Nihil Pendapatan di Kuartal I-2023, ETWA Ada di Jurang Kebangkrutan?

Nihil Pendapatan di Kuartal I-2023, ETWA Ada di Jurang Kebangkrutan?


Terakhir diperbarui Pada 5 July 2023 at 9:36 pm

Musim rilis Laporan Keuangan kuartal I-2023 seharusnya menjadi momentum yang dimanfaatkan sebaik mungkin oleh emiten-emiten yang tercatat di bursa. Tapi tidak demikian dengan saham ETWA, yang justru tidak membukukan pendapatan sama sekali di kuartal I-2023. Lantas apakah ETWA tidak beroperasi hingga pendapatannya nihil?

 

ETWA, Saham Apakah?

ETWA adalah sticker code dari perusahaan PT Eterindo Wahanatama Tbk, merupakan perusahaan yang bergerak pada perdagangan biodiesel dan produk turunan biodiesel, produk-produk kimia, termasuk perkebunan kelapa sawit (CPO). ETWA sudah cukup lama beroperasi, sejak Maret 1992.

Operasional ETWA secara keseluruhan dijalankan melalui entitas anak usaha, antara lain pabrik PT Anugerahinti Gemanusa (AG) yang berada di Kawasan Industri Gresik (KIG) – Jawa Timur yang memproduksi Bioiesel, Kimia dan Glycerine.

Dan area perkebunan kelapa sawit PT Malindo Persada Khatulistiwa (MPK), dan perkebunan PT Maiska Bhumi Semesta (MBS) yang keduanya berada di daerah Kalimantan Barat.

 

Histori Kinerja ETWA

Sebelum menjawab pertanyaan pendapatan ETWA yang nihil di kuartal I-2023. Ada baiknya jika melihat historical kinerja pendapatan ETWA…

Source: Cheat Sheet Kuartal I-2023

[Klik Untuk Berlangganan Cheat Sheet Kuartal I-2023]

 

ETWA pernah mencatatkan kinerja pendapatan tertinggi di tahun 2013 sebesar Rp1.20 triliun. Sayangnya, mulai di tahun 2014 pendapatan ETWA terus menurun, sampai pernah tidak mencatatkan kinerja pendapatan di tahun 2019 alias nihil.

Pendapatan ETWA yang nihil itu, kembali terulang di kuartal I-2023. Padahal di periode yang sama pada tahun 2022, ETWA masih mencatatkan pendapatan senilai Rp20.63 miliar.

Penjualan ETWA Kuartal I-2023. Source: Laporan Keuangan ETWA Kuartal I-2023

 

Pendapatan yang nihil memang disebabkan oleh tidaknya kontribusi yang diberikan para entitas anak usaha, baik itu pabrik PT Anugerahinti Gemanusa (AG) maupun dari perkebunan kelapa sawit PT Malindo Persada Khatulistiwa (MPK), dan perkebunan PT Maiska Bhumi Semesta (MBS). Sehingga tidak ada pendapatan yang dapat diakumulasikan oleh ETWA sepanjang periode kuartal I-2023.

Penjualan ETWA Kuartal I-2023. Source: Laporan Keuangan ETWA Kuartal I-2023

 

Malangnya, dengan pendapatan yang nihil ETWA justru masih mencatatkan Beban Pokok Penjualan sebesar Rp4.12 miliar. Hal ini kian memperburuk kerugian yang ditanggung ETWA.

Akibatnya, Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk pun harus tercatat minus sebesar –Rp7.61 miliar. Setelah diperiode yang sama tahun 2022, Laba ETWA minus mencapai –Rp28.01 miliar.

Dengan buruknya kinerja pendapatan dan laba bersih ETWA, jelas hal ini bukan indikator yang baik bagi perusahaan. Di mana kondisi ini menjadi ‘pekerjaan rumah’ yang besar bagi ETWA, mulai dari pemulihan produksi baik di pabrik maupun perkebunan, mengoptimalkan penjualan seluruh produk, meningkatkan kembali pelayanan.

Oh ya, ETWA juga mencatatkan Beban keuangan yang cukup besar di kuartal I-2023 yakni senilai –Rp15.91 miliar yang turut memberatkan kinerja keuangan perusahaan.

Permasalahan lain yang juga dihadapi perusahaan ini adalah defisiensi…

 

ETWA Mengalami Defisiensi Modal

Pada pos neraca keuangan, ETWA bahkan tidak mencatatkan ekuitas atau modal yang dimiliki. Sebaliknya yang tercatat adalah defisiensi modal, dengan total yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk sebesar –Rp405.15 miliar. Angka itu jauh lebih besar dari defisiensi modal yang terjadi pada kuartal IV-2022 sebesar –Rp397.54 miliar.

Defisiensi Modal ETWA. Source: Laporan Keuangan ETWA Kuartal I-2023

 

Defisiensi modal yang terjadi tersebut menunjukkan bahwa ETWA benar mengalami kesulitan keuangan. Sedangkan total utang yang dimiliki sangat besar mencapai Rp1.29 triliun per kuartal I-2023.

Jika defisiensi modal ini masih terus berlanjut, jelas sangat berisiko bagi kelangsungan bisnis ETWA karena dapat mendorong perusahaan pada jurang kebangkrutan.

Defisiensi modal ini juga menunjukkan kondisi ETWA yang kekurangan dari sisi aset, sehingga aset yang ada sekarang tidak cukup untuk menutupi total utang perusahaan tadi.

Kepemilikan Aset ETWA. Source: Laporan Keuangan ETWA Kuartal I-2023

 

Situasi ini memaksa ETWA harus melakukan pencarian pinjaman dana. Atau bahkan mencari investor baru untuk bisa mendapatkan suntikan modal kerja. Tidak heran, melalui Public Expose ETWA mengungkapkan bahwa di tahun ini akan berupaya penuh mencari investor baru untuk mendanai operasional perusahaan.

 

Apakah ETWA Tidak Beroperasi?

Kiprah bisnis ETWA memang sudah cukup lama, namun rupanya operasional ETWA juga sudah terhenti cukup lama. Mulai November 2019, pabrik biodiesel yang berada di Gresik sudah tidak berproduksi. Disusul berikutnya pada Januari 2020, sebagai produksi terakhir yang dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat. Oleh karenanya, di tahun 2020 ETWA masih mencatatkan adanya karyawan harian kebun sebanyak 174 orang…

Source: Laporan Tahunan ETWA 2022

 

Penyebab utama berhentinya aktifitas produksi ETWA adalah kondisi perusahaan yang tidak memiliki biaya produksi. Kondisi itu bahkan masih berlanjut sampai ke tahun 2022, di mana ETWA masih kesulitan untuk mendapatkan modal kerja.

Kesulitan modal kerja yang dialami ETWA ini sangat dipengaruhi oleh ekuitas perusahaan yang berada pada posisi defisiensi. Akibatnya ETWA sampai sekarang sulit untuk mendapatkan kepercayaan perbankan untuk memberikan fasilitas pinjaman sebagai modal kerja.

Sedangkan kebutuhan operasional perusahaan sangat besar, seperti rehabilitasi kebun, rehabilitasi infrastruktur atau bahkan untuk menggaji tenaga kerja harian perkebunan dan lain sebagainya.

 

Jadi Apa yang Dilakukan ETWA Kini?

Kendati perusahaan masih mengalami kendala keuangan, namun ETWA berusaha bertahan dengan mengandalkan penjualan dari produk kimia. Meski sebenarnya untuk penjualan produk kimia ini akan tergantung dari adanya pesanan yang diterima perusahaan.

Selain itu, ETWA juga secara rutin melakukan maintenance pabrik Anugerahinti Gemanusa (AG) supaya bisa dioperasikan kembali.

Sementara dari sisi perkebunan kelapa sawit yang dijalankan ETWA melalui entitas anak usaha PT Malindo Persada Khatulistiwa (MPK), dan PT Maiska Bhumi Semesta (MBS). Aktivitas perkebunan sampai dengan sekarang belum beroperasi normal, karena perusahaan menghadapi banyak kendala masalah perkebunan seperti berikut…

Source: Public Expose 2023

 

Upaya terbaru ETWA saat ini adalah berencana menjual dua bidang lahan milik entitas anak usaha PT Anugerahinti Gemanusa (AG) dengan luas ±15.103m² dan satunya lagi seluas ±49.855m² yang sama-sama berada di Cilegon – Banten. Rencana ini telah mengantongi persetujuan RUPS, yang diharapkan nantinya dapat menghasilkan modal kerja bagi perusahaan, sekaligus mengatasi beban keuangan agar berkurang.

 

Kesimpulan

ETWA sebagai salah satu emiten yang tercatat di bursa saat ini dapat dikatakan sedang dalam kondisi yang sangat menentukan. Dengan pendapatan yang nihil, membuat laba bersihnya masih berdarah-darah. Bahkan ketiadaan modal atau ekuitas, kian menyulitkan perusahaan untuk mendapatkan fasilitas pinjaman perbankan sebagai modal kerja.

ETWA di Mata Bursa? ETWA saat ini termasuk ke dalam saham yang mendapatkan perhatian khusus dari bursa (BEI). Hal ini ditandai dengan pemberian tiga notasi khusus secara sekaligus.

  • Notasi E: menandakan bahwa laporan keuangan terakhir menunjukkan ekuitas negatif.
  • Notasi S: menandakan bahwa laporan keuangan terakhir menunjukkan tidak ada pendapatan usaha.
  • Notasi X: menandakan perusahaan tercatat memenuhi kriteria Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus.

Ketiga notasi tersebut, menjadi peringatan yang baiknya diperhatikan investor guna menghindari kerugian. Bahkan untuk ETWA sendiri, untuk melepaskan diri dari notasi-notasi tersebut membutuhkan upaya yang tidak mudah dan instan. Sekalipun prospek dari masing-masing lini bisnis ETWA ke depannya terbuka lebar.

Sebut saja prospek bisnis perdagangan produk kimia yang dapat diisi oleh ETWA, dengan perkiraan kebutuhan pasar mencapai 1.3 juta ton per tahun. Sedangkan pemerintah masih harus mengimpor produk kimia dari luar negeri.

Lalu prospek bisnis dari perkebunan kelapa sawit yang diprediksikan tetap akan positif dalam jangka panjang, sejalan dengan potensi meningkatnya permintaan minyak kelapa sawit (CPO).

Berikutnya, prospek bisnis biodiesel yang juga belakangan digenjot pemerintah seperti B20, B30, B35, dan B40 turut membuka peluang baik bagi ETWA untuk berpartisipasi menyalurkan biodiesel. Meski sebenarnya akan cukup sulit untuk ETWA mengambil peluang bisnis biodiesel. Lantaran kalau bercermin dari kinerja keuangan yang minus, ETWA ini tidak memiliki modal kerja yang cukup untuk mendukung bisnis biodiesel.

Bahkan sampai dengan ditulisnya artikel ini, posisi perusahaan masih fokus untuk bisa mendapatkan modal kerja dari investor maupun mitra strategis.

Source: www.emitennews.com

 

Termasuk juga dengan upaya ETWA yang akan menjual dua bidang lahan untuk mendapatkan modal kerja, yang sebenarnya juga tidak mudah dilakukan dengan waktu cepat.

So, baiknya kita tunggu improvement apa yang akan dilakukan ETWA dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, mengingat saat ini sudah berada di jurang kebangkrutan!***

 

DISCLAIMER : Tulisan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Tulisan ini bersifat untuk edukasi berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Do Your Own Research sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.

###

Info:

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel