
Harga saham SIDO masih tertahan di kisaran Rp520 – Rp535, angka jauh di bawah level tertinggi pada awal tahun 2022 yang sempat menembus Rp1.070 per lembar saham. Ini berarti, dari posisi sekarang, peluang kenaikan harga saham SIDO berpotensi lebih dari 100%, jika sewaktu-waktu saham SIDO kembali ke level all time high (ATH). Namun, potensi tersebut dipengaruhi oleh kinerja fundamental perusahaan farmasi tersebut. Usai tertekan di awal tahun 2025, laporan kinerja Q2 2025 mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang cukup signifikan. Lantas, apakah ini bisa menjadi sinyal positif untuk harga saham SIDO ke depan?
Daftar Isi
Artikel ini dipersembahkan oleh:
Pergerakan Harga Saham
Pada awal tahun 2022 harga saham SIDO pernah mencetak level tertingginya yang mencapai Rp1.070 per lembar saham. Namun setelah itu harga saham SIDO berangsur-angsur turun, hingga saat ini yang mencapai Rp520 – Rp535.
Penurunan harga saham SIDO ini menjadi sebuah peluang, jika nantinya bisa kembali mencapai level tertingginya lagi. Di mana ada potensi kenaikan harga saham sebesar 106% untuk menuju level ATH-nya dari harga saat ini. Hal ini pastinya harus didukung dengan kinerja perusahaan yang solid.
Histori Harga Saham SIDO. Source: tradingview
Profil Perusahaan
PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berdiri sudah sejak lama yaitu pada tahun 1951. Didirikan oleh Bapak dan Ibu Rakhmat Sulistio, pada awalnya SIDO ini memulai usahanya sebagai industri jamu rumahan.
Di mana untuk produk andalannya adalah jamu seduh Tujuh Angin, merupakan jamu pencegah dan pengobatan untuk masuk angin. Jamu tersebut dikemas dengan komersil yang memakai merek dagang Tolak Angin, yang kita kenal hingga saat ini.
SIDO sendiri mencatatkan sahamnya di bursa pada tanggal 18 Desember 2013. Hingga posisi 30 Juni 2025, pemegang saham terbesar SIDO adalah PT Hotel Candi Baru yang mempunyai kepemilikan hingga 77.59%. Kemudian ada beberapa manajemen yang memegang saham SIDO, namun secara persentase kepemilikannya sangat kecil. Sedangkan kepemilikan dari masyarakat mencapai 21.64%. SIDO juga melakukan buyback saham, sehingga menjadi saham treasuri sebesar 0.73%.
Pemegang Saham SIDO. Source: Laporan Keuangan SIDO Q2 2025
Dengan berjalannya waktu dan terus berkembangnya perusahaan, sampai posisi Q2 2025 SIDO memiliki lebih dari 300 jenis atau varian produk. Terbagi menjadi tiga segmen bisnis:
- Mayoritas terbesarnya berasal dari segmen herbal dan suplemen yang berkontribusi pada pendapatan mencapai 59%, produknya seperti Tolak Angin, Tolak Linu, dan sebagainya.
- Kemudian segmen makanan dan minuman mencapai 38% dengan produknya seperti KukuBima.
- Dan sisanya sebesar 3% berasal dari farmasi dengan produk seperti Anacetine Sirup dan Inflasone.
Segmen Bisnis SIDO. Source: Laporan Tahunan SIDO 2024
[Baca lagi: Kinerja Melemah, Valuasi SIDO Jadi Murah?]
Selain menjual produknya di dalam negeri, SIDO juga sudah mulai ekspansi ke luar negeri. Dari sisi pendapatan ekspornya, posisi semester I-2025 berhasil mencapai 9.7% secara kontribusi terhadap total pendapatan. Dan pendapatan dari luar negeri mencatatkan kenaikan, pendapatan ekspor naik sebesar 17% secara YoY, pendapatan ekspor ini dilakukan ke 30 negara. Di mana:
- Penjualan ke Nigeria berkontribusi sebesar 1% – 2% terhadap total penjualan, dengan produk KukuBima.
- Penjualan ke Malaysia mencapai 4% dengan produk KukuBima dan Tolak Angin.
- Penjualan ke Filipina sebesar 1% – 2% dari produk Tolak Angin.
Capaian Penjualan SIDO. Source: Laporan Tahunan SIDO 2024
Produk Tolak Angin yang dikenal hingga luar negeri tersebut, ternyata juga menjadi market leader di Indonesia, yang dalam beberapa tahun mencatatkan kenaikan secara persentasenya.
Di mana pada semester I-2022 menjadi market leader dengan pangsa pasar sebesar 69%. Kemudian semester pertama tahun 2023 dan 2024 naik menjadi 71%, dan saat ini berhasil mencapai 73%. Kondisi ini menunjukkan bahwa konsumen sangat loyal terhadap produk milik SIDO ini.
Capaian Penjualan Produk Tolak Angin. Source: Laporan Tahunan SIDO 2024
Pada tahun 2025 ini SIDO juga memiliki target pertumbuhan kinerja pendapatan dan laba bersih lebih dari 5%. Hal ini akan terdorong oleh penetrasi pasar perusahaan yang belum optimal. Kemudian juga akan melakukan ekspansi di pasar internasional yang memungkinkan kinerja pendapatan ekspor bertambah naik.
SIDO juga akan menambah portofolio produk yang sesuai dengan generasi muda, sehingga produknya bisa dikenal secara luas. Sebenarnya target ini ada revisi, karena jika kita lihat sebelumnya target pertumbuhan kinerja SIDO itu lebih dari 10% untuk tahun 2025 ini.
Rencana Bisnis SIDO. Source: Laporan Tahunan SIDO 2024
Laba Rugi Q1 2025 & Q2 2025
Pada QI 2025, SIDO mengalami penurunan kinerja, di mana pendapatannya turun 25% secara YoY dari Rp1.05 triliun menjadi Rp789 miliar. Kemudian laba kotornya turun 34% dari Rp625 miliar menjadi Rp412 miliar, dan laba bersihnya turun 40% secara YoY menjadi Rp232.9 miliar.
Kinerja yang menurun tersebut disebabkan oleh bulan Ramadan yang lebih awal dan adanya pembatasan logistik yang diperpanjang ketika lebaran, sehingga mengganggu distribusi produk perusahaan.
Ditambah dengan daya beli masyarakat yang sebenarnya juga masih belum membaik. Pendapatan yang turun utamanya berasal dari segmen jamu herbal dan suplemen sebagai kontributor utama pendapatan perusahaan, di mana mengalami penurunan 42% secara YoY.
Rincian Laba Rugi SIDO Q1 2025. Source: Laporan Keuangan SIDO Q1 2025
Kemudian rilis kinerja terbaru sampai posisi Q2 2025 sudah cukup ada perbaikan, di mana pendapatan turun 4% saja secara YoY, dari Rp1.89 triliun menjadi Rp1.82 triliun. Sedangkan untuk laba kotornya turun 6% menjadi Rp1.04 triliun.Untuk laba bersih turun tipis 1% saja menjadi Rp600.4 miliar.
Rincian Laba Rugi SIDO Q2 2025. Source: Laporan Keuangan SIDO Q2 2025
Itu artinya kinerja posisi Q2 2025 saja ada kenaikan yang bagus. Secara kuartalan pendapatan naik 32% YoY menjadi Rp1.03 triliun dari sebelumnya Rp789 miliar. Kemudian laba kotornya naik 52% YoY menjadi Rp628.5 miliar, dan laba bersih naik cukup tinggi mencapai 58% YoY menjadi Rp367.5 miliar. Kenaikan pendapatan terdorong dari segmen jamu herbal dan suplemen yang naik hingga 97%, sebagai segmen dengan kontribusi terbesar.
Petumbuhan Kinerja SIDO Kuartal vs Kuartal
Kinerja yang bagus secara kuartalan ini karena pada Q2 2025 telah berakhirnya bulan Ramadhan, dan juga karena musim liburan sekolah. Yang biasanya akan mendorong permintaan produk SIDO untuk jaga-jaga selama perjalanan liburan.
Perbandingan Kinerja SIDO Q1 dan Q2 sepanjang tahun 2020 – 2025.
Jadi kalau kita telusuri perjalanan panjang kinerja SIDO dengan harga sahamnya. Maka penurunan harga saham SIDO yang terjadi sejak tahun 2022, juga sejalan dengan kinerja perusahaan yang turun. Di mulai pada tahun 2022 hingga 2023, yang di mana saat itu laba bersihnya turun masing-masingnya menjadi Rp1.1 triliun dan Rp950.6 miliar.
Kemudian memasuki tahun 2024 kinerja SIDO sempat membaik, yang mencapai laba bersih sebesar Rp1.17 triliun. Untuk tahun 2025 ini sendiri kami memproyeksi pendapatan turun 5%, dan laba bersihnya stagnan karena kondisi ekonomi yang sebenarnya belum stabil. Namun jika ekonomi berangsur pulih, maka ada potensi laba bersihnya juga ikut naik. Dan hal ini berpotensi mendorong kenaikan harga saham SIDO ke depannya.
Anda sedang ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Maka sekarang bisa menggunakan Monthly Investing Plan yang telah terbit!
Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…

Neraca Keuangan
SIDO merupakan salah satu perusahaan yang memiliki neraca sangat sehat. Pada posisi Q2 2025 SIDO memiliki kas dan setara kas yang mencapai Rp623 miliar, (17% dari total aset perusahaan yang sebesar Rp3.6 triliun).
Neraca Keuangan SIDO Q2 2025. Source: Laporan Keuangan SIDO Q2 2025
Sedangkan dari sisi liabilitas, perusahaan sama sekali tidak memiliki hutang bank dan obligasi (hutang buruk). Sehingga kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki neraca yang sangat sehat. Bahkan kas perusahaan bisa untuk membayar seluruh liabilitasnya yang mencapai Rp312.8 miliar.
Posisi Liabilitas SIDO Q2 2025. Source: Laporan Keuangan SIDO Q2 2025
Dari sisi ekuitas, perusahaan mencatatkan penurunan menjadi Rp3.3 triliun, dan ini cukup wajar karena laba bersih yang diperoleh perusahaan itu 100%-nya dibagikan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk dividen.
Posisi Ekuitas SIDO Q2 2025. Source: Laporan Keuangan SIDO Q2 2025
Dividen dan Valuasi Harga Saham
Sejak tahun 2020, perusahaan membagikan dividen dengan payout ratio yang mencapai 90% hingga 100%. Artinya mayoritas laba bersih perusahaan, bahkan seluruh laba bersih perusahaan dibagikan sebagai dividen. Memperlihatkan bahwa SIDO merupakan perusahaan yang sangat royal terhadap para pemegang sahamnya.
Pada tahun buku 2024, dividen per saham yang dibagikan SIDO mencapai Rp39, dengan menggunakan harga saham saat ini Rp520, maka dividen yield-nya mencapai 7.5%.
Sedangkan untuk tahun buku 2025, jika laba bersih tahun ini bisa menyamai pencapaian tahun 2024 yang mencapai Rp1.17 triliun, dan dividen payout ratio-nya juga sama mencapai 100%. Maka dividen per saham sebesar Rp39.3, sehingga dengan harga saham Rp520 akan memberikan dividen yield sekitar 7.56%.
Agak berbeda dengan tahun buku 2024, karena SIDO yang melakukan buyback saham tahun ini. Sehingga penerimaan dividen untuk pemegang saham bisa lebih besar, perhitungan ini mengacu data pemegang saham posisi akhir Juni 2025.
Apakah pembagian dividen dengan payout ratio mencapai 100% ini aman untuk keuangan SIDO ke depannya? Menurut kami masih akan baik-baik saja, karena perusahaan memiliki kas yang cukup besar, tidak ada hutang bank dan obligasi.
Sedangkan untuk ekspansi bisnis seperti membangun pabrik juga belum dibutuhkan karena utilisasi pabrik SIDO rata-ratanya masih di 50%, yang artinya kapasitas produksinya belum beroperasi secara penuh. Sehingga ekspansi penambahan pabrik belum dibutuhkan.
Estimas Dividen per Share SIDO. Source: Laporan Tahunan SIDO 2024
Kemudian dari sisi valuasi harga saham, proyeksi ROE tahun 2025 ini bisa mencapai 35.09%. Meskipun proyeksi laba bersih tahun 2025 ini tidak naik, hal ini terjadi karena ekuitas yang turun. Proyeksi ROE 2025 tersebut menjadi yang tertinggi kedua, sejak tahun 2014, di mana pernah mencapai 36.32% pada tahun 2021.
Di harga saham Rp520 menunjukkan valuasi PBV sebesar 4.64x yang menjadi level terendah sejak tahun 2019. Di mana ROE jauh lebih bagus dibandingkan ROE beberapa tahun sebelumnya, terkecuali tahun 2021.
Kemudian untuk PER mencapai 13x yang menjadi level terendah sejak tahun 2014. Dengan valuasi yang lebih rendah dibandingkan histori disisi lain ROE yang membaik, kira–kira bagaimana menurutmu? Apakah SIDO bisa dikatakan saham UNDERVALUE saat ini?
Jadi gimana menurut pandangan teman-teman investor terhadap kinerja saham SIDO saat ini? Optimis atau sebaliknya?***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.