Terakhir diperbarui Pada 16 Oktober 2024 at 4:32 pm
Daftar Isi
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
Kinerja solid CLEO 2Q2024 terjadi di seluruh segmen usaha Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), dengan lonjakan laba bersih sebesar 70.9% YoY menjadi Rp220.22 miliar. Tak pelak kinerja solid ini menjadi rekor terbaru yang tertinggi pernah diraih produsen AMDK sepanjang kiprahnya. Terlebih lagi dalam beberapa waktu terakhir, CLEO sedang agresif berekspansi pabrik. Lantas apakah sentiment tersebut menjadi pertanda bahwa harga sahamnya akan naik?
Review Kinerja Solid CLEO 2Q2024 di Seluruh Segmen Penjualan
PT Sariguna Primatirta Tbk (sticker code: CLEO) salah satu perusahaan yang memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), dengan merek dagang yang telah banyak dikenal, yakni CLEO. Sejak kehadirannya dalam bisnis AMDK, perusahaan secara konsisten mampu menunjukkan pertumbuhannya sejak tahun 2003, hingga 2024 berjalan ini.
Berdasarkan laporan keuangan CLEO 2Q2024, penjualan di seluruh segmen mengalami peningkatan sekitar 32.8% YoY menjadi Rp1.29 triliun, dibandingkan periode 2Q2023 yang sebesar Rp975.67 miliar. Segmentasi penjualan CLEO sendiri terdiri dari Botol, Bukan Botol, dan lain-lain. Menariknya seluruh segmen tersebut sama-sama mengalami peningkatan yang positif. Jika dilihat berdasarkan kontribusi dari jumlah penjualan bersih, maka:
- Segmen Botol senilai Rp698.11 miliar, berkontribusi sekitar 54.1% terhadap total penjualan.
- Segmen Bukan Botol senilai Rp575.92 miliar, berkontribusi sekitar 44.6% terhadap total penjualan.
- Lain-lain senilai Rp22.44 miliar, berkontribusi sekitar 1.73% terhadap total penjualan.
Artinya sampai dengan 2Q2024, segmen AMDK dalam Botol masih menjadi kontributor terbesar bagi perusahaan, bahkan pada penjualan dengan Pihak Ketiga maupun dengan Pihak Berelasi. Berikut ini adalah rinciannya:
Catatan 27. Penjualan Bersih CLEO. Source: Laporan Keuangan CLEO 2Q2024
Sejalan peningkatan tersebut, Beban Pokok Penjualan CLEO juga ikut naik 20.1% YoY menjadi Rp537.35 miliar, dari sebelumnya Rp447.33 miliar. Dengan beban pokok terbesar berasal dari total Beban Pokok Produksi senilai Rp601.81 miliar, dan Bahan baku yang digunakan sebesar Rp327.11 miliar. Disusul Upah tenaga kerja langsung dan tidak langsung sebesar Rp98.37 miliar.
Sementara Beban Usaha juga rata-rata mengalami kenaikan biaya:
- Beban Penjualan naik 27.3% YoY, menjadi Rp364.78 miliar dari Rp286.42 miliar. Dengan rata-rata pos mengalami kenaikan biaya…
Catatan 29. Beban Usaha CLEO. Source: Laporan Keuangan CLEO 2Q2024
- Begitu juga dengan Beban Umum dan Administrasi yang naik 26.7% YoY menjadi Rp79.05 miliar, dari periode sebelumnya Rp62.36 miliar. Dengan Beban Umum terbesar berasal dari biaya Sewa sebesar Rp9.89 miliar (vs 2Q2023 Rp1.42 miliar) dan juga biaya Lain-lain sebesar Rp9.70 miliar (vs 2Q2023 Rp5.64 miliar). Berikut rincian kenaikan Beban Umum dan Administasi:
Catatan 29. Beban Umum dan Administrasi CLEO. Source: Laporan Keuangan CLEO 2Q2024
- Beban Keuangan juga tercatat naik. Terutamanya karena ada Bunga pinjaman bank sebesar Rp13.13 miliar, dan juga Bunga atas liabilitas sewa Rp74.25 juta. Kedua hal tersebut menyebabkan beban keuangan perusahaan di 2Q2024 membengkak mencapai Rp14.45 miliar.
Catatan 30. Beban Keuangan CLEO. Source: Laporan Keuangan CLEO 2Q2024
- Sedangkan pada pos Lain-lain Bersih, CLEO berhasil mendapatkan selisih kurs bersih yang signifikan senilai Rp2.44 miliar. Sayangnya CLEO harus menanggung Rugi penjualan dan pelepasan asset tetap mencapai -Rp17.00 miliar. Yang dimaksud dengan Rugi penjualan dan pelepasan asset tetap ini adalah galon-galon yang kondisinya sudah tidak layak digunakan karena pecah dan bocor. CLEO sendiri memiliki jatah waktu berkala untuk melakukan penghancuran terhadap gallon-galon yang sudah tidak layak pakai tadi.
Catatan 31. Lain-lain Bersih CLEO. Source: Laporan Keuangan CLEO 2Q2024
Dari pos yang sudah dijelaskan, penjualan CLEO memang meningkat positif dengan nilai Rp1.29 triliun di 2Q2024. Dengan kontribusi terbesar berasal dari Segmen Botol senilai Rp698.11 miliar, atau sekitar 54.1% terhadap total penjualan.
Hanya saja, dapat dikatakan bahwa CLEO belum sepenuhnya mampu menjaga efisiensi operasionalnya. Hal ini terlihat dari bengkaknya Beban Pokok Penjualan sebesar 20.1% YoY menjadi Rp537.35 miliar, dari sebelumnya Rp447.33 miliar. Disusul dengan bengkaknya Beban Usaha (Beban penjualan, Beban umum dan administrasi, Beban keuangan, hingga pos Lain-lain bersih).
Beruntungnya CLEO tidak mengalami kerugian, melainkan justru mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 70.9% YoY menjadi Rp220.22 miliar di 2Q2024, lebih tinggi dari Rp128.80 miliar pada 2Q2023.
Laba Bersih CLEO 2Q2024. Catatan 29. Source: Laporan Keuangan CLEO 2Q2024
Tak pelak kinerja solid CLEO 2Q2024 menjadi rekor baru yang tertinggi pernah diraih produsen AMDK ini di sepanjang kiprahnya. Sekaligus menandai bahwa perusahaan konsisten dalam mencetak pertumbuhan positif di setiap tahunnya. Dengan total penjualan di seluruh segmen meningkat 32.8% YoY menjadi Rp1.29 triliun dan rata-rata pertumbuhan CAGR 22.8%, tentu membuat posisi CLEO sangat diuntungkan secara pendapatan.
NPM dan GPM CLEO 2Q2024 Tumbuh Positif
Berdasarkan pertumbuhan Gross Profit Margin (GPM) juga tumbuh positif di level 59%, sejalan dengan meningkatnya Laba kotor perusahaan. GPM yang tinggi ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa CLEO memiliki keunggulan secara kompetitif di industrinya. Sehingga kinerja solid CLEO berhasil memberikan keuntungan penjualan dari setiap produk. Bahkan secara historical gross profit margin yang didapatkan CLEO terbilang konsisten bertumbuh setiap tahunnya.
Historical GPM CLEO. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team
Dengan GPM yang meningkat tersebut, maka laba bersih juga meningkat sebesar 70.9% YoY, pada gilirannya ini mendorong pertumbuhan Net Profit Margin ke level 17%. Hal tersebut menandakan bahwa di 2Q2024 ini, CLEO bisa merasakan keuntungan penjualan yang lebih tinggi lagi dari tahun sebelumnya. Bahkan secara historical, Net Profit Margin yang dimiliki CLEO ini sukses terus bertumbuh secara year on year.
Historical NPM CLEO. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team
Dan di atas tadi sudah dibahas, bahwa ada sejumlah Beban yang naik seiring dengan penjualan yang juga meningkat. Ternyata dari sisi pertumbuhan profitabilitas GPM dan NPM CLEO masih menunjukkan pertumbuhan. Ini berarti meningkatnya penjualan dan pertumbuhan labanya lebih besar, dari pada kenaikan cost-nya, sehingga ini adalah hal yang baik bagi perusahaan.
Kinerja Solid CLEO juga Tercermin dari Neraca Keuangan 2Q2024
Di kuartal II-2024, total liabilitas CLEO adalah sebesar Rp787.44 miliar. Sedangkan total ekuitas CLEO mencapai Rp1.62 triliun. Yang menghasilkan Debt to Equity Ratio di level 0.48x, artinya masih sangat memungkinkan bagi CLEO memenuhi seluruh liabilitasnya dengan mengandalkan modal perusahaan yang tersedia.
Historical DER CLEO. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team
Dan jika melihat CLEO dari sisi pertumbuhan likuiditas, maka total Aset lancar yang berhasil dihimpun CLEO di 2Q2024 ialah Rp482.78 miliar, turun dari periode 2Q2023 yang sebesar Rp533.00 miliar. Dan untuk total liabilitas jangka pendek 2Q2024 adalah sebesar Rp464.82 miliar, angka ini sedikit membengkak dari periode 2Q2023 yang sebesar Rp441.89 miliar.
Jika dibandingkan Aset lancar dengan Libilitas jangka pendek (Rp533.00 miliar : Rp464.82 miliar). Maka Liquidity Ratio CLEO di level 1.04x, mengindikasikan perusahaan masih memiliki kemampuan untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya.
Historical Liquidity Ratio CLEO. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team
Likuiditas CLEO yang turun ini, memang dipengaruhi oleh sejumlah pos yang meningkat, berikut rinciannya:
Liabilitas CLEO. Source: Laporan Keuangan CLEO 2Q2024
Dari data di atas, membengkaknya jumlah Liabilitas jangka pendek CLEO disebabkan oleh beberapa pos: Utang Usaha naik, baik itu pihak berelasi (Rp50.77 miliar 2Q2024 vs Rp41.94 miliar 2Q2023) dan pihak ketiga (Rp87.86 miliar vs Rp68.97 miliar).
CLEO juga mencatatkan adanya Utang Pajak yang membengkak (Rp46.50 miliar 2Q2024 vs Rp39.06 miliar 2Q2023). Pada catatan kaki 16. Perpajakan, utang pajak ini terdiri dari perusahaan dan entitas anak. Tercatat utang pajak perusahaan terbesar, berasal dari Pasal 29 sebesar Rp21.67 miliar (utang pajak periode 2Q2023 sebesar Rp22.87 miliar), dan Pasal 25 sebesar Rp3.19 miliar (utang pajak ini di periode 2Q2023 tidak ada). Sedangkan utang pajak entitas anak yang paling terbesar ialah Pasal 29 sebesar Rp5.13 miliar (utang pajak periode 2Q2023 sebesar Rp2.46 miliar).
Tidak hanya itu, di 2Q2024 kemarin CLEO juga dibebani dengan Utang Bank jangka panjang yang sudah memasuki masa jatuh tempo dalam waktu satu tahun (Rp48.78 miliar 2Q2024 vs Rp46.64 miliar 2Q2023). Apabila dirincikan maka utang berdasarkan waktu jatuh tempo yang dimiliki perusahaan seperti berikut:
Catatan 16. Utang Usaha CLEO. Source: Laporan Keuangan CLEO 2Q2024
Kinerja Solid CLEO Tercemin pada Perputaran Kas
2Q2024 | 2Q2023 | Remarks | Best Indicators | |
Kas Operasi | Rp222.95 miliar | Rp220.93 miliar | Positif | |
Kas Investasi | -Rp292.21 miliar | -Rp153.49 miliar | Negatif | |
Kas Pendanaan | -Rp111.92 miliar | -Rp40.25 miliar | Negatif |
Arus Kas CLEO. Source: Laporan Keuangan CLEO 2Q2024
Secara keseluruhan Penerimaan kas masuk dari pelanggan tercatat lebih kecil, dibandingkan kas yang keluar. Ini karena CLEO masih agresif melakukan pengembangan bisnis. Dengan cara membeli asset berupa tanah, bangunan, mesin dan peralatan pabrik, kendaraan, peralatan kantor, hingga gallon/botol kaca. Salah satu aktivitas investasi CLEO di 2Q2024:
Catatan 12. Aset Tetap CLEO. Source: Laporan Keuangan CLEO 2Q2024
Kas pendanaan yang negatif juga menunjukkan upaya CLEO dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Mulai dari membayar pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang, membayar utang sewa pembiayaan dan juga pembiayaan konsumen, membayar liabilitas sewa, hingga melakukan pembayaran dividen tunai kepada para investor.
[Baca lagi: CLEO Siap Ekspansi, Bangun 3 Pabrik Baru]
Ekspansi Pabrik Baru Sepanjang 2024
Kinerja solid CLEO yang terjadi di seluruh segmen penjualan, sangat wajar terjadi. Mengingat sampai dengan 2024 berjalan ini, CLEO masih memegang komitmennya dalam berekspansi bisnis berupa penambahan pabrik produksi AMDK. Hal tersebut persis seperti yang diungkapkan CLEO melalui paparan Public Expose Mei 2024 kemarin.
Sampai dengan akhir tahun 2024, setidaknya CLEO telah memiliki sebanyak 32 pabrik. Ditambah lagi dengan progress ekspansi pabrik di 2024 berjalan ini, yakni:
Ekspansi Pabrik 2024. Source: Public Expose CLEO 2024
Tujuan ekspansi pabrik baru ini tentu untuk meningkatkan kapasitas produksi, agar dapat memenuhi permintaan pasar. Termasuk untuk mendukung perluasan pasar ke daerah-daerah yang belum dijangkau – seperti di wilayah Indonesia Timur. CLEO optimis dengan semakin banyaknya pabrik AMDK di bawah naungannya, maka akan dapat memangkas biaya logistik dan juga waktu pengiriman ke daerah-daerah baru. Serta mempercepat proses distribusi AMDK ke daerah-daerah yang disasar.
Disamping itu, pabrik-pabrik baru ini juga akan dilengkapi dengan teknologi produksi yang modern, sehingga perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional. Bahkan tidak menutup kemungkinan, adanya pabrik baru juga akan dimanfaatkan untuk mendiversifikasikan produk AMDK, beserta produk turunan lainnya.
Kinerja Solid = Bebas Risiko?
Sayangnya meski kinerja solid CLEO 2Q2024 tercapai, hal ini tidak serta merta membuatnya melenggang bebas risiko. Sebagai perusahaan yang memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), maka pertahanan bisnisnya sangat bergantung pada kekuatan brand yang dimiliki – ‘Cleo’. ‘
Perlu diingat juga, bahwa produsen AMDK ini tidak bergerak pada industri bisnis yang bersifat ‘capital intensive’. Di mana ini sangat memudahkan para kompetitor baru untuk masuk sebagai produsen AMDK, sehingga akan menimbulkan risiko berkurangnya pangsa pasar CLEO – sebagai pemain lama. Belum lagi dengan tuntutan inovasi produk dan harga jual AMDK yang membuat kompetisi semakin ketat.
Selain dari kinerja solid CLEO, ada hal lain yang perlu diperhatikan yakni posisi kas dan setara kas yang sebesar Rp43.93 miliar di 2Q2024. Angka ini sangat kecil bagi ukuran perusahaan dengan penjualan yang meningkat. Kas yang kecil ini, secara tidak langsung menandakan bahwa CLEO tidak memiliki dana cadangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kas yang sifatnya ‘mendesak’ di berbagai kondisi.
Penurunan kas dan setara kas CLEO sendiri, dipicu oleh Deposito berjangka yang sudah ditarik dalam nilai Rupiah, pada Bank BTN (BBTN) dan Bank BRI (BBRI) di 2Q2024 ini. Berikut rinciannya:
Catatan 5. Kas dan Setara Kas CLEO. Source: Laporan Keuangan CLEO 2Q2024
Kesimpulan
Secara keseluruhan kinerja solid CLEO 2Q2024 yang terjadi di seluruh segmen penjualan, baik itu Botol, Bukan botol dan Lain-lainnya. Memang tidak lepas dari keputusan CLEO yang lebih agresif berekspansi melalui pengembangan pabrik-pabrik baru.
Dan sebagai dampaknya, sejalan dengan kinerja yang terus meningkat. Harga saham CLEO juga berada dalam tren pertumbuhan dari awal tahun 2024, dengan historical seperti berikut:
Historical harga saham CLEO. Source: Finance.yahoo.com
Jika kinerja solid CLEO ini dapat berlanjut di kuartal berikutnya, bukan tidak mungkin harga sahamnya akan terapresiasi kembali! Hanya saja, perlu lebih berhati-hati jika pertumuhan kinerja CLEO terpatahkan, tentu harga sahamnya akan terkoreksi. Mengingat pergerakan harga saham CLEO saat ini ditopang oleh prospek pertumbuhan. Nah, menurut teman-teman investor sendiri apakah kinerja CLEO sudah mengalami pertumbuhan secara keseluruhan?***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.