Saham Blue Chip Murah, Ada?

Saham Blue Chip Murah, Ada?


Terakhir diperbarui Pada 1 April 2024 at 4:21 pm

Salah satu bentuk keuntungan berinvestasi pada saham blue chip, ialah saham yang banyak dipegang oleh para “big fund”. Hal ini membuat harga saham blue chip akan memiliki beta (sensitivitas) yang mendekati pergerakan IHSG, ditambah dengan market cap yang besar dan likuid. Pertanyaanya, apa masih ada saham blue chip murah? Apa saja keuntungannya?

 

Daftar Saham Blue Chip yang Tergolong Murah

Pada artikel kali ini Penulis akan menuliskan beberapa saham blue chip yang memiliki valuasi cukup murah, yang dapat dijadikan sebagai pilihan alternatif investasi.

Namun dalam hal ini, Penulis akan menggunakan patokan saham-saham yang berada dalam indeks LQ45 dan memiliki PER (Price to Earning ratio), serta PBV (price to book value) yang murah. PER yang murah untuk saham-saham di indeks LQ45 adalah PER di bawah 15x. Sedangkan untuk PBV yang murah adalah di bawah 2x.

Berikut ini beberapa emiten dalam indeks LQ45 yang bervaluasi murah, sebagai pilihan investasi:

  1. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

ITMG merupakan salah satu saham dari indeks LQ45, yang memiliki valuasi yang cukup menarik. ITMG memiliki PER sebesar 3.03x dan PBV sebesar 1.04x, dengan market cap sekitar Rp27.94 triliun.

ITMG sendiri adalah salah satu emiten siklikal, yang bergerak di bidang pertambangan batubara dan telah berdiri sejak tahun 1987.

Pada laporan publikasinya, tercatat saat ini ITMG memiliki enam tambang, lima Pelabuhan dan dua titik pemuatan batubara. Keenam tambang tersebut antara lain di bawah PT Jurong Barautama Greston di Kalimantan Selatan, PT Bharinto Ekatama di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, PT Trubaindo Coal Mining, PT Kitadin dan PT Indominco Mandiri yang ada di Kalimantan Timur.

Sementara untuk tiga pelabuhan ITMG, meliputi Balikpapan Coal Terminal dan Pelabuhan Bontang di Kalimantan Timur, lalu Pelabuhan Jorong di Kalimantan Selatan dan titik pemuatan batubara terletak di Muara Berau dan Muara Jawa di Kalimantan Timur.

Dalam segi dividen ITMG termasuk perusahaan yang loyal dalam membagikan dividen, berikut ini historis pembagian dividend selama beberapa tahun terakhir..

Historical pembagian dividen ITMG. Source: Cheat Sheet Online by RK Team

Terlihat ITMG rutin membagikan dividen sejak tahun 2014. dan memiliki DPR rata-rata diatas 60% per tahun. Tentunya hal ini menjadikannya sebagai sentimen positif, bagi teman-teman investor yang ingin berinvestasi melalui saham ITMG.

 

 

 

 

Untuk Anda yang ingin atau sedang menyusun investing plan Anda, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah banyaknya informasi yang beredar, Anda bisa menggunakan Monthly Investing Plan edisi Desember 2023 yang telah terbit…

 

 

 

 

  1. PT Indika Energy Tbk (INDY)

Selanjutnya masih di sektor energi, salah satu contoh perusahaan yang masuk indeks LQ45 dan masih murah adalah INDY. Perusahaan ini bergerak di bidang coal dan energi terbarukan. INDY merupakan emtien yang listing di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008 dan saat ini memiliki valuasi yang tergolong masih cukup murah, yakni dengan PBV sebesar 0.43x dan PER sebesar 4.13x. INDY juga memiliki market cap sebesar Rp8.02 triliun.

Model bisnis dari INDY sendiri adalah investment company yang memiliki grup bisnis dari berbagai macam sektor industri. Tercatat INDY memiliki beberapa anak usaha antara lain PT Indika Indonesia Resources, PT Tripatra Multi Energy, PT Indika Inti Corpindo, dan PT Indika Mineral Investindo. Serta beberapa perusahaan baru yang memfokuskan bisnis pada renewable energy seperti PT Ilectrica Motor Grup (produsen kendaraan listrik) dan PT Indika Tenaga Baru.

Dari segi pembagian dividend, INDY bisa dikatakan memiliki catatan yang kurang memuaskan. Meski begitu, hal ini wajar karena INDY selalu berekspansi dengan mengakuisisi bisnis baru.

Berikut ini data historis pembagian dividend dari INDY..

Historical pembagian dividen INDY. Source: Cheat Sheet Online by RK Team

Terlihat selama 10 tahun terakhir INDY hanya membagikan dividend pada tahun 2017, 2018, 2019, 2021, dan 2022. Hal ini menunjukan INDY bukanlah perusahaan yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasil cash dalam investasi kita melalui dividend. Akan tetapi, jika acuannya sebagai saham blue chip murah, maka INDY termasuk didalamnya.

 

 

 

Simak-Kinerja-INDY-dan-ITMG

[Baca lagi: Simak Kinerja INDY dan ITMG di Tengah Kenaikan Harga]

 

 

  1. PT Bank Tabungan Negara (BBTN)

Jika nomor satu dan dua adalah perusahaan dari sektor energi yang cenderung siklikal. Maka di nomor tiga ini adalah dari sektor perbankan yang merupakan sektor non-cyclical. BBTN memiliki valuasi yang masih cukup murah, bahkan jika dibandingkan dengan beberapa kompetitornya di sektor perbankan. Tercatat BBTN memiliki PER sebesar 5.76x dan PBV sebesar 0.60x. Serta dengan market cap sebesar Rp16.98 triliun.

Dalam bisnisnya BBTN merupakan bank yang identik dengan KPR (Kredit Pemikikan Rumah). Hal itu karena BBTN banyak dilibatkan pemerintah dalam hal menyalurkan KPR bersubsidi. Bahkan BBTN sudah berpengalaman dalam bidang KPR selama bertahun-tahun.

Sementara dari segi dividen, BBTN merupakan emiten yang rajin membagikan dividen, berikut ini data historisnya..

Historical pembagian dividen BBTN. Source: Cheat Sheet Online by RK Team

Terlihat bahwa sejak 2014 BBTN selalu rutin dalam membagikan dividen, dengan rata-rata DPR sebesar 20%. Tercatat hanya pada saat pandemic di tahun 2020 BBTN tidak membagikan dividen, tentu hal ini wajar karena perbankan merupakan salah satu sektor yang terpukul dengan adanya pandemic. Ditambah dengan banyaknya debitur yang tidak dapat membayar cicilannya ketika pandemic.

Ketiga saham blue chip murah di atas, termasuk jenis saham yang likuid, terkemuka dan mapan secara keuangan. Dalam indeks LQ45 ada lebih banyak lagi saham-saham blue chip murah, tentunya dengan memerhatikan PER dan PBV nya.

 

 

 

Rasio-Perbankan-BBTN

[Baca lagi: Sasar Emerging Affluent, Rasio Perbankan BBTN Sehat?]

 

 

 

Keuntungan Berinvestasi Saham Blue Chip Murah

Beberapa keuntungan berinvestasi saham blue chip antara lain

  • Produk dikenal masyarakat

“Buy what you know and know what you buy” istilah ini yang banyak digunakan oleh para investor saham, karena pada umumnya investor akan memahami apa yang mereka beli. Saham blue chip memiliki keuntungan dari sisi produk, yang di mana sudah sangat banyak dikenal dan sudah familiar di masyarakat.

Bahkan tidak menutup kemungkinan, teman-teman investor pernah menikmati atau mengonsumsi produk dari saham perusahaan blue chip. Dengan begitu, jauh akan lebih mudah bagi teman-teman investor dalam memahami kelebihan dan kekurangan dari produk/jasa perusahaan bersangkutan. Artinya teman-teman investor akan lebih yakin dalam berinvestasi di saham perusahaan blue chip tersebut.

  • Kinerja Stabil

Saham blue chip umumnya memiliki kinerja yang cenderung stabil sepanjang waktu. Laba yang dihasilkan dikatakan relatif konsisten bertumbuh, sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan bisnis perusahaan setiap tahunnya secara moderat. Tidak heran, jika kemudian saham-saham blue chip ini rutin membagikan deviden.

  • Likuid

Dengan memiliki market cap yang tinggi, maka saham-saham blue chip cenderung likuid. Hal ini membuat saham-saham blue chip sangat mudah untuk diperjual belikan di pasar. Tidak hanya itu, kapitalisasi pasar yang tinggi juga menyebabkan saham-saham blue chip tidak mudah “digoreng” oleh bandar tertentu.

 

 

Kesimpulan

Ketiga saham yang disebutkan Penulis di atas, hanya sebagian kecil dari keseluruhan saham dalam indeks LQ45 yang memiliki valuasi relative murah.

Berinvestasi pada saham blue chip juga memiliki banyak keuntungan, tiga diantaranya yang paling umum ialah produk yang sudah banyak dikenal, kinerja keuangan yang juga stabil, dan memiliki likuiditas yang tinggi. Sehingga sahamnya akan sangat mudah diperjual dan belikan di pasar.

Adapun jika ketiga saham blue chip murah di atas, dirasa masih kurang oleh teman-teman investor. Maka sangat disarankan untuk teman-teman investor kembali menyaring saham-saham yang ada dalam indeks LQ45, berdasarkan dengan rasio PER, PBV, dan juga market cap.

Selain dari itu, perhatikan juga sektor industrinya apakah siklikal atau non siklikal karena kedua hal tersebut memiliki cara yang berbeda dalam berinvestasi. Selamat berinvestasi!***

 

###

 

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel