Biaya Investment Planning

Investment Planning (perencanaan investasi) adalah langkah penting, yang sebaiknya tidak dilewatkan investor dalam mengembangkan kekayaannya secara terarah. Tetapi di balik manfaatnya, rupanya ada aspek lain yang seringkali luput dari perhatian investor, yakni biaya investment planning. Padahal memahami komponen biaya ini dapat membantu pengambilan keputusan investasi, yang lebih terukur dan terhindar dari kerugian tak terduga. Lantas sebenarnya, hal apa yang perlu diketahui investor dari biaya investment planning ini?

 

Biaya Investment Planning, Mengapa Diperlukan?

Biaya investment planning, secara sederhana merupakan biaya transaksi yang perlu dibayarkan oleh investor sebagai klien, kepada jasa Penasihat Investasi atas perencanaan maupun pendampingan yang diberikan.

Biaya investment planning yang dikeluarkan, untuk kepentingan perencanaan dan pengelolaan investasi juga akan memengaruhi besaran total imbal hasil (net return) yang akan diperoleh investor.

Bilamana biaya investment planning terlalu tinggi, tentu potensi imbal hasil yang diperoleh akan tergerus. Bahkan pada beberapa kasus, membuat imbal hasil dari investasi justru tidak optimal. Oleh sebab itu, memahami struktur biaya investment planning juga menjadi hal penting. Semata-mata, agar investor mampu menilai, apakah layanan yang diberikan oleh Penasihat Investasi terpilih sudah sepadan dengan biaya yang dikeluarkan.

 

Stock Market Mastery, program belajar saham komprehensif yang didesain oleh RK Team secara komprehensif, membantu Anda mendapatkan profit secara konsisten di pasar saham, diadakan lagi untuk periode Agustus - September 2025, segera daftar di sini!

SMM-AGUSTUS-SEPTEMBER-2025

Manfaatkan Voucher 200k bagi Pendaftar Tercepat SMM RK!

 

Jenis-jenis Biaya dalam Investment Planning

Secara umum, biaya investment planning ini terdiri dari beberapa kategori:

  • Biaya Konsultasi Awal

Biaya ini adalah biaya yang akan dibayarkan oleh investor, ketika pertama kali bertemu dengan Penasihat Investasi. Komponen biaya di awal ini, mencakup:

    • Analisis profil risiko;
    • Penentuan tujuan finansial;
    • Penyusunan rencana alokasi dana investasi awal;

Pada bagian awal ini, kisaran biayanya akan bervariasi, mulai dari Rp500 ribu hingga jutaan Rupiah, tergantung pada reputasi dan jam terbang Penasihat Investasi.

  • Biaya Jasa Penasihat Investasi atau Advisory Fee

Setelah perencanaan awal disusun, maka investor memiliki hak untuk menentukan pilihan, apakah akan terus menggunakan jasa Penasihat Investasi. Jika ya, maka akan dikenakan berupa:

    • Flat fee: Bayaran tetap untuk setiap bulan atau tahun.
    • Persentase dari aset yang dikelola (AUM fee): Misalnya di kisaran 0.5% – 1.5% dari total nilai portofolio per tahun.
    • Fee per transaksi: Dibebankan ketika setiap kali ada transaksi beli maupun jual aset, berdasarkan rekomendasi Penasihat Investasi.
  • Biaya Produk Investasi

Meski investment planning sudah jelas, namun seringkali produk investasi yang dipilih bisa memiliki biaya tambahan, misalnya:

    • Biaya broker untuk transaksi saham.
    • Biaya pembelian (subscription fee) pada reksa dana.
    • Biaya penjualan (redemption fee) saat mencairkan reksa dana.
    • Expense ratio pada reksa dana atau ETF.
  • Biaya Administrasi dan Pemeliharaan

Beberapa jasa Penasihat Investasi ada yang mengenakan biaya tahunan, untuk pemeliharaan akun (account maintenance fee) dan/atau biaya administrasi portofolio. Jumlahnya biasanya relatif rendah, namun sebaiknya tetap perlu diperhitungkan.

  • Biaya Rebalancing Portofolio

Rebalancing portofolio umumnya diperlukan investor, guna menjaga komposisi aset masih sesuai dengan target awal. Namun jika dilakukan melalui jasa Penasihat Investasi dan/atau broker, tentu akan dikenakan biaya transaksi yang harus dibayar oleh investor.

  • Biaya-biaya Tambahan Lain

    • Biaya pajak: Pajak dividen, capital gain, dan/atau pajak kupon obligasi.
    • Biaya penalti: Biaya ini dikenakan, ketika menarik dana investasi sebelum jatuh tempo, biasanya ini berlaku pada instrumen investasi tertentu.
    • Biaya konversi mata uang: Biasanya berlaku untuk investasi internasional.

  

Bagaimana Cara Menghitung Total Biaya Investment Planning?

Supaya tidak salah perhitungan, sebaiknya investor memperhitungkan terlebih dulu seluruh komponen biaya investasi. Misalnya:

Contoh:

  • Modal awal: Rp100 juta.
  • Biaya konsultasi di awal: Rp1 juta.
  • AUM fee 1% dalam per tahun: Rp1 juta.
  • Biaya broker: Rp100 ribu per satu kali transaksi, maka jika ada 6 kali transaksi per tahun = Rp600 ribu.

Total biaya tahunan: sekitara Rp2.6 juta atau setara 2.6% dari modal awal.

Dengan contoh perhitungan di atasi, maka investor dapat menilai apakah potensi imbal hasil dari investasi sudah cukup besar? Terutamanya untuk menutupi biaya-biaya tersebut, serta tetap memberikan imbal hasil bersih yang layak.

 

 

Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Nominal Biaya Investment Planning

  • Portofolio yang Kompleks

    • Portofolio investasi dengan banyak jenis aset investasi, dan strategi yang aktif biasanya akan membutuhkan biaya pengelolaan yang lebih tinggi. Dibandingkan portofolio investasi yang sederhana dengan aset investasi tidak terlalu banyak.
  • Reputasi dan Jam Terbang Penasihat

    • Penasihat Investasi dengan pengalaman yang sudah diakui, cenderung akan memberlakukan tarif yang lebih tinggi. Lantaran dianggap memiliki reputasi yang baik dan jam terbang tinggi, serta track record yang teruji dalam mendampingi klien.

RK Investment Advisory, layanan Penasihat Investasi yang akan membantu merancang strategi investasi secara personalized, yang berdasarkan pada pertimbangan profil risiko dan tujuan investasi klien. Dengan menggunakan layanan, maka perjalanan investasi klien akan secara langsung didampingi oleh Rivan Kurniawan yang telah mengantongi lisensi Penasihat Investasi dari OJK.

 

RK Advisory

 

  • Jenis-jenis Produk Investasi

    • Terdapat beberapa produk investasi, misalnya Saham, Reksa Dana aktif, Obligasi, atau bahkan ETF.
  • Frekuensi Transaksi Investasi

    • Strategi investasi aktif seringkali akan melakukan aktivitas pembelian maupun penjualan aset, yang pada gilirannya akan memunculkan biaya transaksi lebih besar.

 

Trik Pengelolaan dan Menekan Biaya Investment Planning

  • Pelajari Struktur Pembiayaan dari Awal dan Bandingkan Secara Berkala

Mintalah rincian biaya secara tertulis dari jasa Penasihat Investasi, antara lain:

    • Biaya jasa Penasihat Investasi, seperti flat fee, hourly rate, dan/atau persentase dari dana kelolaan;
    • Biaya administrasi, biasanya pembukaan dan/atau pengelolaan akun investasi;
    • Biaya transaksi jual dan beli aset, seperti saham, obligasi, atau bahkan reksa dana;
    • Berapa expanse ratio atau biaya kelola produk investasi;
    • Biaya pajak yang dikenakan atas imbal hasil investasi.

Jika perincian biaya sudah dipelajari, maka seiring berjalannya waktu lakukan perbandingan biaya jasa Penasihat Investasi, dengan platform online, maupun produk investasi serupa minimal satu tahun sekali. Apabila dirasa biaya pengelolaan sudah cukup tinggi, maka jangan ragu bernegosiasi dengan Penasihat Investasi bersangkutan.

  • Lakukan Perbandingan Antara Beberapa Penasihat Investasi

    • Pilih jasa Penasihat Investasi yang transparansi dalam skema biaya, mampu memberikan perincian biaya secara terstruktur dari awal dan jelas;
    • Pastikan bahwa Penasihat Investasi sedang tidak terikat pada penjualan produk tertentu. Hal ini memungkinkan pemberian arahan maupun rekomendasi lebih objektif, sesuai profil risiko klien;
    • Perhatikan juga apakah nilai biaya yang diberikan, sepandan dengan kualitas jasa dan layanan Penasihat Investasi.
  • Terapkan Prinsip Buy and Hold

Gunakan prinsip buy and hold, untuk menekan lonjakan biaya transaksi. Manfaat lain dari prinsip ini juga dapat memanfaatkan pertumbuhan jangka panjang pasar.

Terlalu sering melakukan transaksi jual maupun beli aset, hanya berpotensi mendorong biaya transaksi yang tinggi. Oleh sebab itu, batasi transaksi jual dan beli yang memang tidak diperlukan.

  • Fokus pada Pertumbuhan Nilai, Bukan Hanya Biaya

Efisiensi biaya memang penting, tapi usahakan untuk tidak mengorbankan kualitas jasa Penasihat Investasi yang akan diperoleh. Secara kualitas, Penasihat Investasi yang profesional dan andal dengan track record yang baik, tentu akan mengenaikan biaya yang lebih tinggi.

Tetapi jika ternyata, strategi investasi yang mereka berikan terbukti efektif dan berhasil. Maka imbal hasil yang didapatkan akan lebih baik dan jauh lebih menguntungkan, dari biaya yagn sudah dikeluarkan.

  • Jika Diperlukan Rebalancing Portofolio, Maka Lakukan Secara Bijak

Rebalancing portofolio yang terlalu sering, berpotensi meningkatkan biaya transaksi, serta pajak. Namun sebaliknya, jika terlalu jarang maka berpotensi membuat alokasi aset menyimpang dari pengelolaan risiko.

Maka sebaiknya, bijaklah dalam melakukan rebalancing portofolio, minimal per semester jika dibutuhkan. Dan atau maksimalnya setahun sekali untuk rebalancing portofolio, menyesuaikan dengan situasi pasar.

  • Tingkatkan Literasi Tentang Ilmu Investasi dan Keuangan

Meski menggunakan jasa Penasihat Investasi dan sudah mengeluarkan biaya investment planning. Tetapi meningkatkan literasi mengenai dunia investasi dan keuangan, tetap diperlukan sebagai seorang investor, lantaran ini dapat membuat kita lebih kritis dalam menentukan produk investasi.

Tidak hanya itu, kita juga tidak mudah tergoda pada berbagai promosi produk yang mungkin sebenarnya mahal, tetapi tidak sepadan dengan kualitasnya. Dengan ilmu investasi, kita bahkan akan mampu memahami struktur laporan biaya, serta kinerja portofolio yang sehat. Jadi semakin paham kita dengan dunia investasi dan keuangan, maka semakin besar pula peluang untuk dapat menghemat biaya investasi. Tanpa kehilangan potensi imbal hasil yang optimal.

 

 

Kesimpulan

Dari artikel ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa biaya investment planning menjadi faktor penting yang seringkali diabaikan. Padahal tinggi rendahnya biaya investment planning dapat memengaruhi nilai imbal hasil bersih yang diperoleh dari investasi. Untuk itu, sebaiknya investor perlu memahami seluruh struktur komponen biaya, di mulai dari biaya konsultasi awal, berapa biaya jasa Penasihat Investasi, bagaimana estimasi biaya produk investasi, hingga biaya pajak. Hal tersebut menjadi tolok ukur penting, dalam menilai apakah layanan yang diterima investor sepadan.

Dan untuk menekan biaya tanpa mengorbankan kualitas, maka investor sebaiknya mempelajari dan membandingkan terlebih dulu struktur biaya secara berkala, menentukan jasa Penasihat Investasi yang transparan, terapkan prinsip buy and hold, fokus pada pertumbuhan nilai, serta terus meningkatkan literasi investasi. Apabila diperlukan rebalancing portofolio, maka lakukan secara bijak.

Biaya investment planning – bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan investasi, khususnya jika investasi itu dalam jangka panjang. Dengan memahami jenis dan besaran biaya ini, maka investor dapat mengukur dan memperhitungkan potensi imbal hasil bersih yang akan diterima. Serta memilih layanan Penasihat Investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran dana.

Prinsip sederhananya: biaya yang sudah dikeluarkan, harus sepadan dengan potensi nilai imbal hasil yang diperoleh. Artinya, investor dapat memaksimalkan potensi imbal hasil, seiring dengan tetap menjaga efisiensi pengeluaran biaya.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News. 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *