SSIA: Terjadi Penurunan Permintaan Kawasan Industri, Masih Pantas Dilirik?

SSIA: Terjadi Penurunan Permintaan Kawasan Industri, Masih Pantas Dilirik?


Terakhir diperbarui Pada 22 November 2023 at 10:14 am

Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team

Saham properti nampaknya masih digadang-gadang menjadi salah satu saham yang menarik dari segi valuasi. Banyak saham-saham properti yang memiliki valuasi cukup murah bahkan yang memiliki PBV di bawah 1 karena memang sektor ini belum pulih sejak tahun 2015-2016. Salah satunya pada investasi saham SSIA, apakah masih pantas dilirik sebagai pilihan investasi?

 

 

Profil PT Surya Semesta Internusa (SSIA)

Investasi saham SSIA, merupakan salah satu saham perusahaan properti yang memfokuskan kepada tiga lini bisnis antara lain konstruksi, Kawasan residential dan hospitality (hotel dan pusat perbelanjaan). Perusahaan ini didirikan di Jakarta pada tahun 1971.

Perusahaan ini dikenal sebagai inisiator awal Kawasan Kuningan, Jakarta. Pada era 70-an SSIA banyak membangun Kawasan residensial dan kantor di Kawasan Kuningan. Pada tahun 1976, SSIA meresmikan Kawasan Plaza Glodok yang ditujukan untuk pusat perdagangan elektronik di Jakarta. Pada tahun 1983, SSIA ditujuk oleh pemerintah sebagai salah satu perusahaan yang membangun Kawasan hotel dan resort terintergrasi di Nusa Dua Bali, diamana pada saat itu Nusa Dua merupakan daerah yang terabaikan dan kumuh. Salah satu hotel yang dibangun pertama kali oleh SSIA adalah Hotel Melia Nusa Dua Bali.

Dalam perjalananya perusahaan ini mulai juga fokus di bidang konstruksi dengan mengakuisisi PT Nusa Cipta Raya (NRCA) pada tahun 1994 dan memutuskan untuk listing di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1997.

Pada tahun 2014, SSIA mendapatkan izin untuk mengelola Kawasan industri dan residensial di Subang dan Karawang dengan luas sebesar 2000 hektar.

Hingga saat ini SSIA mengoperasikan berbagai lini bisnis antara lain:

  1. Kawasan Industri dan Properti: PT Surya Cipta Swadaya, PT TCP Internusa, PT Sitiagung Makmur
  2. Konstruksi: PT Nusa Raya Cipta (NRCA)
  3. Hospitality: PT Suryalaya Anindita Internasional, PT Ungasan Semesta Resort, PT Surya Internusa Hotels

Beberapa brand ini juga bernaung di bawah SSIA: Grand Melia Jakarta, Grand Melia Bali, Surya Cipta City, Subang Smartpolitan, dan BATIQA hotels.

 

 

 

GOOD-Optimis-Kejar-Penjualan

[Baca lagi: GOOD Optimis Kejar Penjualan hingga Rencana Terjun ke Bisnis Properti. Tertarik Beli?]

 

 

 

Performance Keuangan SSIA Q2 2023

Kawasan industri residensial sempat menjadi katalis yang dianggap bisa membukukan pendapatan yang signifikan, namun hal tersbut nampaknya tidak terjadi pada Kawasan industri di Jakarta. Beberapa Kawasan Industri di luar Jakarta mampu menarik para investor dikarenakan biaya lahan dan tenaga kerja yang lebih murah dibandingkan di Jakarta.

Sebagaimana dilansir oleh VP Investor Relation dari PT Surya Semesta Internusa (SSIA) Erlin Budiman “PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mencatat penurunan permintaan atas kawasan industri di area Jakarta Raya sekitar 23.9% di kuartal II 2023”.

Lalu apakah hal tersebut masih menarik bagi emiten SSIA?

Berdasarkan laporan publikasi yang dirilis pada 8 Agustus 2023, PT Surya Semesta Internusa (SSIA) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp1.8 Triliun, dari segi pendapatan SSIA mengalami peningkatan sebesar 10.5% dari pendapatan di tahun Q2 2022.

Peningkatan pendapatan ini disokong dari tiga sektor yang selama ini menjadi pendukung dari SSIA antara lain konstruksi, properti residensial dan hospitality. Tercatat dari segi konstruksi SSIA mengalami  kenaikan sebesar 7.2% dan membukukan kenaikan yang luar biasa dari sisi hospitality sebesar 122.3% YoY.

Berikut ini pendapatan dari SSIA per sektor dan perbandingannya secara YoY (Q2 2022 dan Q2 2023)

Source: Laporan Publikasi SSIA, 8 Agustus 2023

 

Tercatat walaupun terjadi kenaikan pendapatan, dari segi bottom line SSIA mengalami kenaikan pendapatan operasional sebesar 54% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Namun hal ini perlu diwaspadai karena dari sisi net income SSIA mengalami penurunan sebesar -164% yang disebabkan oleh turunya comprehensive income.

Berikut ini analisa pendapatan per segmen dari SSIA dan perbandingannya secara YoY (Q2 2022 dan Q2 2023)

                Source: Laporan Publikasi SSIA, 8 Agustus 2023

Tercatat dari segi revenue pendapatan dari anak perusahaan konstruksi yakni NRCA masih mendominasi sebesar 65% pendapatan, lalu dari sisi margin (gross profit) sumbangsih terbesar datang dari sektor hospitality dengan gross profit margin (GPM) sebesar 63%. Terlihat memang dari segi properti dan Kawasan Industri mengalami penurunan baik dari segi pendapatan maupun GPM.

 

 

 

Mengenal-Gross-Profit Margin

[Baca lagi: Mengenal Gross Profit Margin]

 

 

 

Proyeksi Pendapatan dari Properti dan Lahan Industri

Berdasarkan public expose dari SSIA, terlihat bahwa perusahaan memberikan proyeksi yang cukup positif untuk pendapatan dari properti dan lahan industry dengan beberapa indikator sebagai berikut:

  • Investasi saham SSIA akan memfokuskan pada perkembangan properti di Kawasan penunjang Jabodetabek yakni Subang dan Karawang dengan membangun Subang Smartpolitan yang terintegrasi dengan system transportasi terpadu seperti LRT, KRL dan Kereta Cepat.
  • Subang Smartpolitan diproyeksikan akan memiliki direct access ke bandara dan Pelabuhan strategis seperti Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati.

Business Plan SSIA. Source: SSIA Investor relation report Q2 2023

 

 

 

Untuk Anda yang ingin atau sedang menyusun investing plan Anda, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah banyaknya informasi yang beredar, Anda bisa menggunakan Monthly Investing Plan edisi November 2023 yang telah terbit…

 

 

 

Valuasi dan Kesimpulan

Terakhir kita, RK Team melihat SSIA berdasarkan valuasi, maka SSIA ini memiliki valuasi yang cukup menarik dari nilai buku dan PBV dengan BVPS sebesar Rp811 dengan harga pasar per 13 November pada Rp414. Selain itu SSIA memiliki PBV sebesar 0.5x. Namun dari sisi PER, SSIA masih memiliki PER -61x, hal ini terjadi karena secara net profit SSIA masih membukukan kerugian.

Meski begitu, jika beberapa planning business SSIA ke depan bisa berjalan dengan lancar, khususnya pada pembangunan Kawasan industri. Bisa jadi SSIA akan memiliki prospek yang baik dan bukan tidak mungkin akan mengalahkan revenue dari konstruksi dan GPM dari hospitality.

Nah, bagaimana dengan pandangan teman-teman investor apakah SSIA layak untuk diinvestasikan?***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel