
Krisis ekonomi umumnya terjadi karena perlambatan global, kenaikan suku bunga, konflik geopolitik, atau bahkan efek faktor internal dalam negeri. Dampak krisis ekonomi seringkali membuat pasar saham bergejolak: dari harga saham merosot tajam, sentimen investor menjadi negatif, dan hingga banyak investor panic selling. Padahal di tengah badai krisis, ada sebagian investor yang tetap bersikap tenang, sehingga lebih mudah menemukan peluang investasi. Pertanyaannya, bagaimana cara investor tetap tenang dan rasional di tengah turbulensi ekonomi?
Mau tahu rahasia menemukan saham murah yang bisa jadi Multibagger? Valuasi adalah kuncinya!
💡 Di Workshop eksklusif RK Team, Anda akan belajar cara menghitung valuasi & nilai intrinsik saham dengan praktis dan terarah. Jangan lewatkan kesempatan ini, temukan saham undervalued dan maksimalkan profit Anda di sini !
Daftar Isi
10 Cara Mengelola Keuangan di Masa Krisis: Jadi Pemenang!
Evaluasi Keuangan
Hal paling pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan evaluasi keuangan yang sudah berjalan selama ini. Evaluasi ini dapat di mulai dari pengecekan pendapatan bulanan; hingga review pengeluaran bulanan. Setelah itu periksa hasilnya, apakah jumlah pengeluaran yang ada masih berbanding lurus dengan jumlah pendapatan bulanan.
Adapun jika hasilnya masih berada dalam batas aman, maka Anda boleh merasa lega. Tetapi jika sebaliknya, maka Anda perlu memangkas jumlah pengeluaran yang sesuai dengan kemampuan Anda.
Evaluasi keuangan ini merupakan hal paling mendasar, karena dengan ini Anda dapat mendeteksi adanya kebocoran finansial. Yang mungkin diakibatkan oleh alokasi pendapatan bulanan yang tidak terencana, sehingga tidak punya tabungan, tidak berinvestasi, dan tidak punya dana darurat. Itu mengapa, keuangan tanpa evaluasi akan membuat Anda sulit bertahan menghadapi situasi buruk, seperti krisis ekonomi.
Tentukan Alokasi Keuangan
Menentukan alokasi keuangan ini sudah terbukti berhasil membantu orang keluar dari permasalahan finansial. Alokasi ini bukan sekedar mengatur pos-pos kebutuhan keuangan. Melainkan juga menciptakan perencanaan, kontrol pengeluaran, hingga rencana penyisihan dana untuk persiapan dana darurat maupun melunasi utang.
Alokasi keuangan ini dapat dibagi ke dalam beberapa perencanaan: Harian, Mingguan, Bulanan, dan Tahunan. Evaluasi ini perlu dilakukan secara perlahan dan bertahap, agar tidak ada pos keuangan yang terlewat mendapatkan alokasi. Usahakan juga evaluasi dilakukan secara konsisten, agar terbiasa dalam mengelola keuangan secara sehat.
Jika Punya Utang? Lunasi Lebih Dulu!
Jika ternyata dari evaluasi terdapat utang, maka Anda harus memprioritaskan untuk melunasinya terlebih dulu. Sebab, keuangan belum bisa dikatakan sehat jika seseorang masih terbebani banyak utang.
Adapun cara yang mempermudah Anda melunasi utang, antara lain:
- Catat ulang satu per satu utang yang dimiliki;
- Kemudian beri tanda, mana kelompok utang yang bersifat produktif atau sebaliknya konsumtif;
- Setelah itu, lakukan evaluasi kembali daftar pengeluaran Anda, untuk menentukan jenis pengeluaran apa saja yang masih dapat Anda tekan dan kurangi;
- Lalu pengeluaran tersebut untuk membayar utang sampai lunas.
Usahakan untuk memprioritaskan utang di atas kebutuhun. Ingat, utang yang tidak segera dilunasi berpotensi menyebabkan krisis keuangan di masa mendatang.
Tunda Pengeluaran yang Sifatnya Tidak Mendesak
Ketika masa krisis terjadi, langkah paling bijak dalam pengelolaan keuangan ialah hidup secara lebih hemat dan belajar menekan gaya hidup, dengan cara memprioritaskan kebutuhan pokok lebih dulu.
Langkah tersebut perlu dilatih, mengingat di masa krisis umumnya arus pendapatan cenderung melambat. Gambarannya, seperti perusahaan yang memutuskan untuk memangkas gaji karyawan dan/atau bisnis yang melambat karena rendahnya permintaan pasar. Jika kondisi demikian benar terjadi, maka Anda harus menyetel ulang arus keluar keuangan, sehingga memiliki kecepatan yang sama dengan pendapatan yang masuk. Salah satu cara yang paling sederhana untuk Anda lakukan adalah menunda segala bentuk pengeluaran yang sifatnya tidak mendesak. Contohnya seperti: makan di restoran, biaya rekreasi, belanja yang sifatnya konsumtif.
Mulai Persiapkan Dana Darurat
Dana darurat (Emergency Fund) ini sifatnya wajib untuk dipersiapkan semua orang. Dana darurat merupakan bentuk antisipasi terhadap risiko krisis keuangan. Idealnya ketersediaan dana darurat ini dapat menjadi berbeda di setiap orang. Meskipun pada umumnya batas ideal dana darurat dipatok sebesar 3x sampai 6x pengeluaran bulanan. Jadi misalnya, total pengeluaran bulanan Anda mencapai Rp7 juta, maka dana darurat yang siapkan?
- Rp7 juta x 3 bulan = Rp21 juta
- Rp7 juta x 6 bulan = Rp42 juta
Dana darurat diasumsikan sebagai penyelamat, bila sewaktu-waktu Anda mengalami masalah finansial dan/atau terjadi kebutuhan yang sifatnya mendesak. Misalnya saja ketika: Anda terkena PHK dan/atau penurunan performa bisnis yang membuat Anda kehilangan sumber pendapatan. Maka di situasi tersebut, dana darurat ini dapat digunakan secara cepat untuk menyambung hidup.
Ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Segera manfaatkan Monthly Investing Plan yang telah terbit!
Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…
Cari Side Job
Meskipun Anda masih memiliki sumber pendapatan utama secara aktif, tidak ada salahnya jika Anda juga mulai memikirkan pendapatan tambahan. Dengan begitu Anda dapat lebih tenang, sekaligus membangun keuangan yang lebih kuat lagi. Bahkan ketika Anda kehilangan sumber pendapatan utama, Anda tidak lagi disulitkan keadaan, karena Anda sudah punya sumber pendapatan lain dari side job yang dijalankan.
Ibarat sebuah meja yang hanya memiliki satu kaki, tentu meja akan roboh, ketika kehilangan penopangnya. Hal yang sama, turut berlaku dalam kehidupan finansial, di mana kita hanya bergantung pada satu sumber pendapatan. Maka ketika sumber itu hilang, keseimbangan keuangan kita akan runtuh.
Oleh sebab itu, penting untuk kita membangun lebih dari satu sumber pendapatan, guna menjaga kestabilan keuangan, meski situasi berubah signifikan.
Mulai Berinvestasi dengan Strategi Diversifikasi
Dengan arus keuangan yang sudah lebih mapan dan aman, serta terbebas dari utang. Maka segeralah untuk berinvestasi, sebagai langkah tepat mengamankan nilai pertumbuhan uang di masa mendatang.
Namun dalam rangka mengantisipasi terjadinya krisis, pastikan bijak dalam menentukan instrumen investasi dengan menjalankan strategi diversifikasi yang merata. Berikut beberapa instrumen investasi yang dapat dijadikan pilihan diversifikasi:
Profil Risiko | Instrumen Investasi | Karakteristik |
Konservatif (Rendah) | Tabungan, Deposito, Reksa Dana Pasar Uang, dan lainnya. | Imbal hasil stabil, risiko rendah, timeframe jangka pendek. |
Moderat (Sedang) | Obligasi, Reksa Dana Pendapatan Tetap, dan lain-lain. | Imbal hasil cenderung tinggi, risiko fluktuasi moderat, timeframe jangka menengah. |
Agresif (Tinggi) | Saham, Reksa Dana Saham, ETF | Imbal hasil tinggi, terlebih lagi dengan timeframe jangka panjang. Risiko fluktuatif jangka pendek. |
Siapkan Asuransi: Bentuk Perlindungan Finansial
Tidak ada seseorang yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Kondisi darurat seperti biaya kesehatan yang membengkak dan/atau pengeluaran tak terduga, seringkali dapat mengguncang stabilitas keuangan Anda. Sebab itu, penting untuk memiliki perlindungan finansial, seperti asuransi jiwa yang melindungi keluarga tercinta. Pastikan Anda memilih produk asuransi jiwa yang memberikan manfaat optimal.
Tentukan Target Masa Depan
Cara efektif lainnya, yang perlu Anda lakukan adalah menentukan apa target masa depan Anda. Misalnya di usia 28 tahun sudah bisa membeli kendaraan sendiri; atau di usia 32 sudah punya rumah pribadi secara cash; atau usia 35 sudah menambah aset di tempat lain, dan lain sebagainya.
Dengan target yang jelas untuk dicapai, baik dari sisi tujuan dan timeframe, maka Anda jauh lebih bersiap diri untuk memulainya sampai tercapai. Lantaran dengan target yang dibuat, maka kita akan dituntut, tentang bagaimana cara agar target bisa tercapai.
Hindari Panik
Cara lain juga yang sangat sederhana, tapi memang tidak mudah untuk dilakukan adalah menahan diri untuk tidak mudah panik, dan tergiring opini maupun spekulasi pasar. Hal ini perlu menjadi perhatian Anda, di saat krisis terjadi, panik justru akan memperburuk keadaan karena membuat kita mengambil keputusan keuangan secara emosional, bukan rasional. Misalnya, menjual aset dengan harga murah, berutang tanpa rencana, atau menghentikan investasi padahal pasar hanya sementara turun.
Untuk terhindar dari keputusan yang salah, maka yang Anda butuhkan adalah tetap tenang. Sehingga lebih mudah dalam menilai situasi, menentukan prioritas, dan mencari solusi yang realistis seperti menata ulang anggaran atau mencari sumber pendapatan tambahan.
Jadi, menghindari panik dapat membantu Anda tetap fokus pada langkah yang bisa dikendalikan. Agar keuangan tetap stabil dan pulih lebih cepat setelah krisis.
Kesimpulan
Menghadapi krisis ekonomi memang tidak mudah, namun bukan berarti keuangan pribadi harus ikut goyah. Kuncinya adalah tetap tenang dan memiliki strategi yang terukur: mulai dari evaluasi keuangan, menata alokasi pengeluaran, melunasi utang, membangun dana darurat, hingga menambah sumber pendapatan dan berinvestasi dengan diversifikasi yang bijak. Perlindungan finansial melalui asuransi juga penting agar keluarga tetap aman dari risiko tak terduga.
Semua langkah ini membutuhkan perencanaan dan pendampingan yang tepat. Di sinilah peran Penasihat Investasi yang didampingi secara langsung oleh Rivan Kurniawan hadir — membantu Anda menyusun strategi keuangan dan investasi yang sehat, rasional, serta tahan terhadap gejolak krisis. Dengan bimbingan profesional, Anda tidak hanya mampu bertahan, tapi juga berpotensi tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi. Tertarik menggunakan jasa Penasihat Investasi? Segera join melalui program RK Investment Advisory!***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.