10 Strategi Manajemen Risiko Value Investing

Terakhir diperbarui Pada 12 Juni 2025 at 10:52 am

Value Investing, metode investasi yang mengutamakan membeli saham ketika harganya ada di bawah nilai intrinsiknya. Dengan harapan, ketika pasar mulai menghargai nilai yang sebenarnya, maka harga saham tersebut akan bergerak naik. Itu mengapa, Value Investing dianggap sebagai metode pendekatan yang paling aman dan konservatif dalam berinvestasi saham. Namun hal tersebut, tidak serta merta membuat Value Investing terbebas dari risiko yang membuatnya tetap memerlukan pengelolaan risiko secara cermat. Langsung saja kita bahas strategi manajemen risiko Value Investing, sebagai kunci bertahan di market!

 

Ada lebih dari 800 emiten yang terdaftar di BEI, untuk mempermudah memantau kinerja laporan keuangan dan rasio-rasionya, maka bisa memanfaatkan Cheat Sheet yang telah terbit! BANNER-ARTIKEL-CHEATSHEET-2024

Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Cheat Sheet, bisa menggunakan voucher di bawah ini.

 

 

Manajemen Risiko Value Investing

Manajemen risiko merupakan rangkaian proses mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan potensi kerugian yang akan terjadi dalam kegiatan investasi. Ini berarti, manajemen risiko Value Investing adalah untuk mencegah bertambahnya kerugian dan tidak sampai merusak portofolio investasi. Sekalipun Value Investing dianggap lebih aman, dibandingkan metode pendekatan lain dalam investasi saham. Berikut beberapa contoh risiko Value Investing:

  • Ketahanan investor ketika menghadapi volatilitas market.
  • Market mengalami koreksi besar.
  • Kekeliruan analisa fundamental.
  • Kesalahan menghitung nilai intrinsik.
  • Pengaruh dari faktor makroekonomi.
  • Psikologi pasar dan lain sebagainya.

Dan untuk mengatasi risiko seperti di atas, berikut 10 strategi manajemen risiko Value Investing:

Langkah pertama dalam value investing, pastikan selalu melakukan analisis fundamental secara menyeluruh. Mulai dari menelaah laporan keuangan, kinerja pertumbuhan laba, perputaran arus kas, struktur utang, hingga bagaimana kualitas manajemen perusahaan. Dengan analisis fundamental, investor akan lebih yakin, bahwa perusahaan yang dipilih benar-benar memiliki fundamental yang kuat, sehingga layak diinvestasikan.

Tidak hanya itu, dari analisis fundamental juga akan lebih mudah untuk menghitung nilai intrinsik, yang merupakan estimasi nilai wajar saham, berdasarkan performa bisnis dan prospeknya di masa depan. Dengan ini, investor lebih mudah mengidentifikasi saham-saham mana saja yang undervalue dan bukan berpatokan pada harga pasar saat ini saja.

Margin of safety merupakan pondasi utama dalam metode value investing. Di mana sebaiknya investor membeli saham hanya ketika harganya jauh di bawah nilai intrinsiknya, atau idealnya sekitar dua pertiga atau setidaknya kurang dari nilai wajar. Margin of Safety ini akan menjadi bantalan, jika ternyata ada kesalahan dalam analisis atau bahkan karena ketidakpastian pasar, sehingga potensi kerugian dapat dikendalikan.

Selalu terapkan diversifikasi, sebagai salah satu bentuk strategi manajemen risiko yang paling efektif. Diversifikasi ini dapat dilakukan dengan cara menyebar dana investasi ke berbagai instrumen investasi, seperti saham dari berbagai sektor yang berbeda, Obligasi maupun Reksa Dana, Emas dan instrumen keuangan lainnya. Diversifikasi portofolio yang dilakukan secara bijak akan membantu investor mudah mengendalikan dampak negatif, jika sewaktu-waktu ada aset yang mengalami penurunan nilai. Pada gilirannya, stabilitas portofolio tetap terjaga meski pasar bergejolak.

  • Identifikasi Potensi Risiko

Strategi berikutnya yang harus dilakukan sebelum berinvestasi, adalah mengidentifikasi potensi risiko secara komprehensif, mencakup: risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, hingga risiko operasional, dan lain sebagainya. Identifikasi juga potensi dampak yang terjadi dari masing-masing risiko tersebut. Identifikasi yang dilakukan secara matang, membuat pengambilan keputusan jadi lebih terukur dan akurat.

  • Tetapkan Stop-Loss Order

Stop-loss order juga menjadi salah satu strategi penting yang membantu membatasi kerugian. Di mana investor akan menetapkan harga jual otomatis di level tertentu, guna melindungi modal dari risiko penurunan harga drastis dalam waktu singkat. Sebagai contoh, saham ABCD turun hingga 10% dari harga beli, maka sistem secara otomatis akan menjual saham ABCD tersebut, sehingga kerugian tidak membesar.

  • Evaluasi Berkala

Strategi lain dalam mengelola manajemen risiko, bukan proses yang sekali jalan selesai. Pasalnya investor harus secara rutin melakukan evaluasi portofolio investasi, dan melakukan penyesuaian strategi sejalan dengan perubahan pasar atau fundamental perusahaan. Evaluasi berkala ini sangat membantu investor untuk melakukan rebalancing portofolio agar pertumbuhan aset tetap sesuai proporsi yang diinginkan. Sekaligus memungkinkan peralihan aset ke yang lebih potensial.

  • Mengendalikan Emosi dan Berdisiplin Diri

Salah satu manajemen risiko Value Investing adalah belajar mengendalikan emosi saat akan membuat keputusan, sehingga dapat mengedepankan pengambilan keputusan yang rasional. Seperti halnya tidak mudah panik ketika harga turun, dan juga tidak serakah ketika harga naik.

Tidak hanya itu, Value Investing juga akan menuntut investor untuk berdisiplin diri. Dengan cara percaya diri atas hasil analisa fundamental yang dilakukan; tidak terpengaruh fluktuasi market jangka pendek; Sabar dan konsisten untuk mencapai pertumbuhan return yang diinginkan.

  • Paham Profil Risiko dan Pengalokasian Aset

Strategi yang juga tak kalah penting dari manajemen risiko Value Investing, adalah memahami profil risiko pribadi. Apakah termasuk investor tipe konservatif, atau moderat, atau bahkan agresif?

Jika sudah paham profil risiko, maka akan lebih mudah dalam melakukan alokasi aset berdasarkan profil risiko dan menyesuaikannya dengan tujuan keuangan. Upayakan agar alokasi aset seimbang pada beberapa portofolio yang dimiliki, guna mengurangi risiko secara menyeluruh. 

  • Up-to-date Informasi dan Adaptasi

Meskipun Value Investing menjadi metode pendekatan yang aman, namun up-to-date terhadap berbagai informasi market tetap diperlukan. Seperti halnya, kabar tentang perubahan iklim ekonomi, regulasi terbaru, dan/atau berita aksi korporasi dari perusahaan yang umumnya dapat berdampak besar pada pertumbuhan nilai saham. Dengan update dengan perkembangan market, maka investor akan lebih siap untuk beradaptasi melakukan penyesuaian strategi, jika diperlukan.

  • Gunakan Hedging

Strategi terakhir yang sifatnya opsional adalah penggunaan hedging, berupa opsi (Option), kontrak berjangka, atau bahkan swap untuk membantu mengurangi risiko fluktuasi harga. Contohnya seperti, Put Option yang memberi hak pada investornya agar bisa menjual asetnya di harga tertentu, untuk terhindar dari risiko penurunan nilai yang tajam.

Dalam Value Investing, penggunaan hedging hampir tidak selalu dibutuhkan secara langsung. Namun pemahaman hedging dan penggunaannya dapat menjadi bagian penting dari strategi manajemen risiko Value Investing.

 

 

Kesimpulan

Manajemen risiko menjadi pondasi utama dalam value investing. Dengan menerapkan sejumlah strategi di atas, mulai dari analisis fundamental, margin of safety, diversifikasi, stop-loss, hingga paham profil risiko dan tetap up-to-date terhadap informasi market. Maka Anda sebagai investor akan dapat mengendalikan risiko dan memaksimalkan peluang return yang lebih besar dari saham yang dimiliki.

Value investing, bukan hanya berburu saham murah. Namun juga tentang bagaimana cara membangun portofolio investasi yang kuat di segala kondisi market. Dengan strategi manajemen risiko Value Investing yang tepat, tentu Anda sebagai investor akan lebih siap menghadapi tantangan. Manajemen risiko Value Investing yang terkelola dengan baik, menjadi kunci keberhasilan untuk berinvestasi dalam jangka panjang yang lebih aman.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *