Menjadi-Full-Time-Investor 

Menjadi Full Time Investor


Sebelum terjun ke dunia investasi, tentu seseorang harus memperhatikan terlebih dahulu karakter pribadinya, apakah akan mampu menerima risiko besar atau tidak, termasuk pula dengan bekal pengetahuan investasi saham yang mumpuni. Apalagi jika tujuannya agar bisa menjadi full time investor. Nah, kira-kira apa saja sih yang setidaknya harus dipersiapkan jika kita ingin menjadi full time investor ?

 

Menjadi Full Time Investor

Minggu lalu, saya mengadakan sebuah free event yang saya beri nama café saham, dan berlokasi di Mall Central Park. Kebetulan pada event tersebut, dihadiri pula oleh seorang Value Investor Indonesia yaitu Pak Marciano Pratama (beliau aktif di stockbit dengan ID : @moninoke).

Di event tersebut, saya dan Pak Marciano saling berbagi pengalaman kami menjadi seorang investor saham, di mana saya memulai sejak tahun 2008, pernah jatuh di tahun 2012, dan kemudian bangkit kembali dengan metode Value Investing. Nah sementara Pak Marciano ini beda lagi, beliau memulai dari 2007 dan dari awal sudah menggunakan Value Investing sebagai metode dalam berinvestasi.

Dalam kesempatan itu pula, kami saling bertukar pikiran. Dalam salah satu pembahasan, kami sempat ngobrol tentang menjadi Full Time Investor atau bahasa kerennya adalah Investing for Living (kebetulan kami berdua sekarang juga sama-sama menjadi full time investor). Pak Marciano menjadi Full Time Investor di tahun 2015 dan saya pribadi menjadi Full Time Investor di tahun 2016.

Menjadi Full Time Investor memang “terlihat keren” di satu sisi, karena bisa bekerja di manapun berada, alias tidak perlu berada di kantor. Menjadi investor juga tidak memiliki bos, yang artinya kita tidak perlu takut diomelin bos L. Namun di sisi lain, ada sesuatu yang tidak orang lain lihat, yaitu dengan menjadi Full Time Investor, kita menghadapi satu bos yang lebih besar, yaitu : diri sendiri.

Sebelum kita melangkah lebih jauh, ini dia foto ketika kami berjumpa :

 

 With Value Investor Indonesia Marciano Pratama (@moninoke)

 

Nah malam itu kami berdiskusi, bahwa belum semua orang bisa menjadi Full Time Investor, karena jangan sampai hanya tergiur dengan hal-hal di atas tadi, namun perlu dipikirkan juga mengenai resiko-resiko nya. Bagaimana kalau misalkan market sedang bearish? Apakah kita sanggup untuk bertahan? Bagaimana kalau ternyata kita dipaksa untuk cut loss? Bagaimana kalau Analisa kita ternyata salah? dll..

 

Tips Menjadi Full Time Investor

Oleh karena itu, dalam artikel ini saya ingin berbagi tips bagi yang ingin menjadi Full Time Investor :

  • Pertama, pastikan bahwa Anda memiliki dana investasi yang terpisah dengan uang sehari-hari atau istilahnya uang dapur.
    Apabila dana investasi Anda terganggu, Anda tidak perlu khawatir dengan kebutuhan rumah tangga Anda. Berapa besarannya? Kembali lagi tergantung pengeluaran Anda. Saya sendiri menyarankan bahwa dana investasi adalah 50X pengeluaran bulanan, dan itu terpisah dari dana untuk kebutuhan rumah tangga. Logikanya, return yang konvensional dari berinvestasi di saham adalah 2% per bulan atau 25% per tahun, sehingga return tadi mampu untuk mencukupi pengeluaran bulanan.

Contoh : pengeluaran bulanan anda adalah Rp 10 juta, maka disarankan dana investasi adalah Rp 10 juta X 50 = Rp 500 juta.
Sehingga apabila Rp 500 juta tadi konsisten menghasilkan return 2% per bulan, maka Anda akan mendapatkan 2% X Rp 500 juta = Rp 10 juta, sesuai dengan pengeluaran bulanan Anda.
Boleh gak kalau saya pakai asumsi return 4% per bulan? Boleh saja, namun semakin besar target biasanya semakin besar pula beban di benak Anda. Saya pribadi tidak muluk-muluk hanya mentargetkan return 25% – 30% per tahun.

 

  • Kedua, dana kebutuhan rumah tangga.
    Dana kebutuhan rumah tangga yang disarankan adalah 12x pengeluaran bulanan. Sehingga apabila dana investasi Anda terganggu, minimal Anda dapat bertahan 12 bulan atau 1 tahun. Kembali pada contoh di atas, apabila pengeluaran bulanan Anda adalah Rp 10 juta.
    maka dana kebutuhan rumah tangga Anda minimal adalah Rp 10 juta X 12 bulan = Rp 120 juta.

 

  • Ketiga, siapkan pula dana darurat, Dana darurat ini akan menjaga Anda dari hal-hal yang di luar rencana. Bedanya apa dengan dana kebutuhan rumah tangga ? Dana kebutuhan rumah tangga tadi sifatnya adalah yang PASTI KELUAR (misal : kebutuhan rumah tangga, uang sekolah Anak, dll). namun kita perlu juga menyiapkan dana darurat untuk berjaga-jaga, misalkan : Anggota keluarga sakit dan perlu perawatan dokter, tetangga Anda mengalami emergency dan Anda diminta pertolongan. Atau hal-hal yang tidak kita duga sebelumya.

 

  • Keempat, siapkan pula asuransi kesehatan untuk Anda dan keluarga.
    Mengapa asuransi penting? Karena kita tidak tahu kapan kita akan sakit dan membutuhkan perawatan. Lho kn sudah ada dana darurat, buat apa asuransi lagi? Untuk beberapa kasus penyakit, membutuhkan biaya yang sangat besar. katakanlah untuk operasi jantung butuh setidaknya ratusan juta (atau mungkin miliaran), yang kemungkinan besar kita belum persiapkan di dana darurat tadi. Berapa besarannya? Kalau ini silakan hubungi agen asuransi kepercayaan Anda.

 

So far, ke empat hal itu setidaknya adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan dan persiapkan sebelum memulai menjadi Full Time Investor. Mungkin ada yang ingin menambahkan? Silakan berikan comment di bawah…

 

###

 

Info:

 

Tags : Menjadi Full Time Investor | Menjadi Full Time Investor  | Menjadi Full Time Investor | Menjadi Full Time Investor | Menjadi Full Time Investor | Menjadi Full Time Investor | Menjadi Full Time Investor | Menjadi Full Time Investor | Menjadi Full Time Investor | Menjadi Full Time Investor  | Menjadi Full Time Investor 

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

3 Comments

  • Dimmy
    29 July 2017 at 10:36 AM

    Wah terima kasih Pak Rivan. Kembali diingatkan lagi untuk memiliki pemikiran yang matang. 50x pengeluaran bulanan dan 12x pengeluaran bulanan sangat masuk akal.

    • RIVAN KURNIAWAN
      2 August 2017 at 8:21 PM

      Sama-sama Pak… semoga bisa membantu dalam perencanaan keuangan nya..

  • Rofiq Nugroho
    26 December 2019 at 9:06 PM

    dana dapur, dana darurat, dan asuransi itu dari penghasilan aktif kita ya berarti Pak RK?

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel