Merger Bank NOBU dan Bank MNC Sedikit Lagi, Siapa Jadi Pengendali?

Merger Bank NOBU dan Bank MNC Sedikit Lagi, Siapa Jadi Pengendali?


Terakhir diperbarui Pada 20 July 2023 at 11:53 am

Saat ini proses merger PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) dan PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) masih terus berjalan. Merger keduanya diklaim mampu mendongkrak industri perbankan. So, bagaimana kelanjutan proses merger keduanya dan siapa yang akan jadi pengendali?

 

Artikel ini dipersembahkan oleh :

 

Proses Merger BABP dan NOBU

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa proses penggabungan antara PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) dan PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) terus berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh kedua bank tersebut. Merger BABP dan NOBU diharapkan selesai dalam waktu sekitar dua bulan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penggabungan ini dilakukan untuk mendukung dan memperkuat industri perbankan, terutama dalam bisnis antarperusahaan (B2B).

Dalam sebuah pernyataan tertulis yang dirilis oleh Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, dijelaskan bahwa penggabungan antara Bank Nobu dan Bank MNC harus dilakukan dengan baik sesuai rencana yang telah ditetapkan sebagai titik tidak bisa kembali (point of no return), seperti yang dikutip dari Kontan.co.id. OJK melakukan pemantauan yang ketat terhadap proses penggabungan ini, termasuk mengawasi daftar tindakan sesuai jadwal penggabungan dan langkah-langkah pengawasan yang diperlukan.

Hingga saat ini, para pemegang saham dan manajemen kedua bank telah melaksanakan beberapa tahap dalam proses penggabungan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Saat ini, mereka sedang dalam tahap menentukan konsultan penilai untuk melanjutkan tahap penggabungan secara hukum.

 

RUPST BABP dan NOBU

Pada tanggal 15 Juni 2023, kedua bank ini menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) secara bersamaan.

Dalam RUPST dan RUPSLB Bank MNC, tidak ada pembahasan mengenai merger antara kedua bank tersebut. Direksi kedua bank menyatakan bahwa rapat kali ini hanya membahas laporan kinerja bank pada tahun 2022.

Rita Montagna, Presiden Direktur MNC Bank, menyatakan bahwa rapat tersebut hanya membahas laporan kinerja hingga 31 Desember 2022 dan tidak ada pembahasan mengenai merger. Salah satu agenda dalam RUPST Bank MNC adalah restrukturisasi manajemen perusahaan, sementara agenda utama dalam RUPSLB Bank MNC adalah perubahan anggaran dasar perusahaan.

 

Proses Merger Dikawal OJK

OJK sebelumnya menyatakan bahwa proses merger antara Bank MNC dan Bank Nobu berjalan sesuai target, dengan perkiraan bahwa kedua bank akan bergabung pada bulan Agustus 2023. Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, menyatakan bahwa merger tersebut akan memperkuat kedua perusahaan dan bukan hanya untuk memenuhi persyaratan modal inti sebesar 3 Trilliun.

Saat ini, Bank MNC dan Bank Nobu sedang melakukan penilaian nilai perusahaan masing-masing untuk menentukan entitas mana yang akan digabungkan atau tetap berdiri. OJK juga mengonfirmasi rencana merger antara kedua bank dan menyatakan bahwa mereka telah membentuk tim merger, serta memiliki konsultan keuangan dan konsultan hukum.

OJK menyatakan bahwa merger antara Bank MNC dan Bank Nobu akan selesai pada bulan Agustus 2023 setelah kedua pihak menandatangani perjanjian penggabungan usaha.

Jika penggabungan kedua bank berhasil, struktur pemegang saham kedua bank akan mengalami perubahan. Berdasarkan laporan terakhir, diperkirakan aset yang dihasilkan dari penggabungan kedua bank mencapai Rp 39.28 triliun, dengan kontribusi Bank Nobu sebesar 57.1% dan Bank MNC sebesar 42.9%.

Bank Nobu saat ini dikendalikan oleh James Riady melalui PT Kharisma Buana Nusantara dengan kepemilikan sebesar 21.73%. Sedangkan, Bank MNC dikendalikan oleh Harry Tanoe melalui PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) dengan kepemilikan sebesar 52.37%.

Source: plus.bisnis.com

 

Kinerja BABP dan NOBU hingga September 2022

Kinerja Keuangan

MNC BANK (BABP)

BANK NOBU (NOBU)

 

Sep 2014

Sep 2022 Sep 2010

Sep 2022

Kredit

 6.07

triliun

10.02

trilliun

Kredit

1.01

miliar

12

trilliun

DPK

8.98

triliun

12.09

trilliun

DPK

29.9

miliar

15.51

trilliun

Laba

-19.66

triliun

57.51

trilliun

Laba

1.15

milliar

75.43

milliar

Modal Inti

1.11

triliun

2.07

trilliun

Modal Inti

86.64

miliar

1.62

trilliun

Aset

9.43

triliun

15.35

trilliun

Aset

111.94

miliar

21.25

trilliun

Source: Laporan Keuangan BABP & NOBU

 

BABP Cetak Laba Kuartal I – 2023

Rita Montagna, Presiden Direktur MNC Bank, menyatakan optimisme mereka dalam mempertahankan kinerja bisnis yang solid di tengah tantangan tahun 2023. MNC Bank juga mencatat peningkatan aset sebesar 23.37% menjadi Rp 16.31 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Anak usaha PT MNC Kapital Indonesia Tbk juga mencatat pertumbuhan kredit sebesar 13,26% (yoy), mencapai Rp 10,04 triliun pada kuartal pertama 2023 dibandingkan dengan Rp 8.86 triliun pada kuartal pertama 2022. Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) MNC Bank mengalami pertumbuhan sebesar 13.39% pada kuartal pertama 2023, mencapai Rp 11.82 triliun.

Pertumbuhan DPK ini didukung oleh simpanan dalam bentuk deposito sebesar Rp 8,70 triliun pada kuartal pertama 2023, yang mengalami pertumbuhan sebesar 21.69% YoY. Simpanan giro dan tabungan juga mengalami peningkatan, masing-masing sebesar Rp 1.00 triliun dan Rp 2.11 triliun pada kuartal I-2023.***

 

DISCLAIMER : Tulisan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Tulisan ini bersifat untuk edukasi berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Do Your Own Research sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.

###

Info:

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel