadinya physical contact seperti co-working space yang diusung oleh Alfa X ini.

 

  1. Semakin meningkatnya trend work from home (WFH)

Yes, WFH dilaksanakan sebagai antisipasi dan langkah preventif untuk mencegah penyebaran Covid-19. Tetapi, ternyata WFH membuat sebagian orang lebih produktif dibandingkan pergi ke kantor seperti biasa atau, work from office. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki opsi untuk membuat para pekerjanya untuk bisa bekerja dari rumah saja tanpa harus datang ke kantor.

        Kebijakan seperti ini telah diambil beberapa perusahaan besar di dunia seperti Twitter.

Source: cnbc.com

 

Lantas, apakah hal ini merupakan hal yang buruk?

Well, bagi perusahaan, hal ini justru dapat menekan beban operasional perusahaan yang selama ini harus memiliki gedung, membayar listrik air, dan menangani operasional karyawan selama di kantor. Dengan ini, perusahaan dapat meminimalisir cost setiap periode. Lagi, hal ini sebenarnya dapat menekan bisnis co-working space, karena orang lebih memilih untuk bekerja di rumah saja dibandingkan harus mengeluarkan sejumlah uang untuk menempati suatu working space.

 

Kesimpulan

Terobosan baru yang dilakukan oleh AMRT dengan menghadirkan Alfa X, yang merupakan sebuah co-working space bagi para millennial. Untuk dapat bekerja sampai nongkrong tentu saja menjadi terobosan yang cukup diantisipasi oleh publik. Berkonsep elegan dan berkelas, banyak millennial yang ingin mencoba Alfa X yang sekarang ini sudah memiliki 3 cabang di dekat Universitas Tarumanegara, Universitas Bina Nusantara dan Universitas Indonesia.

AMRT sendiri adalah perusahaan yang termasuk memiliki jaringan ritel terbesar di Indonesia. Dengan sejumlah nama gerai Alfamart, Alfamidi, Alfa-Express, sampai Lawson yang bila ditotal memiliki gerai lebih dari 15 ribu. Kinerja perusahaan ini juga tidak perlu diragukan lagi, di mana dengan bisnis model franchise dan menjual produk daily essentials yang dapat menyasar hampir seluruh lapisan masyarakat. Kinerja perusahaannya pun terus mencatatkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi pertanyaannya, apakah dengan pembangunan Alfa X ini dapat meningkatkan kinerja perusahaan ke depannya?

Perlu Anda ketahui Pandemi Covid-19 yang terjadi ini akan merubah behavior masyarakat ke depannya. Besar kemungkinan ke depannya protokol social distancing masih akan diterapkan masyarakat. Selain itu, trend kerja yang diterapkan banyak perusahaan banyak juga yang sudah mulai shifting ke work from home (WFH). Dibandingkan kerja ke kantor konvensional seperti sebelumnya. Hal ini akan menyebabkan demand dari co-working space mengalami penurunan juga. Bahkan sekarang maksimal kapasitas yang dapat ditempati adalah sebesar 50% saja.

Tetapi tentu saja, ini hanya berdasarkan opini saja. Masih ada juga kemungkinan AMRT mengeluarkan terobosan baru yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui Alfa X ini ke depannya. Nah, bagaimana pendapat Anda mengenai hal ini? Apakah Alfa X adalah terobosan yang baik atau buruk bagi kinerja perusahaan ?

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *