Daftar Isi
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
Spin-off AADI yang diumumkan oleh ADRO pada awal September 2024 kemarin telah menarik perhatian investor. Langkah strategis ini memicu diskusi hangat karena hal ini menjadi kali pertamanya terjadi. Lalu bagaimana potensi-peluang dan risiko dari aksi korporasi tersebut? Menarikkah untuk ikut IPO AADI? simak ulasan singkatnya!
Profil Singkat
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), yang berdiri sejak 2004, merupakan salah satu pemain utama di sektor energi Indonesia. Perusahaan ini membagi bisnisnya ke dalam tiga pilar utama: Adaro Energy, yang fokus pada batubara termal; Adaro Minerals, yang mengelola batubara metalurgi dan pengolahan mineral; serta Adaro Green, yang berfokus pada energi terbarukan seperti tenaga air, angin, dan surya.
Source: Bisnis.com
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), yang merupakan spin-off dari ADRO, adalah perusahaan induk yang menaungi bisnis tambang batubara termal, logistik, dan pengelolaan aset. Kegiatan operasionalnya mencakup transportasi batubara, pengangkutan BBM, pemeliharaan jalur sungai, hingga pengelolaan pelabuhan. Sebagai bagian dari grup Adaro, AADI memiliki 7 aset pertambangan batu bara termal yang membawa potensi besar untuk memperkuat sektor energi sekaligus menarik perhatian investor melalui IPO-nya.
Struktur Pemegang saham AADI: Sebelum IPO, Setelah IPO dan PUPS
Setelah aksi IPO dan Penawaran Umum Terbatas (PUPS) nanti, struktur kepemilikan AADI mengalami transformasi signifikan. Sebelum PUPS, ADRO menguasai 90% saham AADI, dengan sisa 10% dimiliki oleh masyarakat melalui IPO.
Namun, pasca PUPS, dominasi ADRO sepenuhnya dialihkan kepada berbagai pemegang saham strategis, yakni: PT Adaro Strategic Investment (ASI) muncul sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 41,10%. Sementara Garibaldi Thohir, tokoh kunci dalam grup Adaro, mengambil porsi individu sebesar 5,78%. Selain itu, masyarakat kini memiliki lebih dari separuh saham AADI, yaitu 53,12%, melalui kombinasi pemegang saham ADRO yang dialihkan dan saham IPO.
Struktur Shareholder AADI setelah “IPO sebelum PUPS” vs “Setelah IPO dan PUPS”. Source: Prospektus AADI
Dengan porsi gabungan sebesar 53.12%, kepemilikan masyarakat (baik yang sebelumnya merupakan pemegang saham ADRO maupun melalui IPO) melampaui kepemilikan ASI yang mencapai 41.10%, serta Garibaldi Thohir dengan 5.78%.
Ada lebih dari 900 emiten yang terdaftar di BEI, untuk mempermudah memantau kinerja laporan keuangan dan rasio-rasionya, maka bisa memanfaatkan Cheat Sheet yang telah terbit!
Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Cheat Sheet, bisa menggunakan voucher di bawah ini.
Kontribusi AADI di ADRO
Spin-off AADI membawa sejumlah risiko yang perlu diperhatikan oleh para investor ADRO, sebab kontribusi besar AADI terhadap kinerja keuangan ADRO yang menyumbang 52.9% dari total aset ADRO, 89.4% dari pendapatan, dan 104.8% dari laba bersih.
Dengan spin-off AADI ini, ADRO berisiko mengalami penurunan aset, pendapatan dan laba, setidaknya dalam beberapa kuartal pertama setelah spin-off. Selain itu, AADI yang sebelumnya berkontribusi signifikan terhadap total aset ADRO akan mengurangi nilai aset yang dimiliki ADRO, sehingga dapat menurunkan daya tarik saham ADRO di mata investor.
Kontribusi keuangan AADI terhadap ADRO. Source: theinvestor.id
Spin-off ini juga dapat menimbulkan ketidakpastian di kalangan investor, yang mungkin khawatir dengan berkurangnya stabilitas keuangan ADRO akibat hilangnya sumber pendapatan utama. Namun, masih tetap menguntungkan bagi AADI dalam jangka panjang dengan posisi keuangan yang cukup solid.
Pasar Batu Bara Termal AADI
Dari sisi pemasaran dan penjualan, produk batu bara termal AADI banyak digunakan di sektor pembangkit listrik, pengolahan logam, dan semen, dengan sebagian besar permintaan berasal dari Indonesia dan pasar Asia.
Berdasarkan data 6M24, AADI mencatatkan total pendapatan USD 2.119 juta, di mana kontribusi terbesar berasal dari ekspor, terutama ke China (20.10%) dan Malaysia (19.74%). Selain itu, Jepang, Korea, dan India juga menyumbang persentase signifikan. Pendapatan domestik AADI mencapai USD537.10 juta atau 20.22%. Menunjukkan bahwa meskipun pasar ekspor mendominasi, pasar domestik tetap berperan penting dalam kinerja perusahaan.
China | 20.10% | Hongkong | 6.49% |
Malaysia | 19.74% | Taiwan | 4.42% |
Jepang | 13.72% | Filipina | 4.20% |
Korea | 13.69% | Thailand | 2.68% |
India | 11.30% | Lainnya | 3.68% |
Rangkuman pemasaran dan penjualan AADI. Source: Prospektus AADI
Rencana IPO AADI: Penawaran Saham dan Penggunaan Dana
Perseroan menawarkan 778.7 juta lembar saham dalam rangka IPO, yang setara dengan 10% dari total saham yang beredar. Dengan harga penawaran yang berkisar antara Rp4.590 hingga Rp5.900 per saham, nilai total dari penawaran umum ini diperkirakan mencapai sekitar Rp4.59 triliun.
Dengan kisaran harga IPO Rp4.590- Rp5.900 per lembar saham, valuasi AADI berada pada P/E 2024 sebesar 1.41 – 1.68 kali, atau diskon 75% dari rata-rata sektornya. Dengan begitu, saham AADI memiliki potensi kenaikan harga yang signifikan sebesar 222% ke level Rp 16.900.
Adapun, dana hasil IPO AADI ini akan digunakan untuk beberapa hal strategis: 40% untuk pinjaman kepada anak perusahaan PT Maritim Barito Perkasa (MBP), 15% untuk pembayaran kembali pinjaman kepada PT Adaro Indonesia (AI), dan 45% untuk pembayaran sebagian pokok pinjaman kepada ADRO. Langkah ini bertujuan memperkuat struktur keuangan dan mendukung pertumbuhan jangka panjang AADI.
Kinerja Keuangan
Berdasarkan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya, berikut analisis lebih mendalam terkait pendapatan dan laba periode/tahun berjalan AADI:
Pendapatan Usaha
Pada 30 Juni 2024, pendapatan usaha tercatat sebesar USD2.66 miliar, mengalami penurunan sebesar 18.41% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (2023) yang sebesar USD3.26 miliar. Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya harga jual rata-rata batu bara sebesar 23%, walaupun volume penjualan batu bara naik sebesar 5% untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan batu bara mencakup 96% dari total pendapatan usaha Grup Perseroan, seperti pada rincian dibawah ini…
Source: Prospektus AADI
Laba Bersih YoY
Laba periode/tahun berjalan juga mengalami penurunan signifikan, tercatat sebesar USD922.77 juta, yang turun 28.20% dibandingkan dengan laba pada tahun sebelumnya yang sebesar USD1.29 miliar. Meskipun terjadi penurunan pada laba, total penghasilan komprehensif periode berjalan, setelah pajak, tercatat sebesar USD911.23 juta, meningkat sebesar 11% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (2023) yang sebesar USD 822,59 juta. Peningkatan ini lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan laba periode berjalan, karena adanya kerugian komprehensif yang timbul akibat selisih kurs dalam penjabaran laporan keuangan. Hal ini mencerminkan upaya perusahaan dalam memitigasi risiko penurunan pendapatan dan kinerja keuangan akibat penurunan harga batu bara yang terjadi sejak tahun 2022.
Rasio Penting AADI
Rasio keuangan AADI per 30 Juni 2024 menunjukkan kinerja yang solid. Dengan Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 1,0x dan Debt to Asset Ratio (DAR) 0.5x, AADI memiliki struktur pembiayaan yang seimbang, mengandalkan utang dan ekuitas secara proporsional.
Selain itu, AADI menunjukkan efisiensi yang sangat baik dalam menghasilkan laba dengan Return on Equity (ROE) yang tinggi sebesar 68% dan Return on Assets (ROA) 34%. Rasio-rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang signifikan dari ekuitas dan aset yang dimiliki, menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam memanfaatkan sumber daya untuk menghasilkan keuntungan.
Underwriter AADI: Trimegah Sekuritas Indonesia (LG)
Dari sisi penjamin pelaksana dan penjamin emisi efek, AADI didukung oleh Trimegah Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi atau underwriter. Beberapa contoh emiten dengan UW dari sekuritas tersebut adalah dari BIKE, ELPI, MAHA, dan MUTU, dimana saat hari pertama listing beberapa emiten tersebut Auto Rejection Atas (ARA) sekitar 35%.
Emiten | Tanggal Pencatatan | Kinerja Harga Saat IPO | Kinerja 5Y |
BIKE | 21 Maret 2022 | +34% | +117,95% |
ELPI | 8 Agustus 2022 | +35% | +27,74% |
MAHA | 25 Juli 2023 | +35% | -21,05% |
MUTU | 9 Agustus 2023 | +34% | -41,54% |
Kinerja UW. Source: BEI
Jadwal IPO
Perlu untuk diketahui oleh calon investor AADI, penawaran umum saham dijadwalkan akan berlangsung pada 29 November hingga 3 Desember 2024. Setelah periode penawaran umum, proses penjatahan saham akan dilaksanakan pada 3 Desember 2024.
Investor yang mendapatkan alokasi saham akan menerima distribusi saham secara elektronik pada 4 Desember 2024, sementara pengembalian uang pemesanan bagi investor yang tidak mendapatkan alokasi akan dilakukan pada tanggal yang sama. Terakhir, saham AADI akan mulai dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Desember 2024.
Kesimpulan
IPO AADI menghadirkan peluang yang menarik sekaligus memerlukan perhatian bagi pemegang saham ADRO. Sebelum spin-off, AADI berkontribusi besar terhadap total aset, pendapatan, dan laba bersih ADRO, dengan menyumbang 52.9% dari total aset dan 89.4% dari pendapatan. Dengan AADI yang kini akan berdiri sendiri, ADRO berisiko kehilangan sebagian besar kontribusi pendapatan dan asetnya, yang tentunya dapat memengaruhi kinerja harga ADRO.
Bagi holder ADRO, partisipasi dalam Penawaran Umum Terbatas (PUPS) AADI menjadi pilihan yang patut dipertimbangkan. Dengan valuasi yang cukup rendah, P/E AADI yang berada pada kisaran 1.41 – 1.68 kali, jauh di bawah rata-rata sektornya, memberikan potensi kenaikan harga hingga 222%. Hal ini bisa jadi peluang untuk mengambil bagian dalam potensi pertumbuhan AADI, yang setelah spin-off memiliki struktur keuangan solid.
Bagi holder ADRO yang ingin tetap terlibat dalam pertumbuhan AADI, berpartisipasi dalam PUPS dapat menjadi strategi untuk mempertahankan eksposur terhadap potensi kinerja AADI di masa depan. ***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.