
Terakhir diperbarui Pada 20 Mei 2025 at 9:53 am
Bulan Mei oleh banyak investor selalu diingat dengan fenomena Sell in May, Go Away, yang sering kali membuat investor lebih berhati-hati dalam memilih saham. Namun, meskipun ada potensi koreksi pasar secara historis, ada juga peluang menarik yang muncul, salah satunya dari IPO PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH). Sebagai emiten baru di sektor kesehatan, DKHH menawarkan kesempatan bagi investor untuk terlibat dalam industri yang terus berkembang pesat, yaitu layanan rumah sakit di Indonesia. Lalu, apakah IPO DKHH layak masuk dalam portofolio investasi para investor, di tengah fenomena Sell in May, Go Away? Mari kita ulas lebih dalam!
Daftar Isi
Sekilas Tentang DKHH dan Kegiatan Usahanya
PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) adalah perusahaan yang bergerak di sektor layanan kesehatan, khususnya dalam pengelolaan rumah sakit swasta. DKH Hospitals Group mengelola rumah sakit tipe C yang tersebar di wilayah strategis, termasuk di Cibadak Kabupaten Sukabumi, Kedungwaringin, dan di Sukatani Kabupaten Bekasi.
Kapasitas pelayanan medis Perseroan. Source: Prospektus DKHH
Kegiatan usaha DKHH mencakup layanan perawatan kesehatan dan pengobatan fisik, seperti perawatan jalan (rawat jalan) maupun rawat inap (opname). Berdasarkan prospektus, DKHH terus mengembangkan fasilitas dan meningkatkan kualitas layanannya, termasuk dengan memanfaatkan teknologi kesehatan terkini.
Prospek Singkat Perseroan
Berdasarkan prospektus perseroan, DKHH berada di posisi yang sangat strategis untuk memanfaatkan peluang besar di sektor kesehatan. Dengan perhatian pemerintah yang semakin meningkat terhadap sektor ini, seperti alokasi anggaran kesehatan 2024 sebesar Rp186.4 triliun yang mendukung program-program besar. Seperti halnya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan adopsi teknologi kesehatan, sehingga DKHH siap mempercepat ekspansi.
Kondisi ini akan cukup menguntungkan mengingat kapasitas tempat tidur rumah sakit di Indonesia yang terus berkembang, dengan 3.100 rumah sakit dan 385.000 tempat tidur pada 2022.
Meskipun rasio tempat tidur di Indonesia sudah melebihi standar WHO, yakni 1,4 tempat tidur per 1.000 penduduk, angka ini masih lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia yang memiliki rasio 1,9 tempat tidur per 1.000 penduduk. Hal ini memberikan peluang besar bagi DKHH untuk memperluas jangkauan layanannya, terutama di luar Pulau Jawa, yang masih memiliki keterbatasan akses layanan kesehatan.
Subscribe Monthly Investing Plan terbaru dapatkan Portfolio Update, ikuti Meet The Company, dan Live Discussion! Buruan!

Detail IPO dan Penggunaan Dana IPO
Dalam prospektus, perseroan menawarkan 530 juta saham atau sekitar 20.78% dari total modal melalui mekanisme e-IPO, dengan harga saham yang ditetapkan antara Rp100 hingga Rp132 per saham. IPO ini berpotensi mengumpulkan dana hingga Rp69.96 miliar, yang akan digunakan untuk berbagai tujuan ekspansi dan pengembangan rumah sakit. Termasuk renovasi dan pembelian peralatan medis.
Penggunaan Dana | Dana (Rp) | Persentase (%) |
Renovasi Rumah Sakit DKH Cibadak | Rp612 juta | 0.87% |
Pembangunan Gedung Baru | Rp40.76 miliar | 58.33% |
Pembangunan Ruang NICU, PICU, dan ICU | Rp15.76 miliar | 22.55% |
Peralatan Medis dan Modal Kerja | Rp3.61 miliar | 5.16% |
Rincian penggunaan dana IPO DKHH. Source: Prospektus
Sebagian besar dana IPO DKHH, sekitar Rp612 juta, akan digunakan untuk renovasi Rumah Sakit DKH Cibadak yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dari jumlah tersebut, Rp25 juta dialokasikan untuk perbaikan kecil. Seperti pengecatan dan penyesuaian pencahayaan ruang kantor manajemen.
Sementara itu, sekitar Rp587 juta akan digunakan untuk merenovasi 52 kamar rawat inap, agar sesuai dengan standar Kamar Rawat Inap Standar (KRIS). Guna menanggapi peningkatan jumlah pasien dan memastikan pelayanan rumah sakit tetap optimal dan memuaskan.
Selain itu, sekitar Rp40.76 miliar akan digunakan untuk pembangunan gedung baru di sekitar rumah sakit DKH Cibadak. Yang mencakup gedung lima lantai untuk fasilitas Poliklinik, Rawat Inap Eksekutif, dan Rawat Inap KRIS.
Sebagian dari dana tersebut, yakni Rp15.76 miliar, akan digunakan untuk membangun ruang NICU, PICU, dan ICU, serta untuk pengadaan peralatan medis penunjang. Sisa dana sebesar Rp3.61 miliar akan digunakan untuk membeli peralatan medis, seperti CT-Scan, serta untuk modal kerja yang meliputi pemasaran dan pembelian obat/farmasi melalui sistem Purchase Order (PO).
Selain dana IPO, DKHH juga mengalokasikan dana dari pelaksanaan Waran Seri I untuk modal kerja dan penguatan branding rumah sakit.
Dengan fokus besar pada ekspansi fasilitas dan peningkatan kualitas layanan. Maka bisa dikatakan penggunaan dana ini secara langsung telah menunjukkan komitmen DKHH, untuk memperluas kapasitas dan jangkauan layanan kesehatan. Terutama di wilayah yang masih terbatas aksesnya.
Kinerja Keuangan DKHH
DKHH mencatatkan pendapatan sebesar Rp126.03 miliar pada sepanjang 10 bulan pada 2024, yang menunjukkan peningkatan 15.68% YoY (vs Rp108.95 miliar).
Pendapatan DKHH. Source: Prospektus
Pendapatan tersebut terutama didorong oleh segmen rawat inap yang berkontribusi sebesar Rp68.2 miliar (54.1%), meningkat 5.2% YoY dari Rp64.8 miliar pada 2023. Sementara itu, pendapatan rawat jalan tercatat sebesar Rp39.7 miliar (kontribusi pendapatan sebesar 31.5%), mengalami kenaikan 12.9% YoY dibandingkan dengan Rp35.1 miliar pada tahun sebelumnya.
Kontribusi Pendapatan per Segmen DKHH. Source: Prospektus
Segmen farmasi, yang berkontribusi sebesar Rp12.0 miliar (9.5%), mengalami kenaikan signifikan sebesar 98.5% YoY dibandingkan dengan Rp6.1 miliar pada 2023. Segmen laboratorium tercatat Rp4.5 miliar (3.6%), meningkat 93.6% YoY dari Rp2.3 miliar pada 2023. Sedangkan pendapatan dari radiologi mencapai Rp1.5 miliar (1.2%), naik 179.6% YoY dari Rp520 juta pada tahun lalu.
Tren peningkatan yang konsisten terlihat di berbagai segmen usaha DKHH. Terutama pada farmasi, laboratorium, dan radiologi, yang mencatatkan pertumbuhan signifikan masing-masing mencapai hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan dari sisi laba bersih, laba bersih DKHH mengalami penurunan sebesar 59.3%, dari Rp5.33 miliar pada 2023, menjadi Rp2.17 miliar pada 2024.
Laba bersih tahun berjalan DKHH. Source: Prospektus
Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh kenaikan bunga pinjaman dan pengurangan jumlah pasien pasca-pandemi. Beban keuangan pada 10 bulan tahun 2024 juga tercatat sebesar Rp9.65 miliar, meningkat 85.5% YoY – dibandingkan dengan beban keuangan pada periode yang sama di tahun 2023 yang hanya sebesar Rp5.19 miliar. Kenaikan beban keuangan ini berkontribusi signifikan terhadap penurunan laba bersih perseroan, yang perlu dipertimbangkan calon investor DKHH.
Beban keuangan DKHH. Source: Prospektus
Jadwal IPO dan Underwriter DKHH
Penawaran umum perdana DKHH dimulai dengan masa penawaran awal atau book building, yang berlangsung dari tanggal 24 hingga 28 April 2025. Sedangkan masa penawaran umum untuk masyarakat dilaksanakan antara tanggal 2 hingga 6 Mei 2025, diikuti dengan tanggal pencatatan pada 8 Mei 2025.
Dari sisi underwriter, kinerja saham di bawah MNC Sekuritas (EP) memiliki rekam jejak yang cukup menarik untuk dipertimbangkan dalam menangani IPO saham.
Saham | Tanggal IPO | Kinerja Harga Saat Listing |
NAIK | 13 November 2024 | +34.6% |
PART | 5 Juli 2024 | +24.8% |
SPRE | 3 Juli 2024 | +9.6% |
BAIK | 15 Februari 2024 | -24.5% |
Kinerja Underwriter. Source: IDX
Sebagian besar saham yang ditangani menunjukkan kinerja positif pada hari listing. Meskipun ada satu saham, yakni BAIK yang mengalami penurunan -24.5% pada 15 Februari 2024. Namun hal ini tentu tidak terlepas dari kinerja fundamental yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Fenomena Sell in May Go Away
Dalam 10 tahun terakhir, IHSG mencatatkan kinerja negatif pada bulan Mei, dengan rata-rata penurunan sebesar -1.18% dan probabilitas mencapai 30%. Hal ini menjadi pertimbangan penting bagi calon investor dalam merencanakan investasi mereka, termasuk dalam saham IPO DKHH.
Mengingat fenomena sell in May, go away, serta melihat kinerja underwriter (UW) yang cukup menarik. Maka strategi untuk memanfaatkan momentum bullish jangka pendek dan melakukan aksi taking profit di bulan Mei bisa menjadi langkah yang bijak.
[Baca lagi: Hindari 5 Pertanyaan Dasar Ini, Agar Tidak Mudah Berspekulasi!]
Kesimpulan
PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) menunjukkan komitmen yang kuat dalam mengembangkan fasilitas dan kualitas layanannya di sektor rumah sakit swasta. DKHH berada di posisi yang strategis untuk memperluas jangkauan layanannya. Penggunaan dana IPO yang fokus pada renovasi rumah sakit, ekspansi fasilitas, serta pembelian peralatan medis. Setidaknya telah menunjukkan langkah DKHH yang lebih terencana, untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.
Meskipun DKHH mencatatkan peningkatan yang signifikan pada pendapatan di berbagai segmen usaha. Namun DKHH juga menghadapi tantangan penurunan laba bersih, akibat dari kenaikan beban keuangan yang cukup signifikan.
Namun, DKHH masih memiliki dukungan lain, melalui kinerja yang menarik dari underwriter MNC Sekuritas (EP). Serta adanya potensi ekspansi yang terus didorong oleh tren pertumbuhan sektor kesehatan di Indonesia. Maka dapat dikatakan bahwa IPO DKHH cukup menarik dipertimbangkan bagi calon investor.
Dan perlu diingat juga bahwa fenomena sell in May, go away yang kerap terjadi di pasar saham perlu dipertimbangkan. Terutamanya dalam menentukan jangka waktu dan strategi investasi pada saham DKHH.***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.