MYOR Bagi Dividen
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team  

Bulan depan rencananya MYOR bagi dividen Rp55 per saham, nilai tersebut setara 40% laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Kabar ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi investor yang berburu dividen, terlepas dari kinerja keuangan MYOR di FY2024, di mana terjadi penurunan laba sekitar 5.96% YoY meskipun penjualan meningkat 14.58% YoY. Belum lagi dengan pergerakan saham MYOR yang berada di rentang 2.000an – 2.110an. Lantas bagaimana dengan pertumbuhan laba MYOR berdasarkan kinerja LK 1Q2025? Apakah kinerja MYOR membuatnya layak untuk di hold?

 

MYOR Bagi Dividen Rp55 per Saham dari Laba Bersih FY 2024

Keputusan MYOR bagi dividen Rp55 per saham atau setara Rp1.22 triliun untuk periode tahun buku 2024, telah mengantongi persetujuan dari para Pemegang Saham. Yang disepakati melalui RUPST pada 10 Juni 2025 kemarin. Alokasi dividen tersebut, diambil dari 40% laba bersih MYOR di FY2024 yang sebesar Rp3.00 triliun dan akan didistribusikan pada 10 Juli 2025 mendatang.

MYOR mengklaim bahwa nilai dividen tersebut sebagai bentuk komitmen perusahaan kepada para pemegang saham. Adapun jika dilihat dari historical dividen per saham yang diberikan MYOR, maka Rp55 per saham termasuk nilai yang cukup besar:

Tahun

Dividen per Saham (TTM)

2025*

Rp55 per Saham*

2024

Rp55 per Saham

2023

Rp55 per Saham

2022

Rp35 per Saham

2021

Rp21 per Saham

2020

Rp52 per Saham

2019

Rp30 per Saham

2018

Rp29 per Saham

2017

Rp27 per Saham

2016

Rp21 per Saham

Historical Dividen MYOR. Source: Stockbit

Secara historical, MYOR termasuk saham di sektor Consumer Goods yang rajin membagikan dividen di setiap tahun. Dan terhitung sejak tahun 2023, dividen MYOR tercatat naik signifikan dari Rp35 per saham di tahun 2022, menunjukkan pertumbuhan dividen yang kuat.

Lantas apakah nilai dividen MYOR ini akan bertahan dan potensi meningkat ke depannya?

 

 

Update Kinerja MYOR Per LK 1Q2025

  • Neraca MYOR

Berdasarkan update kinerja keuangan MYOR per LK 1Q2025, total Aset mengalami penurunan tipis -2.22% YoY menjadi Rp29.06 triliun, dari total Aset 1Q2024 yang sebesar Rp29.72 triliun. Hal ini sejalan dengan jumlah Aset Lancar MYOR yang turun -4.03% YoY menjadi Rp18.81 triliun di 1Q2025, dari sebesar Rp19.60 pada 1Q2024. Disebabkan oleh penurunan Kas dan setara kas -20.43% YoY menjadi Rp3.66 triliun di 1Q2025, imbas simpanan Bank Pihak Berelasi dalam nilai Rupiah dan Pihak ketiga (Rupiah dan Mata Uang Asing) kompak menurun. Begitu juga simpanan Bank Pihak Ketiga, Mata Uang China dan Euro yang juga turun. Hal ini membuat porsi Kas MYOR turun di bawah posisi kas sebelum tahun 2023:

 Histori Cash MYOR. Source: Cheat Sheet Kuartal I-2025 by RK Team

Sedangkan Aset Tidak Lancar MYOR naik tipis 1.28% YoY menjadi Rp10.25 triliun di 1Q2025, dibandingkan Rp10.12 triliun pada 1Q2024. Salah satunya karena ada penambahan aset tetap pada 1Q2025, berupa Tanah, Mesin dan Peralatan, Peralatan Kantor, hingga Kendaraan.

 Aset Tetap MYOR 1Q2025. Source: LK MYOR Kuartal I-2025 

Sedangkan dari sisi total Liabilitas tercatat turun -10.93% YoY menjadi Rp11.24 triliun di 1Q2025, dari sebelumnya sebesar Rp12.62 triliun pada 1Q2024. Penurunan ini terutamanya terjadi karena Liabilitas Jangka Pendek MYOR turun signifikan -19.78% YoY menjadi Rp5.92 triliun di 1Q2025, dari Rp7.38 triliun pada 1Q2024. Penurunan signifikan berasal dari Utang Bank Jangka Pendek mencapai 48.54% YoY menjadi Rp1.41 triliun di 1Q2025, dari sebesar Rp2.74 triliun pada 1Q2024.

  Utang Bank Jangka Pendek MYOR. Source: LK MYOR Kuartal I-2025

Namun Liabilitas Jangka Panjang, naik 1.33% YoY menjadi Rp5.31 triliun di 1Q2025, dibandingkan Rp5.24 triliun pada 1Q2024. Terutamanya disebabkan oleh kenaikan Utang bank, di mana hal ini berkesinambungan dengan aksi investasi yang dilakukan MYOR yang melakukan pembelian aset tetap berupa Tanah, Mesin dan Peralatan, Peralatan Kantor, hingga Kendaraan. Langkahnya ini bisa jadi sebagai bentuk upaya perusahaan fokus dalam meningkatkan kapasitas produksi. Adapun berikut ini rincian berikut:

 Pinjaman Bank Jangka Panjang. Source: LK MYOR Kuartal I-2025

Adapun jika dibandingkan, antara Liabilitas Jangka Pendek Rp5.92 triliun vs Aset Lancar Rp18.81 triliun. Maka Liquidity Ratio MYOR di level 3.1x yang berarti perusahaan tidak akan mengalami kesulitan untuk membayar berbagai kebutuhan operasional atau kewajiban lainnya dalam waktu dekat, karena kemampuannya yang cukup baik dari Aset Lancarnya.

 Sedangkan antara Kas sebesar Rp3.66 triliun vs Liabilitas Jangka Pendek Rp5.92 triliun. Maka Cash Ratio MYOR 0.6x, ini berarti Kas yang dimiliki MYOR hanya cukup untuk sekitar 60% dari total kewajiban jangka pendeknya. MYOR tidak bisa secara langsung melunasi seluruh kewajiban jangka pendek hanya dengan kas. Hal ini memungkinkan MYOR harus mencari pendanaan lain, seperti dari piutang/persediaan, atau bahkan dana lain.

Dan dari membandingkan jumlah Liabilitas Rp11.24 triliun vs jumlah Ekuitas Rp17.52 triliun. Maka DER MYOR sebesar 0.64x, menunjukkan bahwa setidaknya perusahaan masih mampu mengatasi seluruh kewajiban hanya menggunakan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Posisi DER MYOR ini juga terbilang masih ideal, karena sektor Consumer Goods masih bisa bertumbuh tanpa perlu utang yang berjumlah besar.

 

 

  • Profitabilitas

Kabar baiknya, di kinerja LK 1Q2025 MYOR berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih dengan kenaikan sekitar 12.44% YoY menjadi Rp9.85 triliun, dari penjualan periode 1Q2024 yang sebesar Rp8.76 triliun. Berdasarkan rincian penjualan per segmen, MYOR memiliki tiga segmen produksi: Makanan Olahan Dalam Kemasan masih menjadi kontributor utama MYOR sekitar 60.30% terhadap total pendapatan; dan Minuman Olahan Dalam Kemasan berkontribusi 49.95% terhadap total pendapatan. Sedangkan untuk segmen Lainnya, tidak mencatatkan adanya kontribusi. Berikut rinciannya:

 Penjualan MYOR berdasarkan Segmen Produk. Source: LK MYOR Kuartal I-2025

Sementara dari sisi penjualan berdasarkan cakupan pasar, sampai dengan periode 1Q2025 penjualan lokal masih mendominasi, disusul oleh penjualan ekspor. Kedua pasar MYOR tersebut sama-sama mengalami peningkatan penjualan sepanjang 1Q2025.

 Penjualan MYOR berdasarkan Pasar. Source: LK MYOR Kuartal I-2025

Sayangnya jumlah retur yang ditanggung MYOR harus meningkat dari Rp1.67 miliar di 1Q2024, menjadi Rp3.49 miliar pada 1Q2025. Kenaikan retur secara tidak langsung menjadi ‘alarm’ tersendiri bagi MYOR, baik dari sisi operasional, maupun penurunan kualitas produk, maupun efektivitas distribusi.

Beban Pokok Penjualan MYOR juga membengkak 21.67% YoY menjadi Rp7.69 triliun di 1Q2025, dari Rp6.32 triliun pada 1Q2024. Hal ini dipicu oleh beberapa kondisi: 

    • Pertama, adanya kenaikan seluruh biaya produksi, terutama untuk bahan baku produksi seperti kakao, kopi, gula dan lainnya masih ada yang di impor dari luar. Adanya impor bahan ini cukup menantang bagi MYOR, karena ketika Dolar sedang menguat pada 1Q2025, akan membuat kinerja Rupiah melemah. Sehingga membuat biaya produksi menjadi lebih mahal, dan berdampak pada tertekannya COGS MYOR. 
    • Kedua, kenaikan signifikan pada harga bahan baku itu sendiri, seperti misalnya harga kakao maupun kopi. Yang pada gilirannya juga berkontribusi terhadap COGS yang kian tertekan. Gambaran harga kakao maupun kopi:

 Harga Kakao dan Kopi sepanjang periode 1Q2025. Source: tradingeconomics

    • Di saat yang sama, MYOR juga tidak dapat melakukan kenaikan harga jual, lantaran daya beli masyarakat Indonesia yang masih lemah. Tentu kondisi ini sangat berisiko bagi MYOR, apabila tetap menaikkan harga jual produk, bukan tidak mungkin  konsumen akan mencari produk makanan dan minuman ringan lain. 

Kondisi-kondisi di atas sangat membebani COGS, dan akhirnya menekan kinerja Laba Kotor MYOR di Rp2.16 triliun di 1Q2025. Berikut gambaran beban pokok penjualannya:

 Beban Pokok Penjualan MYOR. Source: LK MYOR Kuartal I-2025

Pada pos Beban Usaha MYOR tercatat membengkak dengan rincian berikut

    • Beban Penjualan MYOR naik 18.32% YoY menjadi Rp1.08 triliun di 1Q2025, dari Rp912.78 miliar pada 1Q2024 – yang disebabkan oleh iklan dan promosi yang mencapai Rp830.01 miliar dan Pengiriman Rp151.80 miliar.
    • Beban Umum dan Administrasi naik 11.72% YoY menjadi Rp232.86 miliar di 1Q2025, dari Rp208.42 miliar pada 1Q2024 – utamanya karena gaji yang naik hingga Rp130.09 miliar, dari sebelumnya Rp127.61 miliar.

Hal itu membuat Beban Usaha meningkat hingga 16.96% YoY menjadi Rp1.31 triliun di 1Q2025, dari sebelumnya Rp1.12 triliun pada 1Q2024. Dan menggerus Laba Usaha MYOR menjadi Rp846.19 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp1.31 triliun.

Tidak hanya peningkatan beban, bagian Penghasilan Lain-lain turut mencatatkan penurunan kinerja:

    • Penghasilan bunga turun 10.22% YoY menjadi Rp39.59 miliar, dari Rp44.10 miliar. Di mana Deposito berjangka mengalami penurunan 38.68% YoY, sedangkan Jasa Giro meningkat.

 Penghasilan Bunga MYOR. Source: LK MYOR Kuartal I-2025

    • MYOR juga memiliki Keuntungan penjualan aset tetap sebesar Rp1.51 miliar, angka ini turun signifikan dari Keuntungan sebesar Rp14.67 miliar di 1Q2024.

 Rincian Keuntungan Penjualan Aset Tetap MYOR. Source: LK MYOR Kuartal I-2025

    • Hanya saja MYOR cukup diuntungkan oleh adanya Keuntungan Selisih Kurs Mata Uang Asing yang meningkat menjadi sebesar Rp114.01 miliar, dibandingkan Rp74.62 miliar pada 1Q2024.
    • Beban bunga tercatat membengkak hingga Rp142.14 miliar, dari sebelumnya hanya Rp55.13 miliar pada 1Q2024, imbas rata-rata kenaikan beban bunga pada utang Obligasi, Pinjaman Bank, Utang Bank dan Liabilitas Sewa.

Beban Bunga MYOR. Source: LK MYOR Kuartal I-2025

    • Dan Penghasilan Lain-lain yang turun hingga Rp10.41 miliar, yang disebabkan oleh Lain-lain yang rugi Rp8.62 miliar. Meskipun di 1Q2025, penjualan barang bekas meningkat.

Penghasilan Lain-lain MYOR. Source: LK MYOR Kuartal I-2025

Akibatnya jumlah Penghasilan Lain-lain MYOR di 1Q2025 juga tertekan di angka Rp23.39 miliar, berbeda dengan periode 1Q2024 mencapai Rp93.48 miliar. Tak pelak, Laba Bersih MYOR tergerus ke angka Rp689.43 miliar di 1Q2025. Turun signifikan dari Laba Bersih Rp1.11 triliun pada 1Q2024.

 

 

  • Posisi Kas

Kas Operasi

Kas Investasi

Kas Pendanaan

Remarks

+ Rp709.06 miliar

– Rp377.93 miliar

– Rp1.28 triliun

Best Indicator

Kas Operasi MYOR positif senilai Rp709.06 miliar, mengindikasikan kas yang masuk ke perusahaan lebih besar dibandingkan kas yang keluar. Sekaligus menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan mampu menghasilkan arus kas yang stabil dari penjualan produknya. Hal ini menunjukkan kemampuan MYOR dalam menjaga likuiditas. 

Pada kas investasi tercatat negatif -Rp377.93 miliar, MYOR masih menggelontorkan dana untuk berinvestasi melalui pembelian Aset Tetap yang dapat digunakan untuk peremajaan dan mendukung pertumbuhan bisnis. Hal ini menjadi langkah yang positif, jika investasi yang dilakukan MYOR berhasil memberi kontribusi pada kapasitas produksi operasional.

Kas pendanaan juga negatif -Rp1.28 triliun, menunjukkan kalau MYOR masih berkomitmen terhadap kewajibannya, dengan memenuhi Utang bank jangka pendek dan Pinjaman bank jangka panjang. Sekaligus menunjukkan MYOR yang sangat menjaga kehati-hatiannya dalam manajemen utang.

 

Strategi Bisnis MYOR ke Depan

Mengacu pada Public Expose yang telah dirilis MYOR, saat ini perusahaan tengah fokus menggenjot kembali penayangan iklan produk-produknya, untuk mampu mencapai pangsa pasar yang lebih luas. Peningkatan iklan MYOR ini tercermin dari besarnya anggaran yang dipersiapkan MYOR pada 1Q2025 yang sebesar Rp830 miliar. Yang tujuannya memperkuat brand equity MAYORA di pasar utama, termasuk untuk menciptakan engagement melalui media digital dan sponsorship acara internasional. Terlebih lagi, makanan dan minuman yang diproduksi MYOR ini tidak berbatas usia, gender, lokasi, bahkan dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Hal ini memudahkan siapa saja untuk membeli produknya, dan MYOR mampu memenuhi seluruh permintaan pasar.

Bersamaan dengan itu, MYOR tengah gencar memproduksi varian baru, untuk makanan maupun minuman kemasan – dengan mengikuti perubahan selera konsumen. Salah satunya fokus pada produk makanan dan minuman sehat, seperti rendah gula maupun tanpa bahan pengawet.

MYOR juga tengah giat meningkatkan pangsa pasar ekspornya di lebih dari 100 negara – melalui pengembangan produk makanan dan minuman kemasan yang berbasis lokalitas di setiap negara. Beberapa langkah ekspansi ekspor MYOR ini tercermin dari:

  • Adanya kerja sama yang tengah di bangun bersama perusahaan afiliasi – Mayora AS, INC. Untuk dapat merambah pasar di Negara Paman Sam tersebut. Kerja sama tersebut sebagai bentuk uji coba penjualan produk MYOR di AS. Sekaligus untuk memperluas pangsa pasar dan memperkuat merk dagang produk. 
  • Terbukanya peluang pasar MYOR di Amerika Utara, berkat pengalaman pasar MYOR yang luas dan kontribusi ekspor yang juga signifikan hingga 45% – 50% dalam beberapa tahun terakhir. Produk MYOR bahkan berhasil memimpin pasar di beberapa Negara, pada kategori produk tertentu misalnya: Biskuit, Wafer, Energe, Candy, hingga Kopi. 

Perluasan pasar ekspor MYOR, tak lain adalah untuk mempertahankan pertumbuhan dan memperkuat posisi bisnis sebagai pemain utama industri makanan, dan minuman global. Termasuk untuk menandai adanya transisi percepatan menuju ekspansi global, melalui penguatan merk. Yang sudah tentu nantinya akan mendongkrak peningkatan volume ekspor.  

Ragam Produk MYOR. Source: website resmi Mayora

Hingga adanya rencana buyback saham MYOR sebanyak-banyaknya Rp1 triliun, dengan jumlah saham yang akan di buyback tidak lebih dari 20% dari jumlah modal disetor. Dan dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar 7.5% dari modal disetor perusahaan. Berdasarkan jadwal akan dilakukan mulai dari 11 Juni 2025 – 11 Juni 2026. Adapun biaya untuk buyback saham MYOR ini, rencananya hanya berasal dari kas internal perusahaan. Nantinya hasil dari buyback saham, akan dicatatkan sebagai saham treasuri.

 

 

Kesimpulan

Dengan MYOR bagi dividen Rp55 per saham untuk laba bersih FY2024, setidaknya telah menunjukkan komitmennya terhadap para pemegang saham. Dan berdasarkan kinerja LK 1Q2025, di mana laba bersih turun hampir 6% di tengah kenaikan penjualan, secara tidak langsung mencerminkan adanya tekanan pada profitabilitas. Akibat meningkatnya beban pokok penjualan yang cukup besar, mulai dari masih adanya bahan baku yang harus di impor, kenaikan harga bahan baku, hingga penguatan Dolar yang berimbas pada kenaikan biaya produksi. Ditambah juga dengan kenaikan beban usaha. Namun di lain sisi, justru terjadi  penurunan signifikan pada penghasilan lain-lain, sehingga laba bersih turun tajam 37.9% YoY.

Risiko MYOR lainnya adalah Utang Bank Jangka Pendek yang cukup besar Rp5.92 triliun. Sedangkan porsi Kas dan Setara kas yang dimiliki masih tergolong kecil  Rp3.66 triliun. Membuat Cash Ratio nya hanya 0.6x, membuat MYOR cukup terbatas untuk melunasi seluruh kewajiban jangka pendek hanya dengan kas nya. 

Beruntungnya, MYOR masih terbantu oleh neraca yang masih terjaga, dengan likuiditas dan struktur modal yang solid. Begitu juga dengan kas operasi yang positif menandakan kemampuan MYOR menjaga arus kas dari operasional. Di lain sisi, strategi bisnis MYOR ke depan juga terbilang masih kuat dan jelas, di mana perusahaan terus melakukan dan meningkatkan inovasi produk. Bahkan perusahaan masih akan melakukan penetrasi pasar lebih luas lagi, terutama untuk ekspor.

Pertanyaannya, apakah saham MYOR termasuk investasi yang masih layak Hold? Per artikel ini ditulis, MYOR sedang diperdagangkan pada PER 17.96x dan PBV 2.64x, dengan harga saham di kisaran 2.0170an. Secara valuasi saham MYOR tidak bisa dikatakan undervalue, atau bahkan overvalue. Melainkan termasuk ke kategori wajar, mempertimbangkan kinerja profitabilitasnya yang masih harus membutuhkan efisiensi yang diterapkan secara baik, guna memulihkan margin keuntungannya, yang per LK 1Q2025 ini GPM nya turun ke level 22%:

Histori Gross Profit Margin MYOR. Source: Cheat Sheet Kuartal I-2025 by RK Team

Nah gimana dengan teman-teman investor, apakah saham MYOR masih layak investasi?***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *