Istilah divergence dalam dunia trading sudah sangat dipahami oleh para ‘trader’. Meski begitu bukan berarti seluruh pelaku pasar sudah kenal dengan istilah divergence, yang secara bahasa berarti ‘hal menyimpang’ – mengindikasikan adanya ketidaksesuaian antara harga dan indikator. Bahkan divergence ini memiliki dua jenis, yakni bullish dan bearish divergence. Kira-kira bagaimana cara mengidentifikasinya?
Daftar Isi
Apa Itu Bullish dan Bearish Divergence?
Bullish Divergence
Bullish divergence atau yang dikenal convergence, adalah situasi pasar yang di mana harga bergerak membentuk titik lower low. Itu mengapa bullish divergence disebut sebagai pola yang terbentuk ketika harga turun sampai ke posisi paling terendah. Dengan indikator teknis yang mencapai posisi terendah yang sedikit lebih tinggi. Jadi bullish divergence dapat dikatakan, sebagai kondisi harga asset yang sedang melandai, namun dari sisi indikator teknikal justru menunjukkan uptrend.
Ketika bullish divergence terjadi, maka dikondisi ini biasanya menjadi sinyal bagi para ‘trader’ harus bertaruh di reli upward. Selain itu, bullish divergence ini juga banyak dimanfaatkan ‘trader’ untuk memprediksikan pergerakan harga. Jadi ketika indikator bergerak menuju atas, maka harga akan bergerak ikut naik.
Pada dasarnya, bullish divergence ini menjadi indikator atas tren harga suatu asset akan mengalami perubahan, dari titik lemah bergerak ke atas menuju titik penguatan. Tidak heran, jika banyak ‘trader’ yang memanfaatkan bullish divergence ini sebagai peluang untuk bisa memborong asset lebih banyak. Di mana setelahnya, ‘trader’ bisa menjual kembali asset tersebut dengan memanfaatkan momen kenaikan harga asset mencapai titik tertinggnya.
Bearish Divergence
Bearish divergence merupakan kondisi di mana harga asset terkesan mengalami reli, namun sebenarnya indikator teknikal justru menunjukkan tren melemah.
Ilustrasi Bullish dan Bearish Divergence. Source: Youtube Forex Club Indonesia
Persamaan Bullish dan Bearish Divergence
Baik bullish dan bearish divergence sebenarnya sama-sama digunakan sebagai sebuah indikator teknikal yang bertujuan untuk melacak pergerakan tren harga asset.
Bukan hanya sebagai indikator, bullish dan bearish divergence juga menjadi sinyal yang memberi tanda adanya perubahan tren harga yang sedang berlangsung. Dalam hal ini, bullish divergence menjadi sinyal untuk melakukan beli, karena harga berpotensi menguat. Sebaliknya, ketika bearish divergence juga menjadi sinyal untuk menjual, karena adanya tanda uptrend segera berakhir.
[Baca lagi: Mengenal Sinyal Divergence, Bisa bikin Kamu Cuan Lho!]
Perbedaan Utama Bullish dan Bearish Divergence
Jika dilihat dari sisi perbedaan antara bullish dan bearish divergence, maka letak perbedaan utama berada pada tren pergerakan harga yang diperkirakan. Termasuk juga pada hubungan harga dan juga indikator teknikal. Dengan penjelasan sebagai berikut:
Tren harga yang diprediksi
Bullish divergence
Sinyal adanya potensi pembalikan tren harga, dari sebelumnya turun (bearish), akan berbalik pada tren kenaikan (bullish). Artinya, harga berpotensi naik setelah berada di periode penurunan.
Bearish divergence
Sebaliknya, bearish divergence menunjukkan adanya potensi pembalikan, dari tren naik (bullish) bergerkan ke tren penurunan (bearish). Yang berarti, tren harga akan segera mengalami penurunan setelah berada di periode kenaikan.
Hubungan harga dan juga indikator teknikal
Bullish divergence
Dalam hal ini, bullish divergence akan terjadi ketika pergerakan harga asset membentuk titik paling terendah (lower low). Namun untuk indikator teknikal seperti halnya MACD maupun RSI akan membentuk titik paling terendah yang sedikit lebih tinggi (higher low). Hal tersebut menunjukkan, ketika tren penurunan terjadi maka ini adalah momentum.
Bearish divergence
Sedangkan bearish divergence ketika pergerakan harga membentuk titik paling tertinggi (higher high), namun indikator teknikal membentuk titik paling tertinggi yang sedikit lebih rendah (lower high). Ini berarti menandakan adanya momentum kenaikan yang melemah, ditengah pergerakan harga yang masih meningkat.
Sinyal dari bullish dan bearish divergence
Bullish divergence
Menjadi sinyal beli, karena ketika bullish terjadi cenderung menarik perhatian ‘trader’ untuk segera membeli, tepatnya ketika ada potensi kenaikan harga.
Bearish divergence
Menjadi sinyal jual, di mana ini menunjukkan adanya tren kenaikan yang akan segera berakhir. Di lain sisi, ada potensi penurunan harga yang menjadi peluang untuk trader menjual.
Mengidentifikasi Bullish dan Bearish Divergence
Untuk dapat mengidentifikasi pergerakan bullish dan bearish divergence, dibutuhkan yang namanya analisis terhadap pergerakan harga asset dan juga indikator-indikator teknikal. Di bawah ini ada beberapa cara mengidentifikasi bullish dan bearish divergence:
Analisis dengan indikator teknikal
Relative Strength Index (RSI)
Indikator RSI bertujuan untuk mengukur tingkat relatif atas pergerakan harga asset. RSI ini biasa diukur pada kisaran 0 – 100, di mana untuk angka >70 berarti overbought atau jenuh beli. Dan juga di <30 yang berarti oversold atau jenuh jual.
Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Indikator ini memanfaatkan dua moving averages untuk bisa mengukur adanya momentum harga. Keberadaan divergence pada indikator MACD ini biasa dipakai untuk mengidentifikasi potensi perubahan tren.
Mengidentifikasi Bullish Divergence
- Cara pertama, perhatikan tren harga. Ketika harga asset membentuk titik paling terendah (lower low), ini artinya ada indikasi awal.
- Cara kedua, lakukan perbandingan pada indikator teknikal (RSI/MACD). Apabila indikator teknikal membentuk titiak paling terendah yang sedikit lebih tinggi (higher low). Maka itu memberi sinyal adanya potensi bullish divergence.
- Cara ketiga, perhatikan sinyal. Adanya ketidaksesuaian pada harga yang turun dan indikator yang mengindikasikan penguatan, itu berarti sinyal potensi perubahan harga yang meningkat (bullish reversal).
Contohnya:
Ketika harga asset turun dari 1000 – 800 (membentuk lower low), namun indikator teknikal RSI mengindikasikan momen jual menurun, ketika RSI naik dari 35 ke 40.
Mengidentifikasi Bearish Divergence
- Cara pertama, perhatikan juga tren harga. Ketika pergerakan harga asset membentuk titik paling tertinggi yang sedikit lebih tinggi (higher high), berarti indikator awal potensi bearish divergence.
- Cara kedua, lakukan perbandingan dengan indikator teknikal (MACD/RSI). Apabila indikator teknikal membentuk titik paling tertinggi yang sedikit lebih rendah (lower high), ini berarti ada bearish divergence.
- Cara ketiga, perhatikan juga sinyal. Di waktu harga terus bergerak naik, namun indikator teknikal menunjukkan potensi bullish yang melemah. Maka ini menjadi sinyal akan adanya perubahan harga yang menurun (bearish reversal).
Contohnya:
Harga asset yang bergerak naik dari 70 ke 90 (higher high), akan tetapi indikator teknikal RSI mengindikasikan nilai yang rendah dibandingkan sebelumnya, misalnya 50 – 60.
Perhatikan volume perdagangan
Cara lain mengidentifikasi bullish dan bearish divergence, juga dapat dilihat dari volume perdagangan. Di mana, ketika volume perdagangan tidak mendukung pergerakan harga, maka divergence bisa menjadi lebih valid
Manfaatkan timeframe
Timeframe berupa grafik harian maupun mingguan atau dalam waktu yang lebih panjang, dapat digunakan untuk mengkonfirmasi adanya potensi sinyal divergence. Sedangkan timeframe, berupa grafik hitungan jam atau yang lebih pendek, cenderung tidak dapat diandalkan untuk mengkonfirmasi adanya divergence.
Berikut ini adalah pola divergence:
- Bullish, ditandai pergerakan harga yang menurun, namun indikator teknikal bergerak naik.
- Bearish, ditandai dengan pergerakan harga yang meningkat, namun indikator teknikal justru turun.
[Baca lagi: Bullish dan Bearish dalam Pasar Saham. Apa Maksudnya?]
Strategi Trading Berdasarkan Bullish dan Bearish Divergence
Strategi yang mengacu pada bullish dan bearish divergence pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan potensi perubahan tren. Termasuk dengan keputusan jual maupun beli asset. Di bawah ini ada beberapa strateginya:
Strategi bullish divergence
Bullish divergence menunjukkan perubahan tren dari semula bearish bergerak ke bullish, yang menjadi sinyal trader untuk menentukan posisi beli.
- Identifikasi divergence, manfaatkan indikator teknikal (MACD/RSI). Sewaktu harga membentuk titik lower low dan indikator teknikal membentuk higher low, menandakan sedang terjadi bullish divergence.
- Perhatikan sinyal konfirmasi, ketika divergence terjadi hindarin membeli langsung. Sebaiknya tunggu adanya sinyal konfirmasi, seperti candlestick bullish (peningkatan volume). Candlestick tersebut berupa bullish engulfing atau juga hammer, yang bisa menguatkan konfirmasi.
- Entry point, ketika bullish divergence benar terkonfirmasi maka segera masuk di posisi beli. terutama ketika candlestick memberi sinyal momentum bullish.
- Stop loss, gunakan strategi stop loss tepat di bawah titik lower low, untuk meminimalisir risiko, jika sewaktu-waktu terjadi perubahan tren.
- Take profit, tentukan target di level resistance atau menggunakan risk-reward dengan rasio 2:1 dan/atau 3:1 untuk menentukan take profit. Pilihan lain take profit juga bisa memanfaatkan trailing stop, sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan ketika harga bergerak naik.
Strategi Bearish Divergence
Bearish divergence menunjukkan adanya perubahan tren dari semulai bullish menuju ke bearish, yang dapat membantu trader antisipasi pada penurunan harga, sehingga menentukan posisi jual.
- Cara pertama, identifikasi divergence. Liat grafik harga dan juga pergerakan indikator teknikal. Saat harga bergerak higher high, sedangkan indikator (MACD/RSI) membentuk titik lower high. Maka berarti terjadi bearish divergence.
- Cara kedua, lakukan konfirmasi. Jangan masuk, sebelum ada sinyal konfirmasi melalui candlestick bearish, seperti bearish engulfing maupun shooting star atau dengan kata lain penurunan volume secara signifikan.
- Cara ketiga, entry point, pastikan hanya masuk posisi jual jika sudah ada sinyal konfirmasi, guna terhindar dari risiko ‘false sinyal’.
- Cara ketempat, gunakan stop loss. Posisikan stop loss pada titik paling tertinggi yang terakhir (higher high) yang menjadi resistensi utama. Tujuannya untuk terlindungi dari kenaikan harga yang lebih lanjut.
- Cara kelima, take profit. Tentukan level support dan/atau dengan rasio risk reward. Selain itu juga bisa memanfaatkan trailing stop untuk bisa mengikuti pergerakan harga yang menurun.
Terapkan timeframe yang panjang pada divergence
Strategi divergence bisa menjadi lebih akurat, apabila menggunakan timeframe yang panjang, misalnya mingguan. Timeframe yang panjang ini akan memberi sinyal divergence secara lebih jelas dan menurunkan risiko noise yang biasa terjadi di timeframe pendek, seperti 1 jam dan/atau 30 menit.
Gunakan Divergence bersama indikator teknikal lain
- Moving average, yang dapat digunakan sebagai konfirmasi tambahan. Apabila harga asset melampaui moving average setelah adanya divergence, yang pada gilirannya akan memperkuat sinyal perubahan tren.
- Bollinger bands, ketika divergence terjadi pada garis dekat batas yang atas maupun bawah Bollinger Bands, maka sinyal akan lebih kuat.
Bisa gunakan strategi kelanjutan tren, Hidden Divergence
Hidden divergence bisa menjadi strategi kelanjutan yang menunjukkan adanya kelanjutan tren sebagai alih-alih perubahan tren. Apabila harga membentuk titik higher low, sedangkan indikator teknikal membentuk lower low memberi sinyal tren penurunan yang masih berlanjut.
Subscribe Monthly Investing Plan terbaru dapatkan Portfolio Update, ikuti Meet The Company, dan Live Discussion! Buruan!
Kesimpulan
Dari pembahasan bullish dan bearish divergence di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa baik bullish maupun bearish divergence dapat menjadi alat bagi para pelaku pasar, terutama ‘trader’ untuk melakukan identifikasi adanya potensi perubahan tren. Meski begitu, bullish dan bearish divergence ini harus digunakan secara bersamaan dengan analisis teknikal lain, yang tujuannya adalah meningkatkan akurasi. Jadi hindari penggunaan bullish dan bearish divergence secara tunggal agar hasil akurasi lebih efektif dalam mengidentifikasi potensi perubahan tren harga asset.***
###
DISCLAIMER ON:
Segala tulisan di luar konteks tentang Value Investing pada web/blog/situs ini tidak dimaksudkan sebagai suatu rekomendasi metode/cara/langkah/strategi investasi yang dianjurkan. Melainkan hanya berupa informasi mengenai ilmu dalam pasar saham. Penulis web/blog/situs ini tidak bertanggung jawab apabila ada kerugian yang terjadi, baik secara langsung maupun tidak langsung yang timbul atas tindakan pembaca.
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.