Terakhir diperbarui Pada 5 September 2024 at 1:28 pm
Sudah hampir ±2 – 3 bulan ini, investor dibayangi oleh kekhawatiran melihat pergerakan harga saham, yang hampir semuanya mengalami penurunan. Belakangan ini memang pasar saham tengah lesu sebagai imbas dari pandemi Covid-19 yang belum teratasi. Meski demikian, sebenarnya saat seperti sekaranglah waktu yang tepat untuk berinvestasi. Terutama lagi, jika Anda berinvestasi di instrumen saham. Lantas bagaimana cara yang sebaiknya dilakukan oleh investor?
Daftar Isi
Trend Bearish di Pasar Saham
Seperti yang kita tahu beberapa bulan ke belakang ini pasar saham tengah mengalami koreksi, baik pasar domestik maupun global. Kondisi tersebut disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang terus merebak ke negara-negara lain, selain China. Akibatnya, Indonesia pun turut merasakan dampaknya. Terhitung sejak bulan Maret 2020 kemarin, IHSG berada dalam trend bearishnya dan sampai saat ini masih terus berlanjut. Padahal pada awal bulan Maret, IHSG masih berada di kisaran level 5.452 – bahkan sepanjang bulan Maret itu, IHSG ini sempat meninggalkan level 4.000.
Dan setelah keluar dari trend bearishnya, IHSG di sepanjang April cenderung bergerak fluktuatif di kisaran 4500 – 4700. Dari pergerakan IHSG tersebut, kita tahu bahwa pasar saham saat ini masih belum stabil dari dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19. Meski kita bisa memastikan situasi ini akan benar-benar pulih, namun tetap saja tidak ada yang bisa tahu secara pasti kapan pasar saham akan sepenuhnya pulih dan stabil.
Pergerakan IHSG yang Bearish sejak Maret 2020. Source: finance.yahoo.com
Seperti yang kita tahu, ketika pasar saham sedang menurun, kita pasti akan kesulitan mengukur dan menilai portfolio kita terlebih lagi jika kita berinvestasi dalam jangka pendek. Akan tetapi, kita akan semakin merasa mudah ketika pasar saham turun dan kita berinvestasi dalam jangka panjang. Tidak melakukan apapun di tengah masa-masa kerugian, seringkali menjadi pilihan terbaik ketimbang menjual seluruh investasi saat masa-masa rugi seperti sekarang.
Tips Berinvestasi di Tengah Pandemic Covid-19
Nah, kembali pada pertanyaan di atas… Kira-kira bagaimana cara yang sebaiknya dilakukan oleh investor?
Hal pertama yang bisa dilakukan oleh investor, adalah tidak panik dan jangan mudah panik melihat banyaknya aksi jual di pasar. Hindari kepanikan saat menjual saham ketika pasar anjlok, dan kita juga tidak perlu terburu-buru dalam menjual saham ketika harga sahamnya sudah mulai naik. Mengingat kenaikan dan penurunan yang terjadi di pasar saham, merupakan hal yang biasa terjadi. Walaupun di sepanjang Maret 2020 kemarin, kita melihat dengan jelas IHSG yang terpaksa rontok. Meski begitu, perlu kita ingat bahwa kita sebagai investor sudah pernah melewati masa-masa ini di tahun 1998 dan 2008 yang lalu dan lambat laun akhirnya perekonomian pun kembali pulih.
Sama halnya dengan situasi saat ini, akan lebih baik jika saat ini kita tetap tenang, bersabar, dan terus melakukan analisis lebih baik lagi. Dengan mempelajari lagi pasar saham, juga memperhatikan tren penurunan harga saham, supaya bisa melihat peluang. Sehingga kita bisa mendapatkan momentum investing yang tepat ! Berhubung dengan pembahasan supaya kita jangan panik, sebaiknya kita ulas lagi tentang keputusan dalam berinvestasi..
[Baca lagi : Mr. Hyde dan Keputusan dalam Berinvestasi]
Kedua, hal lain yang harus kita lakukan adalah mereview dan rebalancing portfolio. Melakukan review dan rebalancing portfolio sangat membantu kita dalam memastikan kembali, bahwa investasi yang kita lakukan saat ini sudah sesuai dengan tujuan yang kita targetkan di masa mendatang. Langkah ini menjadi kunci penting dalam keberhasilan investasi kita di tengah situasi seperti sekarang, akibat pandemic Covid-19. Review dan rebalancing ini setidaknya bisa dilakukan secara berkala. Dengan demikian, kita bisa menyesuaikan kembali kondisi finansial dengan kondisi pasar saat ini. Penurunan pasar saham yang sudah ‘diskon besar-besaran’ memberikan banyak kesempatan bagi para investor untuk mulai membangun portofolionya.
Lebih dalam lagi, ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan review dan rebalancing portfolio di masa-masa krisis ini :
- Kita bisa meminimalisir kerugian, dengan mempertimbangkan melepas saham-saham yang terkena dampak signifikan dari pandemic Covid-19.
- Di sisi lain, rebalancing juga bisa memperbesar peluang potensi capital gain, ketika kita menaruh dana dengan bobot lebih besar pada saham-saham yang lebih defensive dari Pandemic Covid-19.
- Rebalancing portfolio diperlukan untuk memberikan rasa tenang ketika berinvestasi, meskipun ketidakpastian masih tengah menghantui di saat ini.
Dengan melakukan rebalancing, kita jadi lebih tahu harus langkah apa selanjutnya. Apalagi jika kita menampatkan dana besar pada saham tertentu, dan harga sahamnya turun, itu justru menjadi waktu tepat untuk melakukan pembelian.
Jika kita sudah menerapkan beberapa tips di atas, langkah ketiga yang bisa kita lakukan adalah beli dan tahan. Strategi yang baik dalam berinvestasi saham di pasar saham, adalah dengan membeli dan menahan produk investasi selama mungkin. Karena seperti yang kita inginkan, bahwa tujuan akhir mengapa kita berinvestasi adalah untuk membangun kekayaan. Dan untuk mewujudkan itu tentu kita membutuhkan waktu yang tak sebentar. Nah berkaitan dengan membeli saham, salah satu cara terbaiknya adalah dengan mencicil atau melakukan average down.
Nah berkaitan dengan itu, kita juga bisa menyaksikan secara langsung bagaimana cara membeli saham dengan cara mencicil…
[Baca lagi: Begini Cara Menghitung Average Down Saham! Biar cuan Makin Optimal dan Minim Risiko]
Untuk kita bisa menahan investasi kita selama mungkin, kita perlu kembali pada tujuan awal kita berinvestasi. Mengingat keuntungan investasi saham biasanya lebih terasa dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Sejak pandemi Covid-19 mulai merebak di Indonesia, terhitung sejak Maret 2020 kemarin. Imbasnya sudah membuat pergerakan IHSG terus menurun tajam hingga ke level 4000 –an. Tak pelak, pasar saham pun harus mengalami penurunan hampir di seluruh emiten yang terdaftar. Tak terkecuali juga para pelaku pasar yang harus mengalami panic selling.
Meski demikian, investor jangka panjang justru bisa menjadikan situasi ini sebagai momentum investing yang tepat. Dengan melakukan tips-tips sederhana, antara lain : sebagai investor jangka panjang kita seharusnya tidak panik, dan jangan mudah panik melihat banyaknya aksi jual di pasar. Sebaliknya kita harus tetap tenang, bersabar, dan terus melakukan analisis lebih baik lagi. Langkah selanjutnya, melakukan review dan rebalancing portfolio dengan menempatkan lebih banyak dana di saham yang sektornya lebih defensive terhadap Pandemic Covid 19. Kemudian yang terakhir, beli dan tahan. Karena salah satu trategi yang baik dalam berinvestasi di pasar saham, adalah dengan membeli dan menahan produk investasi selama mungkin agar bisa menghasilkan keuntungan yang besar juga..
Di atas tadi adalah beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan dalam menjaga investasi kita di tengah masa-masa krisis seperti sekarang… Sekiranya ada tambahan lain, bisa tulis dikomentar bawah ini ya…
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.