
Menyusun perencanaan investasi, pada dasarnya bukan sekedar memilih instrumen yang tepat dan mampu memberikan return yang tinggi. Melainkan lebih kepada bagaimana menyusun perencanaan investasi yang matang, jelas tujuannya, tahu potensinya di masa depan, dan terukur risikoya. Oleh sebab itu, penting untuk memahami 5 langkah membuat investment planning, yang dapat membantu mengatur strategi investasi, agar modal yang dimiliki berkembang sesuai target finansial. Langsung saja kita bahas!
Anda sedang ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Maka sekarang bisa menggunakan Monthly Investing Plan yang telah terbit!
Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…

Daftar Isi
5 Langkah Membuat Investment Planning
Berikut 5 langkah penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun investment planning yang efektif, antara lain:
Pastikan Tujuan Investasi Secara Jelas
Langkah pertama yang harus dipastikan adalah sudah tahu untuk apa tujuan investasi. Entah itu untuk keperluan pensiun, membeli rumah, persiapan dana pendidikan, atau bahkan untuk bebas finansial.
Jika tujuan investasi sudah jelas, maka akan sangat mudah dalam menentukan time frame investasi dan berapa jumlah dana yang akan dialokasikan setiap bulannya. Termasuk menentukan instrumen mana yang lebih cocok untuk tujuan investasi tersebut.
Analisis Situasi Keuangan Setiap Bulannya
Langkah kedua yang pastinya jangan sampai terabaikan adalah mengenali bagaimana situasi keuangan per bulannya. Analisis ini akan membuat kita lebih tersadar, akan sejumlah hal seperti:
- Pola pendapatan mana yang dimiliki: Harian, Mingguan, atau Bulanan?
- Berapa total pendapatan yang dimiliki per setiap bulan?
- Apakah memiliki sumber pendapatan lain?
- Apa saja beban pengeluaran yang bersifat rutin?
- Sudahkah memiliki dana darurat?
- Apa ada utang? Jika ya, berapa jumlahnya?
Kondisi-kondisi tersebut, penting untuk diketahui situasinya. Semata-mata agar kita tidak memaksakan diri berinvestasi secara berlebihan, yang pada gilirannya akan mengganggu kebutuhan pokok harian. Atau bahkan memicu timbulnya masalah likuiditas di lain hari.
Kenali Profil Risiko Diri
Toleransi risiko yang dimiliki setiap investor itu berbeda, ada yang berani mengambil risiko besar. Ada juga yang lebih memilih pertumbuhan investasi yang stabil, agar lebih tenang. Profil risiko ini umumnya terdiri dari:
- Konservatif, lebih memilih cara investasi yang tenang, dengan cara memprioritaskan keamanan modal, meskipun return yang didapat relatif kecil.
- Moderat, tergolong siap dalam menerima risiko sedang, guna mendapatkan potensi return yang lebih tinggi.
- Agresif, Berani dalam mengambil keputusan investasi, sekalipun menghadapi fluktuasi market yang tinggi, demi meraih return yang besar.
Dengan memahami apa profil risiko yang kita miliki, maka akan memudahkan kita dalam memilih instrumen keuangan mana yang akan digunakan. Apakah itu Saham, Reksa Dana, Obligasi, atau aset alternatif lainnya.
Tentukan Instrumen Investasi yang Sesuai
Setelah mengetahui tujuan investasi, situasi keuangan terkini, dan profil risiko. Maka langkah selanjutnya adalah menentukan instrumen investasi mana yang sesuai dengan karakteristik tadi. Pemilihan instrumen ini, sekaligus menentukan time frame yang akan dilakukan:
- Jangka pendek di bawah tiga tahun (<3 tahun): Reksa Dana Pasar Uang dan/atau Deposito
- Jangka menengah (3 – 5 tahun): Reksa Dana Pendapatan Tetap, maupun Obligasi
- Jangka panjang di atas lima tahun (> 5 – 10 tahun): Saham, Reksa Dana Saham, Emas, hingga Properti.
Dari beberapa pilihan instrumen di atas, sebaiknya jangan hanya memilih satu instrumen saja. Terapkan strategi diversifikasi aset secara merata pada beberapa instrumen investasi, agar potensi risiko dapat tersebar.
Monitoring dan Evaluasi Portofolio Secara Berkala
Ketika membuat investment planning, berarti kita sudah berkomitmen untuk melakukan monitoring dan evaluasi portofolio secara berkala. Bukan rencana investasi yang sekali dirancang, kemudian dilupakan. Lakukanlah evaluasi baik itu mingguan, bulanan, per kuartal, atau per semester, untuk mengukur:
- Apakah kinerja aset masih sesuai dengan target?
- Apakah situasi keuangan masih aman atau ada perubahan?
- Apa tujuan investasi berubah sesuai adanya kebutuhan?
- Apa rebalancing portofolio diperlukan seiring perubahan?
Monitoring dan evaluasi ini dapat menjaga pertumbuhan investasi tetap stabil dan masih dalam strategi investasi. Jika ternyata ada perubahan yang mendominasi, tentu rebalancing portofolio dapat dilakukan.
Kesimpulan
Dalam membuat investment planning dibutuhkan perencanaan matang: Mulai dari kesadaran tujuan apa yang diingin dicapai melalui investasi; Bagaimana situasi keuangan terkini, apakah dalam kondisi yang sehat atau justru minus karena beban pengeluaran yang besar; Paham kemampuan diri dalam menanggung risiko ketika berinvestasi; Tahu instrumen investasi mana yang cocok; Komitmen untuk memonitoring dan evaluasi portofolio investasi.
Dari ke 5 langkah membuat investment planning tersebut, dibutuhkan kedisiplinan dalam eksekusi. Dengan begitu, kita dapat meningkatkan peluang untuk mencapai tujuan finansial yang lebih baik, tanpa terseret oleh tren maupun spekulasi pasar. Apakah teman-teman investor sudah siap untuk mengulangi langkah-langkah di atas dalam rentang waktu 30, 60 hingga 90 hari ke depan? Ingat ya, investment planning ini dapat berubah, menyesuaikan dengan situasi keuangan setiap waktunya. Selamat berinvestasi.***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.