Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
Pencapaian kinerja fundamental BBCA yang baik di tahun 2023 kemarin, tentu akan mendorong bank swasta terbesar ini untuk mempertahankan kredibilitasnya. Adapun salah satu strategi saham BBCA di tahun 2024 ini ialah fokus dan mendukung pengembangan green financing. Nah, mari kita simak pencapaian dan potensi saham BBCA dalam green financing di tahun ini!
Mengenal Green Financing dan Potensinya di Tahun 2024 dalam Mendukung Ekonomi Hijau
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia tengah diramaikan oleh istilah baru yang disebut-sebut mampu mendukung pertumbuhan Ekonomi Hijau, yakni ‘Green Financing’.
Green Financing merupakan istilah yang mengacu pada pembiayaan hijau atau sustainability linked financing. Green Financing merujuk pada sebuah konsep keuangan hijau yang sehat, dengan menciptakan dan juga mendistribusikan seluruh produk maupun jasa/layanan keuangan. Dengan tujuan untuk menstimulasi masuknya investasi yang ramah lingkungan.
Sederhananya, Green Financing ini adalah bentuk investasi keuangan yang dialirkan pada proyek-proyek yang berkelanjutan. Namun berpegang teguh pada kesehatan lingkungan dan juga pada kebijakan pengembangan ekonomi yang berkelanjutan. Ini mengapa, Green Financing memiliki fokus pada penyediaan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan ramah lingkungan.
Ilustrasi siklus Green Financing dalam Ekonomi Hijau. Source: bundesbank.de/green-finance
Jika dirinci maka Green Financing ini akan mencakup sejumlah sektor, antara lain:
- Sektor Pariwisata yang berkelanjutan
- Sektor keragaman hayati
- Sektor manajemen Sumber Daya Alam
- Sektor pencegahan dan pengendalian polusi
- Sektor kendaraan/transportasi ramah lingkungan
Dari penjelasan singkat di atas, setidaknya kita telah mengetahui bahwa pelaksanaan konsep Green Financing sekarang ini begitu penting. Dengan sasaran pertama untuk mengatasi pemulihan lingkungan akibat emisi dan polusi berlebih, supaya lebih bersih dan sehat. Namun di waktu yang sama, juga membantu system keuangan pasar. Sekaligus membantu memecahkan permasalahan yang berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Tidak hanya itu, dengan diterapkannya konsep Green Financing. Investor yang berkeinginan menanamkan modal pada proyek lingkungan berkelanjutan, sekarang sudah memiliki tempat yang tepat.
Konsep Green Financing ini bahkan telah merubah kebijakan pinjaman di perbankan. Jika sebelumnya bank tidak memberi pinjaman pada proyek pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan jangka panjang. Sekarang dengan semakin maraknya penerapan konsep Green Financing, perusahaan berbasis perbankan sudah mau memberi pinjaman pada proyek-proyek berkelanjutan tersebut dengan mudah.
Ilustrasi sektor potensial dalam Green Economy. Source: smartnation.id
Berdasarkan laporan dari Southeast Asia’s Green Economy 2023, mengungkapkan bahwa tren investasi green economy masih terbuka cukup besar untuk masuk ke negara-negara di Asia Tenggara. Bahkan untuk di tahun 2022 saja, investasi green economy yang masuk sudah mencapai USD5.2 miliar atau setara Rp77.1 triliun.
Adapun beberapa sektor bisnis yang memiliki potensi investasi green economy di tahun ini:
EBT berbasis hijau
Tingginya minat terhadap EBT berpotensi mendorong tumbuhnya investasi di sektor energi hidro, angin, dan surya. Inovasi dalam sektor EBT ini dapat merubah proses penyimpanan dan cara menggunakan energi yang tersedia.
Kendaraan Listrik
Perkembangan industri kendaraan Listrik, mulai dari motor maupun mobil, infrastruktur dan fasilitas pengisian daya, hingga transportasi umum ramah lingkungan (contoh:i bus Transjakarta). Ditambah dengan dukunan Pemerintah yang tengah gencar melakukan transisi.
Proyek green building
Potensi adanya proyek-proyek yang baru dari infrastruktur berkelanjutan, sebut saja contohnya pembangunan Kawasan hijau, proyek Gedung dengan standar energi tinggi. Hingga pembangunan jalan dengan basis ramah lingkungan.
Sertifikasi hijau dan berkelanjutan ESG
Potensi pertumbuhan dari perusahaan yang mengadopsi praktik berkelanjutan dan juga sudah memiliki sertifikat hijau, lebih menarik bagi investor untuk berinvestasi. Dengan pertimbangan perusahaan yang memiliki fokus dengan baik terhadap sistem pengolahan limbah. Termasuk dengan efisiensi energi dan operasional berkelanjutan.
Pangan organik
Pertanian dengan system yang berkelanjutan, ditambah dengan produksi pangan organik juga memiliki potensi investasi yang menarik.
Green Bonds
Green bonds sebagai salah satu instrument keuangan saat ini mulai banyak diperuntukkan penggunaannya untuk proyek-proyek yang sifatnya berkelanjutan. Hal ini mendorong lembaga keuangan atau perusahaan terkait untuk merilis green bonds. Sehingga proyek-proyek dengan program berkelanjutan bisa berjalan.
Dari ke enam sektor di atas, merupakan beberapa potensi investasi hijau yang mungkin juga dapat ditangkap oleh perusahaan-perusahaan yang sudah melakukan transisi ke green financing, seperti halnya BBCA.
RK Intensive Bootcamp 2025, Program Kelas Belajar Saham selama 5 bulan yang menggabungkan tiga kelas unggulan Rivan Kurniawan.
Segera daftarkan diri Anda, di sini!
Diskon 500K Khusus untuk Pendaftaran RK Intensive Bootcamp
Kinerja BBCA dalam Mendukung Green Financing Tahun 2023
Jika dalam artikel sebelumnya, kita telah membahas kinerja fundamental BBCA di sepanjang 2023 kemarin. Dengan capaian yang positif baik dari sisi pendapatan dan juga laba bersih, membuktikan bahwa BBCA memiliki kinerja keuangan yang solid…
[Baca lagi: Laba Bersih BBCA Naik 19.4% YoY FY2023]
Nah, kali ini kita akan lihat saham BBCA dari kinerja lainnya, yakni pembiayaan kegiatan usaha berkelanjutan (KUB) sebagai bagian fokus BBCA dalam menuju ekonomi hijau.
Untuk kita ketahui, bahwa kegiatan usaha berkelanjutan (KUB) ini merupakan bagian dari strategi yang mulai banyak dijalankan perbankan. Di mana KUB ini berkaitan erat dengan kegiatan operasional dan juga praktik investasi yang mengedepankan environmental sustainability (social responsibility).
Tercatat sepanjang tahun 2023, pembiayaan KUB mengalami peningkatan mencapai 10.6% YoY atau setara dengan Rp202.6 triliun portofolio. Angka tersebut, rupanya telah berhasil menembus target yang dipatok pada level 9%. Dengan peningkatan tersebut, maka pembiayaan KUB telah berkontribusi sebesar 24.8% atas total portofolio kredit dan obligasi BBCA. Secara keseluruhan rata-rata pertumbuhan green financing yang dibukukan BBCA ialah 12.9%.
Rata-rata pertumbuhan Green Financing BBCA. Source: Laporan Keberlanjutan 2023 BBCA
Untuk kita ketahui, bahwa pembiayaan KUB Lingkungan yang dilaksanakan BBCA, antara lain terdiri dari:
- Pembiayaan Kegiatan Usaha Berkelanjutan Lingkungan atau dikenal sebagai pembiayaan hijau/green financing, dengan portofolio sebesar 42.7% atau setara Rp86.6 triliun.
Pembiayaan green financing ini disalurkan BBCA pada beberapa kategori debitur:
- Debitur dengan kegiatan usaha mengelola SDA hayati dan juga lahan berkelanjutan sebesar 78.3%. Dengan penyaluran pembiayaan pada sektor kelapa sawit yang sudah tersertifikasi senilai Rp40.4 triliun.
- Debitur dari sektor transportasi ramah lingkungan sebesar 9.3%. Pembiayaan ini banyak digunakan pada sektor kendaraan Listrik dengan nilai Rp1.25 miliar.
- Debitur dengan produk eco-efficient sebesar 6.2%.
Secara keseluruhan pembiayaan Kegiatan Usaha Berkelanjutan Lingkungan BBCA ini sama-sama menunjukkan peningkatan positif dari tahun ke tahun. Tercatat untuk SDA hayati dan berkelanjutan tumbuh 2.4% YoY; sektor transportasi ramah lingkungan tumbuh 15.6% YoY; sektor produk eco friendly tumbuh 19.7%. Berikut ini pertumbuhan dari tiga sektor green financing.
Tiga sektor Green Financing BBCA. Source: Halaman24 analyst meeting FY2023
- Pembiayaan UMKM dengan basis lingkungan, sosial dan tata kelola baik (LST) yang memiliki portofolio sebesar 57.3%. Adapun total pembiayaan UMKM mengalami kenaikan sebesar 13.4% YoY atau setara Rp116 triliun.
Target dan Strategi Green Financing Saham BBCA di Tahun 2024
Berkat pencapaian green financing yang baik di sepanjang 2023, maka di tahun ini BBCA masih akan fokus menyalurkan pembiayaan ke sektor berkelanjutan. Target yang dipatok BBCA sebesar 8% untuk dapat menyalurkan kredit ke seluruh sektor hijau.
Dan untuk mendukung tercapainya target tersebut, BBCA bukan hanya menggenjot penyaluran pembiayaan. Namun BBCA juga akan menerapkan strategi:
- Melakukan peningkatan investasi di obligasi hijau, melalui penyaluran pembiayaan pada proyek-proyek yang masuk kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan atau KUBL.
- Membuka peluang kerja sama dalam merealisasikan green financing, di mana BBCA sebagai entitas bank yang menyediakan pembiayaan. Baik itu dari sisi perluasan usaha, kegiatan investasi dan juga berbagai inisiatif maupun inovasi.
- Meningkatkan digitalisasi layanan bank, termasuk dengan inovasi yang berbasis tekonologi digital. Contohnya aplikasi banking m-BCA, myBCA, hingga layanan internet banking, termasuk Halo BCA.
Fokus BBCA saat ini, sejalan dengan POJK 51/2017 mengenai Keuangan Berkelanjutan, yang di mana saat ini bisnis keberlanjutan sudah menjadi bagian penting bagi pengembangan BBCA. Dalam hal ini, BBCA sendiri tidak menutup diri hanya pada sektor tertentu saja. Yang artinya potensi pembiayaan ke sektor berkelanjutan masih terbuka lebar dari berbagai latar belakang industri.
Kesimpulan
Saham BBCA di tahun 2024, sebagai salah satu perbankan swasta yang sudah banyak menyalurkan kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tentu memiliki potensi besar untuk menangkap peluang yang ada. Terlebih lagi posisi Indonesia saat ini juga diuntungkan, dibandingkan dengan negara lainnya.
Seperti kita tahu, bahwa Pemerintah kita saat ini memiliki kebijakan yang mendukung transisi energi, dalam rangka mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060 mendatang. Termasuk juga untuk menurunkan risiko iklim yang belakangan kian ekstrim.
Dengan adanya penerapan Green Financing ini, maka system keuangan akan mengalami transisi pada proses yang lebih mempertimbangkan faktor ESG (lingkungan, sosial dan juga tata kelola). Terutamanya dalam hal keputusan investasi. Dengan harapan dapat melahirkan banyak investasi bersifat jangka panjang dalam berbagai proyek ekonomi berkelanjutan. Dan BBCA adalah salah satu bank swasta terbesar yang sudah menerapkan Green Financing dalam beberapa tahun terakhir. Dengan melibatkan perusahaan aktif ke delam pilot project bertema ‘First Movers on Sustainable Banking’ yang telah digags Otoritas Jasa Keuangan sejak 2015 lalu.
Komitmen BBCA yang kuat tersebut, membuahkan hasil yang baik terhadap citra perusahaan sebagai salah satu Green Banking di Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis oleh CNBC Indonesia Research 2023, BBCA telah masuk pada sektor Green Business Ratings 2023…
Green Business Ratings. Source: cnbcindonesia.com
Capain tersebut menunjukkan besarnya komitmen BBCA dalam menerapkan Green Financing ke dalam sistem keuangan perusahaan.***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.